Analisis Implementasi Deklarasi Jakarta ID
SKRIPSI
Analisis Implementasi Deklarasi Jakarta 2012 Antara Indonesia- Jerman dalam Bidang Transportasi, Pendidikan dan Lingkungan
(Periode 2012-2014)
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA JAKARTA, 2015
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Jl. Mayjen Sutoyo No. 2, Cawang – Jakarta Timur 13630 Telp. (021) 8092425, 8009190, 80885230 Fax. (021) 8093948
Homepage: http:www.uki.ac.id
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Nama Mahasiswa
: Yarnis
No. Induk Mahasiswa
ProgramStudi
: Hubungan InternasionalDiplomasi
Peminatan Judul Skripsi
: Analisis Implementasi Deklarasi Jakarta 2012
Antara Indonesia-Jerman dalam Bidang Transportasi, Pendidikan dan Lingkungan (Periode 2012-2014)
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, doktor), baik di Universitas Kristen Indonesia maupun perguruan tinggi lain.
2. Pernyataan atau pendapat dari orang lain yang terdapat dalam skripsi ini sebagai acuan dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari ditemukan penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi.
Jakarta, 21 Agustus 2015 Yang bertanda tangan di bawah ini,
Yarnis 1170750016
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Jl. Mayjen Sutoyo No. 2, Cawang – Jakarta Timur 13630 Telp. (021) 8092425, 8009190, 80885230 Fax. (021) 8093948
Homepage: http:www.uki.ac.id
PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa
: Yarnis
No. Induk Mahasiswa
Program StudiPeminatan : Hubungan Internasional Diplomasi Judul Skripsi
: Analisis Implementasi Deklarasi Jakarta 2012
Antara
Indonesia-Jerman
dalam Bidang
Transportasi, Pendidikan dan Lingkungan (Periode 2012-2014)
Diajukan
: Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat Guna
Mencapai Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
SIAP UNTUK DIUJIKAN
Jakarta, 10 Juli 2015
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. V.L. Sinta Herindrasti, MA
Audra Jovani, S.Sos., MPS
Mengetahui,
Dekan FISIPOL UKI
Dr. Drs. Witarsa Tambunan, M.Si
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Jl. Mayjen Sutoyo No. 2, Cawang – Jakarta Timur 13630 Telp. (021) 8092425, 8009190, 80885230 Fax. (021) 8093948
Homepage: http:www.uki.ac.id
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa
: Yarnis
No. Induk Mahasiswa
: 1170750016
Program
: Hubungan InternasionalDiplomasi
StudiPeminatan Judul Skripsi
: Analisis Implementasi Deklarasi Jakarta 2012
Antara Indonesia-Jerman dalam Bidang Transportasi, Pendidikan dan Lingkungan (Periode 2012-2014)
Telah memperbaiki skripsi sesuai dengan petunjuk dari Tim Penguji dalam Sidang Ujian Skripsi sebagaimana tertulis dalam Hasil Ujian Skripsi pada tanggal 4 Agustus 2015.
Jakarta, 21 Agustus 2015 Ketua Sidang Penguji I
Leonard F. Hutabarat, Ph.D.
Penguji II
Penguji III
Dra. V.L. Sinta Herindrasti, MA
Audra Jovani, S.Sos., MPS
MOTTO
So which of the Favors of your Lord would you deny? Q.S. Ar-Rahmaan (55:13).
Tidak ada alasan untuk tidak bersyukur. Lakukan segala yang terbaik tanpa pamrih. Serta jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain, karena setiap orang memiliki rejeki yang berbeda-beda .
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT, karena rahmat dan ridha-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam tak lupa dihantarkan kepada Nabi Muhammad SAW atas hidayahnya, semua kegiatan yang berhubungan dengan penulisan dapat berjalan dengan baik. Skripsi merupakan mata kuliah wajib mahasiswa tingkat akhir Program Studi Hubungan Interasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Kristen Indonesia. Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dapat menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Drs. Witarsa Tambunan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Kristen Indonesia.
2. Ibu Imelda M.J. Sianipar, MA. Selaku Sekretaris Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Kristen Indonesia.
3. Ibu Dra. V. L. Sinta Herindrasti, MA. selaku Ketua Program Studi Hubungan
Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia dan Pembimbing I dalam pembuatan skripsi.
4. Ibu Audra Jovani, S.Sos, MPS. Selaku Pembimbing II dalam proses
pembuatan dan penyelesaian skripsi.
5. Seluruh Dosen Pengajar Program Studi Hubungan Internasional yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat.
6. Keluarga tercinta, Ayah Zulkifli, Mama Hasnah, kakak Sulaiman serta kedua adik Norcholis dan Sephia Solastri yang telah begitu tulus memberikan semangat, motivasi, dorongan, kasih sayang, dan doa yang bermanfaat untuk menjadi bekal dalam menjalani kegiatan yang terkadang menguras tenaga dan menguji emosi. Semuanya itu tidak akan dapat dilalui jika tanpa ada mereka yang selalu ada.
7. Masendra Nugraha, S.Kom, yang memberi perhatian tulus dan setia menjadi semangat saat lelah ketika menyelsaikan skripsi, serta doa dan motivasi yang sangat berarti.
8. Mei Adeliana A.Md Keb. Sahabat yang selalu menjadi penyemangat untuk segera menyelesaikan studi SI di Ilmu Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia.
9. Teman - teman angkatan 2011 FISPOL UKI terlebih khusus bagi semua sahabat dan saudara terkasih di HI Eleven yaitu Danita, Bianca, Christine, Intan Erma, Nengsih, Adrian, Demi Andre, Mayang, Lestari, Meilinda, Bintang, Theresya, George, Willy, Hari, Snondi, Trisa, Jessica, Astrid, Carol, Yulan, Gadis, Nori, Petrus dan Otto yang telah membantu dan memberikan dukungan serta bantuan ide dalam menyusun skripsi. Semangat dan motivasi kalian juga sangat bermanfaat.
10. Ibu Cahya Sumaningsih dari Kementerian Luar Negeri RI, Ibu Susanti Pertiwi dari Kementerian Perhubungan RI, Ibu Carolina dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Ibu Ria dari Kementerian Perencanaan dan Pembangunan RI (Bappenas), dan Bapak Wisnu dari Kementerian
Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI. Karena telah membantu dalam memperoleh informasi dalam penyelesaian skripsi.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT meridhai segala bentuk bantuan yang telah diberikan Masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini baik dalam teknik pemyajian materi maupun pembahasan. Oleh karena itu demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Jakarta, 21 Agustus 2015 Penulis,
Yarnis
ABSTRAK
A. Nama
: Yarnis
B. Judul
: Analisis Implementasi Deklarasi Jakarta 2012 Antara
Indonesia Jerman dalam Bidang Transportasi, Pendidikan dan Lingkungan (Periode 2012-2014)
C. Program Studi : Ilmu Hubungan InternasionalDiplomasi Peminatan
D. Hal
: xvii+100
E. Sumber
: 24 Buku, 3 Jurnal, 3 Dokumen, 21Website
Bacaan
F. Kata Kunci
: Deklarasi Jakarta 2012, Indonesia, Jerman,
Transportasi, Pendidikan dan Lingkungan
G. Pembimbing
I. Dra. V.L. Sinta Herindrasti, MA.
Skripsi
II. Audra Jovani, S.Sos, MPS.
H. Ringkasan
:
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui implementasi Deklarasi Jakarta 2012 terhadap Indonesia khususnya dalam bidang transportasi, lingkungan serta pendidikan, kemudian memahami manfaat Deklarasi Jakarta 2012 untuk Indonesia dan mengetahui perkembangan hubungan bilateral Indonesia-Jerman dalam kurun waktu 2012 hingga 2014 melalui Deklarasi Jakarta 2012. Deklarasi Jakarta 2012 dilatarbelakangi 60 tahun Indonesia dan Jerman menjalin hubungan diplomatik sehingga untuk semakin meningkatkan kedekatan kedua negara, Indonesia-Jerman telah memutuskan untuk meningkatkan dan memperdalam hubungan melalui “Indonesia-Germany Joint Declaration for a Comprehensive Partnership: Shaping Globalisation and Sharing Responsibility”(Jakarta Declaration 2012). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif, serta jenis data kuantitatif dan kualitatif sebagai penunjang dalam menganalisis. Skripsi ini menggunakan empat konsep yakni Hubungan Bilateral, Politik Luar Negeri, green thought, dan Perjanjian Internasional. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa Indonesia-Jerman membuktikan komitmennya untuk meningkatkan hubungan kerjasama kedua negara yang ditinjau dari pihak dari kedua negara yang menandatangani deklarasi, kerjasama yang mencakup seluruh sektor dan implementasi yang sudah dilakukan khususnya pada bidang trasportasi, pendidikan dan lingkungan.
DAFTAR SINGKATAN
ADB
Asian Development Bank
APEC
Asian Pacific Econmic Coorperation
ASEAN
Association of Southeast Asia Nations
Bappenas
Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional
BBM
Bahan Bakar Minyak
BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
CDM
Clean Development Mechanism
DAAD
Deutscher Akademischer Austauschdienst
DATACLIM
Data and Information Management for Adaptation to Climate Change
FORCLIME
Forest and Climate Change Programme
GRK
Gas Rumah Kaca
G-20
Group of Twenty
ICE
Inter City Express
ITB
Institut Teknologi Bandung
JDI
Joint Declaration of Intent
Kemdikbud RI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
Kemenhub RI
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Kemlu RI
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
KKLH
Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup
KPH
Kesatuan Pengelolaan Hutan
LSM
Lembaga Swadaya Masyarakat
MA
Madrasah Aliyah
MAK
Madrasah Aliyah Kejuruan
MI
Madrasah Ibtidaiyah
MoU
Memorandum of Understanding
MPB
Mekanisme Pembangunan Bersih
MTs
Madrasah Tsanawiyah
OECD
Organization for Economic Cooperation and Development
OKI
Organisasi Kerjasama Islam
OPI
Otoritas Pelabuhan Indonesia
PHL
Pengelolaan Hutan Lestari
PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa
REDD
Reducing Emissions from Deforestation and Degradation
SD
Sekolah dasar
SDM
Sumber Daya Manusia
SMA
Sekolah Menengah Atas
SMK
Sekolah Menengah Kejuruan
SMP
Sekolah Menengah Pertama
SUTIP
Sustainable Urban Transport Improvement Project
UE
Uni Eropa
UNESCO
United Nation Education Scientific and Cultural Organization
WNI
Warga Negara Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Mahasiswa Indonesia yang Studi di Jerman……………………….......75 Tabel 4.2 Pihak Pelaksana Deklarasi Jakarta 2012……………………………….89
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang ada di kawasan Asia Tenggara. Negara berkembang adalah istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan suatu negara dengan kesejahteraan material tingkat rendah. Tidak ada definisi tetap negara berkembang yang diakui secara internasional, karena tingkat pembangunan bisa saja bervariasi di dalam negara berkembang tersebut dikarenakan ada sejumlah negara berkembang memiliki standar hidup yang rata-
rata tinggi. 1 Hal tersebut dapat dilihat dari Indonesia yang tingkat perekonomiannya
belum merata ke semua masyarakat. Untuk itu, negara saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan merata di semua sektor ke seluruh pelosok wilayah yang bukan hanya di pusat saja melainkan juga ke daerah-daerah demi kesejahteraan rakyat serta eksistensi di dunia internasional.
Dalam mencapai kepentingan nasional tersebut, Indonesia tidak mampu melakukannya sendiri. Teknologi yang dimiliki dalam negeri sangat minim untuk menunjang pembangunan yang sedang dilakukan. Indonesia memerlukan pihak luar dalam hal ini negara-negara lain agar memudahkan Indonesia dalam melakukan pembangunan. Untuk itu saat ini Indonesia telah melakukan banyak
1 Sullivan, Arthur; Stven M. Sheffrin, Economics: Principles in Action, Upper Saddle River, New Jersey 07458: Pearson Prentice Hall, 2003, hal. 471.
kerjasama baik secara bilateral maupun multilateral dengan negara-negara lain dalam hubungan internasional demi mencapai kepentingan nasional seperti menunjang pembangunan dalam negeri.
Hubungan internasional yang dilakukan oleh dua negara yang biasanya disebut dengan hubungan bilateral bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Melalui diplomasi, setiap negara memainkan perannya untuk mencapai kepentingan nasional masing-masing dengan cara melakukan tawar-menawar dan saling tukar- menukar dalam berbagai bidang.
Indonesia saat ini telah melakukan banyak kerjasama dengan negara-negara lain. Sebagai contoh hubungan bilateral Indonesia dengan Jerman. Hubungan Indonesia dengan Jerman merupakan hubungan persahabatan Jerman terlama dengan negara di luar Eropa. Hal tersebut terlihat jelas dari sejarah hubungan kedua negara.
Sejarah Hubungan Indonesia - Jerman
Sejak tahun 1506 Balthasar Sprenger dari Kamar Dagang Welser di Augsburg merupakan orang Jerman pertama yang mengunjungi negara kepulauan di Samudra Hindia. Kemudian disusul oleh banyak dokter, petualang, ilmuwan, pedagang, misionaris, penulis dan seniman yang kemudian menetap di Indonesia.
Salah satu Gubernur Batavia yang paling dikenal, Wilhelm Gustav van Imhoff (1705-1750), adalah orang Jerman. 2 Ia yang membangun kota Bogor.
Kebun Raya Bogor yang juga sangat dikenal dunia juga dirancang oleh seorang ilmuwan Jerman, Casper Georg Carl Reinwardt (1733-1854).
Juga beberapa tokoh terkenal Jerman, seperti Johann Wolfgang van Goethe dan Friedrich Schiller, mempunyai hubungan erat dengan Indonesia. Nama negara ini juga dipopulerkan oleh orang Jerman. Adolf Bastian dalam laporannya menyebut “Hindia“ yang disambung dengan kata dari Bahasa Yunani “nesus“ yang berarti pulau.
Sejak tahun 1872 telah dibuka Konsulat Kerajaan Jerman di Hindia Belanda. 3 Hubungan dagang Indonesia-Jerman bisa juga ditelusuri sejak abad ke-
19. Sebagai contoh tujuh tahun setelah Siemens didirikan di Jerman pada tahun 1854, Rumah Siemens sudah aktif di Surabaya. Selain itu Indonesia juga memainkan peranan yang tidak bisa diabaikan dalam sejarah kesusasteraan dan seni Jerman pada abad ke-19. Pelukis Indonesia Raden Saleh (1807-1880) mengabadikan perkembangan seni di Dresden, Jerman secara signifikan. Pengarang Jerman seperti Theodor Fontane (1819-1898) dan Herman Hesse (1877-1962) dalam karya-karyanya melibatkan Indonesia. Serta pelukis dan pemusik Jerman
2 Jejak Jerman di Indonesia http:www.dw.comidjejak-jerman-di-indonesiaa-2956959 diakses pada tanggal 14 Juni 2015, pukul 10.47 WIB.
3 50 Tahun Persahabatan Indonesia-Jerman https:groups.yahoo.comneogroupsambonconversationstopics1055 diakses pada tanggal
27 Juni 2015, pukul 13.45 WIB.
Walter Spies (1895-1942) menetap di Pulau Bali dan membawa pengaruh yang baik bagi perkembangan seni dan musik.
Setelah berakhirnya Perang Dunia II dan setelah Proklamasi Republik Indonesia, pada tahun 1949 banyak mahasiswa Indonesia melanjutkan studi di Jerman. Para lulusan Jerman, dengan keahlian yang diperoleh di Jerman sekembalinya ke Indonesia menyumbangkan keahliannya bagi pembangunan Indonesia yang baru berdiri.
Hubungan diplomatik yang resmi antara Republik Federal Jerman dan Republik Indonesia yang sudah merdeka, dibuka pada tahun 1952. Pada tahun yang sama dibuka Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Jakarta. Sejak itu kerjasama antar kedua negara terus meningkat. Sekarang tidak kurang dari 250 perusahaan Jerman membuka cabang di Indonesia seperti PT. Bayer, Siemens, dan
lain-lain. 4 Kerjasama di bidang pembangunan ekonomi dan bidang ilmu pengetahuan serta teknik memainkan peranan penting. Pada tahun 2007 Pemerintah
Jerman memusatkan perhatiannya pada tiga tema utama bagi program kerjasama pembangunan dengan Indonesia, yaitu: pengembangan sektor swasta, desentralisasipemerintahan yang baik dan perubahan iklim. Dengan bantuan yang keseluruhan mencapai sekitar tiga milyar Euro, Jerman bagi Indonesia merupakan mitra bilateral ke-empat terbesar dalam bidang kerjasama politik pembangunan.
4 Keluhan Perusahaan Jerman di Indonesia http:dunia.news.viva.co.idnewsread249263-ini- ganjalan-investasi-asing-di-indonesia diakses pada tanggal 27 Juni 2015, pukul 17.45 WIB.
Di bidang ilmu pengetahuan dan teknik terdapat kerjasama teknis di bidang penelitian kelautan, geologi, lingkungan hidup, penelitian di bidang geo dan gen- teknologi serta di bidang penelitian energi. Sejak kemerdekaan Indonesia, sebanyak 20.000 tenaga ahli dari Indonesia dididik di Jerman. Pada tahun 2005 disepakati kerjasama bilateral yang diperluas untuk menangani pembangunan dan pengoperasian sistem peringatan dini tsunami.
Pada bulan Desember 2009, Mantan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kenegaraan ke Jerman. Saat bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel disepakati untuk memperkuat kerjasama dalam bidang ekonomi, perdagangan dan investasi serta menghidupkan kembali “Forum Ekonomi Indonesia – Jerman“. Tema pembicaraan lainnya adalah
memperkuat dialog antar agama dan kerjasama di bidang kebudayaan. 5
Hubungan diplomatik Indonesia Jerman pada tahun 2012 lalu sudah memasuki usia ke 60 tahun dan kedekatannya diwarnai dengan pasang surut. Bagi Jerman yang merupakan negara yang terkenal dengan teknologi tingginya, maka sosok mantan Presiden BJ Habibie menjadi sangat melekat dalam sejarah panjang hubungan bilateral ini.
Setelah sempat mengalami kejenuhan pasca reformasi, hubungan kedua negara menggeliat kembali dan ini ditandai dengan suatu deklarasi kedua negara di
5 Sejarah Hubungan Jerman-Indonesia http:www.jakarta.diplo.deVertretungjakartaid04_20PolitikBilateraleBeziehungenseiteges
chichtebeziehungen.html diakses pada tanggal 5 Februari 2015, pukul 14.02 WIB.
Jakarta pada tahun 2012 yang dikenal dengan sebutan Deklarasi Jakarta 2012 yang membuka babak baru peningkatan hubungan kedua negara, dari sekedar bersahabat
menjadi bermitra (from friendship to partnership). 6
Deklarasi Jakarta 2012 dilatarbelakangi 60 tahun Indonesia-Jerman menjalin hubungan diplomatik sehingga untuk semakin meningkatkan kedekatan kedua negara, Indonesia-Jerman telah memutuskan untuk meningkatkan dan memperdalam hubungan melalui “Indonesia-Germany Joint Declaration for a Comprehensive
Responsibility”(Jakarta Declaration 2012). Indonesia dan Jerman berbagi visi untuk bekerjasama dalam membentuk agenda global yang terstruktur untuk memajukan kerjasama bilateral yang saling menguntungkan serta memberikan kontribusi positif dan bertanggungjawab untuk masalah global yang menjadi perhatian dan kepentingan bersama.
Sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan pendiri negara Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) dan Uni Eropa (UE), Indonesia dan Jerman terus mempromosikan nilai-nilai bersama, mengambil peran aktif sebagai anggota The Group of Twenty (G-20), serta konsisten meningkatkan diri masyarakat terbuka dan ekonomi yang dinamis. Selanjutnya, Indonesia dan Jerman
6 jerman-sebagai-rechstaat diakses pada tanggal 3 Februari 2015, pukul 19.47 WIB.
berbagi tanggungjawab untuk membina hubungan ASEAN-Uni Eropa dan pembentukan globalisasi untuk kepentingan kedua bangsa. 7
Dalam Deklarasi Jakarta 2012 tersebut terdapat 8 bidang kerjasama (areas of cooperation) yang dijadikan sebagai fokus hubungan antara kedua negara. Delapan bidang tersebut antara lain:
I. Politik, pertahanan dan kerjasama keamanan
II. Pasar, investasi dan pembangunan
III.
Kerjasama di bidang kesehatan
IV. Pendidikan, sosial dan budaya
V. Sains dan teknologi
VI. Lingkungan, perubahan iklim, kehutanan dan energi terbarukan
VII. People-to-people contact
VIII. Mekanisme pemantauan
Dari delapan area kerjasama tersebut, pembahasan akan terfokus pada tiga sektor yakni transportasi yang terdapat pada area ke-2, pendidikan yang terdapat pada area ke-4 dan lingkungan yang terdapat pada area ke-6 dari Deklarasi Jakarta 2012. Skripsi ini lebih fokus pada tiga bidang tersebut karena transportasi, pendidikan serta lingkungan merupakan hal yang sangat penting yang sedang dibutuhkan dan dihadapi Indonesia saat ini.
7 Dokumen Indonesia-Germany Joint Declaration for a Comprehensive Partnership: Shaping Globalisation and Sharing Responsibility’
http:www.kemlu.go.idDocumentsDeklarasiJakarta20Declaration.pdf diakses pada tanggal
20 Januari 2015, pukul 13.45 WIB.
Transportasi merupakan bagian terpenting dalam menunjang pembangunan Indonesia. Namun masih terlihat banyaknya kekurangan khususnya pada pembangunan prasarana dan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang trasportasi. Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan
dua pertiga luas lautan lebih besar daripada daratan. 8 Hal ini terlihat dengan adanya
garis pantai di hampir setiap pulau di Indonesia ( ± 81.000 km) yang menjadikan Indonesia menempati urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Kekuatan inilah yang merupakan potensi besar
untuk memajukan perekonomian Indonesia. 9 Oleh karena itu, diperlukan sebuah pengembangan pelabuhan dan transportasi laut untuk mendorong kegiatan maritim
Indonesia menjadi lebih modern dan mudah digunakan oleh masyarakat. Tidak hanya transportasi laut, Indonesia harusnya mengadakan perbaikan pada sektor transportasi darat seperti transportasi perkotaan dan perkeretaapian. Hal tersebut dilakukan dalam upaya membantu masyarakat untuk kemudahan beraktivitas.
Hal lain yang menjadi fokus utama yang menunjang pembangunan Indonesia adalah pendidikan. Pada proses pembangunan yang sedang berlangsung, Indonesia membutuhkan tenaga ahli khususnya dalam bidang teknik tertentu agar pembangunan dapat merata keseluruh sektor. Pendidikan teknik seperti kejuruan memang telah menjamur di seluruh Indonesia, namun karena minim sarana serta SDM yang berkualitas, Indonesia dirasa memerlukan bantuan negara lain seperti
8 Luas Wilayah Negara Indonesia http:www.invonesia.comluas-wilayah-negara-indonesia.html diakses pada tanggal 19 Juni 2015, pukul 13.45 WIB.
9 Indria Hardiana, Menuju Indonesia sebagai negara Poros Maritim http:setkab.go.idmenuju- indonesia-sebagai-negara-poros-maritim.html diakses pada tanggal 8 April 2015, pukul 11.15
WIB.
Jerman dalam membantu melahirkan teknisi-teknisi berbakat yang kelak turut serta menjadikan Indonesia sebagai negara maju.
Permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat saat ini adalah lingkungan. Permasalahan lingkungan di Indonesia menjadi perhatian serius bagi masyarakat. Terbukti dengan antusiasme warga dalam melaporkan berbagai masalah lingkungan yang meliputi isu hutan, sungai, laut, limbah, sampah serta iklim dan energi. Hasilnya dapat diketahui berbagai masalah lingkungan yang menjadi fokus sebagian besar masyarakat Indonesia. Jika diabaikan, maka permasalahan lingkungan akan mengganggu pembangunan dalam negeri serta stabilitas kehidupan negara. Oleh karena itu, upaya dalam perbaikan lingkungan dirasa perlu dilakukan Pemerintah Indonesia untuk meminimalisir dampak buruk yang terjadi di kemudian hari.
Dari tiga sektor beserta alasan yang merupakan urgency Indonesia diatas, skripsi ini menganalisis implementasi dari hasil kerjasama yang dilakukan antara Indonesia-Jerman yang tertuang dalam Deklarasi Jakarta 2012 khususnya di Indonesia.
1.2 Pembatasan Topik
Hubungan antara Indonesia dengan Jerman memang sudah sangat lama terjalin. Dari hubungan yang telah terjalin sejak lama tersebut, skripsi ini memuat analisis implementasi Deklarasi Jakarta 2012 yang terfokus pada tiga sektor yakni transportasi, pendidikan dan lingkungan. Selain lebih merinci kepada tiga sektor Hubungan antara Indonesia dengan Jerman memang sudah sangat lama terjalin. Dari hubungan yang telah terjalin sejak lama tersebut, skripsi ini memuat analisis implementasi Deklarasi Jakarta 2012 yang terfokus pada tiga sektor yakni transportasi, pendidikan dan lingkungan. Selain lebih merinci kepada tiga sektor
1.3 Rumusan Masalah
Dari kesepakatan yang dihasilkan dalam Indonesia-Germany Joint Declaration for a Comprehensive Partnership: Shaping Globalisation and Sharing Responsibility, serta melihat hal yang sangat dibutuhan Indonesia dalam menunjang pembangunan dalam negeri, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada skripsi ini adalah: “Bagaimana Implementasi Deklarasi Jakarta 2012 terhadap
Indonesia khususnya dalam bidang transportasi, lingkungan serta pendidikan sejak lahirnya Deklarasi Jakarta yakni 10 Juli 2012 hingga tahun 2014 ?”
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari tulisan ini adalah:
1.4.1 Menganalisis implementasi Deklarasi Jakarta 2012 tersebut terhadap
Indonesia khususnya dalam bidang transportasi, lingkungan serta pendidikan sejak lahirnya deklarasi yakni 10 Juli 2012 hingga tahun 2014.
1.4.2 Memahami manfaat Deklarasi Jakarta 2012 untuk Indonesia.
1.4.3 Mengetahui perkembangan hubungan bilateral Indonesia-Jerman dalam
kurun waktu 2012 hingga 2014 melalui Deklarasi Jakarta 2012.
1.5 Manfaat Penulisan
Penelitian mengenai hubungan Indonesia-Jerman ini diharapkan berguna dalam hal:
1.5.1 Menjadi sumbangan pemikiran bagi pembaca dan penstudi hubungan luar
negeri atau kerjasama Indonesia-Jerman.
1.5.2 Hasil Penelitian diharapkan dapat menjadi dasar kajian dalam hal
pengambilan kebijakan di masa mendatang untuk kerjasama Indonesia- Jerman kedepannya khususnya dalam bidang transportasi, pendidikan dan lingkungan.
1.5.3 Menambah referensi mengenai perkembangan hubungan bilateral antara
Indonesia-Jerman.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan, skripsi ini akan menjelaskan mengenai uraian pada pembahasan sebelumnya. Penelitian ini akan dibahas dalam lima bab sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab pendahuluan berisi latar belakang dari permasalahan yang diteliti mengenai perkembangan hubungan bilateral Indonesia-Jerman pada bidang transportasi, pendidikan dan lingkungan serta alasan pengambilan fokus pada tiga Bab pendahuluan berisi latar belakang dari permasalahan yang diteliti mengenai perkembangan hubungan bilateral Indonesia-Jerman pada bidang transportasi, pendidikan dan lingkungan serta alasan pengambilan fokus pada tiga
BAB II Kerangka Konseptual
Bab kajian pustaka memuat beberapa teori dan pendekatan yang menunjang penulisan. Teori dan pendekatan yang digunakan yakni politik luar negeri, hubungan bilateral, perjanjian internasional dan green thought.
BAB III Metode Penelitian
Berisi tentang metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, jenis data, pengumpulan data dan analisis data.
BAB IV Analisis Implementasi Deklarasi Jakarta 2012 terhadap Indonesia dalam Bidanh Transportasi, Pendidikan dan Lingkungan Periode 2012-2014
Bab ini berisi gambaran umum seperti profil masing-masing negara (Indonesia-Jerman) dan penjelasaan mengenai Deklarasi Jakarta 2012, serta hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi paparan data dari hasil implementasi yang telah dilakukan yang terfokus pada tiga bidang yakni transportasi, pendidikan dan lingkungan dengan analisis tujuan untuk mengetahui efektivitas implementasi Deklarasi Jakarta 2012 khususnya di Indonesia.
BAB V Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari tulisan serta seluruh efektivitas implementasi Deklarasi Jakarta 2012 di Indonesia. Skripsi ini juga memuat beberapa pendapat mengenai seluruh implementasi, pendapat tersebut terdapat pada saran yang diharapkan dapat meberikan dampak positif untuk kerjasama berkelanjutan dengan negara Jerman.
BAB II KERANGKA KONSEPTUAL
2.1 Konsep Hubungan Bilateral
Telah menjadi bagian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bahwa setiap bangsa-bangsa di dunia ini melakukan interaksi antar-bangsa yang mana terselenggaranya suatu hubungan internasional baik melalui berbagai kriteria seperti terselenggaranya suatu hubungan yang bersifat bilateral, regional, maupun multilateral.
Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kusumohamidjojo tentang hubungan bilateral yakni:
“Suatu bentuk kerjasama diantara negara-negara yang berdekatan secara geografis ataupun yang jauh diseberang lautan dengan sasaran
utama untuk menciptakan perdamaian dengan memperhatikan kesamaan politik kebudayaan dan struktur ekonomi.” 10
Terselenggaranya hubungan bilateral juga tidak terlepas dari tercapainya beberapa kesepahaman antara dua negara. Masing-masing negara menjalin hubungan tersebut tidak lepas dari kepentingan nasional dalam usaha menyelenggarakan politik luar negerinya masing-masing, dengan tujuan nasional
10 Budiono Kusumohamidjodjo, Politik Luar Negeri Indonesia dan Pelaksanaannya Dewasa Ini: Kumpulan Karangan dan pidato, Bandung: Alumni, 1983, hal. 23.
yang ingin dicapai suatu bangsa dapat terlihat dari kepentingan nasional yang dirumuskan oleh elit suatu negara.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Plano dan Olton bahwa : “Hubungan kerjasama yang terjadi antara dua negara didunia ini pada
dasarnya tidak terlepas dari kepentingan nasional masing-masing negara. Kepentingan nasional merupakan unsur yang sangat vital yang mencakup kelangsungan hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan, militer, dan
kesejahteraan ekonomi.” 11
Selanjutnya, dalam kamus politik internasional, Didi Krisna mendefinisikan konsep hubungan bilateral adalah sebagai berikut: “hubungan bilateral adalah keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi atau
terjadi hubungan timbal balik antara dua belah pihak (dua negara)”. 12
Hubungan bilateral yang dimaksud adalah kerjasama dibidang ideologi, politik, ekonomi, hukum, keamanan. Namun dalam penulisan ini membahas hubungan bilateral yang terfokus pada kerjasama yang termuat dalam Deklarasi Jakarta 2012.
Hubungan bilateral mengandung dua unsur pemaknaan, yakni: konflik dan kerjasama. Antara keduanya memiliki arti yang saling bergantian tergantung dari konsep yang ditawarkan antara kedua negara menurut motivasi-motivasi internal dan opini yang melingkupinya. Setiap terbinanya hubungan bilateral yang diupayakan oleh suatu negara dengan negara lain dimaksudkan untuk mengatasi
11 Hans J. Moergenthau Kenneth Winfred Thompson, Politik antar Bangsa Vol. 3, Jakarta: Yayasan obor Indonesia, 1990, hal. 83.
12 Didi Krisna, Kamus Politik Internasional, Jakarta: Grasindo, 1993, hal. 18.
permasalahan diantara keduanya. Melalui kerjasama internasional, negara-negara berusaha memecahkan masalah sosial, ekonomi dan politik. Tipe yang pertama menyangkut kondisi-kondisi di lingkungan internasional yang apabila tidak diatur akan mengancam negara-negara yang terlibat. Tipe kedua mencakup keadaan sosial, ekonomi dan politik domestik tertentu yang dianggap membawa konsekuensi luas terhadap sistem internasional sehingga dipersepsikan sebagai masalah internasional bersama.
Indonesia melakukan kerjasama dengan negara lain tidak lepas dari kepentingan nasional Indonesia yang salah satunya yaitu melakukan pembangunan dalam negeri demi meningkatkan kesejahteraan nasional dan demi prestise di dunia internasional. Untuk itu, Indonesia membutuhkan pihak lain untuk membantu pembangunan dalam negeri. Selain untuk mencapai kepentingan bersama kedua negara yang tertuang dalam Deklarasi Jakarta 2012, Indonesia juga mengupayakan untuk mencapai hal yang diinginkan demi menunjang pembangunan nasional antara hubungannya dengan Jerman yang menunjang pembangunan dalam negeri.
Hubungan bilateral antara Indonesia-Jerman memiliki unsur pemaknaan kerjasama. Dan dalam kerjasama yang dilakukan, ada bentuk saling tawar-menawar antara kedua negara dimana tidak hanya satu pihak saja yang diuntungkan melainkan kedua belah pihak mendapatkan hal yang mereka inginkan dan mencapai suatu kesepakatan bersama. Jerman pun pasti memiliki motivasi tersendiri jika mereka melakukan kerjasama dengan Indonesia, begitu pula sebaliknya.
2.2 Konsep Politik Luar Negeri
Politik luar negeri pada dasarnya merupakan action theory atau kebijakan suatu negara yang ditujukan ke negara lain untuk mencapai kepentingan tertentu. Secara umum, politik luar negeri (foreign policy) merupakan suatu perangkat formula nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan dan memajukan kepentingan nasional di dalam percaturan dunia internasional. Suatu komitmen yang pada dasarnya merupakan strategi dasar untuk mencapai suatu tujuan baik dalam konteks dalam negeri dan luar negeri serta sekaligus menentukan keterlibatan suatu negara di dalam isu-isu internasional atau lingkungan sekitarnya.
Salah satu cara untuk memahami konsep politik luar negeri adalah dengan jalan memisahkannya ke dalam dua komponen yakni politik dan luar negeri. Politik adalah seperangkat keputusan yang menjadi pedoman untuk bertindak, atau seperangkat aksi yang bertujuan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Politik itu sendiri berakar pada konsep pilihan (choices). Memilih tindakan atau membuat keputusan-keputusan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan gagasan mengenai kedaulatan dan konsep wilayah membantu upaya memahami konsep politik luar negeri.
Pemahaman konsep ini diperlukan agar dapat membedakan antara politik luar negeri dan politik domestik. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembuatan politik luar negeri selalu terkait dengan konsekuensi yang ada di dalam negeri. Henry Kissinger, seorang akademisi sekaligus praktisi politik luar negeri Amerika Serikat Pemahaman konsep ini diperlukan agar dapat membedakan antara politik luar negeri dan politik domestik. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembuatan politik luar negeri selalu terkait dengan konsekuensi yang ada di dalam negeri. Henry Kissinger, seorang akademisi sekaligus praktisi politik luar negeri Amerika Serikat
kehidupan suatu negara. Karena itu studi politik luar negeri tidak dapat menisbikan struktur dan proses baik dari sistem politik domestik. Dengan demikian sulit bagi kita untuk memisahkan antara politik luar negeri dengan politik dalam negeri. Pemisahan ini hanya dimungkinkan untuk keperluan analisis atau penelitian dalam hubungan internasional.
Poitik luar negeri merupakan salah satu bidang kajian studi Hubungan Internasional. Politik luar negeri merupakan studi yang kompleks karena tidak saja
melibatkan aspek-aspek eksternal tetapi juga aspek-aspek internal suatu negara. 14
Negara sebagai suatu aktor yang melakukan politik luar negeri, tetap menjadi unit politik utama dalam sistem hubungan internasional. Meskipun aktor-aktor non negara semakin penting perannya dalam hubungan internasional.
Dalam kajian politik luar negeri sebagai suatu sistem, rangsangan dari lingkungan eksternal dan domestik sebagai input yang mempengaruhi politik luar negeri suatu negara dipersepsikan oleh para pembuat keputusan dalam suatu proses konversi menjadi output. Proses koversi yang terjadi dalam perumusan politik luar negeri suatu negara ini mengacu pada pemaknaan situasi, baik yang berlangsung
13 Wolfram F. Hanrieder, Comparative Foreign Policy: Theoretical Essays, New York: David McKay Cp, 1971, hal. 22.
14 James N. Rosenau, Gavin Boyd, Kenneth W. Thompson, World Politics: An Introduction, New York: The Free Press, 1976, hal. 15.
dalam lingkungan eksternal maupun internal dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai serta sarana dan kapabilitas yang dimilikinya. 15
Kebijakan luar negeri merupakan strategi yang dibuat oleh para pembuat keputusan negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional spesifik yang dituangkan
dalam terminologi kepentingan nasional. 16 Kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh pemerintah suatu negara memang bertujuan untuk mencapai kepentingan
nasional masyarakat yang diperintahnya meskipun kepentingan nasional suatu bangsa pada ditentukan oleh siapa yang berkuasa pada waktu itu. 17 Untuk
memenuhi kepentingan nasional tersebut, negara-negara maupun aktor dari negara melakukan berbagai macam kerjasama diantaranya adalah kerjasama bilateral, trilateral, regional dan multilateral.
Menurut Rosenau, pengertian kebijakan luar negeri yaitu upaya suatu negara melalui keseluruhan sikap dan aktivitasnya untuk mengatasi dan
memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternalnya. 18 Kebijakan luar negeri
menurutnya ditujukan untuk memelihara dan mempertahankan kelangsungan hidup suatu negara. 19 Lebih lanjut, menurut Rosenau, apabila kita mengkaji kebijakan luar
negeri suatu negara maka kita akan memasuki fenomena yang luas dan kompleks,
15 James N. Rosenau, The Scientific Study of Foreign Policy, New York: The Free Press, 1980, hal. 173.
16 Jack C. Plano dan Roy Olton, Kamus Hubungan Internasional, Bandung: Abardin, 1999, hal. 5. 17 Mochtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, Jakarta: LP3ES, 1994,
hal. 184.
18 James N. Rosenau, Gavin Boyd, Kenneth W. Thompson, World Politics: An Introduction, New York: The Free Press, 1976, hal. 27.
19 Ibid, hal. 32.
meliputi kehidupan internal dan kebutuhan eksternal termasuk didalamnya adalah kehidupan internal dan eksternal seperti aspirasi, atribut nasional, kebudayaan, konflik, kapabilitas, institusi dan aktivitas rutin yang ditujukan untuk mencapai dan memelihara identitas sosial, hukum dan geografi suatu negara sebagai negara
bangsa. 20
Langkah pertama dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri mencakup: 21
a. Menjabarkan pertimbangan kepentingan nasional ke dalam bentuk tujuan dan sasaran yang spesifik.
b. Menetapkan faktor situasional di lingkungan domestik dan internasional yang berkaitan dengan tujuan kebijakan luar negeri.
c. Menganalisis kapabilitas nasional untuk menjangkau hasil yang dikehendaki.
d. Mengembangkan perencanaan atau strategi untuk memakai kapabilitas nasional dalam menanggulangi variabel tertentu sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
e. Melaksanakan tindakan yang diperlukan.
f. Secara periodik meninjau dan melakukan evaluasi perkembangan yang telah berlangsung dalam menjangkau tujuan atau hasil yang dikehendaki.
20 Ibid, hal. 15. 21 Jack C. Plano dan Roy Olton, Op.Cit., hal. 5.
Sementara menurut Holsti, lingkup kebijakan luar negeri meliputi semua tindakan serta aktivitas negara terhadap lingkungan eksternalnya dalam upaya memperoleh keuntungan dari lingkungan tersebut serta hirau akan berbagai kondisi
internal yang menopang formulasi tindakan tersebut. 22
Tujuan politik luar negeri sebenarnya merupakan fungsi dari proses dimana tujuan negara disusun. Tujuan tersebut dipengaruhi oleh sasaran yang dilihat dari masa lalu dan aspirasi untuk masa yang akan datang. Tujuan kebijakan luar negeri dibedakan atas tujuan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Pada dasarnya tujuan jangka panjang kebijakan luar negeri adalah untuk mencapai perdamaian, keamanan dan kekuasaan.
Sementara itu Plano berpendapat bahwa setiap kebijakan luar negeri dirancang untuk menjangkau tujuan nasional. Tujuan nasional yang hendak dijangkau melalui kebijakan luar negeri merupakan formulasi konkret dan dirancang dengan mengaitkan kepentingan nasional terhadap situasi internasional yang sedang berlangsung serta power yang dimiliki untuk menjangkaunya. Tujuan dirancang, dipilih dan ditetapkan oleh pembuat keputusan dan dikendalikan untuk mengubah kebijakan (revisionist policy) atau mempertahankan kebijakan (status
quo policy) ikhwal kenegaraan tertentu di lingkungan internasional. 23
Tujuan politik luar negeri dapat dikatakan sebagai citra mengenai keadaan dan kondisi di masa depan suatu negara dimana pemerintah melalui para perumus kebijakan nasional mampu meluaskan pengaruhnya kepada negara-negara lain
22 K.J Holsti, Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis, Bandung: Bina Cipta 1992, hal. 21. 23 Jack C. Plano dan Roy Olton, Op.Cit., hal. 27.
dengan mengubah atau mempertahankan tindakan negara lain. Ditinjau dari sifatnya, tujuan politik luar negeri dapat bersifat konkret dan abstrak. Sedangkan dilihat dari segi waktunya, tujuan politik luar negeri dapat bertahan lama dalam suatu periode waktu tertentu dan dapat pula bersifat sementara, berubah sesuai dengan kondisi waktu tertentu.
K.J Holsti memberikan tiga kriteria untuk mengklasifikasikan tujuan-tujuan politik luar negeri suatu negara yaitu: 24
a. Nilai (values) yang menjadi tujuan dari para pembuat keputusan.
b. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain ada tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
c. Tipe tuntutan yang diajukan suatu negara kepada negara lain.
Bangsa Indonesia dalam membina hubungan dengan negara lain menerapkan prinsip-prinsip politik luar negeri yang bebas aktif. Politik luar negeri bebas dan aktif dapat diartikan bebas dalam memilih apapun dan tidak terikat oleh suatu ideologi, blok kekuatan dunia, atau oleh suatu politik negara asing yang tergabung dalam kelompok atau blok kekuatan tertentu dan aktif berpartisipasi dalam upaya menciptakan perdamaian dunia.
Politik luar negeri Indonesia diabdikan bagi kepentingan nasional terutama untuk kepentingan pembangunan di segala bidang serta ikut melaksanakan
24 Bruce Russet dan Harvey Star, World Politics: The Menu for Choice. 2 nd ed., New York: W.H Freeman and Co, 1988, hal. 190.
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam konteks nasional, politik luar negeri Indonesia tetap ditujukan untuk menjaga keutuhan wilayah nasional, persatuan bangsa serta stabilitas nasional
dalam menghadapi permasalahan di dalam negeri. 25
Dalam konteks bilateral, kebijakan luar negeri Indonesia berupaya untuk memantapkan dan meningkatkan hubungan bilateral dengan negara-negara sahabat, dengan terus mempelajari kemungkinan pembinaan hubungan bilateral dengan negara-negara yang dinilai berpotensi membantu upaya pencapaian kepentingan
nasional Indonesia. 26 Sedangkan dalam konteks global, kebijakan luar negeri Indonesia diarahkan untuk mendukung upaya-upaya PBB dalam menyelesaikan
berbagai masalah dunia yang menjadi kepentingan bersama masyarakat Internasional. 27
Alasan Indonesia meningkatkan kerjasama dengan Jerman dikarenakan negara tersebut merupakan salah satu negara maju yang memiliki teknologi tinggi serta unggul dalam berbagai sektor. Dari sejarah hubungan kedua negara yang telah terpapar di latar belakang dapat dilihat bahwa Indonesia sangat menjaga baik hubungannya dengan Jerman, dan Indonesia membutuhkan Jerman dalam menunjang pembangunan dalam negeri untuk mencapai kepentingan nasional Indonesia sendiri.
25 Diambil dari Kuliah Politik Luar Negeri RI, Duta Besar Bambang Prayitno dalam Slide Presentasi “Politik Luar Negeri RI” pada tanggal 15 April 2013.
26 Ibid. 27 Ibid.
Kepentingan nasional Indonesia diterjemahkan ke dalam visi Kementerian Luar Negeri yang disebut sebagai "Sapta Dharma Caraka", yaitu: 28
1. Memelihara dan meningkatkan dukungan internasional terhadap keutuhan wilayah dan kedaulatan Indonesia.
2. Membantu pencapaian Indonesia sejahtera melalui kerjasama pembangunan dan ekonomi promosi dagang dan investasi, kesempatan kerja dan alih teknologi.
3. Meningkatkan peranan dan kepemimpinan Indonesia dalam proses integrasi ASEAN, peran aktif di Asia-Pasifik, membangun kemitraan strategis baru Asia-Afrika serta hubungan antar sesama negara berkembang.
4. Memperkuat hubungan dan kerjasama bilateral, regional dan internasional di segala bidang dan meningkatkan prakarsa dan kontribusi Indonesia dalam pencapaian keamanan dan perdamaian internasional serta memperkuat multilateralisme.
5. Meningkatkan citra Indonesia di masyarakat internasional sebagai negara demokratis, pluralis, menghormati hak asasi manusia, dan memajukan perdamaian dunia.
6. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri serta melancarkan diplomasi kemanusiaan guna
28 Visi Misi Kementrian Luar Negeri RI http:www.kemlu.go.idiPagesPoiugri.aspx?IDP=18l=id Diakses tanggal 15 Februari 2015, pukul 14.19 WIB.
mendukung tanggap darurat dan rekonstruksi Aceh dan Nias dari bencana dan gempa tsunami.
7. Melanjutkan benah diri untuk peningkatan kapasitas kelembagaan, budaya kerja dan profesionalisme pelaku diplomasi serta peranan utama dalam koordinasi penyelenggaraan kebijakan dan hubungan luar negeri.
Terdapat beberapa butir “Sapta Dharma Caraka” yang sesuai dengan kepentingan Indonesia terhadap Jerman. Berdasarkan seluruh paparan yang dijelaskan, butir yang berkaitan antara lain butir dua, tiga dan empat. Jadi kesimpulannya adalah bahwa hubungan Indonesia dan Jerman memiliki pengaruh besar dalam praktek politik luar negeri Indonesia dalam upaya mencapai kepentingan nasional.
Sedangkan politik luar negeri Jerman jika dilihat dari isi Deklarasi Jakarta 2012 tersebut, Jerman ingin membuka peluang terhadap ASEAN untuk UE dan Jerman sendiri. Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup memiliki andil besar di ASEAN, oleh karena itu Jerman yang juga memiliki pengaruh cukup besar di Uni Eropa menginginkan jalannya semakin terbuka untuk bermitra dengan ASEAN melalui peningkatan kerjasama bilateral dengan Indonesia.
2.3 Green Thought
Selain isu ekonomi, perdagangan dan keamanan dan isu-isu penting lainnya, dewasa ini isu lingkungan hidup juga merupakan isu yang tidak kalah pentingnya dan mendapatkan sorotan dari dunia internasional. Istilah green thought ini menjadi sebuah pemikiran baru di dalam Ilmu Hubungan Internasional disebabkan karena Selain isu ekonomi, perdagangan dan keamanan dan isu-isu penting lainnya, dewasa ini isu lingkungan hidup juga merupakan isu yang tidak kalah pentingnya dan mendapatkan sorotan dari dunia internasional. Istilah green thought ini menjadi sebuah pemikiran baru di dalam Ilmu Hubungan Internasional disebabkan karena
Green thought adalah salah satu dari perspektif ilmu Hubungan Internasional yang sangat aktif memikirkan masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan (environment). Green thought melihat bahwa pada dasarnya kerusakan-kerusakan lingkungan dan alam bisa terjadi disebabkan karena tingkah laku manusia. Manusia yang menyebabkan terjadinya kerusakan alam, manusia juga yang menyebabkan hilangnya makhluk hidup dan sumber daya alam, padahal lingkungan atau alam merupakan warisan terpenting dalam hidup yang harus dijaga dan dilestarikan oleh manusia. Selain itu, green thought juga berasumsi bahwa pembangunan dan industrialisasi pada zaman modern seperti saat ini telah memicu terjadinya kerusakan-kerusakan lingkungan, seperti pembukaan lahan untuk pembangunan pabrik yang keberadaannya akan mencemari lingkungan disekitarnya. Transportasi kendaraan yang fungsi utamanya adalah membantu manusia dalam beraktivitas, pada era sekarang ini sudah beralih fungsi menjadi penghambat dalam melakukan aktivitas, karena kemacetan yang terjadi seperti di kota-kota besar di Indonesia dan polusinya dapat mengganggu kesehatan dan merusak pemandangan. Sedangkan campur tangan manusia dalam mengatur alam telah mengundang dan memicu keberlangsungan hidup manusia dan spesies lainnya.
Jika keamanan internasional dan perekonomian global adalah dua area isu tradisional utama dalam politik dunia, sebagian pakar saat ini menyatakan bahwa
lingkungan telah muncul sebagai isu utama ketiga. 29
Deforestasi yang disebabkan oleh banyak faktor yang kompleks menjadi salah satu penyebab utama kerusakan lingkungan hidup, kemudian pertanian ladang berpindah, perkebunan sawit, dan industrialisasi telah memberikan undangan yang signifikan atas kerusakan lingkungan hidup yang melanda dunia sekarang ini. 30
Deforestasi mengacu pada kehilangan atau kerusakan hutan yang terjadi secara alami, terutama akibat aktivitas manusia seperti penebangan, menebang pohon untuk bahan bakar, tebang dan bakar pertanian, pembukaan lahan untuk pengembalaan ternak, operasi pertambangan, ekstraksi minyak, pembangunan bendungan, dan perkotaan gepeng atau jenis lain dari ekspansi pembangunan dan
populasi. 31