KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

A. Konsep Perencanaan

1. Perencanaan Sentra Pameran Batik Nusantara yang direncanakan merupakan sebuah kawasan yang mewadahi kegiatan apresiasi masyarakat terhadap batik. Kegiatan ini didukung dengan adanya penyediaan fasilitas wisata budaya yang memberikan informasi tentang batik nusantara, dan beberapa fasilitas pendukung yang lain. Selain itu Sentra Pameran Batik Nusantara yang direncanakan diharapkan mampu mendukung dan memajukan produsen- produsen batik di beberapa daerah di Indonesia, mengenalkan batik nusantara kepada masyarakat, meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap batik, serta juga untuk memajukan wisata budaya kota Surakarta.

Perencanaan desain Sentra Pameran Batik Nusantara ini menerapkan konsep Regionalisme Surakarta dengan mengangkat konsep bangunan candi (berdasarkan latar belakang sejarah asal mula batik pada zaman Hindu Budha). Penerapan konsep ini dimaksudkan untuk memberikan ciri kedaerahan kota Surakarta yang identik dengan batik yang dipadukan dengan teknologi yang berkembang.

2. Besaran Ruang Berdasarkan analisis kegiatan dan penentuan jumlah kebutuhan ruang yang akan diwadahi, maka didapatkan besaran ruang yang dapat menampung kapasitas kegiatan dalam perencanaan Sentra Pameran Batik. Penentuan besaran ruang ini disesuaikan dengan kelompok-kelompok kegiatan, yaitu :

commit to user

Parkir khusus

Parkir umum

74 motor

14 mobil 154 motor

33 mobil

118,4 m 2 210 m 2 246,4 m 2 495 m 2

Resepsionist Lobby

2 orang 5 orang

2,4 m 2 4m 2

Ruang keamanan

2) Kegiatan informasi budaya

Kebutuhan Ruang

Kapasitas

Besaran

Resepsionist Perpustakaan Ruang hotspot Ruang pengelola Gudang

2 orang

64 orang 15 orang

4 orang asumsi

2,4 m 2 45 m 2

18 m2 24 m2 15 m2

Museum skala kecil Ruang pengelola Ruang duduk Gudang

30 orang 3 orang

10 orang asumsi

45 m 2 18 m2 8 m2

18 m2

Ruang pemutaran film 1 Ruang pemutaran film 2 Ruang pengelola Ruang duduk Gudang Ruang mekanikal

Lavatory pria Lavatory wanita

20 orang 35 orang

4 orang 6 orang asumsi asumsi

2 orang 2 orang

Tabel 5.1 : besaran ruang kegiatan penerimaan

Sumber : Analisis pribadi

Tabel 5.2 : besaran ruang kegiatan informasi budaya

Sumber : Analisis pribadi

commit to user

3) Kegiatan pameran dan promosi

Kebutuhan Ruang

Kapasitas

Besaran

R. pameran Lt. 1 R. pameran Lt. 2 Hall Ruang penyimpanan Ruang penyelenggara Mushola Wudhu wanita Wudhu pria Lav. pria Lt.1 Lav. Wanita Lt.1 Lav. pria Lt.2 Lav. Wanita Lt.2

200 orang 200 orang

asumsi asumsi

4 orang 10 orang

6 orang 6 orang 4 orang 4 orang 4 orang 4 orang

27,2 m 2 27,2 m 2 27,2 m 2 27,2 m 2

Total

915,8 m2

2 x bangunan ruang pameran temporer

1831,6 m2

Hall Ruang pertunjukkan Ruang persiapan Ruang penyelenggara Ruang ganti Ruang istirahat Ruang mekanikal Mushola Wudhu wanita Wudhu pria Gudang Lavatory pria Lavatory wanita

30 orang 200 orang

10 orang

8 orang 8 orang

12 orang asumsi

10 orang

6 orang 6 orang

asumsi

4 orang 4 orang

100 m 2 300 m 2 40 m 2

32 m2 14,4 m2 18 m2 10 m2 15 m2

9 m2 9 m2

20 m2 27,2 m 2 27,2 m 2

Plaza 1 Amplifire 1 Plaza 2

asumsi 150 orang

commit to user

Ruang persiapan Gudang Lavatory pria Lavatory wanita

10 orang asumsi

4 orang 4 orang

30 m 2 20 m 2 13,6 m 2 13,6 m 2

4) Kegiatan Pemasaran

Kebutuhan Ruang

Kapasitas

Besaran

Retail, Gerai Lt.1 Retail, Gerai Lt.2 Ruang ganti Loading barang Ruang pengelola Ruang mekanikal Kasir ATM Ruang duduk R. penyimpanan Lavatory pria Lavatory wanita

