Patofisiologi Terganggunya Sistem Transpor Mukosililiar Pemeriksaan Waktu Transpor Mukosiliar

Dalam keadaan sehat, mukosa hidung mempunyai kemampuan untuk menyaring dan melembabkan udara yang masuk. McDowell 2010 Sistem Respiratorik memiliki beberapa mekanisme untuk melindunginya dari kemungkinan efek yang merugikan dari partikel di lingkungan dan pathogen virus, bakteri, dll yang dapat masuk ke sistem ketika bernapas. Pada traktus respiratorius atas, mukosiliar yang melapisi cavum nasi merupakan lini pertama dalam mekanisme pertahanan sistem respiratorik. Adanya rambut halus pada cavum nasi berfungsi sebagai mekanisme pertahanan untuk menyaring partikel yang terinhalasi dari lingkungan luar. Lini kedua sistem pertahanan pada hidung berupa mucus yang melapisi tulang turbinasi dan sinus yang akan menjerat partikel yang melewati hidung. Kedua mekanisme ini menjerat 80 - 85 partikel berdiameter 5 sampai 10 mikrometer . Partikel ini nantinya ditranspor oleh silia ke faring untuk ditelan. McDowell, 2010 Ketika udara melewati hidung, cavum nasi menjalankan fungsinya memanaskan, melembabkan dan menyaring udara yang masuk. Udara dihangatkan oleh radiasi dari pembuluh darah mukosa dan dilembabkan oleh kadar air pada mukus yang tertransudasi secara langsung dari pembuluh- pembuluh darah pada hidung. Sedangkan penyaringan partikel – partikel besar dilakukan oleh rambut – rambut dan vibrissae pada cavum nasi. Guyton, 2006; Walsh, Kern, 2006 Saat udara masuk ke hidung, udara akan berbenturan dengan concha, septum, dan dinding faring yang menyebabkan terjadinya turbulensi udara. Saat udara mengalami benturan, maka udara mengalami perubahan arah gerak. Partikel – partikel di udara memiliki momentum dan massa yang lebih kecil dibandingkan udara sehingga tidak dapat mengubah arah geraknya secara cepat. Hal ini menyebabkan pertikel tersebut membentur permukaan dan terperangkap di palut lendir dan kemudian ditranspor oleh silia. Guyton, 2006

2.2.2. Patofisiologi Terganggunya Sistem Transpor Mukosililiar

Universitas Sumatera Utara Ozon O 3 adalah hasil dari reaksi photochemical antara radiasi ultraviolet, NO 2 dan hidrokarbon yang merupakan derivat dari asap kendaraan. Jumlah O 3 tergantung kepada jumlah NO 2 yang dihasilkan kendaraan pada cuaca cerah yang akan mengubah NO 2 menjadi O 3 . O 3 adalah polusi udara yang paling utama pada cuaca cerah, karena jumlahnya bisa mencapai lebih dari 90 dari total level oksidan di kota dengan cuaca cerah. Olivieri, Scoditti, 2005 O 3 secara potensial menyebabkan pembentukan produk reaktif sekunder dan tersier, yang akan menyebabkan peningkatan reactive O 2 species ROS intraselular . O 3 juga meningkatkan permeabilitas sel epitel, menyebabkan alergen dan toksin menjadi mudah masuk serta menyebabkan terjadinya perlepasan sitokin-sitokin inflamasi Interleukin IL-1, IL-6, IL-8, dan tumour necrosis factor TNF. Sehingga akan terjadi kerusakan jaringan dan destruksi sel epitel respiratori yang akan menyebabkan terganggunya sistem transpor mukosiliar. NO 2 dan Hidrokarbon O 3 Ozon Peningkatan intraselular ROS dan pelepasan sitokin-sitokin inflamasi IL-1, IL-6, IL-8, TNF Kerusakan jaringan dan destruksi sel epitel respiratori Terganggunya sistem transpor mukosiliar Radiasi Ultraviolet Universitas Sumatera Utara Bagan 2.1 Patofisiologi Terganggunya Sistem Transpor Mukosiliar

2.2.3. Pemeriksaan Waktu Transpor Mukosiliar

Uji sakarin adalah uji yang digunakan untuk menghitung waktu transport mukosiliar. Dilakukan dengan cara meletakkan sedikit sakarin dibelakang ujung anterior dari konka inferior. Pada keadaan mukosiliar yang normal, sakarin akan ditranspor ke daerah nasofaring dan akan timbul rasa manis.Klein, Enders, 2007. Berdasarkan penelitian de Oliveira-Maul et al, pada tahun 2013, referensi nilai normal waktu transpor mukosiliar pada orang dewasa sehat adalah ≤12 menit.

2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Transpor Mukosiliar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Cuci Hidung Menggunakan NaCl 0,9% Terhadap Penurunan Rata-rata Total Skor Kualitas Hidup Pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 12 91

Pengaruh Cuci Hidung Menggunakan NaCl 0,9% Terhadap Penurunan Rata – Rata Waktu Transpor Mukosiliar pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015 Cover

0 0 14

Pengaruh Cuci Hidung Menggunakan NaCl 0,9% Terhadap Penurunan Rata – Rata Waktu Transpor Mukosiliar pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 1

Pengaruh Cuci Hidung Menggunakan NaCl 0,9% Terhadap Penurunan Rata – Rata Waktu Transpor Mukosiliar pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 3

Pengaruh Cuci Hidung Menggunakan NaCl 0,9% Terhadap Penurunan Rata – Rata Waktu Transpor Mukosiliar pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 2 4

Pengaruh Cuci Hidung Menggunakan NaCl 0,9% Terhadap Penurunan Rata – Rata Waktu Transpor Mukosiliar pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 4

Pengaruh Cuci Hidung Menggunakan NaCl 0,9% Terhadap Penurunan Rata-rata Total Skor Kualitas Hidup Pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 2 16

Pengaruh Cuci Hidung Menggunakan NaCl 0,9% Terhadap Penurunan Rata-rata Total Skor Kualitas Hidup Pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 2 2

Pengaruh Cuci Hidung Menggunakan NaCl 0,9% Terhadap Penurunan Rata-rata Total Skor Kualitas Hidup Pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 2 4

Pengaruh Cuci Hidung Menggunakan NaCl 0,9% Terhadap Penurunan Rata-rata Total Skor Kualitas Hidup Pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 17