HUTANG BANK JANGKA PENDEK

19. HUTANG BANK JANGKA PENDEK

Bank Central Asia 170.000 455.700 ABN AMRO Bank

- 604.500 Bank Mandiri

- 41.433 Bank Niaga

3.800 - Jumlah

a. Bank Central Asia

Pada tanggal 27 Desember 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman jangka pendek dengan Bank Central Asia dengan jumlah fasilitas maksimum sebesar US$49,0 juta. Fasilitas ini tidak dijamin dan dikenakan tingkat bunga 2,85% di atas LIBOR berjangka waktu satu bulan (5,27% pada tanggal 31 Desember 2004). Pada tanggal 31 Desember 2004, pokok pinjaman terhutang sebesar Rp455.700 juta (US$49,0 juta). Pada 15 April 2005, pinjaman tersebut telah dilunasi dan perjanjian pinjaman berakhir.

Pada tanggal 3 Desember 2004, Telkomsel menandatangani perjanjian pinjaman dengan Deutsche Bank AG, Jakarta (sebagai ”Arranger” dan ”Agent” ) dan Bank Central Asia (sebagai ”Lender” dan ”Transferor” ) dengan jumlah fasilitas sebesar Rp170.000 juta. Berdasarkan perjanjian, Lender dapat mengalihkan hak, imbalan dan kewajibannya kepada bank atau lembaga keuangan manapun

dengan cara menyerahkan Perjanjian Pengalihan ke Agent dan pemberitahuan kepada Telkomsel. Fasilitas tersebut dikenakan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia berjangka waktu tiga bulan ditambah 1% (13,09% pada tanggal 31 Desember 2005) yang harus dibayar secara triwulanan. Pinjaman jatuh tempo pada tanggal 1 Pebruari 2006. Pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, saldo pokok pinjaman masing-masing sebesar Rp170.000 juta dan nihil. Pada tanggal 1 Pebruari 2006, Telkomsel melunasi seluruh pinjaman dan perjanjian pinjaman berakhir.

19. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan)

b. ABN AMRO Bank

Pada tanggal 28 Januari 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman jangka pendek dengan ABN AMRO Bank N.V., Cabang Jakarta dengan jumlah fasilitas sebesar US$129,7 juta. Pinjaman tersebut digunakan untuk melunasi sisa wesel bayar pada tanggal 15 Maret 2004 yang diterbitkan untuk akuisisi Pramindo (Catatan 4b). Saldo pokok dan bunganya terhutang dalam 10 angsuran bulanan dimulai sejak Maret 2004 hingga Desember 2004. Pinjaman ini dikenakan tingkat bunga LIBOR ditambah 2,75%. Pada tanggal 31 Desember 2004, pinjaman ini telah dilunasi dan perjanjian diakhiri pada tanggal 6 Januari 2005.

Pada tanggal 21 Desember 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman jangka pendek dengan ABN AMRO Bank N.V. dengan jumlah fasilitas maksimum sebesar US$65,0 juta. Pokok pinjaman sebesar US$30,0 juta dan US$35,0 juta masing-masing jatuh tempo pada tanggal

31 Maret 2005 dan 30 Juni 2005. Pinjaman ini tidak dijamin dan dikenakan tingkat bunga 2,5% di atas LIBOR Dolar Amerika Serikat masa tiga bulanan (5,02% pada tanggal 31 Desember 2004). Pada tanggal 31 Desember 2004, pokok pinjaman terhutang sebesar Rp604.500 juta (US$65,0 juta). Pada tanggal 31 Maret 2005 dan 30 Juni 2005, pokok pinjaman yang jatuh tempo pada tanggal-tanggal tersebut masing-masing sebesar US$30,0 juta dan US$35,0 juta dilunasi. Pada tanggal 30 Juni 2005, perjanjian pinjaman berakhir.

c. Bank Mandiri

Pada tanggal 28 Agustus 2001, Napsindo menandatangani perjanjian pinjaman dengan Bank Mandiri dengan jumlah fasilitas sebesar US$1,8 juta untuk jangka waktu satu tahun. Pinjaman ini dijamin dengan deposito milik Perusahaan (Catatan 9) dengan tingkat bunga 2% di atas tingkat bunga deposito yang dijaminkan (2,65% pada tanggal 31 Desember 2004). Fasilitas ini telah diperpanjang beberapa kali, perpanjangan terakhir pada tanggal 23 September 2004 dimana fasilitas pinjaman ini diperpanjang untuk jangka waktu satu tahun lagi dan akan berakhir pada tanggal 28 Agustus 2005.

