Perbedaan Biaya Produksi Tambak Udang Sistem Alam dan Sistem Intensif

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Perbedaan Biaya Produksi Tambak Udang Sistem Alam dan Sistem Intensif

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan biaya produksi pada usaha budidaya tambak udang sistem alam dan sistem intensif digunakan analisis uji beda rata- rata dengan metode Independent Sample T Test uji beda rata-rata. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel 10. Sebelum melakukan uji Independent Sample T Test, sebaiknya dilakukan uji Levene’s uji Homogenitas. Hal ini dilakukan untuk menentukan penggunaan Equal Variance Assumed diasumsikan jika varian sama dan Equal Variance Not Assumed diasumsikan jika varian berbeda. Kriteria pengujian uji Homogenitas berdasarkan signifikansi, yaitu jika nilai signifikansi 0,05 maka kelompok data memiliki varian yang sama dan jika nilai signifikansi 0,05 maka kelompok data memiliki varian yang berbeda. Nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah diuji dengan uji Independent Sample T Test disajikan pada Lampiran 15. Dapat dilihat bahwa nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,198, dengan demikian signifikansi 0,05 0,198 0,05. Dapat disimpulkan bahwa kelompok data memiliki varian yang sama. Universitas Sumatera Utara Tabel 10. Hasil Uji Independent Sample T Test Biaya Produksi Usaha Budidaya Tambak Udang Sistem Alam dan Sistem Intensif Variabel Nilai Equal Variances Assumed Sig. 2-tailed 0,000 Df 21 T tabel 0,95 2,080 T hitung -8,032 Rata-rata Biaya Produksi Sistem Alam 11.635.000 Rata-rata Biaya Produksi Sistem Intensif 19.596.285 Sumber: Analisis Data Primer, 2013 Tabel 10. menunjukkan bahwa nilai T hitung adalah -8,032 dan nilai T tabel adalah 2,080. Jika T hitung -T tabel atau T hitung T tabel maka H1 terima. Dapat dilihat bahwa T hitung -T tabel -8,032 -2,080, dengan demikian pada tingkat kepercayaan 95 nilai signifikansi 0,05 hipotesis 1 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan biaya produksi pada usaha budidaya tambak udang sistem alam dan sistem intensif di daerah penelitian diterima. Untuk melihat nyata atau tidak perbedaan tersebut, dapat dilihat dari nilai signifikansi. Pada Tabel 10. dapat dilihat nilai Sig.2-tailed adalah 0,000, yang berarti nilai signifikansi 0,000 α 0,05. Dengan demikian terdapat perbedaan yang nyata pada biaya produksi usaha budidaya tambak udang sistem alam dan sistem intensif. Secara sederhana perbedaan biaya produksi usaha budidaya tambak udang sistem alam dan sistem intensif dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 14. Pada Lampiran 6 dapat dilihat bahwa rataan total biaya produksi dalam satu kali musim panen untuk usaha budidaya tambak udang sistem alam adalah Rp11.635.000, Universitas Sumatera Utara sedangkan pada Lampiran 14 rataan total biaya produksi untuk usaha budidaya sistem intensif adalah Rp19.596.286 yang berarti bahwa biaya produksi untuk budidaya sistem intensif lebih tinggi dibandingkan dengan biaya produksi untuk budidaya sistem alam. Perbedaan tersebut dikarenakan bahwa pada usaha budidaya tambak udang sistem intensif lebih mengutamakan pada banyaknya benur yang ditebar dalam satu kali musim panen dan adanya penggunaan pakan dan pupuk untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi sedangkan pada usaha budidaya tambak udang sistem alam tidak ada menggunakan pupuk untuk tambahan nutrisi tambak serta penggunaan pakan lebih sedikit dibandingkan dengan sistem intensif karena pada usaha sistem alam petambak hanya memanfaatkan pakan alami yang terdapat di tambak.

5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Tambak Udang Sistem Alam dan Sistem Intensif