2.5 Teori Lokasi
Menurut Djojodipuro 1992:30, teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang spatial order kegiatan ekonomi, atau ilmu yang
menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam
usahakegiatan lain baik ekonomi maupun sosial.
2.5.1 Pola-Pola Lokasi
Christaller dalam Djojodipuro 1992:36 mengasumsikan bahwa wilayah perkotaan dengan masing-masing tingkatan pusat pelayanan hirarki pusat
pelayanan akan memiliki distribusi yang sama ke seluruh daerahnya dan mengikuti hirarki tersebut. Pengisolasikan jarak, memisahkannya dari semua
faktor ekonomi, sosial, budaya dan bahkan psikologi untuk bersama-sama menghasilkan pola contoh kegiatan ekonomi. Faktor produksi seperti bahan baku,
modal dan tenaga kerja tidaklah tersedia disetiap tempat dengan kualitas dan kuantitas yang sama, tidak pula terbatas dan bergerak bersamaan.
Biaya transportasi juga merupakan salah satu faktor dan berbeda dengan faktor jenis media transportasi, sifat alami, permukaan daratan dan jarak tempuh.
Produsen boleh mencari cara untuk memaksimalkan laba mereka dan juga mencoba untuk menyimpan biaya-biaya mereka serendah mungkin untuk
meningkatkan laba. Dengan begitu, ini berarti bahwa distribusi permintaan mengenai ruang adalah suatu faktor kunci atau faktor utama.
Dalam usahanya untuk meminimumkan biaya, maka suatu perusahaan antara lain berusaha untuk memilih lokasi yang tepat. Perusahaan yang menjual
dagangannya, harus mendekati konsumen yang memerlukan dagangannya, harus mendekati konsumen yang memerlukan dagangannya. Makin dekat ia berada
dengan konsumen, makin besar kemungkinan bahwa si konsumen akan membeli barang yang diperlukan daripadanya Djojodipuro, 1992:33.
Terkait dengan hal tersebut pendirian suatu SMK sebagai institusi pendidikan juga perlu mengaplikasikan hal tersebut. Institusi ini menawarkan
pendidikan sebagai barang dagangannya dengan target konsumen yaitu calon pelajar yang mau menempuh pendidikan di tempat tersebut. Oleh karena itu
baginya adalah penting untuk menentukan lokasi sehingga diperoleh biaya yang minimum. Faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi yaitu:
1. Faktor Endowment
Faktor endowment adalah tersedianya faktor produksi secara kualitatif maupun kuantitatif di suatu daerah. Faktor endowment ini meliputi tanah, tenaga, dan
modal. a.
Tanah Untuk suatu lokasi tanah sangat menentukan yaitu berupa keadaan
topografi, struktur tanah, dan cuaca yang terdapat di suatu kawasan. Topografi tanah adalah keadaan tanah seperti terungkap dalam
permukaannya misalnya bukit, jurang, dan sungai. Struktur fisik tanah menyangkut apa yang dikandung tanah yang dapat berpengaruh terhadap
kesuburan maupun menentukan bahan galian yang ada di dalamnya.
Harga tanah bervariasi menurut letak, semakin dekat dengan kota harga tersebut semakin mahal. Gejala ini disebabkan karena penggunaan lahan
dalam suatu kota semakin banyak, tanah dalam kota dapat dipergunakan untuk permukiman, pasar, pendidikannya, jalan, dan lain-lain yang
cenderung menyita tanah. Berbagai alternatif penggunaan tanah tersebut bersaing dalam menguasai tanah dan mendorong harga tanah semakin
meningkat. b.
Tenaga dan Manajemen Tenaga digunakan dalam produksi sebagai unsur yang langsung mengatur
produksi, dapat dibedakan menjadi berbagai jenis seperti tenaga kasar, tenaga terampil, tenaga manajerial, dan pengrajin. Di samping itu terdapat
industri yang memerlukan tenaga ahli maupun terdidik dalam jumlah yang relatif banyak, industri demikian ini contohnya adalah industri penelitian.
Manajemen merupakan bentuk tenaga tersendiri. Proses pengambilan keputusan yang merupakan ciri khusus manajemen tidak terlepas dari
struktur organisasi perusahaan yang bersangkutan. c.
Modal Modal dapat berupa bangunan, mesin, dan peralatan lainnya, maupun
berupa sejumlah uang atau dana. Modal diperlukan sejak perusahaan dimulai dan dipergunakan untuk membeli berbagai input, termasuk tanah
sebagai lokasi perusahaan. Modal dapat diperoleh dimana saja, karena besar perusahaan merupakan jaminan dan sekaligus merupakan daya tarik
bagi modal. 2.
Pasar dan Harga
Tujuan akhir seorang pengusaha adalah membuat keuntungan. Oleh karena itu ia harus mampu menjual barang yang dihasilkannya dengan harga yang lebih
tinggi daripada biaya yang dikeluarkan. Sehingga dalam hal ini pasar menjadi relevan. Luas pasar ditentukan oleh tiga unsur yaitu jumlah penduduk,
pendapatan perkapita, dan distribusi pendapatan. Harga yang ditentukan oleh produsen didasarkan atas biaya produksi dan
kondisi permintaan yang dihadapi di berbagai tempat penjualan. Kondisi permintaan ini mencakup elastisitas permintaan dan biaya angkutan untuk
menyerahkan barang yang dijual. 3.
Bahan baku dan energi Prose produksi merupakan usaha untuk mentransformasikan bahan baku ke
dalam hasil akhir yang mempunyai nilai lebih tinggi. Bahan baku yang digunakan dapat merupakan bahan mentah atau barang setengah jadi. Proses
produksi merupakan suatu gejala yang berkesinambungan. Oleh karena itu bahan baku yang mendukungnya juga harus mempunyai sifat yang sama. Hal
ini dicapai dengan mengadakan persetujuan pembelian jangka panjang atau berusaha untuk dapat menguasai sumbernya. Tinggi rendahnya biaya
angkutan untuk bahan baku dapat sangat berpengaruh terhadap lokasi industri. 4.
Kebijaksanaan Pemerintah Pemerintah dapat menentukan lokasi pendidikan. Kebijakan ini dapat
merupakan dorongan atau hambatan, dan bahkan larangan pendidikan berlokasi di tempat tertentu. Kebijakan dapat mengarah ke pengaturan
lingkungan atau juga dapat atas pertimbangan pertahanan dan ekonomi.
Pemerintah dapat mengusahakan dilengkapinya kawasan pendidikan dengan berbagai fasilitas.
2.5.2 Aplikasi Asumsi-Asumsi tentang Penduduk