PERHUBUNGAN UDARA

V. PERHUBUNGAN UDARA

  1. Dasar persetujuan hubungan udara (Air Agreement) antara Republik Indonesia dengan Republik Federasi Jerman ditandatangani di Jakarta pada tanggal 4 Desember 1969. Sampai saat ini persetujuan tersebut masih berlaku.

  2. Konsultasi hubungan udara RI-Jerman terakhir dilaksanakan pada tanggal 4-5 Juni 2003 di Bonn, Jerman.

  3. Code sharing arrangement

  Seiring dengan kecenderungan adanya peningkatan kerjasama antar perusahaan penerbangan, pada dasarnya kedua perusahaan penerbangan masing-masing pihak saat ini sama-sama membutuhkan pengaturan

  masalah code sharing arrangement (termasuk 3 rd party code sharing). Untuk mengakomodasikan kepentingan perusahaan penerbangan

  tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk memasukkan pengaturan code tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk memasukkan pengaturan code

  Bagi perusahaan penerbangan nasional (d.h.i.Garuda Indonesia) akan segera mengimplementasikan code sharing tersebut dengan Malaysian Airlines (MAS) untuk penerbangan kedari Frankfurt. Pelaksanaan code sharing ini dimulai tanggal 1 Juli 2003, rute yang akan dilalui adalah JakartaDenpasar-Kuala Lumpur-Frankfurt pp. dengan frekuensi 4 x minggu. Sedangkan untuk penerbangan code sharing GAMH kedari London juga dimulai tanggal 1 Juli 2003 dengan rute JakartaDenpasar-Kuala Lumpur-London pp. dengan frekuensi 7 x minggu. Dalam code sharing tersebut, Garuda Indonesia akan bertindak sebagai marketing carrier sedangkan sebagai operating carrier adalah Malaysian Airlines.

  Diinformasikan bahwa untuk strategi ke depan, penerbangan kedari Eropa (long haul operation), Garuda Indonesia akan mengembangkan konsep “low cost operation”. Konsep ini akan dimulai dengan tahapan melalui code sharing bersama Malaysia Airlines yang bertujuan untuk sementara tetap mempertahankan eksistensi pasar Garuda Indonesia di Jerman dan Eropa umumnya. Apabila pelaksanaan code sharing tersebut menunjukkan hasil yang positif, maka dengan konsep tersebut Garuda akan kembali dapat melaksanakan operasi penerbangan kedari Eropa dengan menggunakan pesawat-pesawat yang lebih efisien.

  a. Route schedule

  Dalam pembicaraan masalah route schedule, kedua belah pihak sepakat untuk memisahkan pengaturan route schedule pada penumpang dan route schedule pada angkutan khusus cargo(all cargo services).

  Untuk route schedule penumpang, dibandingkan dengan route schedule yang lama pengaturan saat ini lebih fleksibel, yaitu hanya dengan mengelompokkan jumlah kota-kota yang ada (tanpa menyebutkan nama kotanya) sesuai dengan wilayah yang akan dilalui dalam rute penerbangan masing-masing pihak. Dengan fleksibilitas route schedule ini diharapkan perusahaan penerbangan nasional yang akan terbang kedari Jerman atau Eropa dapat melakukan efisiensi operasi penerbangan dengan lebih bebas memilih rute yang akan dilaluinya sesuai dengan kemampuan pesawat yang dioperasikannya.

  Sedangkan untuk route schedule angkutan khusus kargo, kedua negara sepakat untuk membuka route schedule secara terbuka (open route schedule) namun pelaksanaanya hanya diijinkan atas dasar hak angkut

  rd

  kebebasan ketiga dan keempat (3 th 4 freedom raffic rights) dengan

  frekuensi 7 x minggu. Dengan dibukanya kebijakan mengenai penerbangan angkutan khusus kargo diharapkan dapat memberikan dampak yang positif dengan peningkatan frekuensi perdagangan antara kedua negara, sehingga aliran barang yang kedari Jerman atau frekuensi 7 x minggu. Dengan dibukanya kebijakan mengenai penerbangan angkutan khusus kargo diharapkan dapat memberikan dampak yang positif dengan peningkatan frekuensi perdagangan antara kedua negara, sehingga aliran barang yang kedari Jerman atau

  d. Frekuensi dan kapasitas

  Mengingat frekuensi yang diberikan kepada masing-masing pihak untuk penumpang sebagaimana diatur dalam MOU tahun 1994 sudah cukup besar, maka kedua belah pihak sepakat tetap mempertahankan pengaturan frekuensi penerbangan yang diijinkan perusahaan penerbangan masing-masing pihak sebanyak 15 x minggu.

  e. Pelaksanaan

  Saat ini maskapai penerbangan Jerman Luftanza telah terbang ke Indonesia dari Frankfurt sebanyak 7xminggu sedangkan perusahaan penerbangan Indonesia belum ada yang terbang ke Jerman.

  5. Terhitung mulai awal musim panas 2014, maskapai penerbangan lutfansa akan kembali beroperasi ke Indonesia. Lutfansa telah memutuskan untuk membuka kembali jalur penerbangan ke Indonesia dengan Hub Frankfrut-Jakarta, terhitung mulai tanggal 30 Maret 2014. Penerbangan akan dilakukan 5 (lima) kali dalam seminggu, dengan transit siingkat di Kuala Lumpur. Jenis Pesawat yang akan beroperasi A340-600 dengan standard kualitas pelayanan yang tinggi, baik untuk first class, kelas bisnis, maupun kelas ekonomi.

  VI. BANTUAN JERMAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DI SEKTOR TRANSPORTASI

  1. Pada tanggal 11 Oktober 2012 telah ditandatangani Memorandum of Cooperation Antara Kementerian Perhubungan dan GIZ Jerman guna mengurangi penggunaan emisi gas rumah kaca di sektor transportasi.

  2. MOC tersebut berlaku selama 3 tahun (2011-2013) dan selama kurun waktu tersebut, GIZ akan menempatkan tenaga ahlinya di Pusat Kajian dan Kemitraan Pelayanan Jasa Transportasi. Pada akhir tahun 2012, diharapkan proyek tersebut dapat menyampaikan satu NAMAs percontohan sector transportasi kepada BAPPENAS.

  3. Hal-hal yang akan dilaksanakan melalui proyek ini adalah:

  a. Pemilahan langkah-Iangkah potensial b. Pemilihan satu NAMA percontohan di Indonesia yang akan dilaksanakan a. Pemilahan langkah-Iangkah potensial b. Pemilihan satu NAMA percontohan di Indonesia yang akan dilaksanakan

  d. Membantu pengembangan dan implementasi usulan NAMA

  e. Mengkaji progres pengembangan NAMA dan mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kapasitas

  f. Memberikan saran dalam menentukan langkah-Iangkah selanjutnya untuk pelaksanaan NAMA

  VII.

  SIEMENS DI INDONESIA

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15