Pembentukan MPRS Masa UUD 1945 Pasca-Dekrit Presiden 5 Juli 1959

17 Sejarah Pemilihan Umum Sebelum Perubahan UUD 1945 NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - Buku V mengeluarkan Penetapan Presiden Nomor 2 Tahun 1959 yang mengatur pembentukan MPRS sebagai berikut. 1 MPRS terdiri atas anggota DPR Gotong Royong ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan- golongan. Yang dimaksud dengan daerah dan golongan- golongan ialah Daerah Swatantra Tingkat I dan Golongan Karya. 2 Jumlah anggota MPR ditetapkan oleh Presiden. 3 Anggota tambahan MPRS diangkat oleh Presiden dan mengangkat sumpah menurut agamanya di hadapan Presiden atau Ketua MPRS yang dikuasakan oleh Presiden. 4 MPRS mempunyai seorang ketua dan beberapa wakil ketua yang diangkat oleh Presiden. Anggota MPRS diangkat berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 199 Tahun 1960. Anggota MPRS berjumlah 616 orang yang terdiri dari 257 anggota DPR-GR, 241 Utusan Golongan Karya, dan 118 Utusan Daerah. 11

d. DPR-GR 1966-1971

Pada 2 Mei 1966, saat DPR-GR memulai masa persidangan keempat untuk masa sidang 1965-1966, ribuan mahasiswa memenuhi gedung dan ruangan sidang. Seorang anggota DPR-GR Dahlan Ranuwihardjo mengemukakan dalam sidang agar DPR-GR benar-benar membawakan aspirasi rakyat dengan menjalankan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Menurut Dahlan, sesuai jiwa UUD 1945, DPR tidak berdiri di bawah melainkan berdampingan dengan Presiden sehingga konsekuensi logisnya pimpinan DPR-GR hendaknya dipilih oleh anggota-anggota DPR-GR sendiri. Konsekuensi lanjutannya adalah bahwa Pimpinan DPR-GR tidak perlu menjadi anggota kabinet dengan diberikan pangkat menteri. Setelah mendengar pendapat golongan-golongan mengenai usul anggota Dahlan Ranuwihardjo tersebut, sidang DPR-GR pada 2 Mei 1966 memutuskan bahwa pimpinan DPR- GR demisioner dan mengangkat caretaker pimpinan DPR-GR. 11 ”Selayang Pandang MPR” dalam http:www.mpr.go.id 18 Sejarah Pemilihan Umum Sebelum Perubahan UUD 1945 NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - Buku V Selanjutnya, dalam sidang pleno terbuka DPR-GR pada 17 Mei 1966 dipilih pimpinan DPR-GR yang baru. Sementara itu, komposisi anggota DPR-GR yang lama masih tetap dipertahankan. 12 Berdasarkan Ketetapan MPRS No. XXMPRS1966 tentang Memorandum DPR-GR mengenai Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peratutan Perundangan Republik Indonesia, yang kemudian dikukuhkan dalam UU No. 101966, DPR-GR menjalankan fungsinya kembali sebagai lembaga legislatif sesuai dengan UUD 1945.

5. Pemilu dan Pembentukan DPRMPR Masa Orde

Baru Presiden Soekarno diberhentikan oleh MPRS melalui Sidang Istimewa dengan Ketetapan MPRS XXXIIIMPRS1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presiden Soekarno. Tap MPRS XXXIIIMPRS1967 tersebut juga memberikan mandat kepada Jenderal Soeharto untuk mengemban amanat sebagai Pejabat Presiden sampai dilaksanakannya Pemilihan Umum. Hal itu termaktub dalam Pasal 4 TAP MPRS XXXIIIMPRS1967 yang menyebutkan sebagai berikut. Menetapkan berlakunya Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. XVMPRS1966, dan mengangkat Jenderal Soeharto, pengemban Ketetapan MPRS No. IX MPRS1966 sebagai Pejabat Presiden berdasarkan Pasal 8 Undang-Undang Dasar 1945 hingga dipilihnya Presiden oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilihan Umum. Dengan berdasarkan pada Tap MPRS XXXIIIMPRS1967 tersebut, Soeharto bertindak sebagai Pejabat Presiden menggantikan Soekarno sampai terpilihnya Presiden baru oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil pemilihan umum. Ketentuan ini merupakan tindak lanjut dari Tap MPRS XI MPRS1966 tentang Pemilihan Umum yang mengamanatkan agar Pemilu bisa diselenggarakan selambat-lambatnya pada 5 12 Seperempat Abad DPR RI, Op.Cit., hlm. 337-339.