Bagan 2.1 Patofisiologi Terganggunya Sistem Transpor Mukosiliar
2.2.3. Pemeriksaan Waktu Transpor Mukosiliar
Uji sakarin adalah uji yang digunakan untuk menghitung waktu transport mukosiliar. Dilakukan dengan cara meletakkan sedikit sakarin dibelakang ujung
anterior dari konka inferior. Pada keadaan mukosiliar yang normal, sakarin akan ditranspor ke daerah nasofaring dan akan timbul rasa manis.Klein, Enders, 2007.
Berdasarkan penelitian de Oliveira-Maul et al, pada tahun 2013, referensi nilai normal waktu transpor mukosiliar pada orang dewasa sehat adalah ≤12 menit.
2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Transpor Mukosiliar
Disfungsi mukosiliar hidung dibagi atas kelainan primer dan sekunder. Kelainan primer berupa diskinesia silia primer dan fibrosis kistik. Kelainan
sekunder berupa influenza, sinusitis kronis, rinitis atrofi, rinitis vasomotor, deviasi septum, sindroma Sjogren, dan penyakit adenoid. Sakakura, 1997
Transpor Mukosiliar dipengaruhi oleh faktor fisiologis atau fisik, polusi udara dan rokok, kelainan kongenital, rinitis alergi, infeksi virus atau bakteri,
obat-obat topikal, obat-obat sistemik, bahan pengawet, dan tindakan operasi. Waguespack, 1995
a. Diskinesia silia primer
Kartagener’s syndrome adalah varian klinis dari dyskinesia silia primer disertai situs inversus dan infeksi jalan nafas kronis. Tes sakarin yang dilakukan
pada penderita Kartagener’s syndrome adalah lebih dari 60 menit. Tanaka et al, 2007
b. Lingkungan
Silia harus selalu ditutupi oleh lapisan lendir agar tetap aktif. Meningkatnya kerusakan transpor mukosiliar berhubungan dengan meningkatnya
paparan NO
2.
Penelitian Brant et al, 32 subjek yang terpapar polusi udara
Universitas Sumatera Utara
mempunyai waktu transpor mukosiliar ≥ 12 menit yang mengindikasikan terganggunya transpor mukosiliar.
c. Alergi
Pengaruh lingkungan alergik pada hidung masih diperdebatkan. Pada pasien rhinitis alergi, terjadi perlepasan sitokin inflamasi IL-3 yang akan
menurunkan frekuensi ciliary beat yang akan meningkatkan waktu transpor mukosiliar. Hellings, Fokkens, 2006.
d. Struktur dan anatomi hidung
Pada penderita deviasi septum kecepatan waktu transpor mukosiliar lebih lambat dibandingkan grup kontrol. Setelah dilakukan operasi septum kecepatan
waktu transpor mukosiliar pada pasien dengan deviasi septum tidak signifikan berbeda dari grup control. Ulusoy, Arbag, 2007
e. Obat-obatan
Gosepath et al melakukan penelitian tentang pengaruh larutan topical antibiotik ofloxacin, antiseptic betadin, H
2
O
2
, dan anti jamur amphotericin B, itraconazole,clotrimazole terhadap frekwensi denyut silia. Peningkatan
konsentrasi ofloxacin sampai 50 terlihat sedikit mempengaruhi frekwensi denyut silia. Peningkatan konsentrasi itraconazole dari 0,25 menjadi 1 dapat
menurunkan aktivitas silia dari 8 jam menjadi 30 menit. Larutan Betadin lebih berefek siliotoksik dibanding H
2
O
2
. Terlihat penurunan aktivitas silia dan frekwensi denyut silia setengahnya pada peningkatan konsentrasi betadin dua kali
lipat. Hasil ini mengindikasikan bahwa pemakaian obat-obat topikal antibiotik dan anti jamur khususnya pada konsentrasi tinggi dapat merusak fungsi pembersih
mukosiliar. Hasani et al melakukan penelitian tentang pengaruh
2
adrenoreceptor agonist dan dual D
2
dopamin receptor terhadap pembersihan mukosiliar pada pasien PPOK. Hasil penelitian menunjukkan obat-obat tersebut secara signifikan
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan sistem pembersihan mukosiliar.
f. Infeksi