PERHUBUNGAN LAUT
IV. PERHUBUNGAN LAUT
1. Angkutan Laut
a. Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Federasi Jerman di bidang pelayaran ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri, Ali Alatas di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1996.
b. Persetujuan tersebut lebih bersifat politis untuk mempererat hubungan antara Indonesia-Jerman. Manfaat langsung dari persetujuan tersebut belum ada karena tidak ada kapal-kapal Indonesia yang berlayar ke Jerman, dan kapal-kapal Jerman sedikit sekali yang menyinggahi pelabuhan-pelabuhan Indonesia.
c. Dalam praktek sehari-hari persetujuan tersebut lebih bermanfaat bagi angkutan barang Indonesia ke Jerman dengan menggunakan kapal- kapal pihak ke-3.
2. TOT bagi Otoritas Pelabuhan Indonesia
a. Pada tanggal 20 April 2010 telah ditandatangani Memorandum of Agreement on Training antara Ditjen Perhubungan Laut, IPB Bogor, InWEnt dan Bremen Port. MoA tersebut berlaku selama 2(dua) tahun.
b. Tujuan dari MOA tersebut adalah memberikan pelatihan bagi petugas Otoritas Pelabuhan Indonesia di Bremen, Jerman dengan biaya ditanggung oleh para pihak.
c. Pada tahun 2011 direncanakan akan dilakukan pelatihan terhadap 178 orang yang berasal dari 4 (empat) Otoritas Pelabuhan di Indonesia.
d. Pelatihan-pelatihan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Training Course Port Authority pada 14 Pebruari 2011-4 Maret 2011
Senior Experts Training Course (SETC) pada 7-18 Maret 2011
Crash Course 1 pada 21 Maret-1 April 2011
Refresher Course pada 23 -27 Mei 2011
Crash Course 2 pada 30 Mei -10 Juni 2011
Training of Trainer for Port Authority pada 4 Juli-26 Agustus 2011
3. Kerjasama BKI-Germanischer Lloyd
a. Perjanjian kerjasama antara PT. (Persero) Biro Klarifikasi Indonesia dengan Germanischer Lloyd telah disepakati pada tanggal 16 Juli 1976.
b. Germanischer Lloyd telah memberikan kesempatan kepada PT. (Persero) Biro Klasifikasi Indonesia untuk menggunakan seluruh Rules and Regulation Germanischer Lloyd untuk dijadikan acuan penyusunan Rules BKI, dengan memperhatikan kondisi perairan sesuai dengan keadaan Indonesia.
c. Kerjasama antara PT (Persero) Biro Klasifikasi Indonesia dengan Germanischer Lloyd telah berlangsung dengan baik dan sebagai realisasi kerjasama tersebut telah didatangkan Senior Surveyor dari Germanischer Lloyd ke Indonesia (BKI) dalam rangka transfer of technology and transfer of know-how sebagai technical assistance untuk melaksanakan pelatihan bagi surveyor-surveyor BKI dan staf teknik Kantor Pusat BKI.
d. Disamping senior surveyor dari Germanischer Lloyd datang ke Indonesia dalam rangka technical assistance, juga telah dikirim surveyor-surveyor BKI ke Jerman untuk training di Germanischer Lloyd, atas biaya BKI sendiri ataupun bantuan dari Pemerintah Jerman. Jumlah surveyor BKI yang telah mengikuti training di Jerman mencapai 36 orang.
e. BKI telah mengajukan usulan untuk menjadi associate member IACS (International Association of Classification Societies) dan diharapkan Germanischer Lloyds dapat memberikan dukungan.
Sebagai bahan informasi bahwa persyaratan yang telah dipenuhi oleh BKI untuk menjadi associate member IACS adalah sebagai berikut :
1) Jumlah kapal dan jumlah GRT yang dikelaskan untuk kapal Ocean Going minimal 750 unit dengan tonnage 2 juta Gross Tonnage.
2) Buku peraturan dan register dalam Bahasa Inggris.
3) Mempunyai surveyor yang memiliki kemampuan dan keahlian.
4. Pertemuan dengan Kementerian Perhubungan RI tanggal 7 Nopember 2014
1) Dirjen Perhubungan Laut, Capt. Bobby Mamahit, didampingi oleh para pejabat
Eselon II dan Eselon III menyampaikan antara lain bahwa hubungan kerjasama antara Indonesia dengan Bremen telah berlangsung lama, khususnya dalam payung kerjasama MoU pembangunan kapasitas SDM. Mempertimbangkan perlunya dukungan SDM yang memadai bagi pembangunan fisik pelabuhan, dipandang perlu untuk memperpanjang MoU on Human Capacity Building in Ports antara Indonesia-Bremen yang ditandatangani di Munchen tanggal 6 Juni 2013 dan akan berakhir pada bulan Juni 2015. Wakil dari Badan Pengembangan SDM Kemenhub RI menyampaikan kesiapan anggaran untuk pelatihan dimaksud pada tahun yang akan datang.
2) Senator Martin Gunthner mencermati bahwa dengan adanya rencana Presiden
RI Joko Widodo untuk membangun 24 Pelabuhan baru di Indonesia, hal terpenting yang perlu diperhatikan tentunya adalah dukungan personil terlatih untuk mengoperasikan pelabuhan baru tersebut. Untuk itu, delegasi Bremen menyambut baik rencana Indonesia untuk berinvestasi di bidang pendidikan dan SDM serta menyampaikan kesiapannya untuk membantu menyediakan berbagai kursus pelatihan yang disesuaikan dengan keperluan Indonesia, tidak saja pelatihan bagi managerial level tetapi juga bagi port workers yang umumnya memiliki kendala dalam bahasa inggris.
3) Kedua pihak sepakat untuk membentuk working group guna membahas rencana
perpanjangan MoU serta bentuk kerjasama selanjutnya.