PERSETUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN “SAVI” DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA ( Eksperimen pada siswa kelas VIII Semester II Tahun Pelajaran 20082009 SMP Negeri 1 Wuryantoro) Yang dipersiapkan dan disusun oleh : IKA FITRIANINGSIH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN “SAVI” DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
( Eksperimen pada siswa kelas VIII Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009 SMP
Negeri 1 Wuryantoro)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika FKIP UMS
Disusun Oleh :
IKA FITRIANINGSIH A410 050 075 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009
PERSETUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN “SAVI” DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
( Eksperimen pada siswa kelas VIII Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009 SMP
Negeri 1 Wuryantoro)
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
IKA FITRIANINGSIH A410 050 075
Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji Skripsi Sarjana Strata – 1
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Sutama, M.Pd Dra. Sri Sutarni, M.Pd
Tanggal : Tanggal :
ii
PENGESAHAN SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN “SAVI” DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Eksperimen pada siswa kelas VIII Semester II Tahun pelajaran 2008/2009 SMP Negeri I Wuryantoro)
Dipersiapkan dan disusun oleh:
IKA FITRIANINGSIH A410 050 075
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal, ................................ Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Susunan Dewan Penguji:
1. Dr. Sutama, M.pd ( ) 2. Dra. Sri Sutarni, M.Pd
( ) 3. Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Kom
Surakarta, ___________________ Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
Drs. H. Sofyan Anif, M.Si NIK.547
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang yeng pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Surakarta, Juni 2009
IKA FITRIANINGSIH A410 050 075
iv
MOTTO
“Barang siapa berjalan disuatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah
akan mempermudah jalan ke Syurga” ( HR Muslim)
“Setiap orang mampu mampu belajar lebih jauh dari dugaannya dan tidak pernah ada kata terlambat untuk memulainya” (Ruswandi)
“Kesempatan datangnya seperti awan berlalu, Karena itu pergunakanlah
selagi dia Nampak dihadapanmu” (Ali Bin Abi Thalib)
“…. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat “ (Q.S Al-Mujaadilah :11)
“Sahabat yang sejati adalah orang-orang yang dapat berkat benar kepadamu, bukan orang-orang yang dapat membenarkan kata-katamu”
(Hamka)
“Bahwa langkah yang terbaik hidup adalah menikmati hidup dalam setiap detiknya, tanpa banyak berharap dan panjang angan, serta
menyadari bahwa kehadiran Allah SWT adalah segala-galanya bagi kecerahan hidup” (penulis)
PERSEMBAHAN
Dengan segenap cinta dan kasih sayang, melelui coretan yang penuh arti, kupersembahkan karya sederhana ini kepada : Allah SWT
Terimakasih ya Allah,,,,Engkau Sang Maha Pemberi Cahaya yang senantiasa menebarkan
cahayaMu,,, Karya kecil ini tidak akan tercipta tanpa ridhoMu,,, Bapak dan ibu tercinta Terimakasih telah membekaliku dengan harta yang tak ternilai harganya yaitu seikhlas doa yang terpanjat dan segenap kasih sayang yang tercurah dalam setiap langkah hidupku dalam
menggapai cita,, Pembimbingku,,,
Pak Tama dan Bu Tarni,,,terimakasih untuk waktu, motivasi dan bimbingannya s’lama ini,,,
Mas Agung Terimakasih,,atas keikhlasanmu dalam membimbingku,,,
Dukungan, perhatian, cinta dan kasih sayang tulusmu s’lama ini t’lah sanggup menopangku
saat ku jatuh hingga keceriaan kembali hadir warnai hidupku .. kehadiranmu buatku tersenyum s’lalu... DEILAW FRIEND’S
Sahabat,,,tak akan pernah hilang dan terhapus oleh waktu. Persahabatan dan persaudaraan
kita kan abadi s’lamanya,,, Dewi, lala, m’put ‘n sibo,,thanks atas kasih sayang dan dukungannya s’lama ini,, I love u all,,, AD 6360 FR Si hitam,,yang t’lah membawa dan menemaniku kemanapun aku pergi,,, Team ruwet Terimakasih untuk keceriaan dan kasih sayangnya,, Vea, gendhut, heni, dhini dan semunya,,kebersamaan kita t’lah mewarnai hari-hariku,,, My friend’s Teman seperjuanganku,,,dhian,, thanks untuk keceriaan, kasih sayang, dan semunya,, kebersamaan kita menjadi pelengkap cerita dalam hidupku,, m’ony, Juan ‘n bunda ( in pagupon ), nita, wening, sidiq (papi), johan, ‘n all my friend in jasmine,,kebersamaan kita dan kehadiran kalian disisiku sangatlah berarti,,, thank’s at all Teman-teman math ‘05 Almamaterku UMS
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi dengan judul “Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan “SAVI” (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa”.
