Topografi Hidrologi Kondisi Geografis

Letak geografi Kota Semarang ini dalam koridor pembangunan Jawa Tengah merupakan simpul empat pintu gerbang, yaitu koridor Pantai Utara, koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti kabupaten Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah kabupaten DemakGrobogan dan koridor Barat menuju Kabupaten Kendal. Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transportasi darat jalur kereta api dan jalan serta transportasi udara yang merupakan potensi bagi simpul transport Regional Jawa Tengah dan kota transit regional Jawa Tengah. Posisi lain yang tak kalah penting adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah.

3.1.1 Topografi

Secara topografi terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan. Daerah pantai merupakan kawasan di bagian utara yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa dengan kemiringan antara 0 sampai 2, daerah dataran rendah merupakan kawasan di bagian Tengah dengan kemiringan antara 2-15, daerah perbukitan merupakan kawasan di bagian Selatan dengan kemiringan antara 15-40 dan beberapa kawasan dengan kemiringan diatas 40 atau 40.

3.1.2 Hidrologi

a. Air Permukaan Potensi air di kota Semarang bersumber pada sungai-sungai yang mengalir di kota Semarang antara lain Kali Garang, Kali Pengkol, Kali Kreo, Kali Banjirkanal Timur, Kali Babon, Kali Sringin, Kali Kripik, Kali Dungadem, dan lain sebagainya. Oleh karena Kali Garang memberikan airnya yang cukup dominan bagi kota Semarang, maka langkah-langkah untuk menjaga kelestariannya juga terus dilakukan karena kali garang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum warga kota Semarang. KAWASAN No No 1 Kali Bringin 15 Jl.Mpu Tantular 2 Kali Plumbon 16 Jl.Raden Patah 3 Jl.Madukoro 17 Jl.Majapahit Kws. Kelinci dan Kws.Gajah 4 Jl.Siliwangi 18 Jl. Tentara Pelajar 5 Jl.Sriwijaya 19 Jl.Kaligawe 6 Jl.Atmodirono 20 Jl.Sultan Agung 7 Jl.Ahmad Yani 21 Jl.Perintis Kemerdekaan 8 Jl.Imam Bonjol 22 Jl.Supriyadi 9 Bubakan 23 Jl.Telogosari Raya 10 Jl.Pattimura 24 Jl.Kokrosono 11 Jl.MH.Miroto 25 Jl.Citarum 12 Jl.Sumurboto 6 26 Basudewo 13 Jl.Udan Riris 27 Madukoro 14 Jl.Sawojajar 28 Kampung Karangroto Sumber: Penyebaran Informasi Penanggulangan Bencana TABEL III.1 TITIK GENANGAN BANJIR DI KOTA SEMARANG b. Air Tanah Berdasarkan potensi air tanahnya, wilayah Kota Semarang dikelompokkan menjadi tiga wilayah JICA dan Puslit LH UNDIP, 2004 dan DGTL, 2006 yaitu: a Wilayah potensi air tanah tinggi. b Wilayah potensi air tanah sedang c Wilayah potensi air Tanah rendah Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2006 GAMBAR III.2 PETA DAERAH RAWAN GENANGAN DI KOTA SEMARANG Selain adanya potensi air, Kota Semarang juga memiliki permasalahan yaitu adanya daerah yang rawan genangan pada musim-musim tertentu. Genangan tersebut dapat berasal dari naiknya permukaan air tanah rob, maupun akibat meluapnya air sungai ketika terjadi hujan deras. Adanya genangan tersebut SMKN 3 Jl.Atmodirono Raya 7A SMKN 10 Jl.Kokrosono 75 tentunya menjadi masalah karena dapat mengganggu kenyamanan fasilitas yang telah disediakan, khususnya yaitu dibidang pendidikan. Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa beberapa lokasi SMKN berada pada daerah rawan genangan dan beberapa diantaranya telah benar-benar mengalami genangan tiap musim tertentu seperti di Kecamatan Semarang Utara, Kecamatan Semarang Timur, dan Kecamatan Semarang Selatan.

3.1.3 Jenis Tanah