Teori Tempat Pusat Teori Lokasi

banyaknya kendaraan trip antara satu tempat dengan tempat lainnya yang berada dalam satu sistem saling berhubungan dimana perubahan pada salah satu sub wilayah akan berpengaruh pada sub wilayah lainnya. Sekolah sebagai pusat pelayanan yang menjadi daya tarik dapat dinilai dengan mengasumsikan dengan faktor-faktor sekolah seperti kelengkapan fasilitas, keragaman jurusan, dan prestasi sekolah. Sedangkan rumah sebagai sebaran penduduk siswa dapat dinilai dengan mengasumsikan tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan masyarakat.

2.5.4 Teori Tempat Pusat

Teori ini dikembangkan oleh Christaller yang disempurnakan oleh August Losch dalam Djojodipuro, 1992:61. Kesimpulan yang dapat diambil dari teori ini adalah bahwa cara yang baik untuk menyediakan pelayanan berdasarkan aspek keruangan kepada penduduk adalah dengan menempatkan lokasi kegiatan yang melayani kebutuhan penduduk pada tempat yang sentral. Christaller mengungkapkan bahwa kelompok-kelompok produksi barang akan tersusun sedemikian rupa sesuai dengan pengaturan thresholdnya, baik dalam sudut pandang lokasinya di permukaan bumi, maupun dari sudut pandang tingkat kepentingan atau tingkat kepusatan dari kelompok-kelompok pusat produksi yang berbeda-beda yang disebut tempat pusat central place. Ia mengatakan bahwa suatu tempat pusat akan terbentuk oleh adanya pengelompokkan produksi dan pelayanan barang-barang dan jasa-jasa yang beragam., yang ditujukan untuk melayani permintaan dan populasi yang tersebar disekitarnya. Wilayah yang dilayani oleh suatu tempat pusat sering disebut sebagai wilayah pemasaran market area atau komplementer complementary region. Dalam kaitan antara tempat pusat dan wilayah pelayanan, Christaller mengemukakan dua pengertian penting, yaitu jumlah penduduk ambang threshold population dan jarak jangkauan range kegiatan tempat pusat. Jumlah penduduk ambang adalah jumlah penduduk minimum yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan di suatu tempat pusat. Sedang jangkauan kegiatan tempat pusat adalah jarak maksimum yang dapat diterima oleh pendudukkonsumen untuk mendapatkan pelayanan barang dan jasa dari suatu tempat pusat. Jika penduduk suatu wilayah pelayanan dengan satu pusat telah melebihi jarak terjauh dari tempat pusatnya akan melebihi jarak ekonominya, sehingga akan lebih efisien apabila mereka mencari pelayanan pada tempat pusat lainnya yang lebih dekat. Tempat lokasi yang sentral yang dimaksudkan dalam hal ini adalah tempat yang memungkinkan partisipasi manusia yang jumlahnya maksimum, baik bagi mereka yang terlibat dalam aktivitas pelayanan, maupun yang menjadi konsumen dari barang-barang atau jasa pelayanan yang dihasilkan. Tempat seperti itu, oleh Christaller dan Losch, diasumsikan sebagai titik simpul-simpul dari suatu bentuk yang heksagonal. Tempat-tempat tersebut memiliki kawasan pengaruh terhadap daerah di sekitarnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa orang akan berjalan ke tempat yang paling dekat tempat tinggalnya untuk mendapatkan barang kebutuhan, maka bagi orang-orang yang tinggal di kawasan pengaruh tempat-tempat sentral, mereka akan pergi ke tempat sentral yang paling dekat. Sumber: Christaller dalam Sitohang 1990.321 LPFE UI Jakarta GAMBAR II.1 HIRARKI TEMPAT PUSAT

2.6 Faktor pendorong dan penarik dari suatu pusat pelayanan