Dalam menyusun skripsi ini penulis banyak menerima masukan, saran, bimbingan dorongan serta nasehat dari berbagai pihak maka dengan segala kerendahan hati serta penghargaan yang tulus penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. Sofyan Anif, M.Si selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan sripsi ini.
2. Ibu Dra. Hj. N Setyaningsih, M.Si, selaku ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
3. Bapak Dr.Sutama selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. 4. Ibu Dra. Sri Sutarni, M.Pd, selaku pembimbing II dalam pemyusunan skripsi ini, yang dengan kesabaran telah memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
vii
5. Bapak Drs. Suparman, M.Pd, selaku kepala SMP N 1 Wuryantoro yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis. 6. Ibu Suprapti, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP N 1 Wuryantoro, yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran serta partisipasi dalam kegiatan penelitian ini.
7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surakarta, Juni 2009
Penulis
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Tabel Perbedaan dan Persamaan Variabel yang Diteliti …… 13 Tabel 3.1
: Tabel Perencanaan Waktu Penelitian ………………………. 32 Tabel 3.2
: Tabel Kisi-kisi Angket Motivasi Siswa ……………………. 41 Tabel 3.3
: Tabel Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar ………………………… 43 Tabel 3.4
: Hasil Uji Validitas Soal Prestasi Belajar ……………………. 46 Tabel 3.5
: Hasil Perhitungan Taraf Kesukran Soal .................................. 49 Tabel 3.6
: Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal ................................... 51 Tabel 3.7
: Tabel Anava ……………………………………………….... 57 Tabel.3.8
: Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan ................................. 58 Tabel 4.1
: Hasil Pengkategorian Tingkat Motivasi Belajar ...................... 62 Tabel 4.2
: Data Prestasi Belajar Siswa ..................................................... 63 Tabel 4.3
: Uji Normalitas ......................................................................... 64 Tabel 4.4
: Uji Two Way Anova .................................................................. 66 Tabel 4.5
: Uji Kelanjutan Anova ……………………………………….. 69
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Gambar Bagian-Bagian Lingkaran……………………………. 25 Gambar 2.2 : Gambar Percobaan Menemukan Rumus Luas Lingkaran ……. 27 Gambar 2.3 : Gambar Alur Kerangka Berfikir …………………………….... 30 Gambar 3.1 : Gambar statistik uji F antar pendekatan ………………………..56 Gambar 3.2 : Gambar statistik uji F antar motivasi… ………………………..56 Gambar 3.3 : Gambar statistic uji F antara pendekatan dan motivasi…………57 Gambar 4.1 : Gambar statistic uji F antar pendekatan………………………..66 Gambar 4.2 : Gambar statistic uji F antar motivasi…………………………...67 Gambar 4.3 : Gambar statistic uji F antara pendekatan dan motivasi…………68
xiii
LAMPIRAN 20 : Tabel Nliai F 0,05 ….………..........................................151 LAMPIRAN 21
: Surat-surat …………………………………………… 155
xv
ABSTRAK
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN “SAVI” DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA (Eksperimen pada siswa kelas VIII Semester II Tahun pelajaran 2008/2009
SMP Negeri I Wuryantoro)
Ika Fitrianingsih, A410050075, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan,Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009, 76 halaman
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Perbedaan prestasi belajar matematika pokok bahasan lingkaran melalui pembelajaran dengan pendekatan SAVI dan pendekatan konvensional. 2) Perbedaan prestasi belajar matematika pokok bahasan lingkaran ditinjau dari motivasi belajar siswa. 3) Interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan lingkaran. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP N I Wuryantoro. Sebagai sampel diambil dua kelas sebanyak 80 siswa yang kemudian dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas VIIIB sebanyak 40 siswa sebagai kelas eksperimen diberikan pendekatan SAVI sedangkan kelas VIIID sebanyak 40 siswa sebagai kontrol diberikan metode konvensional dengan teknik pengambilan sampel adalah teknik random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes untuk data hasil belajar siswa matematika, metode angket untuk data motivasi belajar siswa serta metode dokumentasi untuk mengetahui nilai ujian semester 1 matematika siswa yang digunakan untuk menguji keseimbangan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian persyaratan analisis menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi (anova) dua jalur. Sebagai tindak lanjut dari analisis variansi dilakukan uji scheffe. Hasil penelitian dengan
α = 5% dapat disimpulkan bahwa: (1) F hitung = 11,429 > F tabel = 3,972 sehingga H 0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan pembelajaran pendekatan SAVI tehadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran, (2) F hitung = 3,482 > F tabel =
3,122 sehingga H 0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan motivasi siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran, (3) F hitung = 1,721 < F tabel = 3,122 sehingga H 0 diterima yang berarti tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi siswa terhadap hasil belajar matematika.
Kata kunci : pendekatan SAVI, motivasi belajar, prestasi belajar.
