Perubahan Anggaran Dana Perimbangan

5.2 Perubahan Anggaran Dana Perimbangan

Dana Perimbangan bertujuan untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, yang terdiri atas Dana Transfer Umum dan Dana Transfer Khusus. Dalam RAPBNP tahun 2016 Dana Perimbangan diproyeksikan sebesar Rp687.509,9 miliar mengalami penurunan sebesar Rp12.919,5 miliar atau 1,8 persen dari pagunya dalam APBN tahun 2016. Penjelasan lebih lanjut mengenai perubahan anggaran dana perimbangan dijelaskan sebagai berikut.

5.2.1 Perubahan Anggaran Dana Transfer Umum

Dana Transfer Umum adalah dana yang dialokasikan kepada daerah untuk digunakan sesuai dengan kewenangan daerah yang bersifat block grant sehingga penggunaannya sepenuhnya menjadi kewenangan daerah. Dana Transfer Umum terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Umum (DAU). Dalam RAPBNP tahun 2016 Dana Transfer Umum diproyeksikan sebesar Rp486.833,5 miliar mengalami penurunan sebesar Rp4.664,6 miliar atau 0,9 persen

dari pagunya dalam APBN tahun 2016.

5.2.1.1 Perubahan Anggaran Dana Bagi Hasil

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, DBH dialokasikan berdasarkan persentase tertentu dari penerimaan APBN yang dibagihasilkan. Dalam RAPBNP tahun 2016, DBH diproyeksikan sebesar Rp101.472,6 miliar lebih rendah Rp4.664,6 miliar atau 4,4 persen dari pagunya dalam APBN tahun 2016 sebesar Rp106.137,2 miliar. Perubahan tersebut disebabkan oleh perubahan asumsi dasar ekonomi makro yang terjadi, kebijakan untuk mengalokasikan kurang bayar DBH tahun 2013-2014, serta pengalokasian atas sebagian penundaan penyaluran DBH triwulan IV tahun 2015. Perubahan alokasi DBH secara lengkap dapat dilihat dalam Tabel II.5.2.

TABEL II.5.2 ALOKASI DANA BAGI HASIL DAN KURANG BAYAR, 2016 (Miliar Rupiah)

No. Uraian Selisih

APBN

RAPBNP

Total thd APBN % 1. DBH Pajak

Reguler

Kurang Bayar

Total

Reguler

Kurang Bayar

51.523,1 51.072,8 17.546,7 68.619,6 17.096,4 33,2 a. PPh

31.629,1 9.576,6 41.205,7 11.965,7 40,9 - PPh Pasal 21

34.429,8 6.547,4 23,5 - PPh Pasal 25/29 OP

5.760,0 1.015,9 6.775,9 5.418,3 399,1 b. PBB

24.542,7 5.056,0 25,9 c. Cukai Hasil Tembakau

2. DBH Sumber Daya Alam

32.853,1 (21.761,0) (39,8) a. Minyak Bumi

3.127,9 1.945,9 5.073,7 (4.648,1) (47,8) b. Gas Bumi

3.885,1 9.475,9 2.519,6 5.497,5 8.017,1 (1.458,8) (15,4) c. Mineral & Batu Bara

13.231,9 2.730,5 15.962,4 (16.693,7) (51,1) - Iuran Tetap

1.181,8 155,0 1.336,8 81,8 6,5 - Royalti

14.625,5 (16.775,6) (53,4) d. Panas Bumi

798,9 212,6 36,3 e. Kehutanan

1.596,4 850,2 2.446,6 827,0 51,1 - PSDH

682,2 328,5 1.010,7 328,5 48,1 - IIUPH

291,5 158,7 119,6 - Dana Reboisasi

1.144,4 339,8 42,2 f. Perikanan

106.137,2 72.607,6 28.865,0 101.472,6 (4.664,6) (4,4) Keterangan: *) Terdiri atas kurang bayar DBH PBB tahun 2014 dan 2015 sebesar Rp6.672,9 miliar dan penyelesaian pengembalian kelebihan pembayaran PBB-P2

