Optimasi Aset

Produk

Produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Jadi dapat disimpulkan bahwa produk adalah pemahaman subyektif produsen mengenai jasa yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pengembangan suatu produk melibatkan pendefinisian manfaat yang akan ditawarkan produk tersebut. Manfaat yang dikomunikasikan dan dihantarkan dapat berupa atribut produk yang meliputi kualitas, fitur, serta gaya dan desain (Kotler dan Amstrong, 2003).

Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2003), harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan untuk memperoleh produk. Adapun menurut Suliyanto (dalam Pradipta, 2014) bahwa harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang lain yang disertai dengan pemberian jasa. Dapat disimpulkan bahwa harga merupakan sejumlah uang yang dibayarkan untuk memperoleh produk disertai pemberian jasa. Beberapa pendekatan penetapan harga di antaranya biaya, laba dan persaingan (Kotler dan Amstrong; 2003).

Tempat

Tempat adalah tugas untuk membawa barang ke pasar. Kemajuan dalam pemesanan tempat secara elektronik dan sistem komunikasi sedang mengubah cara distribusi. Distribusi termasuk saluran distribusi, pemerataan distribusi, lokasi gerai, wilayah penjualan, tingkat inventaris, serta lokasi dan transportasi.

Promosi

Promosi terdiri atas seluruh metode pengkomunikasian produk jasa yang ditawarkan pada pasar yang ditargetkan. Peralatan promosi termasuk pemasangan iklan above-the-line yang biayanya telah dibayar seperti televisi, radio, iklan pers, iklan di bioskop dan poster kampanye; pemasangan iklan below-the-line mengacu pada promosi penjualan yang meliputi memberikan contoh produk jasa secara cuma-cuma, kupon diskon, persaingan, titik penjualan, dan pengiriman bahan promosi secara langsung (direct mailing), penjualan pribadi, dan publisitas.

Sumber Daya Manusia

People atau manusia berarti memusatkan pada mutu sumber data manusia yang terlibat dengan produk, keterampilan, pengetahuan, motivasi, serta kepedulian mereka pada pelanggan. Sifat-sifat karyawan termasuk keramahan, bagaimana menampilkan diri, kesediaan membantu, kemampuan pendekatan, sopan santun, pengetahuan, dan kompetensi.

Bukti Fisik

Physical evidence atau bukti fisik maksudnya adalah perhatian dipusatkan pada dekor, lingkungan, dan suasana produk atau dimana produk akan dikonsumsi. Bentuk bukti fisik Physical evidence atau bukti fisik maksudnya adalah perhatian dipusatkan pada dekor, lingkungan, dan suasana produk atau dimana produk akan dikonsumsi. Bentuk bukti fisik

Proses

Process atau proses berkaitan dengan efisiensi dan kinerja proses yang dinilai. Sifat proses adalah kecepatan, efisiensi, waktu pelayanan, sistem pembuatan janji, dan formulir serta dokumen. Berkenaan dengan proses, perlu kemudian dikembangkan standar-standar pelayanan dalam bentuk Operations Process Chart (OPC), Flow Process Chart (FPC), dan Standard Operating Procedure (SOP).

Paket

Packaging atau merancang paket berarti para pemasar dalam kepariwisataan perlu memiliki kemampuan merancangpaket wisata yang didalamnya mencakup layanan transportasi, akomodasi dan lainnya (Morrison dalam Sugiama, 2013).

4. Analisis Aspek Finansial

Aspek finansial yaitu mempertimbangkan hasil pendapatan yang memadai atau arus kas untuk menghasilkan pengembalian investasi yang dilakukan terhadap alternatif penggunaan aset yang secara hukum diizinkan dan secara fisik dimungkinkan. Untuk properti penghasil pendapatan, uji finansial berfokus pada analisis tingkat balikan modal investasi dibandingkan dengan tingkat balikan pasar yang disyaratkan untuk mengetahui penggunaan yang layak secara finansial. Asumsi yang digunakan dalam uji finansial harus berdasarkan hasil analisis lokasi, permintaan dan penawaran, serta analisis risiko. Hal-hal yang dilakukan dalam mengkaji aspek finansial antara lain:

a. Partisipan pasar yang melakukan pembelian di lingkungan properti atau area pasar.