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan yang mengharuskan mampu melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang dapat memenuhi tuntutan global. Sebab pendidikan merupakan suatu wadah kegiatan yang berusaha untuk membangun masyarakat dan watak bangsa secara berkesinambungan yaitu membina mental, rasio, intelektual dan kepribadian dalam rangka membentuk manusia seutuhnya. Oleh karena itu pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan dan prioritas secara intensif dari pemerintah, masyarakat maupun pengelola pendidikan.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit karena tidak hanya proses transfer informasi guru kepada siswa, tetapi juga melibatkan berbagai tindakan dan kegiatan yang harus dilakukan terutama jika menginginkan hasil belajarnya menjadi lebih baik. Salah satu proses pembelajaran yang menekankan berbagai tindakan dan kegiatan adalah dengan menggunakan pendekatan tertentu. Pendekatan dalam pembelajaran pada hakekatnya merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat mengembangkan dan meningkatkan aktivitas belajar yang dilakukan guru dan siswa.
Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur- unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi, generaliatas dan Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur- unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi, generaliatas dan
Matematika berbeda dengan ilmu lain. Materi matematika bersifat hierarkis. Dalam mempelajarinya matematika harus bersifat kontinyu, rajin latihan dan disiplin. Apabila sejak awal siswa sudah tidak senang dengan matematika maka siswa akan mengalami kesulitan pada materi pelajaran selanjutnya. Tidak sedikit juga orang yang memendang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Meskipun demikian orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari- hari. Didalam mengerjakan matematika disamping guru memperhatikan materinya juga harus memperhatikan keadaan siswanya. Salah satu tujuan mempelajari matamatika adalah membentuk kepribadian dalam diri siswa untuk menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu guru merupakan salah satu unsur dibidang kepemimpinan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga potensial, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang hanya mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga harus sebagai pendidik yang mentransfer nilai dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Berkaitan dengan ini maka sebenarnya guru memiliki peranan yang sangat kompleks didalam Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu guru merupakan salah satu unsur dibidang kepemimpinan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga potensial, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang hanya mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga harus sebagai pendidik yang mentransfer nilai dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Berkaitan dengan ini maka sebenarnya guru memiliki peranan yang sangat kompleks didalam
Disamping itu, guru harus bisa memberikan motivasi kepada siswa, bagaimana agar siswa tersebut tertarik dengan bidang studi tersebut. Tanpa adanya motivasi pada diri siswa tentunya mempelajari matematika akan sulit. Hal ini akan menyebabkan siswa malas belajar sehingga menyebabkan prestasi belajar matematika menurun. Pembelajaran yang hanya menyajikan rumus demi rumus tanpa menyajikan langkah rumus itu di temukan akan menyebabkan prestasi belajar matematika menurun.
Guru diharapkan dapat memberikan pengalaman-pengalaman yang baik dalam proses pendidikan sehingga pada anak didik akan tumbuh minat dan termotivasi, jangan sampai anak didik beranggapan matematika itu menjemukan, padahal yang lebih mereka tidak sukai adalah pengalaman mereka ketika mengikuti pelajaran matematika itu disekolah daripada matematika itu sendiri.
Metode mengajar dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan melalui pengajaran. Untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu adanya pembaharuan dibidang pendidikan antara lain adalah pembaharuan metode atau peningkatan relevansi pendekatan dalam mengajar.
Adapun tujuan pengajaran adalah supaya siswa dapat berfikir dan bertindak secara hierarki dan kreatif. Maka itu metode penyampaian guru dalam mengajar yang efektif adalah apabila dampak dari pembelajaran itu dapat menumbuhkan dan menciptakan gairah serta dorongan siswa untuk aktif. Dalam penyampaian materi matematika harus sudah dikembangkan oleh guru, Adapun tujuan pengajaran adalah supaya siswa dapat berfikir dan bertindak secara hierarki dan kreatif. Maka itu metode penyampaian guru dalam mengajar yang efektif adalah apabila dampak dari pembelajaran itu dapat menumbuhkan dan menciptakan gairah serta dorongan siswa untuk aktif. Dalam penyampaian materi matematika harus sudah dikembangkan oleh guru,
Unsur yang paling penting dalam proses belajar mengajar disamping guru dan materi ajar adalah siswa-siswa atau anak didik ialah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Karena dalam proses belajar mengajar siswa sebagi pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa tidak luput dari adanya motivasi dari dalam diri siswa tersebut. Motivasi merupakan faktor interen yang ada pada diri siswa. Dengan adanya motivasi yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika, karena pada dasarnya motivasi sangat berperan dalam pemerolehan prestasi belajar pada diri siswa.
Pembelajaran secara konvensional sekarang ini sudah tidak cocok lagi karena didalam metode ini, guru hanya mentransfer ilmu kepada anak didik dan sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan siswa dalam interaksi edukatif. Metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru dari pada siswa.
Penggunaan metode pembelajaran yang monoton (konvensional), dimungkinkan siswa akan mengantuk dan perhatiannya kurang karena membosankan. Model pembelajaran harus bisa mengubah gaya belajar siswa dari siswa yang belajar pasif menjadi aktif dalam mengkonstruksikan konsep. Model Penggunaan metode pembelajaran yang monoton (konvensional), dimungkinkan siswa akan mengantuk dan perhatiannya kurang karena membosankan. Model pembelajaran harus bisa mengubah gaya belajar siswa dari siswa yang belajar pasif menjadi aktif dalam mengkonstruksikan konsep. Model
Gambaran permasalahan-permasalahan diatas perlu diperbaiki guna meningkatkan motivasi, perhatian, pemahaman dan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu guru mampu menawarkan metode dalam mengajar yang lebih efektif yang dapat membangkitkan perhatian siswa sehingga siswa menjadi aktif dan termotivasi untuk belajar, serta harus diimbangi dengan kemampuan guru dalam menguasai metode tersebut. Salah satunya adalah melalui pendekatan “SAVI” (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual). Unsur-unsur pendekatan SAVI adalah :
1. Somatis(S)
: Belajar dengan bergerak dan berbuat.
2. Auditori(A) : Belajar dengan berbicara dan mendengar.
3. Visual(V) : Belajar dengan mengamati dan menggambarkan .
4. Intelektual(I) : Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran matematika. Misalnya, siswa akan belajar sedikit tentang matematika dengan menyaksikan presentasi (V), tetapi mereka dapat belajar lebih banyak jika mereka dapat melakukan sesuatu (S), membicarakan atau mendiskusikan apa yang mereka pelajari (A), serta memikirkan dan mengambil kesimpulan atau informasi yang mereka peroleh untuk diterapkan dalam menyelesaikan soal-soal (I). Atau, siswa dapat meningkatkan kemempuan mereka dalam mengemukakan ide (I), jika mereka secara simultan menggerakan sesuatu (S) untuk menghasilkan pictogram, 4. Intelektual(I) : Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran matematika. Misalnya, siswa akan belajar sedikit tentang matematika dengan menyaksikan presentasi (V), tetapi mereka dapat belajar lebih banyak jika mereka dapat melakukan sesuatu (S), membicarakan atau mendiskusikan apa yang mereka pelajari (A), serta memikirkan dan mengambil kesimpulan atau informasi yang mereka peroleh untuk diterapkan dalam menyelesaikan soal-soal (I). Atau, siswa dapat meningkatkan kemempuan mereka dalam mengemukakan ide (I), jika mereka secara simultan menggerakan sesuatu (S) untuk menghasilkan pictogram,
B. Identifikasi Masalah
Dalam proses pembelajaran metematika, ada beberapa komponen penting agar siswa dapat belajar secara optimal yaitu guru, siswa, lingkungan, sarana dan prasarana serta materi ajar.
Guru dalam proses belajar mengajar merupakan faktor kesuksesan setiap usaha pendidikan. Sifat guru yang otoriter, suka marah, tidak menguasai materi dengan baik, cara menerangkan yang monoton dan yang lainnya menjadi hal yang menimbulkan kurangnya motivasi siswa dalam mempelajari matematika. Dalam hal ini guru mempumyai peranan dalam memberikan motivasi kepada siswa, karena motivasi berperan sangat penting dalam kegiatan utamanya dalam proses belajar.
Siswa sebagai komponen yang lain, dalam hal ini sebagai objek dari pendidikan berkewajiban melakukan proses belajar. Siswa yang suka melamun, berbicara dengan siswa lainnya atau teman sebangku, suka menggangu teman lainnya, tidak konsentrasi pada saat proses belajar berlangsung, takut untuk bertanya dan sebagainya menunjukkan bahwa siswa mengalami gangguan dalam belajar.
Lingkungan juga merupakan komponen yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan pembelajaran. Lingkungan yang dimaksud adalah peran orang tua, yaitu dalam mendidik anak, tingkat ekonomi orang tua, keadaan sekolah dan sikap siswa dalam memilih teman untuk bergaul. Peran orang tua yang tidak Lingkungan juga merupakan komponen yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan pembelajaran. Lingkungan yang dimaksud adalah peran orang tua, yaitu dalam mendidik anak, tingkat ekonomi orang tua, keadaan sekolah dan sikap siswa dalam memilih teman untuk bergaul. Peran orang tua yang tidak
Komponen lain yang juga menetukan berhasilnya pembelajaran adalah sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang diperlukan sebagai alat bantu pada saat proses pembelajaran, misalnya alat peraga sebagai alat bantu yang digunakan oleh guru pada saat menerangkan materi Lingkaran, adalah diperlukan alat peraga yang berupa lingkaran yang dilengkapi dengan unsur-unsurnya.
