METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara-cara atau langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti. Metode penelitian ini lebih cenderung sebagai pertanggung jawaban mengenai meode-metode yang dipergunakan selama penelitian berlangsung dari awal sampai selesai. Tentu saja ketepatan dan kejelasan mengenai metode yang dipergunakan dalam penelitian merupakan salah satu bagian yang ikut menentukan tingkat kesahihan atau kebenaran hasil penelitian. Uraian mengenai pertanggung jawaban metode-metode yang digunakan melibatkan pembahasan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek penelitian (populasi, sampel dan sampling), teknik pengumpulan data, instrument penelitian dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan membandingkan antara kelas eksperimen, yaitu kelas yang menggunakan pedekatan pembelajaran SAVI dengan kelas kontrol yang menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. Selanjutnya kedua kelas dievaluasi untuk melihat perubahan / peningkatan yang terjadi terhadap prestasi belajar matematika setelah mendapat perlakuan pendekatan pembelajaran SAVI dengan yang belum mendapat perlakuan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Wuryantoro Kabupaten Wonogiri. Alasan mengambil tempat penelitian ini adalah sekolahan ini mempunyai prestasi cukup baik dan letaknya yang strategis.

2. Waktu Penelitian Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Maret tahun 2009, dengan perincian dapat dilihat pada table 3.1 berikut:

Tabel.3.1 Waktu

Januari Februari Maret April Kegiatan

1 23412 3 41234 1 2 3 4 Persiapan Pelaksanaan Analisis Data Penyusunan Laporan

C. Subyek Penelitian

1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi adalah wilayah yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi adalah wilayah yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII, yang terdiri dari 5 kelas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Wuryantoro Kabupaten Wonogiri tahun 2008/2009.

2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi (Arikunto, 2006:131). Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2006: 56).

Penelitian ini, mengamati sampel sebanyak 2 kelas yaitu VIIIB sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIID sebagai kelas kontrol dengan masing-masing kelas berjumlah 40 siswa.

3. Sampling Sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mangambil (menentukan) sampel. Teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah random sampling, dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel (Sugiyono,2006:57). Disini 5 kelas yang menjadi populasi diberi undian untuk diambil dua kelas sebagai sampel. Alasan penulis menggunakan random sampling adalah :

a. Memberikan hak yang sama kepada setiap kelas dalam populasi untuk menjadi anggota sampel.

b. Pelaksanaannya tidak dipengaruhi oleh unsur subyektifitas.

c. Dengan cara undian diharapkan dapat mewakili populasi.

4. Uji Keseimbangan Dalam memperoleh data dipergunakan metode tes dan dokumentasi. Sebelum mengadakan penelitian dilakukan uji matching antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut dalam keadaan seimbang atau tidak. Uji matching ini diambil dari nilai raport bidang studi matematika kelas VIII Semester 1 SMP Negeri 1 Wuryantoro.

Perhitungan untuk rumus uji-t pada uji keseimbangan menggunakan bantuan komputer program SPSS For Win 11.5. (Dengan data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4)

Untuk kelas eksperimen dengan jumlah sampel 40 siswa diperoleh rata-rata 70.10 dan standar deviasinya 2.9509 sedangkan untuk kelas kontrol dengan sampel 40 siswa diperoleh rata-rata 68.9750 dan standart deviasinya 2.8328.

Hasil uji keseimbangan yang menggunakan uji t (independent sample t test ) didapat t hitung sebesar 1.739, sedangkan t tabel sebesar 1,991 pada taraf signifikansi 0,05 (5%). Karena t hitung <t tabel maka H 0 diterima jadi disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama atau seimbang (tidak terdapat perbedaan), sehingga penelitian akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka penulis menentukan metode pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Pada penelitian ini, untuk pengumpulan data penulis menggunakan metode pokok dan metode Bantu. Metode pokok yang yang penulis gunakan adalah meode dokumentasi.

1. Metode Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002:128).

Dalam penelitian ini akan digunakan jenis angket yang digunakan untuk memperoleh jawaban responden tentang dirinya sendiri dan jawabannya telah disediakan, sehingga responden tinggal memilih alternative jawabannya. Angket ini dugunakan untuk meneliti motivasi belajar metematika siswa.

2. Metode Tes Menurut Arikunto (2002:127) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau data lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Metode tes ini digunakan untuk mengetahui prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan Lingkaran.

