Karakteristik keluarga Keluarga 1. pengertian keluarga

5. Keluarga simbotis Keluarga simbotis dicirikan oleh orientasi dan perhatian keluarga yang kuat bahkan hampir seluruhnya terpusat pada anak-anak. Keluarga ini berlebihan dalam relasi. Orangtua sering merasa terancam karena meletakkan diri sepenuhnya pada anak-anak, dengan alasan “demi keselamatan” . orangtua banyak menghabiskan waktu untuk memikirkan dan memenuhi keinginan anak.

2.4.2. Karakteristik keluarga

Karakteristik keluarga dapat dikembangkan berdasarkan pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, dan tipe keluarga. Orangtua yang memiliki pendidikan tinggi cenderung akan memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik. Hal ini disebabkan bapak akan mendapatkan informasi yang lebih banyak sehingga dalam memberikan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan dan permasalahan remaja akan lebih baik pula Harlock, 1999. Informasi yang didapatkan oleh bapak dari Pendidikan formal, akan memperkaya wawasan bapak terkait dengan pengasuhan dan upaya mengantisipasi perilaku remaja. Disamping itu, dilihat dari peran formal bapak sebagai pencari nafkah dengan pendidikan formal yang memadai memberikan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak jg semakin terbuka Mcmurray, 2003, dalam Ariani, 2006. Bapak dalam keluarga memilki peran formal sebagai pencari nafkah dan peran informal sebagai pelindung keluarga, pendorong, dan Universitas Sumatera Utara pengambil keputusan. Dalam budaya indonesia peran bapak masih dominan dalam berbagai segi kehidupan dan pengambil kepurusan. Keputusan-keputusan yang diambil berkaitan dengan pengasuhan yang dibeikan pada remaja masih banyak ditentukan oleh bapak. Keputusan akan semakin baik apabila bapak memilki wawasan dan pendidikan yang memadai Ariani, 2006. Demikian juga pendidikan yang tinggi pada ibu, ibu sangat mempengaruhi perilaku remaja, ibu yang berpendidikan tinggi memiliki kemampuan kognitif yang lebih tinggi dan mendapatkan informasi yang lebih baik, sehingga mampu memberikan keputusan yang terkait dengan masalah remaja Harlock, 1999 . Ibu sebagai pilar rumah tangga tentu memiliki peran formal yaitu sebagai ibu runah tangga dan juga sebagai pengasuh anak. Mendidik dan mengasuh anak bukanlah suatu hal yang mudah, mengingat anak-anak terutama remaja memiliki keunikan masing- masing. Dalam proses pembimbingan dan pengasuhan anak, dibutuhkan strategi dan kiat-kiat cermat sehingga remaja akan tumbuh dan berkembang secara optimal Harlock, 1999. Kiat-kiat dan strategi yang cermat membutuhkan kemampuan kognitif dan wawasan yang baik. Selain peran formal, ibu juga memiliki peran informal dimana seorang ibu harus mampu sebagai manajer keuangan keluarga sehingga stabilitas ekonomi keluarga dapat terjamin. Universitas Sumatera Utara Pendidikan yang tinggi pada ibu, juga memiliki peluang bagi ibu untuk mendapatkan pekerjaan. Ibu yang bekerja pada umumnya memiliki pendidikan yang lebih baik, sehingga kualitas pengasuhan juga lebih baik, meskipun dalam segi kuantitas frekuensi keberadaan didalam rumah lebih sedikit dibandingkan ibu yang tidak bekerja Ariani, 2006. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep pada penelitian ini disusun berdasarkan serangkaian konsep yang saling terkait yaitu remaja, penilaian,dan tipe pola asuh keluarga. Berikut ini akan dijabarkan konsep terkait yang akan digunakan sebagai dasar dalam merumuskan kerangka dan instrument penelitian. Kerangka penelitian Penilaian remaja terhadap tipe pola asuh keluarga di SMA N. 1 Padangsidimpuan dapat dilihat dari skema dibawah ini. Skema 3.1 kerangka Penelitian penilaian remaja terhadap tipe pola asuh keluarga Tipe pola asuh keluarga - Otoriter - Demokratis - Permesif Penilaian Remaja Universitas Sumatera Utara