IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan, disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun-tahun yang berakhir pada
31 Desember 2005 dan 2004 adalah sebagai berikut:
a. Dasar penyusunan laporan keuangan
Laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas, disusun dengan dasar akrual. Laporan keuangan konsolidasian juga disusun dengan dasar harga perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang dicatat berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dan menyajikan perubahan kas dan setara kas dari kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
Angka-angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini disajikan dalam dan dibulatkan menjadi jutaan Rupiah (“Rp”), kecuali dinyatakan lain.
b. Prinsip konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaannya dimana Perusahaan, baik secara langsung ataupun tidak langsung, memiliki kepemilikan saham dengan hak suara lebih dari 50%, atau Perusahaan memiliki kemampuan mengendalikan entitas walaupun penyertaan sahamnya lebih kecil atau sama dengan 50%. Anak perusahaan dikonsolidasi sejak tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian secara efektif dan tidak dikonsolidasi sejak tanggal pelepasannya.
Seluruh saldo dan transaksi antar-perusahaan yang signifikan telah dieliminasi pada saat konsolidasi.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
c. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Definisi pihak yang memiliki hubungan istimewa yang digunakan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
d. Akuisisi anak perusahaan
Akuisisi anak perusahaan dari pihak ketiga dicatat dengan metode pembelian. Aktiva tidak berwujud yang diperoleh dalam transaksi penggabungan usaha dengan menggunakan metode pembelian diamortisasi sepanjang jangka waktu perjanjian. Selisih harga perolehan dari bagian kepemilikan Perusahaan atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang teridentifikasi dicatat sebagai goodwill, dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama jangka waktu yang pada umumnya diperkirakan tidak lebih dari lima tahun.
Perusahaan secara berkesinambungan mengevaluasi apakah terdapat suatu kejadian atau telah terjadi perubahan kondisi yang mengharuskan adanya perubahan terhadap estimasi sisa masa manfaat aktiva tidak berwujud dan goodwill, atau adanya indikasi penurunan nilai (impairment). Jika terdapat indikasi impairment, nilai aktiva tidak berwujud dan goodwill yang dapat terpulihkan (recoverable) ditentukan berdasarkan nilai diskonto dari estimasi arus kas masa depan dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar terhadap nilai waktu dari uang (time value of money) dan risiko spesifik dari aktiva terkait.
Transaksi akuisisi dengan entitas sepengendali dicatat dengan metode yang serupa dengan metode penyatuan kepemilikan (carryover basis). Selisih harga pengalihan yang dibayar atau diterima dengan nilai buku historis terkait, setelah memperhitungkan dampak pajak penghasilan yang berlaku, diakui secara langsung di ekuitas dan disajikan sebagai “Selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada bagian ekuitas (Catatan 3).
e. Penjabaran valuta asing
Mata uang fungsional Perusahaan dan anak perusahaan adalah Rupiah dan pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam valuta asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam valuta asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs beli dan jual yang diterbitkan oleh Reuters pada tanggal neraca. Kurs beli dan jual yang diterbitkan oleh Reuters untuk aktiva dan kewajiban moneter masing-masing adalah Rp9.825 dan Rp9.835 untuk US$1 pada tanggal 31 Desember 2005 dan Rp9.280 dan Rp9.300 untuk US$1 pada tanggal 31 Desember 2004.
Keuntungan atau kerugian selisih kurs yang timbul, baik yang telah maupun yang belum direalisasi, dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan, kecuali untuk selisih kurs yang timbul dari pinjaman selama pembangunan suatu aktiva tertentu yang memenuhi syarat untuk dikapitalisasi (Catatan 2k).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
f. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua deposito berjangka yang tidak dibatasi penggunaannya, yang jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan.
g. Penyertaan
i. Deposito berjangka
Deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan disajikan sebagai penyertaan sementara.
ii. Penyertaan pada efek
Penyertaan pada efek yang tersedia untuk dijual (available-for-sale) dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas efek yang tersedia untuk dijual tidak diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan, tetapi dilaporkan sebagai komponen terpisah pada bagian ekuitas hingga terealisasi. Keuntungan atau kerugian yang telah direalisasi atas efek yang tersedia untuk dijual dicatat pada laporan laba rugi tahun berjalan dan dihitung berdasarkan metode identifikasi khusus. Penurunan nilai efek yang tersedia untuk dijual di bawah harga perolehannya yang bersifat non-temporer dibebankan ke laba tahun berjalan.
iii. Penyertaan pada perusahaan asosiasi
Penyertaan pada saham di mana Perusahaan memiliki 20% sampai dengan 50% hak suara, dan dimana Perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan tetapi bukan dalam bentuk kendali atas kebijakan keuangan dan operasi, dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Berdasarkan metode ini, Perusahaan mengakui bagian atas laba atau rugi perusahaan asosiasi secara proporsional sejak tanggal pengaruh signifikan dimiliki hingga tanggal berakhirnya pengaruh signifikan tersebut. Ketika bagian Perusahaan atas rugi melebihi nilai tercatat dari perusahaan asosiasi, nilai tercatat penyertaan diturunkan hingga nihil dan pengakuan kerugian lebih lanjut dihentikan kecuali apabila Perusahaan menjamin kewajiban perusahaan asosiasi atau mempunyai komitmen untuk menyediakan dukungan keuangan kepada perusahaan asosiasi.
Secara berkesinambungan, paling tidak di setiap akhir tahun, Perusahaan mengevaluasi nilai tercatat penyertaannya pada perusahaan asosiasi terhadap kemungkinan penurunan nilai. Faktor-faktor yang dipertimbangkan untuk menentukan adanya indikasi penurunan nilai selain penurunan nilai sementara adalah pencapaian tujuan dan tahapan rencana usaha termasuk proyeksi arus kas dan hasil dari aktivitas pendanaan yang direncanakan, kondisi keuangan dan prospek bisnis dari setiap perusahaan asosiasi, nilai wajar penyertaan dibandingkan dengan nilai tercatat penyertaan, lamanya nilai wajar penyertaan berada dibawah nilai tercatat penyertaan dan faktor-faktor relevan lainnya. Penurunan nilai yang harus diakui diukur berdasarkan selisih lebih antara nilai tercatat penyertaan dengan nilai wajarnya. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar (jika ada), nilai diskonto proyeksi arus kas atau teknik penilaian lainnya yang memadai.