Analisis Data Hasil Postes Kategori Tinggi

D. Analisis Data Hasil Postes Kategori Tinggi

1. Analisis Statistik Deskriptif

Hasil data postes kemampuan pemahaman konseptual matematis siswa kategori tinggi di kelas eksperimen I dan eksperimen II diolah dengan menggunakan statistika dekriptif sehingga diperoleh rata-rata, simpangan baku, varians, skor tertinggi dan terendah. Hasil pengolahan data tersebut disajikan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Analisis Deskriptif Postes Kategori Tinggi

Pos_Eks2 Valid N (listwise) N

Pos_Eks1

Std. Deviation

Berdasarkan Tabel 4.10, perolehan skor maksimum kelas eksperimen II lebih tinggi daripada kelas eksperimen I, yaitu 22 dan 19, sedangkan perolehan skor minimum kelas eksperimen I dan eksperimen II sama, yaitu 16. Sebaran skor postes siswa kategori tinggi kelas eksperimen I dan eksperimen II dapat dilihat Berdasarkan Tabel 4.10, perolehan skor maksimum kelas eksperimen II lebih tinggi daripada kelas eksperimen I, yaitu 22 dan 19, sedangkan perolehan skor minimum kelas eksperimen I dan eksperimen II sama, yaitu 16. Sebaran skor postes siswa kategori tinggi kelas eksperimen I dan eksperimen II dapat dilihat

1. Gambaran rata-rata skor postes KPKM siswa kategori tinggi dapat dilihat pada Diagram 4.14.

Diagram 4.12 Skor Postes Kategori Tinggi Kelas Eksperimen I

uens 5 k 3 re

Diagram 4.13 Skor Postes Kategori Tinggi Kelas Eksperimen II

uens 17,00 k 16,00

re

Eksperimen I

F Eksperimen Eksperimen

Eksperimen II

I II

Kelas

Diagram 4.14 Rata-Rata Skor Postes Kategori Tinggi

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis inferensial data postes kategori tinggi ini mencakup uji asumsi dan uji dua pihak untuk menguji hipotesis apakah terdapat perbedaan pencapaian KPKM kategori tinggi antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran Two Stay Two Stray dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran Direct

Instruction . Analisis data postes kategori tinggi dalam penelitian ini secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran E.4 . Berikut ini uraian dan pengambilan

kesimpulan dari setiap analisis yang dilakukan.

a) Uji Normalitas

Hasil analisis deskriptif di atas menunjukkan skor rata-rata postes kategori tinggi cukup signifikan. Deskripsi tersebut harus dibuktikan dengan menggunakan statistika inferensial. Langkah pertama yaitu dengan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas data. Hasil uji normalitas data postes kategori tnggi kemampuan pemahaman konseptual matematis yang diperoleh seperti pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Postes Kategori Tinggi

Pos_Eks1 Pos_Eks2 N

Normal Parameters a Mean

1,26491 2,09762 Most Extreme Differences

Std. Deviation

-0,215 -0,170 Kolmogorov-Smirnov Z

Negative

0,699 1,385 Asymp. Sig. (2-tailed)

0,713 0,043 a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan Tabel 4.11, Hasil uji normalitas Lilliefors ( Kolmogrov- Smirnov ) kelas eksperimen I dan memperoleh nilai sig lebih besar dari �= 0,05 yaitu 0,713. Dengan demikian � � diterima, sehingga dapat dinyatakan bahwa data Berdasarkan Tabel 4.11, Hasil uji normalitas Lilliefors ( Kolmogrov- Smirnov ) kelas eksperimen I dan memperoleh nilai sig lebih besar dari �= 0,05 yaitu 0,713. Dengan demikian � � diterima, sehingga dapat dinyatakan bahwa data

Selain menggunakan nilai signifikan untuk keputusan distribusi normal dapat menggunakan nilai d absolute . Dengan membandingkan nilai d absolute dengan nilai d*kritis untuk � = 0,05. Untuk kelas eksperimen I nilai d*kritis untuk � = 0,05 yaitu 0,519, sedangkan untuk kelas eksperimen II nilai d*kritis untuk � = 0,05 yaitu 0,287. Berdasarkan Tabel 4.11, kelas eksperimen I memperoleh nilai

d absolute= 0,285. Artinya, d absolute < d*kritis yaitu 0,285 < 0,519, maka dapat dinyatakan bahwa data kelas eksperimen I berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sedangkan untuk kelas eksperimen II memperoleh nilai d absolute= 0,302. Artinya, d absolute > d*kritis yaitu 0,302 > 0,233, maka dapat dinyatakan bahwa data kelas eksperimen II berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

b) Uji Perbedaan Rata-Rata (Uji Hipotesis III)

Pada uji asumsi sebelumnya, data tidak memenuhi kriteria data yang berdistribusi normal. Data yang tidak berdistribusi normal selanjutnya dilakukan pengujian perbedaan dua rata-rata (uji dua pihak) dengan statistika non parametrik. Dalam hal ini, analisis yang digunakan dengan menggunakan uji Mann-Whitney U-Test . Hasil uji dua pihak diperoleh seperti pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hasil Uji Dua Pihak Data Postes Kategori Tinggi

Gabungan

Mann-Whitney U

Wilcoxon W

Asymp. Sig. (2-tailed)

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a 0,316

Berdasarkan Tabel 4.12, uji Mann-Whitney U-Test ini memberikan nilai nilai sig (2-tailed) 0,291. Karena nilai sig yang diperoleh ini lebih besar dari �= 0,05 maka � � diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konseptual matematis kategori tinggi antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran Two stay Two Stray dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran Direct Instruction.

Selain menggunakan nilai signifikan untuk keputusan uji hipotesis V dapat menggunakan nilai Z hitung . Dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel . Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh Z ℎ�� �� = -1,056 dan � �� �� = -1,96. Karena memenuhi −Z ℎ�� �� > −Z �� �� , yaitu −1,056 > −1,96, maka H 0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konseptual matematis kategori tinggi antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran Two stay Two Stray dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran Direct Instruction.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA

34 139 204

HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN BACK OVER DALAM SENAM PADA SISWA SMA NEGERI 05 BANDAR LAMPUNG

0 42 1

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

6 62 67

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

25 130 93

ANALISIS KEMAMPUAN LABA OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA OPERASI, ARUS KAS OPERASI DAN DIVIDEN KAS MASA DEPAN ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI 2009-2011)

10 68 54

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60