3. Metode Dokumentasi Menurut Arikunto (2002:135), metode dokumentasi adalah cara yang digunakan untuk mengetahui segala sesuatu dengan melihat catatan-catatan, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan obyek yang diteliti. Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui data mengenai nilai semester 1 bidang studi matematika untuk uji keseimbangan dan daftar nama siswa.

E. Definisi Operasional

1. Definisi Operasional Variabel

a. Pembelajaran dengan Pendekatan SAVI Metode pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI yaitu cara belajar yang melibatkan seluruh indera, belajar dengan bergerak aktif secara fisik dan membuat seluruh tubuh atau pikiran ikut terlibat dalam proses belajar. Unsur-unsur penddekatan SAVI adalah belajar Somatis, belajar Auditori, belajar Visual, dan belajar Intelektual.

Tindakan guru yang dilakukan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan SAVI adalah dengan menyatukan keempat unsur SAVI ada dalam satu pembelajaran matematika.

Fase-fase dalam pembelajaran metematika dengan menggunakan pendekatan SAVI adalah sebagai berikut :

Fase 1 : Pembukaan Fase 2 : Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan

Fase 3 : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Fase 4 : Guru membahas materi dengan metode ceramah dan

tanya jawab sebagai bentuk dari penerapan belajar Auditori (A)

Fase 5 : Guru memperjelas dalam menerangkan materi dengan menggunakan alat peraga sebagai bentuk dari penerapan belajar Visual (V)

Fase 6 : Guru memberikan kegiatan berupa diskusi kelompok, presentasi atas hasil diskusi kemudian pengumpulan hasil diskusi sebagai bentuk belajar Somatis(S)

Fase 7 : Guru memberikan latihan soal kepada siswa sebagai

bentuk belajar Intelektual (I) Fase 8 : Penutup

b. Pembelajaran dengan konvensional Pembelajaran konvensional adalah proses belajar mengajar dan penyampaian pelajaran masih menggunakan sistem yang biasa yaitu sistem ceramah.

Ceramah adalah suatu cara penyampaian informasi secara lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar disuatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjadi hanya satu arah, dari pembicara kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan, sedang pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya.

Dalam metode ceramah, guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan urut-urutan langkah dalam menyampaikan isi atau materi tersebut kepada siswa. Pada pengajaran ini guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus serta pembuktian dalil dilakukan sendiri oleh guru. Contoh-contoh diberikan dan dikerjakan pula oleh guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh guru.

Dalam pembelajaran konvensional terdapat tiga langkah yaitu sebagai berikut: 1). Fase-1 : Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. 2). Fase-2 : Guru memberikan latihan-latihan. 3). Fase-3 : Guru mengevaluasi latihan tersebut bersama-sama murid.

c. Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar yang dimaksud adalah keadaan diri siswa yang mendorong keinginan siswa untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran, yang ditandai dengan adanya keinginan siswa untuk mengajukan dugaan dan kemampuan siswa dalam menyelesaiakan soal.

Aspek-aspek motivasi ini melipuiti: Motivasi siswa untuk mengajukan dugaan dan motivasi siswa dalam menyelesaikan masalah. Adapun indikator motivasi belajar ini adalah sebagai berikut: 1). Keinginan siswa untuk bertanya 2). Keinginan siswa untuk mengerjakan soal kedepan kelas

3). Kemampuan siswa untuk mengerjakan soal latihan.

d. Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang akan dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu

Prestasi belajar dalam bidang matematika melalui ulangan dengan maksud untuk memperoleh suatu angka sehingga ditentukan berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam belajar matematika guna suatu pengambilan keputusan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa tes untuk memperoleh data tentang motivasi dan hasil belajar matematika siswa. Adapun proses pengembangan instrumen adalah sebagai berikut :

1. Angket Motivasi Dalam penelitian ini metode angket digunakan untuk menyimpulkan data mengenai motivasi belajar matematika.

a. Tahap Penyusunan

1) Menyusun kisi-kisi instrumen yaitu kisi-kisi angket motivasi.

