71
BAB IV YURIDIKSI WILAYAH UDARA SUATU NEGARA DALAM
PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL
D. Pengertian Perbatasan Negara
Dalam memahami manajemen wilayah perbatasan negara secara utuh, tentunya juga diperlukan pemahaman yang memadai mengenai apa yang
dimaksud dengan perbatasan negara. Pada awalnya, perbatasan adalah konsep geografis-spasial. Ia baru menjadi konsep sosial ketika kita berbicara tentang
masyarakat yang menghuni atau melintasi daerah perbatasan. Sebagai konsep geografis, masalah perbatasan telah selesai ketika kedua negara yang memiliki
wilayah perbatasan yang sama menyepakati batas-batas wilayah negaranya. Permasalahan justru muncul ketika perbatasan dilihat dari perspektif sosial,
karena sejak itulah batasan-batasan yang bersifat konvensional mencair. Perbatasan negara merupakan manifestasi utama kedaulatan wilayah suatu
negara. Perbatasan suatu negara mempunyai peranan penting dalam penentuan batas wilayah kedaulatan, pemanfaatan sumber daya alam, menjaga keamanan dan
keutuhan wilayah. Penentuan perbatasan negara dalam banyak hal ditentukan oleh proses historis, politik, hukum nasional dan internasional. Dalam konstitusi suatu
negara sering dicantumkan pula penentuan batas wilayah. Wilayah perbatasan negara dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu
perbatasan darat, laut dan udara. Berikut ini dijabarkan mengenai pengertian dari masing-masing bentuk perbatasan.
92
92
http:xa.yimg.com ,
diakses tanggal 1 Oktober 2013
Universitas Sumatera Utara
1. Perbatasan Darat Perbatasan darat adalah tempat kedudukan titik-titik atau garis-garis batas
yang memisahkan daratan atau bagiannya ke dalam dua atau lebih wilayah kekuasaan yang berbeda. Perbatasan mempunyai sifat ganda, artinya bahwa garis
batas tersebut mengikat kedua belah pihak pada sebelah menyebelah perbatasan tersebut. Jadi apabila terjadi perubahan pada satu pihak, akan menimbulkan
perubahan pada pihak lain, demikian pula hak-haknya Hak bersamaRes communis.
2. Perbatasan Laut Sama halnya dengan perbatasan darat, perbatasan laut merupakan tempat
kedudukan titik-titik koordinat atau garis-garis batas yang memisahkan perairan laut ke dalam dua atau lebih wilayah kekuasaan yang berbeda. Batas wilayah
laut teritorial suatu negara sudah diatur melalui pranata-pranata hukum laut yang telah disepakati secara internasional, seperti laut teritorial, perairan pedalaman,
zona tambahan, zona ekonomi ekslusif dan landas kontinen. Pranata-pranata hukum tersebut diperoleh berdasarkan konvensi-konvensi mengenai hukum laut
yang dilakukan secara internasional. Seperti Konvensi Jenewa 1958 dan Konvensi Hukum Laut 1982. Meskipun tidak semua negara menghadiri konvensi-konvensi
tersebut, banyak negara di dunia yang dapat menerima hasilnya dan menjadikannya sebagai pedoman dalam menentukan batas wilayah lautnya.
3. Perbatasan Udara Ruang udara yang merupakan bagian wilayah negara adalah ruang udara
yang terletak di atas permukaan wilayah daratan dan di atas wilayah perairan. Batas wilayah udara suatu negara terletak di batas terluar dari laut teritorialnya.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian mencakup udara di atas wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut teritorial. Sedangkan mengenai batas luar dari ruang
udara yang merupakan bagian dari wilayah negara, hingga saat ini belum ada kesepakatan secara internasional.
Pada dasarnya ketika kita berbicara mengenai wilayah perbatasan negara, terdapat dua aspek penting yaitu penetapan batas fisik wilayah negara dan
manajemen pengelolaan wilayah negara itu sendiri. Permasalahan-permasalahan yang muncul seputar wilayah perbatasan negara mencakup kedua aspek tadi.
Selama ini penanganan wilayah perbatasan Indonesia, dirasakan oleh banyak pihak masih jauh dari memadai. Dari segi penegasan batas wilayah negara
khususnya laut, masih belum disepakatinya batas laut di beberapa perairan Indonesia yang berbatasan dengan negara lain dapat menimbulkan potensi
masalah di kemudian hari. Hal ini tentunya berdampak pada hubungan bileteral antara Indonesia dengan negara-negara yang berbatasan wilayah menjadi kurang
harmonis, dan yang paling penting adalah terjadinya pelanggaran-pelanggaran kedaulatan wilayah Indonesia. Kasus-kasus seperti illegal loging, penggeseran
patok batas wilayah, penyelundupan, kondisi keamanan yang rawan konflik, pencurian ikan oleh kapal-kapal asing merupakan beberapa contoh kasus yang
terjadi di wilayah perbatasan Indonesia. Permasalahan yang cukup menonjol dan sangat menarik perhatian kita
akhir-akhir ini adalah berbagai pelanggaran kedaulatan atas wilayah negara, klaim sepihak terhadap kepemilikan sumberdaya alampulauwilayah teritorial satu
negara oleh negara lain, berbagai pelanggaran HAM di wilayah perbatasan
Universitas Sumatera Utara
seperti trafficking in person atau yang lebih dikenal dengan istilah perdagangan manusia, berbagai tindak pidanakriminal di perbatasan illegal logging, arm
smuggling, illegal fishing, ancaman terorisme, dan lain sebagainya. Kenyataan ini menunjukkan bahwa masih rawannya wilayah perbatasan
antarnegara terhadap berbagai permasalahan yang bersifat multidimensi. Belum jelasnya penetapan batas wilayah antar negara merupakan salah satu pemicu bagi
munculnya permasalahan tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, pemahaman terhadap konsepsi negara, wilayah negara maupun batas wilayah merupakan
langkah awal bagi terciptanya pemahaman yang komprehensif terhadap arti penting wilayah perbatasan negara, terutama bagi terciptanya situasi yang
kondusif bagi kedaulatan dan integritas wilayah suatu negara. Berkaitan dengan perbatasan antarnegara, hukum internasional
memberikan kontribusi yang cukup penting, terutama dalam pelaksanaan perundingan dan penandatanganan persetujuan atau perjanjian perbatasan
antarnegara. Hukum internasional secara jelas dan tegas memberikan batasan tentang pemanfaatan sementara wilayah perbatasan antarnegara, tanpa harus
mempengaruhi klaim oleh para pihak. Hal ini dapat terjadi, terlepas dari fakta bahwa para pihak masih belum menyepakati garis batas tersebut.
Persetujuan atau perjanjian perbatasan di wilayah darat maupun di wilayah laut batas maritim yang telah disepakati dengan negara tetangga secara tidak
langsung merupakan bukti pengakuan kedaulatan negara atas wilayahnya, akan tetapi kesepakatan tersebut seyogyanya perlu dituangkan dalam bentuk perjanjian,
sedangkan yang sudah disepakati agar diratifikasi dalam bentuk undang-undang,
Universitas Sumatera Utara
hal ini pada dasarnya untuk mempermudah bagi para pihak sekiranya terjadi perbedaan penafsiran terhadap pelaksanaan persetujuan atau perjanjian tersebut.
E. Yurisdiksi Berkaitan dengan Pesawat Udara