Belanja Modal

4. Belanja Modal

Pada 31 Desember 2005, TELKOM (tidak dikonsolidasi) Pembelanjaan modal aktual ke depan dapat berbeda dari jumlah yang mengucurkan pembelanjaan modal sebesar Rp 3.367,8 miliar, yang

diindikasikan tersebut diatas karena faktor-faktor yang bervariasi, kurang dari Rp 5.572,4 miliar, jumlah yang telah dianggarkan dalam

termasuk tetapi tidak terbatas pada perekonomian Indonesia, nilai rencana pembelanjaan modal.

kurs Rupiah/Dollar AS dan Rupiah/Euro dan nilai kurs mata uang asing yang teraplikasi lainnya, ketersediaan pemasok atau persyaratan

TELKOM mengelompokkan pembelanjaan modalnya dalam kategori- pembiayaan lainnya yang dapat diterima TELKOM, permasalahan kategori di bawah ini untuk tujuan perencanaan:

teknis atau lainnya dalam memperoleh atau memasang peralatan dan • Infrastruktur, yang terdiri dari jaringan transmisi, jaringan akses

apakah TELKOM memasuki lini bisnis baru.

(termasuk jaringan tanpa kabel tetap), pendukung data dan infrastruktur pendukung jaringan jalur tetap;

a. Rencana Investasi pada 2006

• Telepon, yang merupakan jalur tetap dengan kabel dan tanpa Pada 2006, TELKOM berencana untuk melakukan investasi modal kabel;

pada infrastruktur, layanan komersial dan layanan pendukung. • Telepon seluler, yang terdiri dari layanan telepon seluler tanpa

• Rencana Investasi pada Infrastruktur

kabel GSM dan sekarang dikelola oleh Telkomsel; Rencana investasi TELKOM pada infrastruktur pada 2006 sebesar • Multimedia, yang terdiri dari akses internet, layanan VoIP dan

Rp 4.142,4 miliar. Dana ini akan digunakan untuk investasi layanan data dan pengembangan substansi lainnya; serta

modal pada infrastruktur transmisi, yang diharapkan termasuk • Jaringan-Jasa, yang terdiri dari layanan komersial yang beraneka

investasi pada jaringan transmisi serat optik, jaringan transmisi ragam yang ditujukan untuk meningkatkan lalu lintas pada

pendukung di pulau Kalimantan dan Sulawesi dan tambahan jaringan TELKOM, termasuk interkoneksi, jaringan internet dan

segmen satelit darat di Jakarta, sistem kabel bawah laut antara pusat-pusat panggilan pihak-ketiga.

Batam-Jakarta dan sistem kabel bawah laut antara Puger

Pembelanjaan Modal Tahun Berakhir 31 Desember

Rp (miliar)

Rp (miliar)

Rp (miliar)

Rp (miliar)

TELKOM

Infrastruktur:

1,015,0 Jaringan Akses

Jaringan Transmisi dan Backbone 560,4

1,724,5 Subtotal Infrastruktur

2,739,5 Layanan Komersial: Telepon

222,2 Subtotal Layanan Komersial

751,7 Layanan Pendukung

Subtotal TELKOM (tidak dikonsolidasi)

4,249,7 Anak Perusahaan TELKOM:

21,1 Infomedia Nusantara

82,7 Pramindo Ikat Nusantara

35,2 Indonusa Telemedia

28,5 Graha Sarana Duta

13,0 PT Pro Infokom Indonesia

- PT Metra (Holding)

Subtotal Anak Perusahaan

14,388,2 Jumlah TELKOM Konsolidasian

* Jumlah tahun 2004 dan 2005 merupakan pembelanjaan modal aktual. ** Jumlah tahun 2006 merupakan pembelanjaan modal yang direncanakan dalam anggaran TELKOM dengan penyesuaian. *** Jumlah tahun 2007 merupakan pembelanjaan modal yang diproyeksikan, dan pembelanjaan modal aktual mungkin berbeda secara signifikan dari yang diproyeksikan.

optik, jalur tetap kabel tembaga dan akses jaringan tanpa kabel pada tahun-tahun terakhir telah menggunakan pasar surat hutang CDMA.

sebagai bagian dari kebutuhan pembiayaannya. Pada 16 Juli 2002, • Rencana Investasi pada Layanan Komersial

TELKOM menerbitkan obligasi Rupiah dengan bunga tetap sebesar TELKOM juga merencanakan untuk membelanjakan Rp 1.916,4