2) Menyusun angket berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

3) Prosedur pemberian skor berdasarkan tingkat motivasi belajar matematika siswa yaitu :

a) Angket positif

1) Jawaban a mendapatkan skor 4

2) Jawaban b mendapatkan skor 3

3) Jawaban c mendapatkan skor 2

4) Jawaban d mendapatkan skor 1

b) Angket negatif

1) Jawaban a mendapatkan skor 1

2) Jawaban b mendapatkan skor 2

3) Jawaban c mendapatkan skor 3

4) Jawaban d mendapatkan skor 4

b. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Motivasi Siswa Indikator

No. Item

1 Adanya hasrat dan keinginan

untuk berhasil

2 Adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar

3 Adanya harapan dan cita-cita

masa depan

4 Adanya penghargaan dalam

5 Adanya kegiatan yang menarik

dalam belajar

6 Adanya lingkungan belajar yang

kondusif Jumlah 15 15 30

c. Penentuan Batas Kelompok Batas kelompok ditentukan dengan terlebih dahulu menghitung standar deviasi dengan rumus :

SD = ∑ X − ⎛∑ X ⎞

Di mana SD

= Standar Deviasi

= tiap skor dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian dibagi N N

⎛∑ 2 X ⎞ = semua skor dijumlahkan, dibagi N, lalu dikuadratkan. ⎜

Penentuan batas kelompok untuk : Motivasi tinggi

=X> X + SD

Motivasi sedang

= X - SD < x < X + SD

Motivasi rendah

=x< X - SD

( Arikunto, 2007 : 265 )

2. Tes prestasi belajar

a. Tahap Penyusunan

1) Menentukan materi yang akan digunakan untuk membuat soal.

2) Menentukan bentuk soal yang akan dibuat yaitu obyektif.

3) Menyusun tabel kisi-kisi soal tes.

4) Menjabarkan kisi-kisi dalam butir-butir soal.

5) Prosedur pemberian skor untuk jawaban tes sebagai berikut: nilai 1 jika benar 0 jika salah.

6) Uji coba tes.

b. Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar

Pokok

Sub Pokok

No TIU

Materi Indikator No item

Bahasan

Bahasan

1 Siswa dapat

1. 1.1 Lingkaran

- Unsur-unsur

- Siswa dapat menyebutkan

mengetahui lingkaran

dan

lingkaran

bagian-bagian lingkaran

bagian-bagian

unsur-

seperti jari-jari, diameter,

busur, juring, tembereng

dan sebagainya.

keliling

- Siswa dapat menyatakan

lingkaran, luas

dan menggunakan rumus lingkaran serta

1.2 Keliling

lingkara

keliling lingkaran.

dapat

- Siswa dapat menggunakan menggunakan

perbandingan untuk

perbandingan

lingkara

mengetahui besar keliling

hubungan antara

lingkaran dari dua buah

sudut pusat, benda yang berbentuk

panjang busur,

lingkaran.

dan luas juring - Siswa dapat menghitung lingkaran

nilai perbandingan antara 2 buah benda yang berbentuk lingkaran. - Siswa dapat menyatakan dan menggunakan rumus luas lingkaran.

3. Tahap Uji Coba Instrumen Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Sebelum tes hasil belajar diberikan kepada sampel penelitian 3. Tahap Uji Coba Instrumen Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Sebelum tes hasil belajar diberikan kepada sampel penelitian

Pengujian validitas soal dilakukan untuk mengetahui kevalidan tiap butir soal yaitu dengan menggunakan korelasi product moment. Apabila r xy ≥

0,312 maka item tersebut dikatakan valid sebaliknya apabila r xy < 0,312 item soal dinyatakan tidak valid. Sedangkan uji reliabilitas soal menggunakan

rumus alpha.

a. Validitas

Validitas dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Validitas tes pada penelitian ini menggunakan rumus product moment dari Pearson sebagai berikut :

r xy =

Keterangan : r xy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y n : cacah obyek

X : skor item yang dicari validitasnya Y : skor total setiap siswa Setelah diperoleh r xy kemudian dikosultasikan dengan harga kritik

r momen product. Apabila r xy ≥r tabel maka dikatakan butir soal itu valid, r momen product. Apabila r xy ≥r tabel maka dikatakan butir soal itu valid,

besar dari r tabel . Hasil uji validitas untuk mengungkap tingkat motivasi siswa dari

30 butir soal didapat 5 butir pertanyaan yang tidak valid, hal tersebut dapat dilihat pada hasil rangkuman uji validitas dimana terdapat beberapa item pertanyaan yang memiliki nilai r hitung < 0,312, maka 5 dari 30 pertanyaan yang diberikan peneliti untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dibuang atau tidak dipakai. Sedangkan 25 pertanyaan yang valid atau memiliki nilai r xy > dari nilai r tabel (0,312) atau nilai Sig. < dari 0,05 layak dipergunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini.

