Galian Tanah. Pekerjaan Pengurugan Tanah.

Syarat-Syarat Teknis 5 Pasal 6 PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN TANAH

6.1 Galian Tanah.

6.1.1 Yang dimaksud pekerjaan galian tanah adalah Galian tanah untuk pondasi, dan pekerjaan kebutuhan bangunan lainnya sesuai gambar rencana. 6.1.2 Ukuran masing-masing galian harus disesuaikan dengan gambar rencana atau kebutuhan dilapangan. 6.1.3 Pekerjaan galian tanah baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank selesai terpasang lengkap dengan penempatan titik tempat penggalian telah ditetapkan sesuai gambarkebutuhan. kedalaman serta bentuk galian harus diperiksa dan disetujui oleh Pengawas. 6.1.4 Pemborong harus mencegah genangan air dalam galian yang disebabkan oleh hujan, rembesan air, dengan jalan memompa atau menyalurkan selokan atau tempat lain sesuai petunjuk Pengawas. Bila diperlukan untuk mencegah kelongsoran maka dapat digunakan penyanggah galian. 6.1.5 Apabila dan atau karena permukaan air tinggi. Pemborong harus menyediakan pompa air secukupnya untuk mengeringkan air yang menggenangi galian. 6.1.6 Apabila ada kesalahan penggaliangalian lebih dalam dari yang dikehendaki atau posisinya berlainan dengan yang tertera dalam gambar, maka Pemborong harus mengisi kembali dengan pasir urug atau bahan lain yang disetujui pengawas, dan dipadatkan sampai sempurna, atas biaya pemborong tanpa penggantian biaya dari Pemberi tugas. 6.1.7 Bila dasar galian sampai pada kedalaman dasar galian tidak mencapai kepadatan yang dipersyaratkan, maka pemborong harus melakukan penggalian sampai ditemukan dasar galian yang memenuhi kekerasan tanahnya, atau dengan cara perbaikan tanah tersebut dengan mengganti dengan bahan dengan urugan lain dan dipadatkan sehingga mencapai kepadatan yang dipersyaratkan atas biaya pemborong. 6.1.8 Kelebihan tanah bekas galian harus dibuang ke tempat yang telah ditentukan oleh Direksi Pengawas. lokasi antara papan patok ukur bouwplank dan galian harus bebas dari timbunan tanah.

6.2 Pekerjaan Pengurugan Tanah.

6.2.1 Urugan tanah dilaksanakan untuk mengisi kembali lobang bekas galian yang tidak terisi oleh pasangan dan sekeliling bangunan yang kurang rata serta urugan tanah bawah lantai. 6.2.2 Urugan tanah harus dilaksanakan lapis demi lapis maksimum t = 20 cm untuk setiap lapisnya dan setiap lapisnya harus dilakukan pemadatan dengan cara menggilas atau Syarat-Syarat Teknis 6 dengan alat pemadat getarmesin pemadat Stamper yang disetujui oleh DireksiPengawas. 6.2.3 Jika menurut penilaian DireksiPengawas pemadatan harus dibantu dengan cara penyiraman, maka pemborong harus melaksanakannya. 6.2.4 Tanah urug harus bebas dari segala bahan-bahan yang dapat membusuk atau dapat mempengaruhi kepadatan urugan yang akan dilaksanakan. 6.2.5 Bahan-bahan bekas bongkaran bangunan sama sekali tidak boleh dipergunankan sebagai bahan urugan. Tanah urugan dapat diambil dari bekas galian, atau tanah yang didatangkan dari luar yang telah disetujui oleh Direksi Pegawas. Pasal 7 BAHAN BATU KALI DAN PASANGAN

7.1 Batu Kali.