Anatomy and Physiology of The Nose and Paranasal Sinuses. Halaman 552, Gambar 26.6
2.1.3. Histologi Mukosa Hidung
Mukosa  Hidung  secara  histologik  dan  fungsional  dibagi  atas  mukosa pernapasan  mukosa  respiratori  dan  mukosa  penghidu  mukosa  olfaktorius.
Difiore, 2008 Mukosa  pernapasan  terdapat  pada  sebagian  besar  rongga  hidung.
Permukaan  mukosa  pernapasan  dilapisi  oleh  epitel  respiratori  yaitu  epitel bertingkat semu silindris bersilia yang diantaranya terdapat sel goblet. Mukosa ini
diapisi  oleh  palut  lendir  mucous  blanket  pada  permukaannya  yang  berfungsi sebagai sistem pertahanan tubuh dari benda asing.Porth, Matfin, 2009
Mukosa  penghidu  terletak  di  atap  rongga  hidung,  pada  permukaan  konka superior,  dan  di  kedua  septum.  Mukosa  penghidu  berfungsi  untuk  menampung
stimulus  penghidu.  Mukosa  ini  dilapisi  oleh  epitel  olfaktorius  yaitu  epitel bertingkat  semu  silindris  tanpa  sel  goblet  dan  motil  silia,  sangat  berbeda  dengan
epitel  respiratori  yang  memiliki  banyak  sel  goblet  dan  motil  silia.  Epitel olfaktorius  disusun  oleh  tiga  tipe  sel  berbeda  yaitu  sel  penunjang,  sel  basal,  dan
sel reseptor penghidu. Porth, Matfin 2009 2.1.3.1. Silia Respiratorik
Pada manusia, silia respiratorik dijumpai di sinus paranasal dan diseluruh traktus  respiratorik  kecuali  pada  vestibulum  nasi.  Silia  ini  memiliki  ketinggian  6
m  diatas  permukaan  luminal  sel  dan  lebar  sekitar  0,3 m.  Dijumpai  100  silia pada setiap sel di dalam hidung. Setiap silia tertanam ke badan basal yang terletak
tepat di bawah permukaan sel. Ballenger, 2003 Struktur dari sentriol dari sel yang terbagi mirip dengan badan basal, yang
lama  menghasilkan  yang  baru  dan  menjadi  silia  yang  baru.  Setiap  silia diselubungi  oleh  perpanjangan  dari  membran  plasma  sel.  Silia  terbentuk  dari
Universitas Sumatera Utara
sembilan pasang struktur mikrorubulus luar dengan pola “cartwheel” pada bagian tepi  dari  aksonema.  Sedangkan  dua  pasang  mikrotubulus  lainnya  terletak  pada
bagian  tengah  aksonema.    Mikrotubulus  ini  saling  terhubung  oleh  bahan  elastis yang disebut neksin dan jari - jari radial. Ballenger, 2003
Gambar 2.2 Struktur Normal Silia. Sumber: Munkholm  Mortensen, 2014. Mucociliary Clearance: Pathophysiological Aspects. Halaman 172. Gambar 1
2.1.3.2. Palut Lendir mucous blanket Palut  lendir  dihasilkan  terutama  oleh  kelenjar  serosa  dan  kelenjar  goblet,
yang memiliki ketebalan 12 m  – 15 m. Palut lendir terletak pada bagian ujung dari  silia  dan  berfungsi  sebagai  lubrikan,  pelindung  dari  substansi  higroskopik,
dan menjerat partikulat – partikulat kecil. Ballenger, 2003 Dalam keadaan sehat. pH palut lendir sedikit asam. Palut lendir ini disusun
oleh  glikoprotein  2.5  -  30,  garam  1  -  2,  dan  air  95.    Sedangkan immunoglobulin  merupakan  protein  yang  dominan  70.  Mukus  dijumpai  di
semua bagian hidung kecuali vestibulum nasi dan sinus paranasal. Pergerakan dari silia  mendorong  mukus  beserta  partikel  yang  terjerat  menuju  ke  faring  dan
esofagus.  Ballenger, 2003 2.2. Sistem Transpor Mukosiliar
2.2.1. Fisiologi Sistem Transpor Mukosiliar