TOTAL

dan/atau BPHTB tahun 2015 sebesar Rp26,4 miliar

Sumber: Kementerian Keuangan

II.5-2 Nota Keuangan dan RAPBN Perubahan Tahun 2016

Bab 5: Perubahan Kebijakan dan Anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa serta Proyeksi Jangka Menengah

Bagian II

Berdasarkan Tabel II.5.2 di atas, beberapa komponen DBH yang mengalami penurunan dalam RAPBNP tahun 2016 yaitu: (1) DBH SDA Minyak Bumi; (2) DBH SDA Gas Bumi; dan (3) DBH Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Di sisi lain, komponen DBH yang mengalami peningkatan, diantaranya adalah: (1) DBH PPh Pasal 21; (2) DBH PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri; (3) DBH Pajak Bumi dan Bangunan; (4) DBH Cukai Hasil Tembakau; (5) DBH SDA Kehutanan; dan (6) DBH SDA Panas Bumi.

Selanjutnya, pada RAPBNP tahun 2016 juga akan dilakukan kebijakan untuk mendukung peningkatan kualitas pengelolaan DBH, antara lain penyelesaian sebagian lebih bayar DBH melalui pemotongan dalam penyaluran DBH dan/atau DAU dalam tahun 2016 dan optimalisasi penggunaan sisa DBH SDA Kehutanan dari Dana Reboisasi. Optimalisasi penggunaan sisa DBH SDA Kehutanan-Dana Reboisasi dilakukan melalui pengaturan ruang lingkup penggunaan sisa dana tersebut yang tidak hanya untuk kegiatan reboisasi, namun juga ter- masuk untuk tanaman hutan raya (tahura), pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan, penataan batas kawasan, pengawasan dan pengendalian, pengembangan perbenihan, dan/atau penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan, penyuluhan, serta pemberdayaan masyarakat setempat dalam kegiatan rehabilitasi hutan.

5.2.2 Perubahan Anggaran Dana Transfer Khusus

Terkait dengan adanya beberapa penyesuaian dalam asumsi ekonomi makro dan target penerimaan negara pada RAPBNP tahun 2016, anggaran belanja Pemerintah, baik belanja K/L maupun Transfer ke Daerah dan Dana Desa diproyeksikan mengalami penurunan. Penurunan tersebut juga dibebankan pada Dana Transfer Khusus (DAK Fisik dan DAK Nonfisik). Dalam RAPBNP tahun 2016 alokasi Dana Transfer Khusus diproyeksikan menjadi sebesar Rp200.676,4 miliar atau mengalami penurunan sebesar Rp8.254,9 miliar (4,0 persen) dari pagunya dalam APBN tahun 2016. Rincian Dana Transfer Khusus tersebut terdiri atas DAK Fisik sebesar Rp79.463,5 miliar atau menurun sebesar Rp5.990,1 miliar (7,0 persen) dan DAK Nonfisik sebesar Rp121.212,9 miliar atau menurun sebesar Rp2.264,8 miliar (1,8 persen). Secara lebih lengkap perubahan Dana Transfer Khusus dalam tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel II.5.3.

TABEL II.5.3 ALOKASI DANA TRANSFER KHUSUS, 2016 (Miliar Rupiah)

Selisih thd APBN

1. Dana Alokasi Khusus Fisik

a. DAK Reguler 55.094,3 51.996,4 (3.097,9) (5,6)

2. Kesehatan dan Keluarga Berencana

3. Perumahan, Pemukiman, Air Minum dan Sanitasi

4. Kedaulatan Pangan

5. Lingkungan Hidup dan Kehutanan

6. Energi Skala Kecil

7. Kelautan dan Perikanan

8. Prasarana Pemerintahan Daerah

10. Sarana Perdagangan, Industri Kecil Menengah & Pariwisata

11. Kekurangan Penyaluran DAK tahun 2015

b. DAK Infrastruktur Publik Daerah 27.538,6 24.861,4 (2.677,2) (9,7) c. DAK Afirmasi

