Pembangunan Agrobisnis dan Agroindustri

2.5 Pembangunan Agrobisnis dan Agroindustri

Soekartawi (2001) meyatakan bahwa agrobisnis merupakan suatu kegiatan yang utuh dan memiliki ikatan dengan kegiatan lainnya, mulai dari proses produksi, pengolahan, hasil, pemasaran dan aktivitas lainnya yang berhubungan dengan pertanian. Pertanian dalam artian yang luas adalah kegiatan usaha yang menunjang dan ditunjang oleh kegiatan pertanian

(Soekartawi, 2005). Agrobisnis merupakan sistem yang meliputi beberapa subsistem. Hubungan dan keterkaitan antar subsistem agrobisnis tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Usaha tani

aspek • Usaha

• Promosi perbenihan/

tanaman

makanan

pangan dan

• Industri

• Informasi pasar

• Industri rokok

• Industri perdagangan

perkebunan

• Industri

agrikimia • Struktur pasar • Usaha barang serat

• Analisis aspek

legal (al. mesin

padi, mesin

dan estetika

penggiling)

Subsistem Jasa dan Penunjang

• Perkreditan dan asuransi • Penelitian dan pengembangan • Pendidikan dan penyuluhan •

Transportasi dan pergudangan

Sumber: Badan Agrobisnis , 1995

Gambar 2. 12 Sistem Agrobisnis

Kegiatan agrobisnis akan menciptakan hubungan antara manusia dengan lingkungan. Hubungan tersebut merupakan upaya memanfaatkan dan menata lingkungan sesuai dengan kegunaan yang diinginkan. Siagian (2003) menyatakan bahwa maksud dari memanfaatkan meliputi memberi pupuk, irigasi dan perlindungan lahan. Menata memiliki arti sebagai kegiatan menanam pada musim hujan, memanen dalam musim kering atau menanam perennial crops pada tanah miring/lereng dan sebagainya.

Agrobisnis adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang saling terkait erat, yaitu subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi (subsistem agrobisnis hulu), subsistem usaha tani atau pertanian primer, subsistem pengolahan, subsistem pemasaran serta subsistem jasa dan penunjang (Badan Agrobisnis , 1995).

Subsistem agrobisnis hulu (upstream agribusiness) yang merupakan kegiatan ekonomi yang menyediakan sarana produksi bagi pertanian, seperti industri dan perdagangan agrokimia (pupuk, pestisida, dll), industri agrootomotif (mesin dan peralatan), dan industri benih/bibit. Subsistem usaha tani (on-farm agribusiness) yang merupakan kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem agrobisnis hulu untuk menghasilkan produk pertanian primer. Subsistem usaha tani meliputi usaha tanaman pangan, usaha tanaman hortikultura, usaha perkebunan, dan usaha peternakan. Subsistem agrobisnis pengolahan adalah ekonomi yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir, beserta kegiatan perdagangan di pasar domestik maupun di pasar internasional. Kegiatan ekonomi yang termasuk dalam subsistem agrobisnis pengolahan meliputi industri pengolahan makanan, industri pengolahan minuman, industri pengolahan serat alam (kayu, kulit, karet, sutera, jerami), industri jasa boga, industri farmasi dan bahan kecantikan, industri biofarma dan industri agrowisata serta estetika. Subsistem pemasaran meliputi distribusi, promosi, informasi pasar, kebijakan perdagangan dan struktur pasar. Disamping keempat subsistem tersebut, diperlukan subsistem kelima sebagai bagian dari pembangunan sistem agrobisnis . Subsistem jasa dan penunjang adalah seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agrobisnis , yang meliputi perkreditan dan asuransi, penelitian dan pengembangan pendidikan dan penyuluhan, serta transportasi dan pergudangan.

Hasyim dan Zakaria (1995) mengemukakan, agroindustri merupakan suatu kegiatan atau usaha untuk mengolah bahan baku yang berasal dari tanaman atau hewan melalui proses transformasi dengan menggunakan perlakuan fisik, kimia, penyimpanan, pengemasan, dan distribusi. Ciri penting agroindustri adalah kegiatannya tidak tergantung musim, membutuhkan manajemen usaha yang modern, pencapaian skala usaha yang optimal dan efisien, serta mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi. Pengolahan agroindustri memiliki tujuan agar produk mudah diangkut, diterima konsumen dan tahan lama (Udayana, 2011).

Agroindustri memiliki kelebihan karakteristik jika dibandingkan dengan industri lain, antara lain (Udayana, 2011):

1. Memiliki keterkaitan yang kuat dengan industri hulu maupun industri hilir

2. Sumber daya alam yang digunakan adalah yang dapat diperbaharui

3. Memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif pada pasar domestik maupun internasional

4. Daya tampung tenaga kerja memiliki jumlah yang besar

5. Produk agroindustri pada umumnya bersifat cukup elastis sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang berdampak semakin luasnya pasar khususnya pasar domestik

Secara garis besar agrobisnis digolongkan menjadi empat bagian yang meliputi (Udayana, 2011):

1. Agroindustri pengolahan hasil pertanian

2. Agroindustri yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian

3. Agroindustri input pertanian (pupuk, pestisida, herbisida dan lain-lain)

4. Agroindustri jasa sektor pertanian(supporting services) Pendapatan dalam agroindustri satu diantaranya adalah penerimaan dari hasil usaha tani. Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara produksi fisik dengan harga jual atau harga produksi (Soekartawi, 1986). Penerimaan tunai usaha tani dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang diterima dari penjualan produk usaha tani. Pengeluaran usaha tani dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usaha tani. Tujuan analisis pendapatan adalah untuk menggambarkan tingkat keberhasilan suatu kegiatan usaha yang akan datang melalui pembuatan perencanaan usaha tani. Pendapatan usaha tani adalah selisih penerimaan dengan semua biaya produksi, dirumuskan sebagai berikut (Soekartawi, 1986):

= TR – TC = Y. PY – (X . Px ) – BTT

Keterangan = Keuntungan (pendapatan) TR = Total penerimaan TC = Total biaya Y = Produksi Py = Harga satuan produksi

X = Faktor produksi Px = Harga faktor produksi

BTT = Biaya tetap total

Kriteria pengambilan keputusan: 1.Jika R/C < 1 , maka usaha tani yang dilakukan belum menguntungkan 2.Jika R/C >1 , maka usaha tani yang dilakukan menguntungkan 3.Jika R/C = 1 , maka usaha tani yang dilakukan berada pada titik impas