Materi ajar adalah komponen lain yang menetukan keberhasilan pembelajaran. Materi ajar yang cenderung kompleks dan terlalu abstrak, membuat siswa mengalami kesuliatan dalam memahami konsep materi yang diajarkan. Dalam hal ini guru berperan untuk mengkongkritkan materi bahan ajar yang terlalu abstrak dengan bantuan alat peraga yang berupa lingkaran lengkap dengan unasur-unsurnya, agar siswa benar-benar paham dan menguasai atas materi yang diajarkan.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada suatu pembelajaran melalui pendekatan “SAVI” pada pokok bahasan Lingkaran yang akan ditinjau dari motivasi belajar siswa agar diperoleh suatu prestasi belajar yang diinginkan.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Prestasi belajar matematika adalah prestasi belajar dalam bidang matematika, melalui ulangan dengan maksud untuk memperoleh suatu angka sehingga dapat ditentukan berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam belajar matematika guna suatu pengambilan keputusan.
2. Pendekatan pembelajaran pada penelitian ini dibatasi pada pendekatan pembelajaran matematika dengan pendekatan “SAVI”.
3. Pokok bahasan yang diambil pada penelitian ini adalah Lingkaran yang akan diberikan kepada siswa kelas VIII semester II SMP.
4. Motivasi belajar adalah keadaan dalam diri siswa yang mendorong keinginan siswa untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran, yang ditandai dengan adanya keinginan siswa untuk bertanya dan kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal.
D. Perumusan Masalah
Terjadinya hambatan apa yang terjadi pada diri siswa dalam pembelajaran matematika timbul karena adanya anggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit, menakutkan dan hanya orang-orang tertentu saja yang mampu mempelajarinya. Berkaitan dengan hal ini, situasi, kondisi, pengalaman atau pengaruh orang lain juga sangat menentukan motivasi berprestasi bagi siswa. Sedangkan kemampuan dasar yang ditunjukkan oleh sebagian guru dalam mengelola interaksi belajar yang cenderung membosankan dan sikap yang otoriter menyebabkan timbulnya rasa takut, putus asa dan kurangnya motivasi dalam belajar matematika. Guru sebagai pengelola kelas Terjadinya hambatan apa yang terjadi pada diri siswa dalam pembelajaran matematika timbul karena adanya anggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit, menakutkan dan hanya orang-orang tertentu saja yang mampu mempelajarinya. Berkaitan dengan hal ini, situasi, kondisi, pengalaman atau pengaruh orang lain juga sangat menentukan motivasi berprestasi bagi siswa. Sedangkan kemampuan dasar yang ditunjukkan oleh sebagian guru dalam mengelola interaksi belajar yang cenderung membosankan dan sikap yang otoriter menyebabkan timbulnya rasa takut, putus asa dan kurangnya motivasi dalam belajar matematika. Guru sebagai pengelola kelas
Berdasarka Latar Belakang, Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah yang dikemukakan diatas, maka perumusan masalah penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada pokok bahasan Lingkaran melalui pembelajaran dengan pendekatan “SAVI” dan pendekatan konvensional?
2. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pokok bahasan Lingkaran ditinjau dari motivasi belajar siswa?
3. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan Lingkaran?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan mengetahui perbedaan pengajaran matematika dengan pendekatan “SAVI” dan pengajaran konvensional pada pokok bahasan Lingkaran ditinjau dari motivasi belajar siswa. Tujuan secara khusus dapat dirinci sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika pokok bahasan Lingkaran melalui pembelajaran dengan pendekatan “SAVI” dan pendekatan konvensional.
2. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika pokok bahasan Lingkaran ditinjau dari motivasi belajar siswa.
3. Untuk mengetahui interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pokok bahasan Lingkaran.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini secara teoritis dapat bermanfaat sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan SAVI dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut :
1. Bagi guru sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penggunaan dan pemilihan pendekatan dalam mengajar.
2. Sebagai masukan bagi calon pendidik tentang penggunaan pendekatan “SAVI” pada pokok bahasan Lingkaran.
3. Bagi siswa sebagai pemicu motivasi belajar sehingga siswa dapat belajar matematika dengan giat.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dikemukakan mengenai Tinjauan Pustaka, Tinjauan Teori, Kerangka Berfikir dan Hipotesis. Tinjauan Pustaka merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh peneliti terdahulu dan hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian Teori yang akan dipaparkan adalah motivasi belajar siawa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan “SAVI”. Kerangka Berfikir berisi konsep yang akan digunakan untuk menjawab masalah yang akan diteliti, disusun berdasarkan teoritis dan kajian hasil penelitian yang telah dikemukakan.
A. Tinjauan Pustaka
Penelitian mengenai strategi pembelajaran lebih cenderung merupakan penelitian aspek psikologi dari suatu sistem atau struktur. Banyak penelitian yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran matematika tersebut adalah :
Nugroho ( 2006 : 73 ) melalui penelitiannya tentang Peningkatan Kreatifitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melelui Pendekatan “SAVI” menyimpulkan bahwa dengan melakukan percobaan belajar SAVI siswa semakin aktif, kreatif, dan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan mengalami peningkatan dalam belajar matematika.
Hikmah ( 2008 : 70 ) mealui penelitiannya tentang Peningkatan Minat Belajar SIswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan “SAVI”
Dengan Mendayagunakan Alat Peraga di SMP N 1 Kartasura menyimpulkan bahwa pembelajaran melalui pendekatan SAVI dengan menggunakan alat peraga terutama pada pokok bahasan kubus dan balok, dapat meningkatkan minat belajar siswa. Dengan meningkatkan minat siswa maka perasaan senang, perhatian, kemauan dan perlakuan yang positif untuk mempelajari matematika ikut meningkat, sehingga dapat mendorong peningkatan prestasi matematika siswa.
Wahyuningsih (2003 : 66 ) melakukan penelitian mengenai Perbedaan Prestasi Belajar Matematika Antara Penggunaan Metode Diskusi Dengan Menggunakan LKS Dengan Metode Konvensional Pada Pokok bahasan Lingkaran Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika. Hasilnya adalah ada perbedaan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran ditinjau dari motivasi belajar siswa.
Hasil penelitian yang telah dibahas, menyimpulkan bahwa prestasi belajar matematika dipengaruhi oleh faktor penggunaan pendekatan pembelajaran dan motivasi siswa, yang dapat dipandang dari dari berbagai segi antara lain : Penelitian Nugroho, variabel yang diteliti adalah keaktivan siswa. Penelitian Hikmah, variabel yang diteliti adalah penguanaan alat peraga dan minat belajar siswa. Penelitian Wahyuningsih menitik beratkan pada penggunaan metode dalam belajar. Sedangkan penalitian yang akan penulis lakukan adalah prestasi belajar siswa melalui pendekatan SAVI yang ditinjau dari motivasi belajar siswa. Untuk melihat lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1
Perbedaan dan Persamaan variabel yang diteliti
Nama Peneliti
Aspek yang diteliti
Kreatif Prestasi Minat Alat Motivasi Pend. Met. Media
Belajar
Peraga
SAVI Diskusi LKS Nugroho √ √ Hikmah √ √ √ √
Wahyuningsih √ √ √ √ Ika √ √ √
B. Kajian Teori
1. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan SAVI Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang menyediakan kondisi yang merangsang dan mengarahkan kegiatan belajar si-pebelajar sebagai subyek belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun kesadaran diri sebagai pribadi (Kamulyan dan Surtikanti,1999:1)
Sedangkan menurut konsep komunikasi, pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa derngan guru dan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan. Jadi pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal, dengan demikian proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa, sedangkan proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku.
Tidak semua metode mengajar dapat mewakili wahana pencapaian tujuan pendidikan. Dalam kenyataanya, banyak kelemahan dan hambatan pembelajaran dikelas terjadi antara guru dengan siswa ataupun antar siswa, misalanya siswa kurang memperhatikan dan kurang memahami materi yang diajarkan oleh guru. Untuk mengatasi kelemahan dan hambatan tersebut maka dapat menerapkan pendekatan belajar SAVI.
Pembelajaran dengan pendekatan SAVI adalah pembelajaran dengan menggabungkan gerakan fisik dan aktifitas intelektual serta melibatkan semua indera yang berpengaruh besar dalam pembelajaran.
Unsur-unsur pendekatan SAVI adalah belajar Somatis, belajar Auditori, belajar Visual, dan belajar Intelektual. Jika keempat unsur SAVI ada dalam setiap pembelajaran, maka siswa dapat belajar secara optimal.
a. Belajar Somatis. Belajar somatis berarti belajar dengan indera peraba, kinetis, praktis melibatkan fisik dan menggunakan serta menggunakan tubuh sewaktu belajar. Menurut penelitian, tubuh dan pikiran bukan merupakan dua entitas yang terpisah. Keduanya adalah satu. Intinya, tubuh adalah pikiran dan pikiran adalah tubuh. Menghalangi fungsi tubuh dalam belajar berarti kita menghalangi fungsi pikiran sepenuhnya.
Untuk merangsang hubungan pikiran dan tubuh dalam pembelajaran matematika, maka perlu diciptakan suasana belajar yang dapat membuat siswa bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu. Misalnya dalam belajar somatis ini, Untuk merangsang hubungan pikiran dan tubuh dalam pembelajaran matematika, maka perlu diciptakan suasana belajar yang dapat membuat siswa bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu. Misalnya dalam belajar somatis ini,
b. Belajar Auditori. Belajar auditori berarti belajar dengan melibatkan kemampuan auditori (pedengaran). Ketika telinga menangkap dan menyimpan informasi auditori, beberapa area penting di otak menjadi aktif.
Dengan merancang pembelajaran matematika yang menarik saluran auditori, guru dapat melakukan tindakan seperti mengajak siswa membicarakan materi apa yang sedang dipelajari. Siswa diminta mengungkapkan pendapat atas informasi yang telah didengarkan dari penjelasan guru. Dalam hal ini siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi yang telah diajarkan. Misalnya, siswa diminta menjelaskan apa yang disebut dengan Lingkaran, tembereng, talibusur dan juring.
c. Belajar Visual. Belajar visual adalah belajar dengan melibatkan kemampuan visual (penglihatan), dengan alasan bahwa didalam otak terdapat lebih banyak perangkat memproses informasi visual daripada indera yang lain.
Dalam merancang pembelajaran matematika yang menarik kemampuan visual, guru dapat melakukan tindakan seperti meminta siswa menerangkan kembali materi Lingkaran yang telah diajarkan dengan Dalam merancang pembelajaran matematika yang menarik kemampuan visual, guru dapat melakukan tindakan seperti meminta siswa menerangkan kembali materi Lingkaran yang telah diajarkan dengan
d. Belajar Intelektual. Belajar intelektual berarti menunjukkan apa yang dilakukan siswa dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan makna, rencana dan nilai dari pengalaman tersebut. Belajar intelektual adalah bagian untuk merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun makna. Dalam proses belajar Intelektual, siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan dari materi Lingkaran yang telah dijelaskan oleh guru.
2. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Konvensional Pengajaran konvensional atau pengajaran tradisional adalah pengajaran yang diberikan oleh guru kepada sejumlah murid secara bersama- sama dengan cara yang telah biasa dipakai.
Ceramah adalah suatu cara penyampaian informasi secara lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar disuatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjadi hanya satu arah, dari pembicara kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan, sedang pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya.
Metode ceramah merupakan metode mengajar yang paling banyak dipakai terutama pada bidang studi non eksakta. Hal ini mungkin karena Metode ceramah merupakan metode mengajar yang paling banyak dipakai terutama pada bidang studi non eksakta. Hal ini mungkin karena
Dalam metode ceramah, guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan urut-urutan langkah dalam menyampaikan isi atau materi tersebut kepada siswa. Pada pengajaran ini, guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, mendefinisikan pengertian dan penjelasan rumus-rumus dilakukan sendiri oleh guru. Pemberian contoh diberikan dan dikerjakan sendiri oleh guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa. Mereka hanya meniru cara kerja dan penyelesaian yag dilakukan oleh guru.
3. Motivasi Belajar Siswa
a. Motivasi Hakekat motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasari atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.
Motivasi terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu Motivasi merupakan konsep hipotesis untuk suatu kegiatan yang dipengaruhi oleh persepsi atau tingkah laku seseorang untuk mengubah situasi yang tidak memuaskan atau tidak menyenangkan.
Motivasi dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang. Guru dapat memberikan motivasi siswa dengan dengan melihat suasana emosional siswa tersebut. Menurutnya, motivasi berprestasi dimiliki oleh setiap orang, sedangkan intensitasnya tergantung pada kondisi mental orang tersebut.
Berdasarkan teori-teori motivasi yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan, motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang mempunyai indikator sebagai berikut : (1) Adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan, (2) adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, (3) Adanya harapan dan cita-cita, (4) Penghargaan dan penghormatan atas diri sendiri, (5) Adanya lingkungan yang baik, dan (5) Adanya kegiatan yang menarik.
b. Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikat belajar adalah perubahan. (Djamarah, 2002:11).
Pendapat Uno (2007) tentang pengertian balajar : (1) Memodifikasi atau memperteguh kelekuan melalui pengalaman, (2) suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan lingkunganya, (3) Perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian, atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar, yang terdapat dalam berbagai bidang studi, atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi, (4) Belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu (Uno, 2007:7-9).
Uno (2007) menjelaskan lebih jauh bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Uno, 2007:78-79).
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan llingkungannya (Slameto, 2003:2).
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman (Hamalik, 2004:154). Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan adalah : Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman (Hamalik, 2004:154). Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan adalah :
b. Faktor yang ada di luar individu yang kita faktor sebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajarnya, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
Dari beberapa teori belajar yang dikemukakan diatas, dapat dirangkum bahwa belajar merupakan suatu pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkunganya. Belajar menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorangberdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Sedangkan dari beberapa definisi tantang belajar, dapat dirumuskan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan interaksi antara individu dan lingkungannya yang dilakukan secara formal, informal, dan non formal.
c. Motivasi Belajar Siswa Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relative permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau c. Motivasi Belajar Siswa Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relative permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan ciat-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar ayang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktifitas belajar yang lebih giat dan semangat.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siawa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan, (4) Adanya penghargaan dalam belajar, (5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (6)Adanya lingkungan bel;ajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan. Dengan kata lain, kebermaknaan bahan pelajran dan Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan. Dengan kata lain, kebermaknaan bahan pelajran dan
Motivasi adalah “pendorong” suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2006:71).
