Peranan Guru

a. Peranan Guru

Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Menurut Gary dan Margaret dalam Mulyasa, (2007:21) mengemukakan bahwa:

“guru yang efektif dan kompeten secara professional memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) memiliki kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif, 2) kemampuan mengembangkan strategi dan manajemen pembelajaran, 3) memiliki kemampuan memberikan umpan balik (feedback) dan penguatan (reinforcement), dan 4) memiliki kemampuan untuk peningkatan diri.”

Dalam sistem pendidikan guru terdapat beberapa komponen menurut Oemar Hamalik, (2004 : 9-11) meliputi “lulusan, input, proses pendidikan guru, metode, materi, evaluasi, feed back (umpan balik), dan masyarakat”. Komponen tersebut saling berkaitan dan berhubungan, baik antar komponen maupun seluruh komponen untuk mencapai tujuan pendidikan guru. Perubahan yang terjadi dalam sebuah komponen maka akan berpengaruh terhadap system secara keseluruhan.

Menurut Oemar Hamalik (2004:9-11) peran guru berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan sekolah diantaranya:

1) Guru sebagai demonstrator Melalui perananya sebagi demonstrator atau pengajar guru harus dapat memiliki kestabilan emosi sebagai upaya memajukan peserta didik, bersikap realitas, jujur, dan terbuka. Senantiasa peka terhadap perkembangan, terutama inovasi pendidikan. Untuk dapat mencapai semua itu guru harus memiliki pengetahuan yang luas, menguasai teori dan praktek pendidikan, serta menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran.

Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru belajar terus menerus. Dengan cara demikian ia

commit to user

melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkan secara langsung. Maksudnya agar apa yang disampaikan itu betul-betul dimiliki oleh anak didik.

2) Guru sebagai pengelola kelas Dalam perannya sebagai pengelola kelas guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar yang nyaman dan semua kegiatan mengarah pada tujuan-tujuan pendidikan lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar. Memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.

Guru bertanggung jawab memelihara lingkungan kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan atau membimbing proses-proses intelektual dan sosial di dalam kelasnya. Dengan demikian guru tidak hanya memungkinkan siswa belajar, tetapi juga mengembangkan kebiasaan bekerja dan belajar secara efektif di kalangan siswa.

3) Guru sebagai mediator dan fasilitator Sebagi mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan meupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajr mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Moh. Uzer Usman, (2004:11) mengatakan “bahwa guru tidak hanya cukup memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, tetapi juga harus memiliki ketrampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik”. Untuk itu guru perlu mengalami latihan-latihan praktik secara kontinu dan sistematis. Dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi dan kemampuan guru serta minat dan kemampuan siswa.

Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah ataupun surat kabar. Mulyasa (2003:119) menyatakan bahwa guru sebagai fasilitator adalah :

“Guru selalu mencoba untuk membuat siswanya lebih aktif pada proses belajar mengajar karena siswanya bukanlah objek dalam proses belajar mengajar. Guru selalu menciptakan sebuah kondisi bahwa siswa itu aktif bartanya dan menjawab dalam proses kegiatan belajar mengajar”.

commit to user

Dalam hal ini guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran serta ketetapan atau keefektifan metode mengajar. Tujuan lain dari penilaian ini adalah untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas atau kelompoknya. Hal ini mempermudah bagi guru untuk mengklasifikasikan apakah siswa termasuk kelompok siswa pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya jika dibanding dengan teman-temannya.

Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar siswa, guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik.