Proyeksi Belanja Pemerintah Pusat Jangka Menengah

4.3 Proyeksi Belanja Pemerintah Pusat Jangka Menengah

Terjadinya perkembangan dan perubahan berbagai indikator ekonomi makro yang secara signifikan menyebabkan asumsi yang dipakai pada APBN tidak sesuai lagi dengan kondisi riil. Perkembangan dan perubahan tersebut berpengaruh pada pelaksanaan APBN tahun

berjalan dan juga berdampak pada perkiraan ke depan. Dalam menyusun proyeksi APBN jangka menengah perlu diperhitungkan perkembangan dan perubahan ekonomi yang ada akan terus berlanjut hingga tahun-tahun mendatang. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga keberlanjutan fiskal senantiasa berada pada kondisi yang aman.

Proyeksi belanja Pemerintah Pusat jangka menengah tahun 2017-2019 pada prinsipnya mengacu pada rencana pembangunan jangka menengah yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah dan dituangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019. Selain itu, proyeksi belanja Pemerintah Pusat jangka menengah juga disusun dengan mengacu pada dua hal mendasar, yaitu (1) penyesuaian besaran asumsi dasar ekonomi makro jangka menengah sejalan dengan perkembangan ekonomi terkini, dan (2) kebijakan yang telah dan akan dilakukan oleh Pemerintah yang memiliki time frame jangka menengah.

Secara umum, kebijakan belanja Pemerintah Pusat dalam jangka menengah adalah sebagai berikut. Pertama, belanja Pemerintah Pusat diarahkan untuk mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan dalam RPJMN 2015-2019. Kedua, mendukung pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan yang efektif dan efisien, antara lain melalui: (1) melanjutkan reformasi birokrasi dengan tetap mempertahankan tingkat kesejahteraan aparatur negara dan pensiunan; (2) pengendalian belanja pendukung penyelenggaraan pemerintahan; dan (3) efisiensi belanja terutama belanja perjalanan dinas dan rapat. Ketiga, mendukung pembangunan infrastruktur yang sejalan dengan agenda prioritas atau memberi peluang besar untuk pertumbuhan ekonomi pada beberapa sektor prioritas seperti pangan, energi, maritim dan kelautan, serta pada beberapa kawasan prioritas, seperti desa, kawasan pinggir dan kawasan timur Indonesia. Keempat, mendorong tumbuhnya investasi yang meningkatkan produktifitas rakyat. Kelima, melanjutkan pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) kesehatan dan ketenagakerjaan. Keenam, mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan dengan menjaga alokasi anggaran pendidikan tetap memenuhi rasio minimal sebesar 20 persen sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945. Ketujuh, pemenuhan anggaran kesehatan 5 persen. Secara umum, kebijakan belanja Pemerintah Pusat menurut fungsi dapat disajikan pada Tabel II.4.11.

Nota Keuangan dan RAPBN Perubahan Tahun 2016 II.4-23

Bab 4: Perubahan Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Bagian II

Pusat dan Proyeksi Belanja Pemerintah Pusat Jangka Menengah

TABEL II.4.11 KEBIJAKAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT FUNGSI 2017-2019

No

Kebijakan Yang Akan Ditempuh

1 Fungsi Pelayanan Umum

a) menyempurnakan dan meningkatkan kualitas Reformasi Birokrasi Nasional (RBN); b) meningkatkan kualitas belanja dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara; dan

c) meningkatkan kualitas dan kapasitas aparatur negara.

2 Fungsi Pertahanan

a) terpenuhinya alutsista TNI yang didukung industri pertahanan dalam negeri; b) Peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan prajurit; c) penguatan keamanan laut dan daerah perbatasan; dan d) terbangunnya sistem keamanan nasional yang terintegrasi dengan meningkatkan

koordinasi antar institusi pertahanan dan keamanan dengan institusi lainnya.

3 Fungsi Ketertiban dan Keamanan

a) pemenuhan Almatsus Polri yang didukung industri pertahanan dalam negeri; b) peningkatan pelayanan keamanan pada masyarakat;

c) peningkatan profesionalisme Polri; d) penguatan intelijen dan kontra intelijen; dan e) pencegahan dan penanggulangan narkoba.

4 Fungsi Ekonomi

a) meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antarmoda;

b) meningkatkan kinerja pelayanan dan industri transportasi nasional untuk mendukung konektivitas nasional, Sistem Logistik Nasional (SISLOGNAS) dan konektivitas global;

c) melaksanakan pembangungan/peningkatan daerah irigasi baru dan percepatan rehabilitasi jaringan irigasi untuk mendukung kedaulatan pangan;

d) perkuatan kedaulatan energi; dan e) menjaga stabilitas harga dan meningkatkan transparansi dalam penyaluran subsidi.

5 Fungsi Perlindungan Lingkungan Hidup

a) pengamanan produksi untuk kemandirian dan diversifikasi konsumsi pangan; b) peningkatan tata kelola laut, pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil serta

pengembangan ekonomi kelautan berkelanjutan;

c) peningkatan produksi hasil hutan dan pengembangan jasa lingkungan; d) peningkatan konservasi dan tata kelola hutan serta pengelolaan DAS; e) peningkatan kualitas lingkungan hidup, pengembangan pola produksi dan konsumsi

berkelanjutan, dan pelestarian dan pemanfaatan keekonomian KEHATI; dan

f) penanganan perubahan iklim serta peningkatan kualitas informasi iklim dan kebencanaan.

II.4-24 Nota Keuangan dan RAPBN Perubahan Tahun 2016

Bab 4: Perubahan Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat dan Proyeksi Belanja Pemerintah Pusat Jangka Menengah

Bagian II

TABEL II.4.11 KEBIJAKAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT FUNGSI 2017-2019

No

Kebijakan Yang Akan Ditempuh

6 Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum

a) meningkatkan peran fasilitasi pemerintah dan pemerintah daerah dalam menyediakan hunian baru (sewa/milik) dan peningkatan kualitas hunian;

b) meningkatkan tata kelola dan keterpaduan antara para pemangku kepentingan pembangunan perumahan;

c) pengembangan sistem karir perumahan (housing career system) sebagai dasar penyelesaian backlog kepenghunian; d) pemanfaatan teknologi dan bahan bangunan yang aman dan murah serta pengembangan implementasi konsep rumah tumbuh (incremental housing); dan

e) penyediaan layanan air minum dan sanitasi layak yang terintegrasi dengan penyediaan dan pengembangan perumahan.

7 Fungsi Kesehatan

a) meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lanjut usia;

b) meningkatkan akses dan mutu terhadap pelayanan gizi masyarakat; c) meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan; d) mengendalikan kuantitas penduduk dengan meningkatkan akses dan kualitas

pelayanan KB yang merata; dan e)

meningkatkan efektivitas pembiayaan kesehatan dan memantapkan pelaksanaan SJSN kesehatan baik dari sisi demand side maupun supply side guna mencapai pelayanan kesehatan semesta.

8 Fungsi Pariwisata

a) penguatan sinergitas dan keterpaduan pemasaran dan promosi lokasi destinasi pariwisata;

b) peningkatan kualitas destinasi pariwisata; c)

peningkatan dan pengembangan industri pariwisata dan penguatan industri kreatif; d) penguatan sumber daya dan teknologi ekonomi kreatif; e)

peningkatan akses pembiayaan bagi industri kreatif; dan f) peningkatan apresiasi dan akses pasar di dalam dan luar negeri bagi industri kreatif.

9 Fungsi Agama

a) meningkatkan kualitas kehidupan beragama; b) meningkatkan kerukunan antar umat beragama; c) meningkatkan pelayanan kehidupan beragama; dan d) meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.