Tujuan motivasi bagi seorang guru adalah untuk menggerakan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemajuan untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapakan di dalam kurikulum sekolah (Purwanto, 2006:73).
d. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan prilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. 1). Peranan Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar.
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
2). Peranan Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar 2). Peranan Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar
3). Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar. Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motvasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar (Uno, 2007:27-28).
4. Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang akan dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat me4ncerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu (Tirtonegoro, 2001:43).
Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut Slameto (2003 : 54-60) adalah:
a. Faktor Intern 1). Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun dari pengalaman siswa. Faktor ini diantaranya adalah panca indra a. Faktor Intern 1). Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun dari pengalaman siswa. Faktor ini diantaranya adalah panca indra
2). Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh dari pengalaman, terdiri atas:
a) Faktor intelektif yang mempunyai potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata dan potensi yang dimiliki oleh siswa.
b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, motivasi, emosi dan penyesuaian materi. b.Faktor ekstern Faktor ekstern meliputi: 1). Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan seolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok; 2). Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,
tegnologi dan kesenian; 3). Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar
dan iklim; 4). Faktor spiritual dan keagamaan;
5. Materi Lingkaran Lingkaran adalah himpunan titik yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu dimana titik tersebut disebut titik pusat sedangkan jaraknya disebut jari-jari.
Gambar 2.1 bagian-bagian lingkaran.
Keterangan: Titik O disebut titik pusat lingkaran. Garis OA, OB dan OC disebut jari-jari lingklaran. Garis AB disebut diameter lingkaran. Garis lurus PR atau ruas garis yang menghubungkan titik P dan titik R disebut tali busur lingkaran. Garis lengkung PR atau garis lengkung yang menghubungkan titik P dan titik R disebut busur lingkaran atau panjang busur. Daerah yang dibatasi oleh dua buah jari-jari OA, OC dan busur lingkaran Ac disebut juring lingkaran. Daerah yang dibatasi tali busur PR disebut tembereng.
a) Keliling lingkaran Melalui percobaan mengukur keliling suatu benda yang berbentuk lingkaran maka dapat ditemukan nilai perbandingan antara keliling lingkaran, diameter, jari-jari dan nilai pendekatan ( π ) yaitu π
= 3.14 atau sehingga dapat ditemukan rumus keliling lingkaran
yaitu :
K=2 π r atau K = π d. Dengan K = keliling lingkaran
Cunayah (2007, 213)
r = jari-jari lingkaran
d = diameter lingkaran
π = 3,14 atau
nilai pendekatan
b) Luas lingkaran Untuk menemukan luas daerah lingkaran dapat dilakukan melalui percobaan memasang juring-juring lingkaran dan menyusunnya menjadi mirip persegi panjang. Caranya yaitu memotong juring-juring lingkaran pada gambar di bawah ini dengan membuat garis tengah sebanyak 6 buah yang saling membentuk sudut 30° sehingga didapat 12 buah juring yang sama besar. Salah satu juring dibagi dua sehingga sudut pusatnya masing-masing menjadi 15°, kemudian gunting dan disusun tiap juring sehingga membentuk gambar mirip persegi panjang. Seperti langkah-langkah gambar di bawah ini:
½k
Gambar 2.2
Percobaan menemukan rumus luas daerah lingkaran
Luas daerah lingkaran = Luas daerah persegi panjang L = panjang x lebar = ½ k x r = ½ x 2 πxr L= 2 πr
Karena r = ½ d maka luas daerah lingkaran dapat diubah menjadi
2 L = 2 πr = π (½ d)
= π (½ d x ½ d)
2 2 = π¼d =¼ πd Hadi (2007, 163
C. Kerangka Pikiran
Berdasarkan penyajian deskripsi teoritik dapat disusun suatu kerangka berfikir untuk memperjelas arah dan maksud penelitian. Kerangka berfikir ini disusun berdasarkan variabel yang dipakai dalam penelitian yaitu pendekatan pembelajaran, motivasi belajar dan prestasi belajar.
Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa diantaranya adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dan motivasi belajar siswa.
Penggunaan pendekatan pembelajaran dalam, proses belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Keanekaragaman pendekatan mengajar yang ada pada saat ini merupakan alternatif yang dapat digunakan oleh guru untuk memilih pendekatan mana yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lingkaran. Lingkaran merupakan materi yang penerapannya banyak ditemui dilingkungan sekitar sehingga pembelajarannya akan lebih mudah dipahami jika menggunakan alat peraga atau benda yang berbentuk Lingkaran.