BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini
merupakan masalah yang cukup serius, tidak saja bagi negara-negara yang berkembang seperti Indonesia tetapi juga negara-negara lain di dunia ini. Dengan
pertumbuhan penduduk yang tinggi sudah tentu menimbulkan masalah yang rumit bagi pemerintah dalam usaha mengembangkan dan meningkatkan taraf hidup
warga negaranya. Untuk mengendalikan jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi, pemerintah mencanangkan
suatu gerakan Keluarga Berencana Nasional dengan tujuan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang
sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
Program keluarga berencana KB di Indonesia telah dilaksanakan sejak tahun 1965 yang disponsori oleh perkumpulan keluarga berencana Indonesia
PKBI Majalah bidan, 2004 Gerakan KB Nasional Indonesia telah berumur panjang sejak tahun 1970
dan masyarakat dunia telah menganggap Indonesia telah berhasil menurunkan angka kelahiran dengan bermakna. Manuaba, 1998
Keluarga berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Meskipun tidak selalu diakui demikian.
Untuk optimalisasi manfaat kesehatan KB, pelayanan tersebut harus disediakan bagi wanita dengan cara menggabungkan dan memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan reproduksi utama dan yang lain. Peningkatan dan perluasan pelayanan KB merupakan salah satu usaha untuk menjarangkan kehamilan yang dialami oleh
wanita. Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah kehamilan. Usaha-usaha
itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Usaha bersifat
Universitas Sumatera Utara
permanen dinamakan tubektomi pada wanita dan vasektomi pada pria. Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada Prawibowo, 2005
Menurut WHO KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga. Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana
nasional serta peminatnya makin bertambah. Tingginya minat pemakai suntikan KB oleh karena aman , sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat
dipakai setelah persalinan Manuaba, 1998 Prevalensi KB memakai alat atau cara KB berdasarkan hasil mini survey
peserta aktif tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi di Indonesia adalah 66,2. Alat atau cara KB yang dominan dipakai adalah suntikan 34, Pil
17, IUD 7, Implant 4, MOW 2,6, MOP 0,3, Kondom 0.6.
1.2 Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka diperlukan satu penelitian
deskriptif dengan masalah yang dirumuskan bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap ibu terhadap alat kontrasepsi?
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum: Menganalisis tingkat pengetahuan ibu dan sikap ibu terhadap alat
kontrasepsi
1.3.2 Tujuan khusus: Mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan sikap ibu terhadap alat
kontrasepsi berdasarkan; A Umur
B Pendidikan C Pekerjaan
D Paritas
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat penelitian 1. Bagi peneliti
Sebagai wawasan dan ilmu pengetahuan yang memberi pengalaman nyata untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu terhadap alat kontrasepsi
2. Bagi responden Diharapkan dari hasil penelitian responden bisa mengetahui pentingnya
keluarga Berencana dan pentingnya jenis kontrasepsi yang sesuai dengan tingkat pengetahuan.
3. Bagi tempat penelitian Sebagai bahan masukan dan evaluasi dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan terhadap alat kontrasepsi. 4. Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk
penelitian lanjut. 5. Informasi hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi
tambahan bagi petugas kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA