Kerjasama dalam Bidang Lingkungan

4.5 Kerjasama dalam Bidang Lingkungan

  Lingkungan di Indonesia sering juga disebut lingkungan hidup. Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perkehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dari pengertian tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa lingkungan hidup merupakan segala hal yang terdapat di sekitar manusia atau juga mahluk hidup lain yang memiliki hubungan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.

  Seiring berjalannya waktu lingkungan menjadi hal yang sering diperbincangkan. Bukan hanya di Indonesia, melainkan di berbagai negara di seluruh dunia. Hal tersebut akibat dari adanya kerusakan lingkungan yang sebagian Seiring berjalannya waktu lingkungan menjadi hal yang sering diperbincangkan. Bukan hanya di Indonesia, melainkan di berbagai negara di seluruh dunia. Hal tersebut akibat dari adanya kerusakan lingkungan yang sebagian

  Ada berbagai faktor yang menjadi rusaknya lingkungan di Indonesia. Sebagian besar kerusakan lingkungan terjadi akibat eksploitasi hutan yang cukup tinggi. Laju deforestasi pada tahun 2014 telah mencapai 1,8 juta hektar per tahun

  mengakibatkan 21 dari 133 juta hektar hutan Indonesia hilang. 76 Selain eksploitasi hutan, 30 dari 2.5 juta hektar terumbu karang di Indonesia mengalami

  kerusakan. 77 Kerusakan terumbu karang meningkatkan resiko bencana terhadap daerah pesisir, mengancam keanekaragaman hayati laut dan menurunkan produksi

  perikanan laut. Selain itu, terdapat faktor lain yang umumnya terjadi di kota besar. Yakni tingginya pencemaran udara dan pencemaran air serta semakin sempitnya ruang hijau akibat pembangunan gedung-gedung yang tinggi.

  Kerusakan lingkungan yang terjadi melahirkan berbagai dampak buruk bagi Indonesia. Seperti terhambatnya pembangunan, terganggunya stabilitas dalam negeri, serta terjadinya bencana alam. Jika bencana alam terjadi, maka negara akan mengeluarkan banyak dana untuk pemulihan pasca bencana. Oleh sebab itu, Indonesia melakukan berbagai upaya dalam rangka mengurangi dampak dari

  76 Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia dan Penyebabnya http:alamendah.org20140801kerusakan-lingkungan-hidup-di-indonesia-dan-penyebabnya

  diakses pada tanggal 9 Juni 2015. Pukul 19.20 WIB.

  77 Ibid.

  kerusakan lingkungan tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan bekerjasama dengan berbagai negara dalam hal penanggulangan masalah lingkungan.

  Indonesia telah bekerjasama dengan berbagai negara dalam hal mengatasi permasalahan lingkungan. Salah satu negara yang menjadi mitra Indonesia dalam upaya perbaikan lingkungan adalah Jerman. Jerman merupakan salah satu negara di dunia yang berperan aktif dalam mengatasi permasalahan lingkungan. Politik lingkungan hidup Jerman dititikberatkan antara lain pada pembangunan berkesinambungan dan perlindungan iklim bumi. Sebagai contoh, kewajiban untuk mengurangi gas yang ditimbulkan dari efek rumah kaca yang tercantum pada Protokol Kyoto telah dipenuhi oleh Jerman, pada tahun 2005, Jerman telah mengurangi emisi gas hingga 18,5 dibandingkan dengan angka tahun 1990. 78

  Indonesia dan Jerman telah lama bekerjasama dalam hal mengatasi permasalahan lingkungan. Dan kerjasama semakin meningkat dengan ditandatanganinya Deklarasi Jakarta 2012. Dalam deklarasi tersebut, kerjasama tentang lingkungan terdapat pada areas of cooperation ke-tujuh mengenai Lingkungan, Perubahan Iklim, Kehutanan dan Energi Terbarukan.

  78 Peter Hintereder, Fakta Mengenai Jerman, Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi, 2008, hal. 80.

  4.5.1 Forest and Climate Change Programme (FORCLIME)

  Pada butir pertama di area tersebut disebutkan bahwa Indonesia dan Jerman berupaya memperkuat kerjasama di bidang perubahan iklim dan energi yang berkelanjutan, pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan atau sering disebut Reducing Emissions from Deforestation and Degradation (REDD), serta pemanfaatan berkelanjutan dan konservasi keanekaragaman hayati. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Bappenas, Jerman memberikan bantuan terhadap Indonesia dalam bentuk hibah untuk dalam proyek yang bernama Forest and Climate Change Programme (FORCLIME). Bapenas menyebutkan kelompok FORCLIME terdiri dari 9 proyek yakni 4 proyek di Kabupaten Berau, 2 proyek di Kabupaten Malinau dan 3 proyek di Kabupaten Kapuas Hulu.

  Gambar 4.3 Skema Pelaksanaan Teknis FORCLIME di Daerah

  Sumber: http:www.forclime.orgidtentang-forclimekerjasama-teknis

  FORCLIME bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan seraya meningkatkan mata pencaharian masyarakat desa miskin Indonesia. Dalam rangka mencapai sasaran ini, pihak yang tergabung dalam proyek akan membantu Pemerintah Indonesia merancang dan mengimplementasikan reformasi hukum, kebijakan dan kelembagaan untuk pelestarian dan pengelolaan FORCLIME bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan seraya meningkatkan mata pencaharian masyarakat desa miskin Indonesia. Dalam rangka mencapai sasaran ini, pihak yang tergabung dalam proyek akan membantu Pemerintah Indonesia merancang dan mengimplementasikan reformasi hukum, kebijakan dan kelembagaan untuk pelestarian dan pengelolaan

  Di Indonesia, REDD dilaksanakan dengan dua acara yakni: 79

  1. Pemeliharaan dan peningkatan cadangan melalui:

  a. Konservasi hutan

  b. Pengelolaan hutan yang berkelanjutan

  c. Rehabilitasi dan restorasi kawasan yang rusak

  2. Penciptaan manfaat tambahan bersama dengan peningkatan manfaat dari karbon melalui:

  a. Peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal

  b. Peningkatan kelestarian keanekaragaman hayati

  c. Peningkatan kelestarian produksi jasa ekosistem lain.

  Proyek ini berjalan atas kerjasama Jerman-Indonesia yang dilaksanakan oleh Kementerian Kehutanan. FORCLIME terdiri dari enam Area Strategis, yaitu: 80

  1. Kebijakan kehutanan, perencanaan strategis dan pengembangan kelembagaan

  79 Nurtjajawilasa, Kusdamayanti, Irsyal Yasman, dkk., Konsep REDD+ dan Implementasinya, Jakarta: The Nature Conservancy Indonesia Program, 2013, hal. 34.

  80 Kerjasama Teknis FORCLIME http:www.forclime.orgidtentang-forclimekerjasama-teknis diakses pada tanggal 31 Agustus 2015, pukul 10.29 WIB.

  FORCLIME mendukung Kementerian Kehutanan untuk meningkatkan kerangka peraturan bagi pengelolaan hutan lestari melalui reformasi administratif, termasuk pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Dukungan penting lainnya ditujukan untuk persiapan pelaksanaan mekanisme REDD+ di masa depan. FORCLIME dan Kementerian Kehutanan bekerja dalam menyiapkan regulasi dan lembaga-lembaga yang diperlukan, bersama-sama dengan mitra program pembangunan lainnya.

  2. Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)

  FORCLIME mendukung pembangunan dan pengembangan KPH di Indonesia pada tingkat nasional dan tingkat daerah. Dukungan di tingkat nasional meliputi pengembangan kebijakan yang relevan dengan pembangunan KPH serta peningkatan kapasitas secara umum. Sementara pada tingkat daerah FORCLIME mendukung implementasi perancangan, perencanaan hingga pengelolaan KPH. Oleh karena itu, FORCLIME mendukung secara aktif pembangunan KPH Model di Kabupaten Berau (Provinsi Kalimantan Timur), Kabupaten Kapuas Hulu (Kalimantan Barat) dan Kabupaten Malinau (Kalimantan Utara).

  3. Pengelolaan Hutan Lestari (PHL)

  FORCLIME mendukung perusahaan kehutanan swasta dalam proses sertifikasi FSC pada konsesi hutan mereka, terutama perusahaan yang berlokasi di kabupaten percontohan Berau, Malinau dan Kapuas Hulu. Hal ini termasuk pengembangan konsep bagaimana untuk lebih mengintegrasikan kepentingan FORCLIME mendukung perusahaan kehutanan swasta dalam proses sertifikasi FSC pada konsesi hutan mereka, terutama perusahaan yang berlokasi di kabupaten percontohan Berau, Malinau dan Kapuas Hulu. Hal ini termasuk pengembangan konsep bagaimana untuk lebih mengintegrasikan kepentingan

  4. Integration of concervation and developmentGreen Economy

  FORCLIME membantu pemahaman konsep Ekonomi Hijau di antara para pihak yang relevan. Mengutamakan prinsip-prinsip Ekonomi Hijau dalam perencanaan pembangunan dan meningkatkan penghidupan berkelanjutan bagi masyarakat di dalam dan sekitar hutan merupakan kegiatan utama. FORCLIME mendukung pengembangan kapasitas nilai ekonomi lokal hasil hutan bukan kayu dan mendorong para pihak di daerah dalam pengembangan pemasaran dan strategi investasi. Selanjutnya, sistem monitoring dan evaluasi akan dirancang untuk mengukur secara efektif dampak ekonomi hijau di berbagai tingkatan.

  5. Pengembangan Sumber Daya Manusia

  Di tingkat nasional dan sub nasional, FORCLIME menyediakan dukungan pengembangan kapasitas sumberdaya manusia untuk mendukung terwujudnya pengelolaan hutan lestari yang mampu memberikan manfaat bagi sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat serta mendukung upaya pengurangan emisi di sektor kehutanan di Indonesia. Pendampingan program FORCLIME tersebut sejalan dengan kebijakan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia bidang kehutanan dalam rangka menghadapi globalisasi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015.

  6. Keragaman Hayati dan Pengelolaan Kawasan Lindung

  FORCLIME menyediakan bantuan teknis dalam bidang keragaman hayati dan pengelolaan kawasan lindung pada tingkat nasional dan tingkat daerah dalam upaya untuk mendukung pengelolaan hutan lestari yang berkontribusi pada manfaat dan kesejahteraan masyarakat seraya mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan di Indonesia. Bantuan FORCLIME fokus pada:

  a. Perbaikan kebijakan terkait dengan konservasi keragaman hayati dan pengelolaan kawasan lindung;

  b. Penguatan kelembagaan pengelola kawasan lindung dalam kerangka kesatuan pengelolaan hutan; dan

  c. Promosi praktik-praktik terbaik dalam tata kelola konservasi keragaman hayati dan manajemen kawasan lindung

  Untuk periode 2013-2014, proyek tersebut telah dilaksanakan di daerah Kapuas Hulu, Berau dan Malinau. (Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur).

  Dalam periode tersebut, total hibah yang diberikan Jerman adalah €7.5 Juta. 81

  4.5.1 Data and Information Management for Adaptation to Climate Change

  (DATACLIM).

  Selain proyek diatas, terdapat pula proyek Jerman yang bernama Data and Information Management for Adaptation to Climate Change (DATACLIM).

  81 Direktorat Pendanaan Luar Negeri dan Bilateral, Bappenas, 2015.

  Proyek ini kemudian dilaksanakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam upaya meningkatkan pengelolaan data yang lebih baik serta membuat website berbasis informasi iklim. Hibah yang diberikan Jerman

  dalam proyek ini adalah sebesar €2 Juta. 82

  4.5.2 Clean Development Mechanism (CDM).

  Pada butir kedua, Indonesia-Jerman sepakat untuk meningkatkan pengurangan emisi melalui Clean Development Mechanism (CDM). Pemerintah Republik Indonesia telah meratifikasi Protokol Kyoto pada tanggal 28 Juli 2004. Dalam mengatasi permasalahan lingkungan global, ada yang dikenal dengan Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB) atau Clean Development Mechanism (CDM), yaitu suatu mekanisme yang mengatur investasi atau bantuan dari negara maju kepada negara berkembang untuk melakukan upaya-upaya pengurangan gas

  efek rumah kaca. 83 Hal ini merupakan kesempatan besar bagi negara berkembang khususnya Indonesia untuk bisa menjual jatah kelebihan karbon kepada negara

  maju yang diharuskan melakukan penurunan aktivitas yang mengakibatkan gas rumah kaca (CO2, CH4, N2O, HFCs, PFCs SF6).

  CDM adalah salah satu dari tiga mekanisme fleksibel di bawah Protokol Kyoto yang dirancang untuk membantu negara industriAnnex B untuk memenuhi komitmennya dalam pengurangan emisi Gas rumah Kaca (GRK) dan membantu

  82 Ibid. 83 http:www.menlh.go.idpress-release-diseminasi-clean-development-mechanism-untuk-high-

  level-segment diakses pada tanggal 2 Agustus 2015, pukul 10.29 WIB.

  negara berkembang dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. MPB adalah satu-satunya mekanisme fleksibel yang melibatkan negara berkembang yang berdasarkan Protokol Kyoto tidak memiliki kewajiban membatasi emisi GRK-nya tetapi dapat secara sukarela berkontribusi dalam pengurangan emisi global dengan menjadi tempat pelaksanaan proyek CDM.

  Untuk mekanisme pembangunan bersih dalam rangka pengurangan emisi dapat dilihat dari kerjasama Indonesia-Jerman di bidang transportasi dalam proyek bernama SUTIP. Indonesia memiliki kebijakan untuk membangun transportasi perkotaan yang berwawasan lingkungan, hemat energi dan ramah lingkungan. Hal tersebut secara langsung dapat mengurangi emisi sehingga menyumbang menurunnya dampak kerusakan lingkungan di kemudian hari.

  4.5.3 Pelestarian Keanekaragaman Hayati

  Pada poin ketiga, Indonesia-Jerman berupaya untuk meningkatkan kerjasama dalam pelestarian keanekaragaman hayati baik di wilayah laut dan pesisir dengan penekanan penciptaan sinergi antara konservasi dan upaya mitigasi perubahan iklim. Dalam kerjasama ini, belum ada tindak lanjut dalam rangka mengimplementasikan hal yang ada di butir ketiga tersebut. Karena sampai tahun

  2014, belum ada langkah nyata yang dilakukan Indonesia-Jerman dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati di wilayah laut dan pesisir. Namun dari Indonesia sendiri telah melakukan berbagai konservasi laut secara pribadi tanpa belum ada ikut campur oleh Jerman.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15