Rp 1.000 miliar dengan jatuh tempo lima tahun dengan tingkat miliar pada 2006 untuk investasi modal pada layanan komersial,

bunga tetap sebesar 17% per tahun. Pada 15 Desember 2004, termasuk:

TELKOM menerbitkan surat hutang jangka-pendek tanpa jaminan • investasi modal pada layanan komersial jalur tetap (termasuk

(MTN) dengan nilai pokok sebesar Rp 1,125 trilyun dalam empat layanan tanpa kabel tetap), yang mencakup tambahan

seri dengan tingkat bunga berkisar dari 7,7% hingga 9,4% per tahun. kapasitas, peningkatan dan pengembangan layanan, termasuk

TELKOM sekarang dalam proses untuk mengeksplorasi sumber- layanan nilai tambah dan perangkat lunak serta sistem

sumber pembiayaan alternatif untuk investasi modal, termasuk mekanis dan elektris;

pemasok pengadaan barang dan pembiayaan bank lain serta juga • meningkatkan jaringan multimedia TELKOM (termasuk

sumber-sumber potensial lainnya untuk peminjaman dana. jaringan inti dari IP transport, layanan HFC dan CATV), yang

• Bagi Hasil

mencakup peningkatan pada jumlah titik akses VoIP, sistem Sampai sekarang, TELKOM telah menggunakan perjanjian pola internet multiplexing (IMUX) untuk internet dan akses data,

bagi hasil (PBH) untuk membangun jaringan telepon tetap layanan nilai tambah internet seperti B2B e- commerce, akses

pada daerah-daerah pemukiman padat populasi di Indoneia, broadband (xDsl), dan meningkatkan sistem HFC dan CATV

tempat-tempat telepon-kartu umum dan jaringan telepon seluler TELKOM; serta

analognya. Melalui PBH tersebut, investor menanggung biaya- •

investasi pada jaringan-layanan, termasuk pembangunan biaya yang terjadi selama pengadaan dan instalasi peralatan layanan tetap tanpa kabel, e- commerce, hubungan internet

sedangkan TELKOM mengelola dan mengoperasikan peralatan dan layanan nilai tambah.

tersebut, dan menanggung biaya perbaikan dan pemeliharaan, • Rencana Investasi untuk Layanan Pendukung

setelah instalasi dan hingga akhir periode PBH tersebut. Investor TELKOM berencana membelanjakan Rp 754,6 miliar pada 2006

secara hukum tetap memiliki hak atas peralatan tersebut selama untjuk investasi modal pada layanan pendukung, termasuk riset

periode PBH tetapi mengalihkan kepemilikan kepada TELKOM dan pengembangan, fasilitas bangunan dan fasilitas kantor,

pada akhir periode.

termasuk: investasi pada terminal BTS untuk memperluas cakupan jaringan, penerimaan transmisi (TRX) dan microcells

TELKOM tidak membiayai investasi modal (selain investasi untuk meningkatkan kualitasnya; peralatan switching; peralatan

modal pada layanan telepon tetap dan internet broadband) yang digunakan untuk produk-produk dimuka; transmisi serat

dalam perjanjian pola bagi hasil pada tahun 2003, 2004 atau optik untuk kota-kota besar di Jawa; tambahan kapasitas jaringan

2005, dan tidak bermaksud untuk membiayai investasi modal radio, rencana 3G; serta fasilitas pendukung yang terdiri dari

dengan cara ini di masa depan. Sejak tahun 2004 TELKOM telah fasilitas bangunan, riset dan pengembangan, dan kantor.

berupaya untuk menggantikan perjanjian pola bagi hasil dengan skema kemitraan yang menawarkan keuntungan yang lebih baik.

b. Skema Pembiayaan Lainnya

Sesuai dengan yang umumnya terjadi pada badan-badan usaha milik negara di Indonesia, di masa lampau TELKOM bertumpu pada

C. Komitmen Belanja Modal

pinjaman penerusan yang dibiayai oleh Pemerintah dan pembagian Pada tanggal 31 Desember 2005, nilai pembelanjaan modal yang pendapatan dengan rekanan investasi untuk mendanai investasi

telah dikomit oleh TELKOM dalam perjanjian kontrak, terutama pada aktiva tetap. Namun demikian, pada tahun-tahun terakhir,

berkaitan dengan pengadaan dan instalasi peralatan suitsing, TELKOM telah membiayai investasi modalnya sebagian besar

peralatan transmisi dan jaringan kabel adalah sebagai berikut:

Tahun yang berakhir pada 31 Desember

Valuta

Jumlah dalam valuta asing (juta)

Nilai setara dalam Rupiah

Rupiah

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157