Masa Awal Kemerdekaan Pemilihan Umum dan Pengisian Jabatan Badan
                                                                                8
Sejarah Pemilihan Umum Sebelum Perubahan UUD 1945 NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - Buku V
dasar Maklumat Wakil Presiden Nomor X tanggal 16 Oktober 1945,  KNIP  menjadi  lembaga  legislatif  yang  ikut  menetapkan
GBHN.
Untuk  memilih  wakil-wakil  rakyat  yang  akan  menjadi anggota KNIP, berdasarkan Maklumat Pemerintah 3 Nopember
1945, pemerintah merencanakan untuk menyelenggarakan Pemilu pada Januari 1946. Adapun Maklumat yang ditandatangani Wakil
Presiden  Mohammad  Hatta  itu  berbunyi  sebagai  berikut.
Berhoeboeng  dengan  oesoel  Badan  Pekerdja  Komite Nasional  Poesat  kepada  Pemerintah,  soepaja  diberikan
kesempatan kepada rakjat seloeas-loeasnja oentoek mendirikan partai-partai politik, dengan restriksi, bahwa partai-partai itoe
hendaknja memperkoeat perdjoeangan kita mempertahankan kemerdekaan  dan  mendjamin  keamanan  masjarakat,
Pemerintah  menegaskan  pendiriannja  jang  telah  diambil beberapa waktoe  jang  laloe  bahwa:
1.  Pemerintah menjoekai timboelnja partai-partai politik, karena  dengan  adanja  partai-partai  itoelah  dapat
dipimpin  kedjalan  jang  teratoer  segala  aliran  paham jang ada dalam  masjarakat.
2.  Pemerintah  berharap  soepaja  partai-partai  itoe  telah tersoesoen,  sebeloemnja  dilangsoengkan  pemilihan
anggata  Badan-Badan  Perwakilan  Rakjat  pada  boelan Djanoeari  1946.
Namun,  rencana  tersebut  tidak  dapat  terlaksana.  Pada Juli  1946,  KNIP  mengesahkan  RUU  tentang  Pembaharuan
Susunan  Komite  Nasional  Indonesia  Pusat  menjadi  undang- undang, yakni UU Nomor 12 Tahun 1946 tentang Pembaharuan
Susunan  Komite  Nasional  Indonesia  Pusat.
1
Dalam  undang- undang ini disebutkan bahwa badan penyelenggara pemilihan
dari  pusat  sampai  daerah  akan  dibentuk.  Badan  ini  akan bertugas menyelenggarakan pemilihan untuk memilih 110 orang
anggota KNIP. Di tingkat pusat nama badan ini adalah Badan Pembaharuan  Susunan  Komite  Nasional  Pusat yang disingkat
1
Miriam  Budiardjo,  Demokrasi  di  Indonesia:  Demokrasi  Parlementer  dan  Demokrasi Pancasila,  Jakarta:  Gramedia  Pustaka,  1999,  hlm.  221.
9
Sejarah Pemilihan Umum Sebelum Perubahan UUD 1945 NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - Buku V
dengan BPS, sedangkan di daerah dinamakan dengan Cabang Badan  Pembaharuan  Susunan  Komite  Nasional  Pusat.
BPS dibentuk dan diangkat oleh Presiden, berkedudukan di  Yogyakarta,  dengan  tugas  pokok  melakukan  pembaharuan
keanggotaan KNIP. Anggota BPS terdiri atas 10 orang, termasuk seorang  merangkap  ketua  dan  seorang  lagi  merangkap  wakil
ketua. Keanggotaan BPS ini merupakan perwakilan dari partai politik dan wakil dari daerah. Anggota BPS dilantik oleh Wakil
Presiden  Mohammad  Hatta  pada  16  September  1946.
2
Dalam  rangka  mendukung  kinerja  BPS,  pemerintah membentuk  Kantor  Pemilihan  dengan  Peraturan  Pemerintah
No. 10 Tahun 1946. Kantor Pemilihan ini bertugas melaksanakan administrasi  pemilihan,  menyelenggarakan  rapat-rapat  BPS,
menyusun  laporan pelaksanaan pemilihan,  mencetak  barang- barang keperluan BPS, membuat pengumuman-pengumuman,
dan  mengurus  pengarsipan.  Kantor  Pemilihan  dipimpin  oleh seorang sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Ketua
BPS.