asumsi asumsi

8 orang asumsi

4 orang asumsi

4 orang 4 orang

20 orang asumsi

2 orang 2 orang

5) Kegiatan Pengelolaan

Kebutuhan Ruang

Kapasitas

Besaran

Resepsionist Ruang tamu Ruang pimpinan R. wakil pimpinan

2 orang 4 orang 1 orang 1 orang

2,4 m 2 5,76 m 2 25 m 2 25 m 2

Tabel 5.3 : besaran ruang kegiatan pameran dan promosi

Sumber : Analisis pribadi

Tabel 5.4 : besaran ruang kegiatan pemasaran

Sumber : Analisis pribadi

commit to user

Ruang administrasi Ruang keuangan Ruang pemasaran Ruang personalia Ruang arsip Ruang rapat Ruang istirahat Pantry Gudang Lavatory pria Lavatory wanita

4 orang 4 orang 4 orang 4 orang

asumsi

15 orang

8 orang asumsi asumsi

2 orang 2 orang

24 m 2 24 m 2 24 m 2 24 m 2

6m 2 27 m 2 79,6 m 2

6) Kegiatan servis dan penunjang Kebutuhan Ruang

Kapasitas

Besaran Ruang

Foodcourt Ruang serba guna 1 Ruang persiapan Ruang penyelenggara Gudang Lavatory pria Lavatory wanita Ruang serba guna 2 Ruang persiapan Lavatory pria Lavatory wanita Ruang

pelatihan

membatik Ruang informasi Ruang pengelola Lavatory pria

60 orang 130 orang

4 orang 4 orang

80 orang asumsi

2 orang 2 orang

10 orang

2 orang 2 orang 2 orang

147,6 m 2 208 m 2 40 m 2

16 m2

30 m 2 13,6 m 2

13,6 m 2 128 m2

Tabel 5.5 : besaran ruang kegiatan pengelolaan

Sumber : Analisis pribadi

commit to user

Gudang Lavatory umum Pria wanita

Asumsi

3 orang 3 orang

15 m2

10,2 m2 10,2 m2

Rekapitulasi Kebutuhan Ruang

Kelompok Kegiatan

Kebutuhan Ruang

Ruang Kegiatan Penerimaan Ruang Kegiatan Informasi Budaya Ruang Kegiatan Pameran dan Promosi Ruang Kegiatan Pemasaran Ruang Kegiatan Pengelolaan Ruang kegiatan servis dan penunjang

1403,22 m 2 413,14 m 2 4537,26 m 2 922,48 m 2 435,968 m 2 948,74 m 2

Jumlah Total

8660,808 m 2

Luasan lantai 2

1279,8 m 2

Luasan lantai 1

8660,808 m 2 – 1279,8 m 2 7381,008 m 2

BC 50 %

(100 x 7381,008 m 2 ) : 50

14.762,016 m 2

Luasan site yang dibutuhkan minimal adalah 14.762 m 2

B. Konsep Perancangan

1. Konsep Makro

a. Konsep site Site terpilih berada di jl. Slamet Riyadi 462, Purwosari, Surakarta.

Site berupa lahan kosong dan beberapa bangunan pertokoan, beserta pemukiman, dengan total luas site ± 22.000 m 2 . Akses menuju site cukup mudah, karena berada di pusat kota Surakarta, terdapat jalur

Tabel 5.6 : besaran ruang kegiatan servis dan penunjang

Sumber : Analisis pribadi

Tabel 5.7 : rekapitulasi kebutuhan seluruh besaran ruang

Sumber : Analisis pribadi

commit to user commit to user

Pemilihan site ini disesuaikan dengan fungsi bangunan yang mendukung kegiatan rutin yang digelar di kota Surakarta, yaitu Solo

Batik Carnival yang menggunakan area ini untuk start, sebelum berjalan menyusuri Jl. Slamet Riyadi.

Zona pertunjukkan outdoor

Zona pemasaran

Zona area parkir

pengeloala

Zona fasilitas penunjang

Zona wisata budaya

Zona pameran temporer

Zona parkir pengunjung

Zona pertunjukkan

outdoor

Zona pameran temporer

Zona pengelolaan

Lantai 2 : Zona pertunjukkan indoor

Main Entrance

Side Entrance

Pintu keluar kendaraan

Gambar 5.1 : Konsep site Sumber : Analisis pribadi

commit to user

Sirkulasi di dalam site dibedakan antara jalur sirkulasi kendaraan dengan jalur sirkulasi pejalan kaki, pembedaan ini berfungsi untuk

mencegah terjadinya crossing demi keamanan dan kenyamanan pengunjung yang berjalan. Untuk sirkulasi kendaraan, terdapat dua bagian, yaitu pada bagian depan (melalui main entrance) dan bagian belakang site (melalui side entrance). Untuk sirkulasi pejalan kaki di dalam site, diwadahi dalam jalur pedestrian.

Gambar 5.2 : Konsep sirkulasi

Sumber : Analisis pribadi

Jalur pejalan kaki

Jalur pejalan kendaraan

area parkir pengeloala

area parkir pengunjung

commit to user commit to user

pada konsep candi sebagai acuan regionalisme. Secara umum, tata massa bangunan candi menerapkan konsep sebagai berikut :

1. Komposisi Geometrik Bentuk geometris merupakan bentuk dasar yang signifikan dan dominan digunakan dalam pengolahan desain candi.

2. Garis-garis sumbu secara visual merupakan elemen yang menegaskan orientasi bangunan. Kesimetrisan nampak jelas dan didukung oleh adanya beberapa elemen yang menonjol pada

bagian kanan, kiri, dan tengah untuk menunjukkan kesimetrisan.

3. Komposisi ruang dalam dan luar membentuk susunan cluster geometrik, komposisi tata ruang dan massa suatu candi menunjukkan adanya komposisi solid berupa massa-massa yang berbentuk volumetrik, batas pagar dan void berupa ruang-ruang terbuka.

Gambar 5.3 : Konsep peletakkan tata massa dalam site

Sumber : analisis pribadi

commit to user commit to user

menerapkan konsep regionalisme candi, yaitu pada ketinggian bangunan dan material bangunan. Sedangkan untuk atap menggunakan atap tradisional Jawa, yaitu atap limasan, yang disusun secara bertumpuk-tumpuk. Penggunaan atap limasan yang bertumpuk ini ditujukan untuk menyatukan konsep candi dengan bangunan yang dominan terdapat di kota Surakarta. Penerapan konsep candi pada tampilan bangunan adalah :

· Secara utuh massa bangunan menggambarkan siluet kesan bentuk geometrik segitiga. (secara filosofis bentuk segitiga mengacu pada konsep bentuk Gunung - candi merupakan manifestasi Mahameru). Selain dalam konteks bangunan, skyline tata massa bangunan juga menunjukkan adanya susunan yang menampilan kesan segitiga.

· Adanya elemen yang mendominasi pada setiap bagian memberikan kesan adanya point of interest. Pada bagian kepala ditunjukan oleh bagian ornamen yang lebih besar pada bagian tengah, kanan dan kiri.

Gambar 5.4: Tampilan bangunan menggambarkan segitiga

Sumber : analisis pribadi

commit to user

· Pemberian perulangan pada bagian-bagian tertentu menunjukkan adanya integrasi yang membentuk sosok menyatu dan teratur.

· Penggunaan material selubung bangunan menggunakan batu

andesit, yang dikombinasikan dengan material kaca.

Pembedaan pada satu bagian atap difungsikan sebagai poin of interest pada satu massa. Penggunaan atap yang paling besar, atap bertumpuk, dan ditambah dengan sky light.

Pengulangan atap limasan untuk membentuk massa terkesan menyatu.

Gambar 5.5 : Point of interest dan pengulangan elemen-elemen pada

tampilan bangunan Sumber : analisis pribadi

Gambar 5.6: Material selubung bangunan dengan batu andesit

Sumber : analisis pribadi

commit to user

• Pencahayaan Untuk pencahayaan dalam ruang pameran (ruang utama dalam

kawasan Sentra Pameran Batik ini) menggunakan pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami memanfaatkan cahaya matahari pada siang hari dengan menggunakan bukaan dalam ruang, yang diletakkan pada atap ruang (skylight), dan beberapa bukaan pada selubung dinding ruangan, pemberian bukaan pada selubung bangunan tidak terlalu banyak, agar tidak mempengaruhi konsentrasi pengunjung yang fokus pada produk pameran di dalam ruang.

