Topografi
Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada umumnya memiliki topografi yang relatif rata sampai curam.
Curah Hujan
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika BMG terdekat di Kecamatan Sei Bingei, diperoleh data curah hujan kawasan hutan Telagah Taman
Nasional Gunung Leuser adalah rata-rata 2776.7 mm pertahunnya Lampiran 8.
Tipe Iklim
Berdasarkan Schmidt-Ferguson dalam Kartasapoetra 2004 tipe iklim di kawasan hutan Telagah TNGL adalah tipe A dengan rata-rata curah hujan bulanan di Desa
Telagah sekitar 116-398 mm dan jumlah hari hujan setiap tahunnya berkisar 170-210 hari serta penyebaran hujan bulanan hampir merata setiap tahun.
Vegetasi
Berdasarkan pengamatan di sekitar areal penelitian, vegetasi yang umum ditemukan yaitu famili Aspleniaceae, Polypodiaceae, Sellaginellaceae Pteridophyta, Araceae,
Arecaceae Monocotyledonae, Annonaceae, Dipterocarpaceae, Moraceae, dan Urticaceae Dicotyledonae
3.3 Metode Penelitian
Penentuan lokasi penelitian ditentukan secara Purposive Sampling yaitu ditentukan secara sengaja dimana lokasi yang dipilih dapat mewakili atau mendekati kebenaran
Universitas Sumatera Utara
populasi herba secara keseluruhan. Analisis vegetasi menggunakan metode kuadrat yaitu berdasarkan suatu luasan petak contoh.
3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Di Lapangan
Pengamatan di lapangan dilakukan dengan menggunakan Metode Kuadrat, pada hutan sekunder 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun. Lokasi-lokasi pengamatan dibagi
sesuai dengan tipe hutan sekunder sebagai berikut : - Hutan sekunder 5 tahun
: Lokasi 1 - Hutan sekunder 10 tahun
: Lokasi 2 - Hutan Sekunder 20 tahun
: Lokasi 3 - Hutan Sekunder 30 tahun
: Lokasi 4
Pada masing-masing lokasi penelitian dibuat plot tunggal berukuran 40 x 160 m, di dalam plot 20 x 20 m dibuat subplot dengan ukuran 1 x 1 m, sehingga terdapat
32 subplot pada satu lokasi penelitian Lampiran 2. Pada setiap plot pengamatan dicatat setiap jenis herba yang dijumpai dan jumlah individu tiap jenis.
Dilakukan pengoleksian spesimen dari seluruh jenis herba yang tidak diketahui dengan diberi label gantung bernomor, dicatat deskripsiciri-ciri morfologi dari
spesimen yang diambil, spesimen dibungkus dengan koran dan dimasukkan ke dalam kantong plastik, lalu diberi alkohol 70, kantong plastik tersebut ditutup dengan
lakban dan dibawa ke laboratorium Taksonomi Tumbuhan Tinggi FMIPA USU untuk diidentifikasi. Dilakukan pengukuran faktor fisik yang meliputi, pengukuran suhu
udara dengan termometer, intensitas cahaya dengan lux meter, kelembaban udara dengan higro meter, ketinggian tempat dengan alti meter, pH tanah dengan soil tester.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Di Laboratorium a. Pembuatan Spesimen Herbarium
Koleksi dari lapangan dibuka kembali kemudian kertas koran diganti dengan yang baru. Koleksi disusun sedemikian rupa dalam lipatan kertas koran untuk dikeringkan
dalam oven pengering dengan suhu 60 C selama 24 jam sampai spesimen kering,
dijahit atau dimounting pada kertas karton berwarna putih dengan ukuran 30 x 40 cm dan diberi label gantung.
b. Identifikasi Tumbuhan
Spesimen yang telah kering diidentifikasi di Herbarium MEDANENSE MEDA USU dengan menggunakan buku-buku acuan antara lain :
1. Plant Classification Benson , 1957. 2. Taxonomy Of Vascular Plants Lawrence, 1958.
3. Collection of Illustrated Tropical Plant Corner dan Watanabe 1969. 4. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Aceh
Usman, 1986. 5. Flora Van Steenis, 1987.
6. Weeds of Rice in Indonesia Soerjani, Kostermans dan Tjitrosoepomo, 1987. 7. Fern of Malayan in Colour Piggot 1988.
8. Tumbuhan Monokotil Sudarnadi, 1995. 9. The Genera of Araceae Mayo, Bogner dan Boyce, 1997.
10. Prosea, Plant Resources of South-East Asia No 12 2 Valkenburg dan Bunyapraphatsara, 2002.
11. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta Gembong, 2004.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Analisis Data Komposisi Jenis
Untuk mengetahui komposisi herba, data yang diperoleh dianalis dengan dimasukkan ke dalam tabel lalu dihitung nilai kerapatan mutlak, kerapatan relatif, frekuensi
mutlak, frekuensi relatif, indeks nilai penting, summed dominance ratio, indeks
keanekaragaman Shannon, indeks keseragaman dan indeks similaritas. Dengan rumus
dalam Setiadi et al. 1989, sebagai berikut :
a. Kerapatan Jumlah individu suatu jenis
Kerapatan Mutlak K = Luas seluruh petak contoh
Kerapatan mutlak suatu jenis Kerapatan Relatif KR =
x 100 Kerapatan total seluruh jenis
b. Frekuensi
Jumlah petak contoh ditemukannya suatu spesies Frekuensi Mutlak F =
Jumlah seluruh petak contoh
Frekuensi mutlak suatu jenis Frekuensi Relatif FR =
x 100 Frekuensi total seluruh jenis
c. Indeks Nilai Penting