Nota Keuangan dan RAPBN Perubahan Tahun 2016 II.4-25

Bab 4: Perubahan Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Bagian II

Pusat dan Proyeksi Belanja Pemerintah Pusat Jangka Menengah

TABEL II.4.11 KEBIJAKAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT FUNGSI 2017-2019

No

Kebijakan Yang Akan Ditempuh

10 Fungsi Pendidikan

a) memantapkan pelaksanaan sistem pendidikan nasional; b) meningkatkan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) dan pendidikan

masyarakat; c) melaksanakan dan meningkatkan kualitas wajib belajar dua belas tahun yang merata; d) memperluas dan meningkatkan pemerataan pendidikan menengah yang berkualitas;

e)

meningkatkan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi;

f) meningkatkan profesionalisme dan pembenahan distribusi guru dan tenaga kependidikan serta jaminan hidup dan fasilitas pengembangan keilmuan dan karir bagi guru di daerah khusus; dan

g) meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan (baik pendidikan umum maupun pendidikan agama) untuk mengurangi kesenjangan taraf pendidikan antarwilayah, antarjenis kelamin, dan antarkelompok sosial-ekonomi.

11 Fungsi Perlindungan Sosial

a) menyempurnakan dan mengembangkan sistem perlindungan sosial yang komprehensif;

a) meningkatkan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan; b) meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dari berbagai tindak kekerasan; c) meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan; d) meningkatkan akses semua anak terhadap pelayanan yang berkualitas dalam rangka

mendukung tumbuh kembang dan kelangsungan hidup; e) meningkatkan perlindungan anak dari kekerasan, eksploitasi, penelantaran, dan

perlakuan salah lainnya; dan f) meningkatkan kualitas pelaksanaan program jaminan sosial nasional;

Selanjutnya, dari sisi alokasi anggaran, perkembangan belanja Pemerintah Pusat beserta proyeksinya untuk mendukung program-program Pemerintah jangka menengah, dalam periode tahun 2010—2019 disajikan pada Grafik II.4.1.

GRAFIK II.4.1 PERKEMBANGAN DAN PROYEKSI BELANJA PEMERINTAH PUSAT, 2010-2019

Triliun Rupiah

Proyeksi Indikatif Proyeksi

Pagu

Belanja K/L

Belanja Non-K/L

Sumber: Kementerian Keuangan

II.4-26 Nota Keuangan dan RAPBN Perubahan Tahun 2016

Bab 4: Perubahan Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat dan Proyeksi Belanja Pemerintah Pusat Jangka Menengah

Bagian II

Selanjutnya, kebijakan belanja Pemerintah Pusat menurut organisasi secara garis besar dibagi dan dijelaskan dalam belanja K/L dan non K/L.

4.3.1 Kebijakan Belanja K/L

Pada belanja K/L, alokasi anggaran tahun 2017-2019 difokuskan untuk melaksanakan belanja prioritas yang memegang peranan penting dalam pencapaian sasaran prioritas pembangunan. Secara keseluruhan, efektivitas dan efisiensi dari belanja K/L baik belanja prioritas maupun belanja yang bersifat rutin terus didorong sehingga alokasi yang terbatas menjadi lebih berdaya guna.

Untuk meningkatkan kualitas belanja K/L, penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan anggaran perlu dilakukan. Dari sisi perencanaan penganggaran, penyempurnaan dapat dicapai melalui peningkatan keterkaitan perencanaan penganggaran Pemerintah Pusat (RPJMN, RKP, dan RKA KL) dan pemerintah daerah (RPJMD, RKPD, RKA SKPD). Pemantapan juga harus dilakukan untuk pelaksanaan kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM) atau medium term expenditure framework (MTEF) dan penerapan anggaran berbasis kinerja (performance based budgeting). Dengan perencanaan penganggaran yang lebih baik, diharapkan alokasi belanja akan lebih tepat sasaran dan menempatkan prioritas pendanaan pada kegiatan-kegiatan yang produktif. Penerapan prinsip-prinsip kerangka pengeluaran jangka menengah serta anggaran berbasis kinerja akan terus diperkuat. Dalam kerangka penerapannya, kedua prinsip tersebut akan diperkuat mekanisme penelaahan yang telah berjalan saat ini. Penelaahan diarahkan untuk menghasilkan tingkat efisiensi dan efektivitas serta kapasitas implementasi belanja K/L yang lebih produktif.

Dalam jangka menengah, alokasi belanja K/L diarahkan sebagai berikut. Pertama, untuk mendanai belanja yang mendukung kebutuhan dasar operasional pemerintahan seperti gaji dan upah serta belanja yang diamanatkan perundangan (mandatory spending) seperti pendanaan sistem jaminan sosial nasional, anggaran pendidikan, dan lainnya. Kedua, mendanai isu strategis jangka menengah yang memegang peran penting dalam pencapaian prioritas nasional seperti pembangunan infrastruktur konektivitas, pemenuhan alutsista TNI, serta kedaulatan pangan dan energi. Ketiga, mendanai prioritas pada K/L sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4.3.2 Kebijakan Belanja non K/L

Selanjutnya, kebijakan di bidang belanja melalui BA BUN (belanja non K/L) jangka menengah, akan dielaborasi untuk beberapa program sebagaimana tersebut di bawah ini.

Program Pengelolaan Utang

Kebijakan Program Pengelolaan Utang Negara dalam belanja Pemerintah Pusat jangka menengah, yaitu: (1) Memenuhi kewajiban Pemerintah secara tepat waktu dan tepat jumlah dalam rangka menjaga kredibilitas dan kesinambungan pembiayaan; dan (2) meminimalkan dan menjaga efisiensi pembayaran bunga utang.

Program Pengelolaan Subsidi

Kebijakan Program Pengelolaan Subsidi dalam jangka menengah adalah sebagai berikut: (1) mengendalikan anggaran subsidi energi (BBM dan listrik); (2) menata ulang kebijakan subsidi agar makin adil dan tepat sasaran; (3) menggunakan metode perhitungan subsidi yang didukung basis data yang transparan; dan (4) menata ulang sistem penyaluran subsidi agar lebih akuntabel.

Nota Keuangan dan RAPBN Perubahan Tahun 2016 II.4-27

Bab 4: Perubahan Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Bagian II

Pusat dan Proyeksi Belanja Pemerintah Pusat Jangka Menengah

Program Pengelolaan Hibah Negara

Kebijakan pada Program Pengelolaan Hibah Negara dalam jangka menengah terutama akan diarahkan untuk melanjutkan pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN) yang diterushibahkan kepada pemerintah daerah guna mendanai kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur dan kegiatan lainnya yang berbasis kinerja.

Program Pengelolaan Belanja Lainnya

Kebijakan pada Program Pengelolaan Belanja Lainnya dalam jangka menengah menampung, antara lain: (1) penyediaan dana cadangan untuk gaji bagi tambahan pegawai baru; (2) penyediaan dana cadangan lainnya yang terkait dengan kebijakan kepegawaian; (3) penyediaan dana cadangan bencana alam; (4) antisipasi perubahan asumsi ekonomi makro, melalui penyediaan dana cadangan risiko fiskal; (5) penyediaan biaya operasional lembaga yang belum mempunyai kode bagian anggaran (BA) sendiri; (6) mendukung ketahanan pangan, melalui penyediaan dana cadangan beras pemerintah dan cadangan stabilisasi harga pangan; dan (7) penyediaan alokasi anggaran untuk ongkos angkut beras PNS di distrik pedalaman Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.

Program Pengelolaan Belanja Transaksi Khusus

Kebijakan pada Program Pengelolaan Transaksi Khusus dalam jangka menengah menampung, antara lain: (1) mendukung program jaminan kesehatan nasional (JKN) khususnya untuk PNS/TNI/Polri; (2) mendukung keberlanjutan program pemberian manfaat pensiun bagi penerima pensiun PNS/TNI/Polri; (3) penyediaan alokasi dana dukungan kelayakan dalam rangka mendukung program kerjasama pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan proyek infrastruktur; dan (4) penyediaan alokasi dana kontribusi kepada organisasi internasional sehubungan dengan kewajiban Pemerintah Indonesia dalam keanggotaannya di organisasi internasional.

II.4-28 Nota Keuangan dan RAPBN Perubahan Tahun 2016

Bab 5: Perubahan Kebijakan dan Anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa serta Proyeksi Jangka Menengah

Bagian II