Pada tanggal 24 April 2003, Napsindo juga menandatangani perjanjian pinjaman dengan Bank Mandiri sebesar US$2,7 juta untuk jangka waktu satu tahun. Pada tanggal 4 Mei 2004, fasilitas ini diperpanjang untuk jangka waktu satu tahun dan berakhir pada tanggal 24 April 2005. Pinjaman ini dijamin dengan deposito milik Perusahaan (Catatan 9) dan dikenakan tingkat bunga 2% di atas bunga deposito yang dijaminkan (2,65% pada tanggal 31 Desember 2004).

Pada tanggal 31 Desember 2004, saldo pokok pinjaman dari fasilitas-fasilitas ini berjumlah US$4,5 juta (Rp41.433 juta). Pada tanggal 29 Juli 2005, pinjaman ini dilunasi dengan pencairan jaminan deposito atas nama Perusahaan dan pada tanggal 1 Agustus 2005 perjanjian pinjaman berakhir.

19. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan)

d. Bank Niaga

Pada tanggal 25 April 2005, Balebat menandatangani perjanjian kredit dengan Bank Niaga dengan fasilitas pinjaman sebesar Rp2.400 juta yang terdiri dari fasilitas kredit yang dapat diperpanjang sebesar Rp800 juta dengan suku bunga 12% per tahun dan jatuh tempo tanggal 25 Juli 2005. Perjanjian kredit ini juga termasuk fasilitas kredit investasi sebesar Rp1.600 juta sebagaimana dijelaskan pada Catatan 23f. Pada tanggal 26 Juli 2005 perjanjian kredit diubah dimana tingkat bunga untuk fasilitas kredit yang dapat diperpanjang menjadi 12,5% per tahun dan jatuh tempo tanggal 30 Mei 2006. Fasilitas kredit sebesar Rp2.400 juta dijamin dengan aktiva tetap milik Balebat yang berlokasi di Jawa Barat. Pada tanggal 31 Desember 2005, saldo pokok pinjaman yang terhutang sebesar Rp800 juta.

Pada tanggal 18 Oktober 2005, GSD menandatangani perjanjian pinjaman dengan Bank Niaga dengan fasilitas pinjaman maksimum sebesar Rp3.000 juta untuk jangka waktu satu tahun. Fasilitas ini dijamin dengan aktiva tetap tertentu milik GSD, dikenakan tingkat bunga 14,5% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 18 Oktober 2006. Pada tanggal 31 Desember 2005, saldo pokok pinjaman terhutang sebesar Rp3.000 juta.

e. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation (”HSBC”)

Pada tanggal 20 Desember 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman yang dapat diperpanjang dengan HSBC dengan fasilitas pinjaman maksimum sebesar Rp500.000 juta. Fasilitas pinjaman ini tersedia hingga tanggal 20 Januari 2005 dan jumlah yang ditarik dari fasilitas ini akan dibayar dalam waktu 6 bulan sejak tanggal penarikan. Fasilitas ini dikenakan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia berjangka waktu satu bulan ditambah 1% dari jumlah yang ditarik dan terhutang pada saat pinjaman jatuh tempo.

Pada tanggal 28 Maret 2005, jumlah maksimum fasilitas diubah menjadi Rp100.000 juta dengan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berjangka waktu satu bulan ditambah 1% dan US$49,0 juta dengan tingkat suku bunga LIBOR ditambah 1,8%.

Pada tanggal 20 Januari 2005 dan 14 April 2005, Perusahaan melakukan penarikan masing-masing sebesar Rp100.000 juta dan US$49,0 juta dari fasilitas ini. Pada tanggal 14 Oktober 2005, pinjaman ini dilunasi dan perjanjian pinjaman berakhir.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157