Pendidikan Kewarganegaraan

5) Bentuk Pembelajaran Kontekstual

Dalam proses pembelajaran kontekstual, siswa akan melalui satu atau lebih daripada bentuk pembelajaran sebagai berikut :

1) Relating (Mengaitkan) yaitu belajar dalam konteks menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman hidup

2) Experiencing (Mengalami) yaitu belajar dalam konteks penemuan dan daya cipta

3) Applying (Mengaplikasikan) yaitu belajar dalam konteks bagaimana

pengetahuan atau informasi dapat digunakan dalam berbagai situasi

4) Cooperating (Bekerja sama) yaitu belajar dengan konteks menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman hidup

commit to user

membina dari apa yang sudah diketahui. (Ella Yulaelawati, 2004: 119)

6) Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kontekstual/CTL

Sebagaimana pendekatan pembelajaran yang lain dalam pembelajaran kontekstual terdapat kelebihan dan kelemahan yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

Kelebihan pembelajaran kontektual/CTL:

1) Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa lebih bermakna, karena diperoleh melalui kontruktivisme dan penemuan sendiri (inquiry)

2) Siswa dapat menjadi lebih aktif dalam pembelajaran

3) Siswa melakukan kerja bukan menghafal

4) Menjadikan siswa lebih kritis/berani mengungkapkan pendapat Kelemahan/kekurangan pendekatan kontektual

1) Membutuhkan waktu yang lama untuk melaksanakan seluruh komponen

2) Memerlukan persiapan yang cukup banyak

3) Pembelajaran kontekstual berpusat pada siswa, sehingga memungkinkan suasana kelas yang gaduh/ramai.

7) Perbedaan Pembelajaran CTL dan Tradisional

Tabel 1. Perbedaan pembelajaran CTL dan tradisional

1 Menyandarkan pada pemahaman makna

Menyandarkan pada hafalan

2 Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran

Siswa secara pasif menerima informasi

3 Pembelajaran dikaitkan dengan pengetahuan yang telah diperoleh siswa

beberapa bidang

Cenderung terfokus pada satu disiplin ilmu

5 Pembelajaran dikaitkan dengan Pembelajaran bersifat teoritis

commit to user

disimulasikan

6 Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, seting dan konteks

Pembelajaran hanya terjadi di kelas

7 Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas dasar ilmiah

8) Pola Pembelajaran CTL

Untuk mencapai kompetensi yang sama dengan menggunakan CTL guru melakukan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

1) Pendahuluan

a) Guru harus menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang dipelajari.

b) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL

c) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa

2) Inti

a) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan melakukan eksperimen terkait dengan pemahaman mereka terhadap penjelasan yang diberikan oleh guru.

b) Siswa mencatat hal-hal yang ditemukan selama pengerjaan tugas tersebut.

c) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka.

d) Setiap siswa menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh siswa lain.

e) Siswa melaporkan hasil diskusi.

3) Penutup

a) Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil eksperimen sesuai

dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai

b) Pembelajaran kontekstual merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang relevan untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum

commit to user

konstektual perlu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah.

b. Model Pembelajaran Kuantum

1) Pengertian Pembelajaran Kuantum

Quantum Learning atau disebut juga pembelajaran kuantum merupakan istilah yang bermakna interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya karena semua kehidupan adalah energi. Di samping itu, dalam pembelajaran kuantum diyakini juga adanya keberagaman dan interdeterminisme menurut DePorter dalam (Sugiyanto,2008:67).

Ada bermacam-macam dasar pandangan dan pikiran yang menjadi landasan pembelajaran kuantum. Diantaranya seperti yang dikemukakan oleh DePorter yang menyatakan Quantum Learning menggabungkan sugestologi, teknik percepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode sendiri. Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain, seperti: 1) Teori otak kanan/kiri, 2) Teori otak triune(3 in 1), 3) Pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik) , 4) teori kecerdasan ganda, 5), Pendidikan holistic (menyeluruh), 6) Belajar berdasarkan pengalaman, 7) Belajar dengan simbol, 8) Simulasi atau permainan.

