Perlindungan hukum terhadap pemeliharaan anak dalam keluarga poligami

telah berusaha berobat ke dokter spesialis dan juga kepada pengobatan alternatif, namun belum juga berhasil. Rencana mereka akan mengambil anak angkat tetapi orang tuanya melarang dan menganjurkan untuk menikah lagi. Atas desakan orang tua dan keinginannya untuk mempunyai anak, maka hal ini disampaikan kepada isterinya, bahwa dia tidak akan diceraikan, dan bila punya anak maka anak dari isteri kedua harus diambil dan diasuh oleh isteri pertama, bahkan isterinya memberikan ijin dalam bentuk surat yang dikirim langsung ke instansi suaminya bekerja, supaya suaminya selamat dari ancaman instansi tempat suaminya bekerja, karena itu keinginan untuk mempunyai anak merupakan hal yang utama, sebagai pelanjut keturunan atau human investment. Berdasarkan kesepakatan dan hasil musyawarah dari kedua belah pihak, maka terlaksanalah pernikahan suami dengan seorang perempuan di KUA Kecamatan, kemudian pertimbangan oleh isteri kedua, bahwa mengingat umurnya yang telah lanjut dan belum tentu mendapat suami yang perjaka atau duda, maka lamarannya diterima dengan syarat isteri pertama jangan diceraikan.

B. Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Keluarga Polgami

1. Perlindungan hukum terhadap pemeliharaan anak dalam keluarga poligami

Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus kita jaga seperti halnya disebutkan didalam Pasal 45 ayat 1 UU No 1 Tahun 1974, bahwa kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik- baiknya. Demikian pula tentang perlindungan anak diatur dalam UU no 23 Tahun 2002. Meski demikian pelaksanaan perlindungan hukum terhadap anak dalam keluarga poligami dalam praktek agak sukar dilaksanakan, sebab maksud dari perlindungan hukum terhadap anak mempunyai arti yang cukup luas, tidak hanya dilihat pada tingkat pemeliharaan dan masa pemeliharaan saja, tetapi perlindungan hukum disini dilihat sampai pada tingkat pendidikannya. Tabel 5 Pelaksanaan perlindungan hukum terhadap anak Dalam keluarga poligami No Pelaksanaan perlindungan hukum Frekuensi Persen 1. Mengasuh dan merawatnya 11 36,67 2. Memenuhi semua kebutuhan hidup dan menjaga kehormatan anak dari segala gangguan 8 26,67 3. Membimbing dan mendidiknya 7 23,33 4. Memelihara kesehatan dan kesejahteraan anak 4 13,33 Jumlah 30 100,00 Sumber : Data primer Berdasarkan temuan hasil penelitian dari gambaran tabel di atas, bahwa yang paling dominan dalam memberikan perlindungan hukum terhadap anak dalam keluarga poligami dalam bentuk hadhanah pemeliharaan anak adalah 11 orang 36,67, yang memberi jawaban mengasuh dan merawatnya, sedang dalam hal memenuhi semua kebutuhan hidup dan menjaga kehormatan anak dari segala gangguan, diberikan jawaban oleh 8 orang responden 26,67. Kemudian diikuti dengan jawaban dari 7 orang responden 23,33 tentang membimbing dan mendidiknya. Untuk masalah memelihara kesehatan dan kesejahteraan anak hanya 4 orang responden 13,33 yang memberikan jawaban tersebut. Dengan demikian, pelaksanaan perlndungan hukum dari sisi hadhanah pemeliharaan anak dalam keluarga poligami di Kabupaten Wonosobo, berjalan pada tingkat mengasuh dan merawatnya yaitu 36,67, sedangkan ketiga unsur lain masih di bawah target, bahkan dalam hal kesehatan dan kesejahteraan anak masih minim sekali penanganannya dari orang tua poligami yaitu dari 100 hanya terjangkau 13,33. Karena itu, pemenuhan tanggung jawab suami terhadap isteri- isteri dan anak-anaknya merupakan cermin keberatan seorang suami dalam suatu keluarga poligami. Suami sebagai kepala rumah tangga merupakan tempat berlindung bagi isteri-isteri dan anak-anaknya, untuk menafkahi keluarganya, suami dituntut untuk bekerja giat dalam upaya mencukupi hak isteri-isteri dan anak-anaknya. Perlindungan tersebut akan lebih mudah dipikul oleh suami yang tidak berpoligami. Akan tetapi bagi suami yang melakukan poligami tanggung jawab tesebut agaknya lebih berat dan sulit untuk memenuhinya. Kewajiban perama orang tua terhadap anak adalah memberi nama yang baik dan kewajiban yang lain adalah perhatian orang tua seperti memenuhi nafkah lahir dan batin, memberikan pendidikan yang cukup serta mengawinkan mereka pada waktunya. Perhatian dan kewajiban orang tua terhadap anak seperti disebutkan di atas tidak dapat sepenuhnya dicurahkan oleh keluarga poligami, apalagi kenyataannya pasangan yang melakukan poligami rata- rata mempunyai penghasilan yang lebih kecil, sebagaimana ukuran pekerjaan yang terlihat dalam tabel 4 yang telah diuraikan sebelumnya.

2. Perlindungan hukum terhadap biaya hidup keluara poligami