Hasil pengujian validitas tes soal untuk mengetahui tentang prestasi belajar siswa, dari 20 soal yang diberikan terdapat 5 soal yang tidak valid hal tersebut dapat dilihat pada nilai r hitung < nilai r tabel (0,312) maka 5 soal tersebut dibuang atau tidak dipakai. Sedangkan dari 20 butir soal yang diberikan menunjukan hasil yang valid 15 item pertanyaan, hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan nilai r xy atau nilai pearson korelasi seluruh butir soal > dari nilai r tabel (0,312) atau nilai Sig. < 0,05. Dengan demikian seluruh soal (15 butir) untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa dinyatakan layak dipergunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini.

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Validitas Soal Prestasi Siswa

No. Soal

r xy

r t Status

Tidak Valid

Tidak Valid

Tidak Valid

Tidak Valid

Tidak Valid

Sumber: Data diolah 2009

b. Reliabilitas Pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes atau seandainya hasilnya berubah-ubah perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti (Arikunto, 2006 : 86). Untuk menguji

reliabilitas instrumen digunakan rumus KR 20 sebagai berikut : reliabilitas instrumen digunakan rumus KR 20 sebagai berikut :

: banyaknya item

: jumlah varians skor tiap-tiap item i

2 σ : variansi total

(Arikunto, 2007:109) Dalam pengujian reliabilitas menggunakan rumus KR 20 sebagai berikut:

2 ( ∑ Y) ∑ 252004 Y −

Dari perhitungan tersebut maka soal penelitian mempunyai hasil perhitungan 0,733 sehingga hasil perhitungan uji reliabilitas tergolong tingkat reliabilitas yang cukup. Setelah soal dinyatakan valid dan reliabel maka soal dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian atau alat pengambilan data.

c. Analisis Indeks Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah :

P=

JS

Keterangan: P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria tingkat kesukaran soal : P : 0,00 – 0,30 adalah soal sukar P : 0,30 – 0,70 adalah soal sedang P : 0,70 – 1,00 adalah soal mudah (Arikunto, 2007: 207 - 210)

Untuk contoh perhitungannya sebagai berikut: Misal untuk soal nomor 1.

B 35

JS 40 Dengan demikian soal nomor 1 termasuk kategori mudah Untuk mencari taraf kesukaran soal nomor 2 sampai 15 prosesnya sama dengan perhitungan di atas. Dan hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5

Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Soal

No. Soal

Taraf Kesukaran

Mudah Sumber : hasil pengolahan data

Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2007: 211).

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi. Rumus untuk menetukan indeks diskriminasi adalah :

D = B−

Keterangan:

D = indeks diskriminan (angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda) J A = banyaknya peserta kelompok atas

J B = banyaknya peserta kelompok bawah

B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda:

D : 0,00 – 0,20 : jelek, D : 0,20 – 0,40 : cukup, D : 0,40 – 0,70 : baik,

D : 0,70 – 1,00 : baik sekali. (Arikunto, 2007: 214 - 218).

Hasil perhitungan selengkapnya disajikan dalam Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal No. Soal

Indek Daya Pembeda

Cukup Sumber : hasil pengolahan data

Untuk contoh perhitungannya sebagai berikut: Misal untuk soal nomor 1.

= - = 0.25 Dengan demikian soal nomor 1 termasuk kategori cukup. Untuk mencari daya pembeda soal nomor 2 sampai 15 prosesnya sama dengan perhitungan di atas.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas Uji Normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini untuk menguji normal tidaknya sampel dihitung dengan program SPSS versi 11.5

b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk membuktikan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Dalam penelitian ini untuk menguji homogen tidaknya sampel menggunakan Uji Bartlett dengan bantuan program SPSS versi 11.5

2. Uji Hipotesis Dalam penelitian ini menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama.

a. Model

X ijk = µ + X i + β i + () αβ ij + ∑ ijk

dengan:

X ijk = data amatan ke-k pada baris ke-I dan kolom ke-j µ = rerata dari seluruh data amatan

X i = efek baris ke- i pada variabel terikat β = efek kolom ke-j pada variabel terikat j

() αβ = kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat ij