(7,6) 2. Dana Alokasi Khusus Nonfisik

(2.264,8) (1,8) a. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

- - b. Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD

2.281,9 - - c. Tunjangan Profesi Guru PNSD

(1.257,7) (1,8) d. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD

1.020,5 - - e. Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi

400,0 - - f. BOK dan BOKB

3.559,9 (1.007,2) (22,1) g. Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, UKM & Ketenagakerjaan

Sumber: Kementerian Keuangan

Nota Keuangan dan RAPBN Perubahan Tahun 2016 II.5-3

Bab 5: Perubahan Kebijakan dan Anggaran Transfer ke Daerah Bagian II

dan Dana Desa serta Proyeksi Jangka Menegah

5.2.2.1 Perubahan Anggaran Dana Alokasi Khusus Fisik

Kebijakan DAK Fisik dalam RAPBNP tahun 2016 tetap sejalan dengan tema RKP tahun 2016, yaitu “Mempercepat Pembangunan Infrastruktur sebagai Fondasi Pembangunan yang Berkualitas”. Dalam RAPBNP tahun 2016, DAK Fisik diproyeksikan sebesar Rp79.463,5 miliar, mengalami penurunan sebesar Rp5.990,1 miliar (7,0 persen) dari pagunya dalam APBN tahun 2016 antara lain disebabkan oleh:

1. Penghematan/pemotongan alokasi DAK Fisik melalui pengurangan alokasi DAK Reguler sebesar Rp3.097,9 miliar, DAK Infrastruktur Publik Daerah sebesar Rp2.677,2 miliar, dan DAK afirmasi sebesar Rp214,9 miliar. Pengurangan alokasi per bidang/subbidang DAK Reguler dan DAK Infrastruktur Publik Daerah berdasarkan usulan pengurangan secara mandiri oleh masing-masing daerah dengan memerhatikan besaran alokasi per bidang, tingkat penyerapan DAK tahun sebelumnya, kemampuan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk melaksanakan bidang DAK tersebut sampai dengan akhir tahun anggaran 2016, serta kebutuhan dan prioritas daerah;

2. Realokasi antarsubbidang pada bidang DAK yang sama, tetapi tidak menimbulkan adanya perubahan jumlah alokasi DAK pada bidang yang bersangkutan untuk setiap daerah. Realokasi ini terutama dilakukan antara Subbidang Pelayanan Kesehatan Dasar dengan Subbidang Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Subbidang Pelayanan Kefarmasian dalam DAK bidang Kesehatan;

3. Mengalokasikan tambahan DAK sebagai kompensasi atas kekurangan penyaluran triwulan IV tahun 2015 sebesar Rp573,5 miliar untuk beberapa daerah yang sudah selesai melaksanakan kegiatan fisik DAK sampai dengan akhir tahun anggaran 2015, tetapi terlambat menyampaikan laporan penyerapan karena kendala teknis dan geografis.

5.2.2.2 Perubahan Anggaran Dana Alokasi Khusus Nonfisik

Kebijakan DAK Nonfisik dalam RAPBNP tahun 2016 diarahkan untuk mendanai kegiatan yang bersifat nonfisik, antara lain belanja operasional pendidikan dan kesehatan, tunjangan profesi dan tambahan penghasilan guru PNSD, serta peningkatan kualitas pengelolaan DAK di bidang infrastruktur. Dalam RAPBNP tahun 2016, DAK Nonfisik diproyeksikan sebesar Rp121.212,9 miliar mengalami penurunan sebesar Rp2.264,8 miliar (1,8 persen) dari pagunya dalam APBN tahun 2016. Perubahan tersebut antara lain disebabkan oleh:

1. Penghematan/pengurangan dana Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD sebesar Rp1.257,7 miliar yang disebabkan adanya perubahan data jumlah guru yang mempunyai sertifikasi kependidikan dan memenuhi syarat untuk mendapatkan TPG PNSD;

2. Penghematan/pengurangan dana BOK dan BOKB sebesar Rp1.007,2 miliar, khusus terkait komponen BOK berupa jaminan persalinan (Jampersal) yang disebabkan karena sebagian besar kebutuhan Jampersal untuk masyarakat miskin dapat dipenuhi melalui BPJS.