b. Lama waktu pemasaran atau penjualan yang dibutuhkan.

c. Fasilitas pembiayaan yang tersedia.

d. Efektivitas kekuatan daya beli yang memadai di lingkungan properti atau area pasar.

e. Keuntungan yang didapatkan. Analisis kelayakan keuangan, kegunaan yang memungkinkan perlu dianalisis lebih lanjut dalam menghasilkan pendapatan, tingkat pengembalian (return), apakah sama, lebih kecil atau lebih besar dari biaya operasi dan sebagainya. Semua kegunaan yang diekspektasikan dapat e. Keuntungan yang didapatkan. Analisis kelayakan keuangan, kegunaan yang memungkinkan perlu dianalisis lebih lanjut dalam menghasilkan pendapatan, tingkat pengembalian (return), apakah sama, lebih kecil atau lebih besar dari biaya operasi dan sebagainya. Semua kegunaan yang diekspektasikan dapat

Analisis finansial dimulai dengan analisa biaya pengembangan, analisa penjualan dan pendapatan, biaya operasional, proyeksi cash flow, analisa kelayakan investasi. Berdasarkan pada penjelasan mengenai aspek finansial dalam kajian HBU, dapat disimpulkan bahwa kelayakan finansial dari alternatif pengembangan yang dianalisis dapat dilihat dari faktor-faktor kelayakan finansial suatu proyek yang meliputi net operating income (NOI), payback period (PP), net present value (NPV), internal rate of return (IRR) dan return on investment (ROI).

5. Analisis Aspek Produktivitas Maksimal

Aspek produktivitas maksimum mengkaji kegunaan tertinggi dan terbaik yang menghasilkan produktivitas yang maksimum/nilai tertinggi. Menurut (Hidayati dan Harjanto, 2014:58) nilai tertinggi yang dimaksud yaitu nilai yang konsisten dengan tingkat pengembalian (rate of return). Untuk menganalisis kelayakan dalam hal finansial, ada beberapa alat analisis sebagai tolok ukur yang digunakan. Alat analisis tersebut meliputi Net Operating Income (NOI), Payback Period (PB), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Return on Investment (ROI). Alternatif kegunaan yang menghasilkan tingkat pengembalian investasi yang positif dan tertinggi adalah alternatif yang memenuhi kriteria penggunaan tertinggi dan terbaik atas suatu aset.

2.2.3.2 Penggunaan dan Pemanfaatan Aset

Salah satu bentuk dari optimasi aset dalam ruang lingkup Pemerintah adalah dengan cara memaksimalkan penggunaan dan pemanfaatan aset. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

27 tahun 2014 pengertian penggunaan dan pemanfaatan adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam mengelola dan menatausahakan Barang Milik Negara/Daerah yang sesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.

2. Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang Milik Negara/Daerah yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga/satuan kerja perangkat daerah dan/atau optimalisasi Barang Milik Negara/Daerah dengan tidak mengubah status kepemilikan.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan dan pemanfaatan adalah kegiatan pengelolaan dan penatausahaan aset sesuai tugas pokok dan fungsi serta pendayagunaan diluar tugas pokok dan fungsi, sehingga aset dapat digunakan secara optimal selama masa ekonomisnya. Mengacu pada Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 2014 mengenai Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, dapat diuraikan mengenai penggunaan dan pemanfaatan suatu aset. Dalam penggunaan aset ditentukan terlebih dahulu mengenai peruntukkan aset, kemudian dari peruntukkan aset dapat diketahui mengenai penggunaan aset tersebut. Penggunaan harus disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi dari aset tersebut, jangan sampai penggunaan yang dilakukan keluar dari tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan. Setelah penggunaan aset terpenuhi, maka aset dapat di dayagunakan diluar tugas pokok dan fungsinya tersebut. Kegiatan pendayagunaan diluar tugas pokok dan fungsi ini disebut pemanfaatan.

Berikut adalah gambaran mengenai operasi/pemakaian aset yang) diadopsi dari PP Nomor 27 Tahun 2014 mengenai pemakaian aset:

Penggunaan Aset

Sewa Aset Operasi/Pemakaian Pinjam Pakai Aset

Kerja Sama Pemanfaatan Aset

Pemanfaatan Aset