Sedangkan pada malam hari menggunakan pencahayaan buatan (lampu) yang didesain dengan penataan lampu yang bervariasi dengan warna-warna yang berbeda sesuai dengan produk yang sedang dipamerkan. Penataan lampu direncanakan dapat diubah warna dan arah pancaran, untuk menimbulkan kesan lebih menarik, penataan arah pancaran lampu juga dapat mengekspos beberapa produk utama yang dipamerkan, sehingga pengunjung dapat mudah mengetahui.

Dalam suatu ruang pameran atau display seperti galeri, museum, butik, dan toko perhiasan lebih mementingkan penerangan pada benda-benda yang dipamerkan daripada ruang keseluruhan, sehingga digunakan jenis lampu spot light, down light, yang sorotnya lebih terfokus. Menurut daerah yang diterangi, penerangan buatan dibedakan menjadi dua : o Penerangan umum atau merata

Penerangan yang memerangi seluruh ruangan secara merata (general lighting), biasanya digunakan untuk ruangan umum dan tidak memerlukan ketelitian.

commit to user

Penerangan yang hanya menyorot tempat tertentu saja (spot lighting ), biasanya digunakan untuk tempat kerja yang memerlukan ketelitian kerja atau suatu tempat tertentu yang menarik dan sengaja ditonjolkan.

• Penghawaan Untuk sistem penghawaan di dalam peruangan Sentra Pameran Batik menggunakan dua jenis penghawaan, yaitu penghawaan alami dan penghawaan buatan. Penghawaan alami diterapkan pada ruang-ruang kegiatan pendukung, dengan pemberian bukaan pada selubung bangunan. Sedangkan untuk ruang kegiatan utama

Gambar 5.7: Pencahayaan buatan pada ruang pameran

Sumber : analisis pribadi

Gambar 5.8: Pencahayaan buatan pada ruang pertunjukkan indoor

Sumber : analisis pribadi

commit to user commit to user

dalam ruang pertunjukkan tidak mengganggu ruang-ruang lain yang berada di sekitar. Begitu juga pada ruang pameran temporer dan ruang serba guna.

Penghawaan buatan yang menggunakan AC menggunakan sistem AC sentral dan AC split, AC sentral direncanakan pada ruang-ruang yang memiliki luas yang besar (ruang pameran, ruang pertunjukkan indoor, ruang serba guna), sedangkan AC split direncanakan pada ruang-ruang dengan luas yang tidak terlalu besar, seperti ruang perpustakaan, ruang museum, dan ruang lainnya.

d. Konsep Sistem Struktur Sistem struktur dibagi menjadi tiga bagian, yaitu struktur pondasi,

struktur badan, dan struktur atap, penjelasannya sebagai berikut : · Struktur Pondasi

Berdasarkan pertimbangan dan tipe pondasi yang ada , maka struktur yang tepat digunakan adalah pondasi menerus dan pondasi foot plate karena bangunan adalah bangunan bertingkat rendah.

a) Pondasi menerus / batu kali : biasanya digunakan untuk

bangunan 1 lantai, biasanya rumah tinggal

b) Pondasi Foot Plate : biasanya digunakan untuk bangunan 2 lantai, rumah tinggal atau gedung-gedung lainnya.

c) Pondasi Sumuran : digunakan pada tanah lunak dan berbatu

pada lapisan tanahnya.

commit to user

· Struktur Selubung Bangunan Struktur selubung bangunan yang sesuai dengan bangunan

Sentra Pameran Batik yang direncanakan adalah struktur rangka dan struktur dinding pemikul. Struktur rangka untuk bangunan dua lantai, dan struktur dinding pemikul untuk bangunan satu lantai.

o Struktur rangka (Skeleton), karakter : - Bentuk dan sistemnya cukup sederhana.

- Cukup mudah dalam pelaksanaan. - Lebar bentang rata-rata 14 – 24 m. - Fleksibilitas penggunaan ruang cukup tinggi. - Beban dipikul kolom dan balok. - Memungkinkan buka-bukaan yang cukup banyak. - Ketinggian bangunan yang dicapai kurang maksimal.

o Struktur dinding pemikul

Struktur ini merupakan struktur yang cukup bagus, tapi mempunyai kekurangan yaitu dalam hal fleksibelitas ruang yang sulit dalam pembuatan bentuk yang atraktif.

· Struktur Atap Struktur atap yang digunakan adalah struktur space frame,

dengan pertimbangan dapat mencakup bentang yang besar. Pemilihan bahan penutup atap yang akan digunakan berdasarkan pertimbangan :

o Mudah digunakan untuk bentuk melengkung. o Kuat dan ringan. o Dapat digunakan pada bentang yang lebar. o Cepat dalam pengerjaan.

commit to user

· Sistem Mekanikal Elektrikal

o Penyediaan Listrik Fungsi :

- Untuk sumber penerangan dan sumber listrik peralatan elektronik di seluruh komplek bangunan baik untuk dalam

ruangan maupun luar ruangan, pada saat diperlukan. - Untuk sumber tenaga alat-alat service atau alat pendukung

lainnya, seperti alat pompa air, generator, dan lain-lain. Persyaratan pengadaan instalasi listrik :

- Sumber tenaga listrik dekat dan mencukupi - Sistem yang digunakan mudah dalam pelaksanaan - Jenis kabel yang digunakan aman dan awet Sistem jaringan :

- Sumber listrik utama berasal dari jaringan PLN, dan sebagai cadangan menggunakan generator (Genset)

- Arus listrik dari PLN dialirkan ke R. Panel induk/gardu listrik, kemudian didistribusikan ke bagian atau ruang-

ruang yang membutuhkan. - Genset harus bisa menggantikan fungsi PLN secara

otomatis apabila listrik dari PLN padam o Penyediaan Sistem Komunikasi

Menggunakan telepon PABX (Private Automatic Branch Exchange ),

melayani

komunikasi

eksternal dan menghubungkan komunikasi dengan internet melalui operator. Komunikasi pegawai di dalam bangunan dengan pihak luar, menggunakan telepon dan fax.

commit to user

· Sistem Sanitasi

o Air Bersih

Sumber air bersih di lokasi kantor didapatkan dari - Jaringan air kota (PDAM)

- Sumur air tanah - Campuran

Untuk bangunan ini dipilih sumber air secara kombinasi dengan sumber air utamanya berasal dari PDAM. Sistem ini lebih menguntungkan dengan maksud agar tidak terjadi kemancetan dan supllai air tetap lancar.

Sistem distribusi ada dua cara, yaitu ; - Up Feed Distribution

Yaitu reservoir bawah langsung dipompa keatas dan diberikan pada konsumen. Pompa ini bekerja terus menerus - Down Feed Distribution

Air dari reservoir bawah dinaikkan ke reservoir atas (upper water tank) dengan pompa, kemudian secara hukum gravitasi melalui pipa-pipa di distribusikan ke bagian/ruang- ruang yang membutuhkan

Skema 5.1 : Sistem Down Feed Distribution

Sumber : analisa pribadi

commit to user

Pembuangan air kotor disalurkan melalui saluran tertutup yang mudah perawatannya dan terhindar dari kemungkinan mampet. Penerapan sistem pembuangan air kotor ini didasarkan pertimbangan :

- Cakupan pelayanan. - Kemudahan pengontrolan dan perawatan

o Air Hujan

Perhitungan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun tertutup menuju saluran pembuangan yang dialirkan ke riol kota atau ditampung sementara ke kolam. Dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah dan daerah yang terkena jatuhan air hujan. Untuk membantu penyerapan ke dalam tanah selain menggunakan halaman rumput di sekitar bangunan, jalan-jalan yang ada dibuat variasi ada yang menggunakan aspal dan ada yang menggunakan grass block.

Dapur

Penangkap lemak

Water Treatment

Riol Kota

KM / WC

Kotoran cair

Kotoran padat

Septic Tank

Resapan

Mesin

Oil Separator

Bak Kontrol

Skema 5.2 : Sistem pembuangan air kotor

Sumber : analisa pribadi

commit to user

· Sistem Pengamanan Kebakaran dan Petir Sistem pengamanan kebakaran bangunan yang digunakan yaitu: o Sistem Fire Alarm

o Sistem Sprinkler Air o Hydrant o Tangga Darurat

Sistem Penangkal Petir

Sistem yang digunakan adalah sistem Faradday. Sistem Faradday berupa tiang setinggi 50 cm, dengan jarak antar tiang kurang lebih 20 m. Tiang-tiang ini dipasang di puncak bangunan atau atap, kemudian dihubungkan dengan kawat yang dimasukkan ke dalam pipa yang tidak memiliki kemampuan menghantarkan listrik (pipa paralon), dan kemudian dihubungkan dengan ground. Pada ujung ground diberi kolam air untuk memperbesar penghantaran listrik ke tanah.

commit to user