2) Karakteristik Pembelajaran Kuantum

Menurut Sugiyanto (2008:69-74) pembelajaran kuantum memiliki karakteristik umum yang dapat memantapkan dan menguatkan sosoknya. Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok pembelajaran kuantum sebagai berikut:

1. Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai. Oleh karena itu, pandangan tentang pembelajaran, belajar, dan pembelajar diturunkan, ditransformasikan, dan dikembangkan dari berbagai teori psikologi kognitif;bukan teori fisika kuantum.

2. Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, ”hewan-istis”, dan atau nativistis. Manusia selaku pembelajar menjadi pusat

commit to user

sebagainyadari diyakini dapat berkembang secara maksimal atau optimal.

3. Pembelajaran kuantum lebih bersifat konstruktivis(tis), bukan positivistia- empiris, behavioristis. Pembelajaran kuantum menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif dan optimal dan memudahkan keberhasilan tujuan pembelajaran. Pmbelajaran ini berupaya memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran.

4. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna. Di sini proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan interaksi-interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah pembelajar menjadi cahaya-cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan penbelajar.

5. Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Menurut pembelajaran kuantum, proses pembelajaran harus berlangsung cepat dengan keberhasilan tinggi. Oleh karena itu, segala hambatan dan halangan yang dapat melambatkan proses pembelajaran harus disingkirkan.

6. Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat. Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks, santai, dan menyenangkan, sedang keartifisialan dan kepura-puraan menimbulkan suasana tegang, kaku dan membosankan.

7. Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran. Oleh karena itu, segala upaya yang memungkinkan terwujudnya kebermaknaan dan kebermutuan pembelajaran harus dilakukan oleh pengajar atau fasilitator.

8. Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang menggairahkan dan rancangan belajar

commit to user

yang lentur, ketrampilanbelajar untuk belajar dan ketrampilan hidup.

9. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan hidup, dan prestasi fisikal atau material.

10. Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran. Tanpa nilai dan keyakinan tertentu, proses pembelajaran kurang bermakna.

11. Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban. Di sini perlu diakui keragaman gaya belajar siswa atau pembelajar, dikembangkannya aktivitas-aktivitas pembelajar yang beragam, dan digunakannya bermacam-macam kiat dan metode pembelajaran.

12. Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.

3) Prinsip Utama Pembelajaran Kuantum

Pembelajaran kuantum dibangun di atas aturan aksi, hukum, aksioma, dan atau doktrin. Menurut Sugiyanto (2008:74) setidaknya ada tiga prinsip utama yang ada dalam pembelajaran kuantum, yaitu sebagai berikut:

1. Prinsip utama pembelajaran kuantum berbunyi : bawalah dunia mereka (Pembelajar) ke dalam dunia kita (pengajar), dan antarkan dunia kita (pengajar) ke dalam dunia mereka(pembelajar). Dengan jalan ini pengajar akan mudah membelajarkan pembelajar baik dalam bentuk memimpin, mendampingi, dan memudahkan pembelajar menuju kesadaran dan ilmu yang lebih luas. Ini berarti dunia pembelajar diperluas, dan dunia pengajar diperluas.

2. Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa proses pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni. Prinsip-prinsip dasar ini ada lima macam yaitu : a) ketahuilah bahwa segalanya berbicara, b) ketahuilah bahwa segalanya bertujuan, c) sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan, d) akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran, e) sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan.

3. Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya kunggulan. Delapan kunci keunggulan itu yaitu :

commit to user

kesuksesan, c) berbicaralah dengan niat baik, d) tegaskanlah komitmen, e) jadilah pemilik, f) tetaplah lentur, g) pertahankanlah keseimbangan, h) TANDUR sebagai kerangka perencanaan pembelajaran model kuantum (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan)

c. Model Pembelajaran Terpadu