BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2011 di kawasan hutan sekunder Taman Nasional Gunung Leuser Desa Telagah kabupaten Langkat.
3.2 Deskripsi Area 3.2.1 Letak dan Luas
Kawasan hutan Telagah Taman Nasional Gunung Leuser TNGL memiliki luas area 5000 ha. Secara administratif hutan Telagah terletak di Desa Telagah dan termasuk
Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat. Secara geografis terletak pada 03 14”-
04 13” BT dan 97
52”-98 45” LU, terletak pada ketinggian 700-910 mdpl. Dari Binjai
berjarak ± 90 Km dari kota Medan.
Kawasan hutan Telagah Taman Nasional Gunung Leuser TNGL, berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara
: Desa Rumah Galoh b.
Sebelah Selatan : Kawasan ekosistem Leuser c.
Sebelah Barat : Kawasan Ekosistem Leuser
d. Sebelah Timur
: Desa Tanjung Gunung Penelitian ini dilaksanakan di empat lokasi hutan sekunder Lampiran 1 yaitu:
1. Lokasi 1 : hutan sekunder 5 tahun 03
o
18’54,3”LU dan 098
o
18’54,3”BT 2. Lokasi 2 : hutan sekunder 10 tahun 03
o
18’56,2”LU dan 098
o
22’21,3”BT 3. Lokasi 3 : hutan sekunder 20 tahun 03
o
18’39,8”LU dan 098
o
21’51,6”BT 4. Lokasi 4 : hutan sekunder 30 tahun 03
o
16’55,6”LU dan 098
o
22’03,2”BT
Universitas Sumatera Utara
Topografi
Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada umumnya memiliki topografi yang relatif rata sampai curam.
Curah Hujan
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika BMG terdekat di Kecamatan Sei Bingei, diperoleh data curah hujan kawasan hutan Telagah Taman
Nasional Gunung Leuser adalah rata-rata 2776.7 mm pertahunnya Lampiran 8.
Tipe Iklim
Berdasarkan Schmidt-Ferguson dalam Kartasapoetra 2004 tipe iklim di kawasan hutan Telagah TNGL adalah tipe A dengan rata-rata curah hujan bulanan di Desa
Telagah sekitar 116-398 mm dan jumlah hari hujan setiap tahunnya berkisar 170-210 hari serta penyebaran hujan bulanan hampir merata setiap tahun.
Vegetasi
Berdasarkan pengamatan di sekitar areal penelitian, vegetasi yang umum ditemukan yaitu famili Aspleniaceae, Polypodiaceae, Sellaginellaceae Pteridophyta, Araceae,
Arecaceae Monocotyledonae, Annonaceae, Dipterocarpaceae, Moraceae, dan Urticaceae Dicotyledonae
3.3 Metode Penelitian