Pembangunan Industri Kelautan

2.6 Pembangunan Industri Kelautan

Makna dari pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (Siagian, 1983:3). Maritim bukan hanya mencakup perikanan dan kelautan, akan tetapi maritim adalah segala kegiatan yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kelautan atau kemaritiman (Alexander,1998). Contoh industri maritim meliputi manufaktur dan pemeliharaan kapal, teknologi perkapalan, kegiatan ekspor dan impor, jasa pelabuhan dan angkutan, pariwisata pantai, dan budidaya perikanan (Bergheim dkk, 2015). Industri maritim meliputi industri perkapalan, industri jasa pelabuhan, industri pelayaran dilakukan guna mengelola sumber daya kelautan dan sumber daya alam lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Didit, 2015).

Potensi wilayah pesisir dan laut Indonesia dipandang dari segi pembangunan meliputi (Kusumastanto, 2003):

1. Sumber daya yang dapat diperbaharui seperti: perikanan (tangkap, budidaya, dan pascapanen), hutan mangrove, terumbu karang, industri bioteknologi kelautan dan pulau- pulau kecil.

2. Sumber daya yang tidak dapat diperbaharui seperti: minyak bumi dan gas, bahan tambang dan mineral lainnya serta harta karun.

3. Energi kelautan seperti: pasang-surut, gelombang, angin, OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion ).

4. Jasa-jasa lingkungan seperti: pariwisata, perhubungan dan pelabuhan serta penampung (penetralisir) limbah.

2.6.1 Isu Strategis Pembangunan Kelautan

Kusumastanto (2003) menyatakan bahwa terdapat beberapa isu strategis dalam pembangunan sumber daya kelautan nasional yang meliputi:

1. Diversifikasi Sumber daya Pertambangan Potensi eksplorasi sumber daya pertambangan memerlukan tindak lanjut, karena merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui sehingga suatu saat akan habis. Di era otonomi daerah eksplorasi dan eksploitasi sumber daya pertambangan harus memberikan manfaat kepada masyarakat lokal guna menghindari terjadinya konflik. Selain itu, peningkatan eksploitasi dan eksplorasi sumber daya pertambangan sedapat mungkin meminimalkan kerusakan lingkungan yang akan ditimbulkan serta mempertimbangkan koeksistensi sumber daya lainnya terutama sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable).

2. Pembangunan Perikanan

Lemahnya akurasi data statistik perikanan menjadi satu diantara persoalan ayang paling mendasar dalam pembangunan perikanan. Kebijakan pengembangan perikanan akan dapat didukung oleh data-data yang akurat. Kebijakan memperbolehkan kapal asing menangkap ikan pada ZEE mengandung berbagai kelemahan. Berdasarkan perspektif rente ekonomi (economic rent ) kebijakan tersebut memberikan keuntungan pada pengusaha nasional dan asing. Nilai manfaat bersih dari pemanfaatan sumber daya perikanan setelah seluruh komponen biaya yang diperhitungkan dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Sumber: PKSPL-IPB, 2000

Gambar 2. 13 Rente Ekonomi Sumber daya

Aksis horizontal menggambarkan tingkat upaya sedangkan aksis vertikal menggambarkan nilai moneter dari harga dan biaya. Kurva AR adalah kurva permintaan yang ditunjukkan dengan kurva penerimaan rata-rata, sedangkan kurva MR digambarkan marjinal terhadap AR. Dengan asumsi fungsi biaya yang linier terhadap effort, maka kurva C menggambarkan biaya rata-rata dan biaya marjinal. Kebijakan tersebut tidak dapat memberikan multiplier effect terhadap masyarakat.

3. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir

Pembangunan usaha perikanan masyarakat pesisir memiliki persoalan mikro dan makro. Permasalahan mikro meliputi persoalan internal masyarakat nelayan dan petani ikan menyangkut aspek sosial budaya seperti pendidikan, mentalitas, dan sebagainya. Hal tersebut mempengaruhi sifat dan karakteristik masyarakat nelayan dan petani ikan. Permasalahan makro yaitu persoalan sosial menyangkut ketergantungan sosial (patron client). Karakter sebagian besar masyarakat pesisir tergantung pada faktor-faktor berikut:

a. Kehidupan masyarakat nelayan dan petani ikan menjadi sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan rentan pada kerusakan khususnya pencemaran atau degradasi kualitas lingkungan.

b. Kehidupan masyarakat nelayan sangat tergantung pada musim.

c. Ketergantungan kepada pasar. Hal ini disebabkan komoditas yang dihasilkan harus segera dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau membusuk sebelum laku dijual. Karakteristik ini mempunyai implikasi yang sangat penting yaitu masyarakat nelayan sangat peka terhadap fluktuasi harga. Perubahan harga sekecil apapun sangat mempengaruhi kondisi sosial masyarakat nelayan.

4. Armada Angkutan Laut

Ekspor dan impor produk memerlukan transportasi yang prima. Namun, terdapat beragam keterbatasan pada sektor armada angkutan laut yang meliputi terbatasnya armada kapal yang andal, lemahnya dukungan lembaga keuangan, kemampuan manajemen dalam persaingan internasional, sehingga armada angkutan laut seperti menjadi tamu di negeri sendiri karena aktivitas transportasi lebih banyak ditangani perusahaan asing.

5. Pelabuhan Umum dan Perikanan

Pembangunan kelautan berpusat pada keberadaan pelabuhan sebagai pusat aktivitas perekonomian kelautan. Pengembangan pelabuhan umum dan perikanan memiliki keterbatasan dalam fasilitas, rendahnya teknologi, kualitas pelayanan yang rendah serta biaya yang mahal maupun kesalahan dalam perencanaan. Kinerja pengelolaan pelabuhan harus dapat ditingkatkan dan biaya pengelolaan harus dapat ditekan agar dapat mencapai tingkat efisiensi nasional dan bisnis.

6. Pengembangan Industri Maritim

Industri maritim meliputi industri galangan kapal dan jasa perbaikan (docking), industri mesin kapal dan perlengkapannya, industri pengolahan minyak dan gas bumi sangat menentukan kemampuan nasional dalam memanfaatkan potensi laut. Permasalahan pada pengembangan industri maritim disebabkan oleh tingginya nilai investasi yang harus ditanamkan, masih terbatasnya kemampuan teknologi, dan kualitas sumber daya manusia yang andal sehingga produk industri maritim kita secara umum tidak bisa menyaingi produk impor. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang komprehensif dalam mengembangkan industri maritim

7 . Bangunan Kelautan

Pesisir dan laut memiliki ekosistem dan fisik yang berbeda dengan daratan sehingga pembangunan konstruksi di pesisir dan laut memerlukan kemampuan rekayasa yang sesuai dengan kondisi alam (Design with the Nature).

8. Jasa Kelautan

Jasa kelautan meliputi segala jenis kegiatan yang bersifat menunjang dan mempelancar kegiatan sektor kelautan seperti jasa pelayan pelabuhan, keselamatan pelayaran, perdagangan, pengembangan sumberdaya kelautan seperti pendidikan, pelatihan dan penelitian. Karakteristik bisnis jasa kelautan memerlukan kualifikasi sumber daya manusia yang prima, dukungan sarana informasi, komunikasi dan dukungan teknologi maju.