Jenis Herba di Hutan Sekunder Kawasan Ekosistem Leuser

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kekayaan Jenis Herba di Hutan Sekunder Kawasan Ekosistem Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di hutan sekunder Kawasan Ekosistem Leuser diperoleh 54 jenis herba yang terdiri dari dua kelompok yaitu Pteridophyta sebanyak 11 famili dan Spermatophyta sebanyak 20 famili Lampiran 3. Jenis-jenis herba yang ditemukan tersebut terdapat pada Tabel 4.1.1.

4.1.1 Jenis Herba di Hutan Sekunder Kawasan Ekosistem Leuser

No Divisi Kelas Famili Jenis 1 Pteridophyta Filicinae Adiantaceae Adiantum latifolium 2 Aspidiaceae Tectaria simonsii 3 Blechnaceae Blechnum indicum 4 Cyatheaceae Cyathea contaminans 5 Davaliaceae Davallia sp. 6 Gleicheniaceae Gleichenia linearis 7 Neprolephidaceae Neprolephis dicksonioides 8 Marattiaceae Angiopteris angustifolium 9 Polypodiaceae Micosorum hancockii 10 Thelypteridaceae Pneumatopteris ecallosa 11 Lycopodiinae Selaginellaceae Selaginella biformis 12 Spermatophyta Monocotyledonae Araceae Colocasia esculenta 13 Colocasia gigantea 14 Homalomena monandra 15 Rhaphidophora sp. 16 Rhaphidophora sp2 17 Schismatoglottis gillianae 18 Schismatoglottis calyptrata 19 Commelinaceae Forrestia marginata 20 Palisota borterii 21 Costaceae Costus sp. 22 Cyperaceae Kilinga monochepala 23 Hypoxidaceae Curculigo latifolia 24 Musaceae Musa sp. 25 Poaceae Axonopus sp. 26 Brachiaria reptans 27 Leersia hexandra 28 Oplismenus compositus 29 Taccaceae Tacca minor Universitas Sumatera Utara No Divisi Kelas Famili Jenis 30 Zingiberaceae Etlingera elatior 31 Globba pattens 32 Globba pendula 33 Globba variabilis 34 Horstedtia sp. 35 Zingiber sp. 36 Dicotyledonae Asteraceae Ageratum conyzoides 37 Clibadium surinamense 38 Crassochepalum crepidioides 39 Mikania micrantha 40 Spilanthes paniculata 41 Balsaminaceae Impatiens elephanticeps 42 Begoniaceae Begonia robusta 43 Begonia sp. 44 Campanulaceae Pratia begoniaefolia 45 Gesneriaceae Cyrtandra burbudgeii 46 Didissandra sp. 47 Gesner sp. 48 Lamiaceae Hyptis capitata 49 Melastomataceae Phyllagothis griffithii 50 Polygalaceae Polygala paniculata 51 Rubiaceae Ophiorriza bracteata 52 Urticaceae Elatostema sp. 53 Elatostema sesquifolium 54 Verbenaceae Stachytarpheta jamaicensis Dari Tabel 4.1.1 tampak bahwa suku yang memiliki jenis tertinggi adalah Araceae sebanyak 7 jenis, diikuti Zingiberaceae 6 jenis, Asteraceae 5 jenis, Poaceae 4 jenis, Gesneriaceae 3 jenis dan suku-suku lainnya hanya terdiri dari 1 atau 2 jenis. Delapan suku vegetasi herba yang memiliki jenis tertinggi dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini Gambar 4.1 Jumlah jenis tertinggi dari 8 suku herba Universitas Sumatera Utara Araceae memiliki jumlah terbanyak sebanyak 7 jenis, karena hutan sekunder 30 tahun memiliki keadaan tanah yang lembab, tutupan tajuk yang rapat dan serasah yang tebal. Lingkungan seperti itu merupakan habitat yang cocok untuh pertumbuhan Araceae, selain faktor lingkungan famili ini juga memiliki cara perbanyakan secara vegetatif dan generatif, sehingga memiliki kisaran toleransi yang besar untuk tumbuh. Henderson 1959 menyatakan Araceae biasanya dijumpai pada tempat-tempat yang tertutup dan memiliki kelembaban yang tinggi. Jenis-jenis tersebut banyak ditemukan pada tempat-tempat yang teduh, lembap dan basah oleh karenanya jenis-jenis ini tidak membutuhkan cahaya matahari untuk pertumbuhan dan perkembangannya Kekayaan herba di hutan sekunder Taman Nasional Gunung Leuser Desa Telagah ini adalah cukup tinggi, bila dibandingkan dengan penelitian sejenis yang pernah dilakukan yaitu Ramawati 2010, melaporkan di Hutan Lindung dan Perkebunan Kopi Rakyat di kabupaten Pakpak Bharat ditemukan 53 jenis yang termasuk ke dalam 32 famili. Tingginya kekayaan jenis herba di hutan sekunder kawasan Ekosistem Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara diduga disebabkan berbagai faktor lingkungan yang cukup mendukung sebagai penyusun habitat yang sangat beragam seperti keadaan tanah yang lembab, iklim, fisiografi, penetrasi cahaya yang cukup dengan naungan yang relatif terbuka. Hasil pengukuran faktor abiotik di lokasi penelitian menunjukkan suhu udara berkisar 20-27.5 C, kelembaban 91-92 dan intensitas cahaya 44.6-158 Lampiran 4. Keadaan iklim mikro yang berbeda-beda pada lokasi penelitian ini membentuk suatu mikrohabitat yang berbeda. Hal ini sesuai yang dikatakan Arief 2001, bahwa herba hujan tropik dataran rendah banyak ditemukan pada hutan yang terbuka, dekat aliran sungai serta jalan setapak yang penyinarannya cukup baik. Kondisi mikrohabitat ini sesuai dengan besar kecilnya rumpang tempat yang terbuka pada suatu hutan. Herba yang dijumpai pada rumpang yang kecil berbeda dengan herba di rumpang yang lebih besar, karena banyaknya cahaya matahari sampai ke lantai hutan menyebabkan suhu tanah menjadi lebih tinggi sehingga kelembaban lebih rendah. Dengan demikian rumpang cukup mendukung dalam memperkaya jenis Universitas Sumatera Utara herba dalam suatu hutan. Bahkan jumlah jenis pada ekosistem hutan makin besar apabila masing-masing komponen dalam sistem itu mewakili habitat dengan kondisi ekologi yang berbeda-beda Soemarwoto, 2004. Terjadinya regenerasi pada vegetasi hutan tropika biasanya diawali dengan pembukaan celah kanopi yang disebabkan oleh adanya pohon tumbang atau patah Guariguata and Pinard, 1998 dalam Rasnovi 2006. Masuknya cahaya ke lantai hutan yang lembab menghasilkan perubahan iklim mikro dan merupakan sumberdaya penting yang menjadi pembatas bagi pertumbuhan kecambah Swaine, 1996; Archibold, 1995 dalam Rasnovi 2006.

4.2 Keanekaragaman Jenis Herba di Hutan Sekunder Kawasan Ekosistem Leuser