3
Tugas  dari  Cabang  BPS  adalah  memimpin  dan mengawasi pemilihan pendaftaran pemilih di wilayahnya dan
menyelenggarakan pemilihan anggota KNIP. Jumlah anggotanya bisa  berbeda  antara  daerah  yang  satu  dengan  yang  lain,
tetapi  strukturnya  sama  dengan  BPS  di  pusat,  yaitu  seorang ketua, seorang wakil  ketua, dan  beberapa anggota.  Ketua dan
wakil  ketua  juga  merangkap  anggota.  Mereka  diangkat  dan diberhentikan oleh  presiden atau gubernur.
Untuk  mendukung  tugas  Cabang  BPS,  dibentuklah Cabang  Kantor  Pemilihan  yang  tugasnya  mirip  dengan
tugas  Kantor  Pemilihan  di  pusat,  yaitu  mengadministrasikan penyelenggaraan  pemilihan di  daerah  masing-masing.
2
Kesepuluh  anggota  BPS  itu  adalah  Soepeno  dari  PSI  Ketua  merangkap  anggota, Mr.  Soejono  Hadinoto  Brotokoesoemo  dari  Partai  Kedaulatan  Rakyat  Indonesia  Wakil
Ketua  merangkap  anggota,  Boerhanoeddin  Harahap  dari  Masjumi,  Sjamsoedin  Soetan Makmoer  dari  PNI,  R.A.J.  Djoepri  Nitimihardjo  dari  Partai  Katolik,  Soetomo  dari  Badan
Kongres  Pemuda  RI,  Moechasim  Hadiprabowo  dari  Daerah  Sunda  Kecil, A.  Tahya  dari Maluku, Manai Sophiaan dari Sulawesi, dan Goesti Abdoel Moeis dari Kalimantan. http:
www.kpu.go.id
3
http:www.kpu.go.id
10
Sejarah Pemilihan Umum Sebelum Perubahan UUD 1945 NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - Buku V
Di  bawah  Cabang  BPS  adalah  Komisi  yang  bertugas membantu Cabang BPS, khususnya dalam menetapkan pemilih
di wilayah masing-masing. Wilayah kerja Komisi ialah daerah kawedanaan  untuk  di  Jawa,  karesidenan  untuk  Sumatra,
atau provinsi untuk Kalimantan, Maluku, Sulawesi, dan Sunda Kecil.  Anggotanya  merupakan wakil-wakil dari  perkumpulan
politik, ekonomi, sosial, dan  laskar rakyat. Tiap perkumpulan mempunyai  seorang wakil di  Komisi.
Pada  1948  BPS  beserta  semua organ di  bawahnya,  baik di  pusat  maupun  di  daerah,  dibubarkan  melalui  Penetapan
Presiden No. 28 Tahun 1948. Pembubaran tersebut merupakan konsekuensi  dari  tidak  digunakannya  lagi  UU  No.  12  Tahun
1946  tentang  Pembaharuan  Susunan  KNIP.
Perkembangan  selanjutnya,  diberlakukan  UU  Nomor 27 tahun 1948 tentang Penyusunan Dewan Perwakilan Rakyat
dan  Pemilihan  anggota-anggotanya.
4
Undang-undang  ini menyebutkan  bahwa  anggota  DPR  dipilih  melalui  pemilihan
umum  dari  tingkat  pusat  sampai  daerah.  Dalam  rangka melaksanakan  Pemilu  tersebut,  di  tingkat  pusat  dibentuk
Kantor  Pemilihan  Pusat  KPP,  di  tingkat  provinsi  dibentuk Kantor  Pemilihan,  di  kabupaten  diadakan  Cabang  Kantor
Pemilihan,  dan  di  kecamatan  didirikan  Kantor  Pemungutan Suara.  Semuanya  untuk  menyelenggarakan  pemilu  yang
memilih  anggota  DPR,  sedangkan  untuk  memilih  anggota DPRD diatur tersendiri yang pelaksanaannya tidak bersamaan
dengan  pemilihan anggota  DPR.