BAB III METODE PENELITIAN
lll.1. Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di Poliklinik Neurologi FK USU RSUP HAM Medan dan RS jejaring pada tanggal 10 April 2013 s.d 20 Nopember 2013
lll.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian diambil dari populasi pasien rumah sakit. Penentuan subjek penelitian dilakukan menurut metode sampling
konsekutif.
lII.2.1. Populasi Sasaran
Semua penderita Bell’s palsy yang ditegakkan berdasarkan diagnosa Taverner melalui anamnesa dan pemeriksaan neurologis.
III.2.2. Populasi Terjangkau
Semua penderita Bell’s palsy yang berobat ke Poliklinik Neurologi RSUP. H. Adam Malik Medan dan jejaringnya.
III.2.3. Besar Sampel
Besar sampel dihitung menurut rumus untuk uji hipotesis terhadap rerata dua populasi yang tidak berpasangan Madiyono, 2008 :
n
1
= n
2
X = 2 Z
α+Zβ S
1
-X
2
2
Universitas Sumatera Utara
Z α = deviat baku alpha; untuk α =0,05 Zα = 1.960
Z β = deviat baku beta; untuk β = 0,10 Zβ = 1,282
S = standar deviasi perbaikan klinis pada pasien Bell’s palsy= 1,2
X1 – X2 = beda rerata yang bermakna ditetapkan = 1,75
Maka, sampel minimal untuk masing- masing kelompok = 9,88 ≈ 10 orang
III.2.4. Kriteria lnklusi
1. Semua pasien Bell’s palsy berusia 18-75 tahun dengan kejadian baru tidak berulang yang berobat ke Poliklinik Neurologi RSUP H.
Adam Malik Medan dan RS jejaringnya yang ditegakkan dengan kriteria diagnosis Taverner, melalui anamnesis, pemeriksaan fisik
dan neurologi. 2. Pasien Bell’s palsy dengan onset paralisis
≤ 7 hari dan belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya.
3. Memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian ini.
III.2.5. Kriteria Eksklusi
Pasien Bell’s palsy yang memiliki kontraindikasi terhadap metil prednisolon, yaitu:
III.2.5.1. Pasien dengan infeksi III.2.5.1. Pasien dengan ulkus peptik
III.2.5.1. kehamilan III.2.5.1. Pasien diabetes mellitus
III.2.5.1. Pasien hipertensi berat
Universitas Sumatera Utara
lll.3. Batasan Operasional lll.3.1.
Bell’s palsy adalah kelumpuhan atau paralisis wajah unilateral
karena gangguan nervus fasialis perifer yarg bersifat akut dengan penyebab yang tidak teridentifikasi dan dengan perbaikan fungsi yang
terjadi dalam 6 bulan Berg 2009. Pada penelitian ini digunakan diagnosis berdasarkan kriteria dari Taverner Musani dkk, 2009.
lll.3.2. Metil Prednisolon adalah suatu glukokortikoid sintetik turunan dari
prednisolon. Obat ini digunakan pada pengobatan Bell’s palsy karena efeknya sebagai anti inflamasi. Regimen dosis yang digunakan pada
penelitian ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adour dkk 1996 yakni 50 mgharioral selama 5 hari, kemudian dosis diturunkan 10 mg
setiap harinya, dengan total waktu pengobatan 9 hari.
III.3.3 Rehabilitasi Kabat adalah suatu pendekatan latihan terapi yang
mengkombinasikan secara fungsional pola gerakan diagonal dengan teknik fasilitasi neuromuskular untuk membangkitkan respon motorik dan
memperbaiki kontrol dan fungsi neuromuskular. Digunakan dalam penatalaksanaaan Bell’s palsy yang dimulai pada hari pertama datang,
dengan satu sesi setiap hari selama 14 hari, kecuali hari jumat dan minggu dikarenakan instalasi RM libur Barbara dkk, 2010
III.3.5. Perbaikan klinis adalah suatu keadaan membaiknya tanda dan
gejala klinis dari suatu penyakit. Perbaikan klinis pasien Bell’s palsy dinilai menggunakan perubahan skor HB grading system dinilai pada hari ke 7,
14 dan 21. Skala pengukuran adalah interval Barbara dkk, 2010
Universitas Sumatera Utara
lll.3.6 Kontraindikasi metil prednisolon adalah tanda-tanda infeksi,
ulkus peptik, kehamilan, diabetes mellitus dan hipertensi berat Lagalla dkk, 2002.
lll.4. lnstrumen Penelitian
Pemeriksaan fungsi saraf fasialis House Brackmann Grading System adalah suatu sistem klasifikasi 6 tingkat dengan evaluasi kasar
terhadap fungsi motorik fasialis dan sekuelenya, dengan fungsi normal diberi skor 1 dan paralisis lengkap dengan skor 6. Sistem ini diperlukan
dalan menentukan keparahan dari gangguan fungsi wajah, dan membandingkan hasil pengobatan Berg 2009, Kanerva 2008.
IlI.5. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen quasy experiment, dengan pretest and post test design. karena adanya
perlakuan namun tidak ada randomisasi baik pada sampel ataupun pada perlakuan. Perlakuan yang dilakukan adalah satu kelompok diberi metil
prednisolon sedangkan kelompok lainnya diberi kombinasi metil prednisolon dan rehabilitasi kabat. Sampel adalah pasien Bell’s palsy
yang berobat ke RSHAM dan RS jejaring RS kesdam dan RS Haji. Pasien Bell’s palsy RSHAM terbagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok
perlakuan metil prednisolon tunggal atau kelompok kombinasi metil prednisolon dan rehabilitasi kabat, sedangkan pasien Bell’s palsy di RS
Haji dan RS kesdam hanya dimasukkan dalam kelompok perlakuan metil prednisolon saja.
Universitas Sumatera Utara
III.6. Pelaksanaan Penelitian Ill.6.1. Pengambilan Sampel
Pasien Bell’s palsy yang berobat ke bagian neurologi RSUP. H. Adam Malik Medan dan RS jejaringnya yang telah ditegakkan dengan
kriteria diagnosis Taverner. Kemudian dengan metode konsekutif, pasien yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, akan dinilai derajat
paralisis saraf fasialis dengan HB facial grading system. Pasien kemudian diberikan metil prednisolon atau kombinasi metil prednisolon dengan
rehabilitasi kabat. Pada hari ke- 7, 14 dan 21 dinilai kembali skor HB. Untuk menilai perbaikan klinisnya dinilai dari selisih skor HB.
III.7. Kerangka Operasional
Pasien dengan keluhan lumpuh sesisi wajah
Kriteria diagnosis Taverner
Bell’s palsy
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
Metil Prednisolon MP 50 mg, 5 hari di tap.off 10 mg hari
Metil Prednisolon MP 50 mg, 5 haridi tap.off 10 mghari+Rehabilitasi 1 xhari,14 hari
Hari ke- 7 skor HB Hari ke- 14 skor HB
Hari ke- 21 skor HB Skor HB awal
Universitas Sumatera Utara
lll.7. Variabel yang diamati
Variabel Bebas : metil prednisolon tunggal, kombinasi metil prednisolon dan rehabilitasi kabat
Variabel Terikat : perbaikan klinis
lll.8. Analisa Data
Data hasil penelitian akan dianalisa secara statistik dengan bantuan program komputer Windows SPSS Statistical Product and
Science Service. Analisa dan penyajian data dilakukan sebagai berikut: III.8.1. Analisa deskriptif digunakan untuk melihat gambaran karakteristik
subjek penelitian demografik, mulai terapi, dan nilai HB grading system III.8.2. Untuk melihat skor HB antara sebelum dan sesudah terapi pada
kelompok metil prednisolon tunggal atau kelompok kombinasi metil prednisolon dan rehabilitasi kabat digunakan uji Friedman
III.8.3. Untuk mengetahui perbaikan klinis ∆ skor HB grading system
antara hari 1-7, hari 7-14 dan hari 14-21 antar kelompok metil prednisolon tunggal dan kombinasi metil prednisolon dan rehabilitasi kabat digunakan
Uji Mann Whitney III.8.4. Untuk mengetahui hubungan usia, mulai terapi dan skor HB awal
dengan ∆ skor HB pada hari 1-7, 7-14, dan 14-21 pada masing-masing
kelompok digunakan uji korelasi Spearman
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN