Pemeliharaan Beton Curing Test Material

Syarat-Syarat Teknis 15

11.6 Pemeliharaan Beton Curing

11.6.1 Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya. 11.6.2 Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah, selam 24 hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut ataupun dengan menutupi dengan karung goni basah. 11.6.3 Metode pemeliharaan beton harus diajukan Pemborong pada Direksi Pengawas untuk disetujui. Selain menggunakan air, apabila diperlukan pemeliharaan beton dapat dilakukan dengan campuran kimia untuk pemeliharaan beton. Campuran kimia ini harus benar-benar telah dibersihkan pada saat pekerjaan finishing dimulai.

11.7 Test Material

11.7.1 Test mutu beton maupun material-material beton harus dilaksanakan oleh laboratorium resmi yang telah disetujui oleh DireksiPengawas. 11.7.2 Pengujian slump dan kubus beton harus memenuhi syarat Peraturan Bertulang Indonesia 1971 atau SKSNI T-15-1991-03. 11.7.3 Untuk pengujian mutu beton dilapangan digunakan pengujian slump dengan menggunakan kerucut Abrams. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, ketinggian slump yang disyaratkan oleh Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 berkisar antara 7,5 cm sampai dengan 15 cm. Cara pengujian Slump adalah sebagai berikut: adukan beton diambil saat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton bekisting, cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat baja. Masukkan adukan beton kedalam cetakan dalam 3 lapis yang kira-kira sama tebalnya. Setiap lapis dipadatkan dengan menusuk-nusuk tongkat pemadat ∅ 16 mm panjang 60 cm dengan ujungnya yang bulat seperti Peluru masing-masing 25 kali. Ratakan permukaan adukan beton dan biarkan selama 30 detik. Selama waktu menunggu ini cetakan dan plat slump dibersihkan dari adukan beton yang berjatuhan. Angkat cetakan perlahan-lahan. Dalam pengangkatan, posisi cetakan harus dijaga tetap dalam keadaan vertikal. Ukur penurunan dari adukan beton slump, pengukuran dilakukan pada 4 titik, yang nilai penurunannya diambil harga rata-rata. 11.7.4 Sedangkan pengujian mutu beton dilaboratorium digunakan test kuat tekan yang berbentuk kubus dengan ukuran 15 x 15 x15 cm. 11.7.5 Pengambilan adukan beton, pencetakan dan curingnya harus dibawah Direksi Pengawas. Produsernya harus memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 dan SKSNI T-15-1991-0.3. Syarat-Syarat Teknis 16 11.7.6 Pengambilan beton untuk kubus uji dilakukan sedekat mungkin pada lokasi yang akan dicor, untuk menggunakan concrete pump, kubus diambil setelah beton dipompa. 11.7.7 Untuk pembuatan campuran beton dilapangan, maka pengambilan kubus uji sebagai berikut. 11.7.8 Tiga kubus uji harus diambil dari setiap 5 meter kubik beton yang dicor, serta satu slump test untuk setiap sample test. PASAL 12 PEKERJAAN DINDING 12.1 Untuk pasangan bata kedap air trasraam dipakai adukan 1 Pc : 2 psr dipasang pada: Dari sloof sampai setinggi 30 cm diatas permukan lantai untuk dinding biasa. Dari slof sampai setinggi 150 Cm diatas permulaan lantai dipasang pada dinding KMWC. Pada semua pasangan bata yang berhubungan lansung dengan tanah. 12.2 Pasangan bata dengan adukan 1 Pc : 4 psr, dipasang pada dinding bangunan biasa dimulai diatas pas dinding trassraam . 12.3 Sebelum dimulai pasang, batu bata harus terlebih dahulu direndam sampai kenyal dan permukaan bata yang akan dipasang harus basah. 12.4 Pertemuan pasangan bata dengan kolom struktur harus diperkuat dengan angker besi beton ∅ 8 mm, dan permukaansisi kolom harus yang menyentuh pasangan bata harus dikasarkan. 12.5 Tebalnya siar pasangan batu bata tidak boleh kurang dari 1,5 cm 15 mm dan siarnya harus benar-benar terisi merata dengan spesi. Dan untuk persiapan plesteran, siar harus ditekukdikorek sedalam 1 Cm. 12.6 Tinggi pasangan rata-rata tidak boleh melebihi boleh lebih dari satu meter dan pengakhiran pasangan sementara harus dibuat bertangga menurun tidak boleh pengakhiran dibuat tegak, 12.7 Semua pasangan harus rata horizontal dan lot tegak lurus. Untuk membuat pasangan bata tersebut lurus, rata horizontal dan tegak lurus lot harus dimabtu dengan benang. Pemasangan benang untuk setiap antara benang tidak boleh dari 5 lima lapis pasangan bata atau maksimal setiap jarak 30 cm dari pasangan di bawahnya. 12.8 Tidak dibenarkan menggunakan batu bata patah yang kurang dari ½ separoh panjang bata , kecuali sesuai dengan peraturannya di sudut. 12.9 Siar tegah pasangan bata lapis satu dengan lapis yang lainnya didak boleh satu garis harus berbeda setengah bata. 12.10 Semua pasangan bata harus dijaga jangan sampai terkena matahari langsung dan Pemborong harus melindungi pasangan bata dari sinar mata hari langsung minimal selama proses pengeringan Syarat-Syarat Teknis 17 PASAL 13 PEKERJAAN KOZEN 13.1 Pekerjaan kozen dilaksanakan adalah pemasangan kozen baru yang penempatan masing-masing kozen dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana. 13.2 Bahan kozen yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah kozen Aluminium sesuai dengan rencana, bentuk, ukuran dan penempatannya disesuaikan dengan gambar rencana. 13.3 Pekerjaan kozen pintu dan jendela dibuat dari Aluminum yang disetujui DireksiPengawas. 13.4 Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan kozen dilakukan diluar lokasi, maka Pemborong harus memberikantahukan kepada Pihak DireksiPengawas untuk mendapat persetujuan dan dikontrol pelaksanaan pembuatannya. PASAL 14 PEKERJAAN PLESTERAN 14.1 Semua bagian yang akan diplester harus disiram terlebih dahulu dan dibersihkan dari kotoran minyak, debutanah serta bahan lainnya yang mungkin dapat merusakmengurangi mutu pekerjaan plesteran. 14.2 Pasir untuk spesi plesteran adalah pasir kali dan harus diayak hingga mendapat butiran yang sama. 14.3 Pemborong tidak diizinkan memakai campuran atau mencampur pasir kali dengan pasir gunungpasir putih atau pun pasir yang mengandung tanahLumpur. 14.4 Plesteran diaduk 1 Pc : 4 Psr dilaksanakan untuk semua pasangan bata dengan spesi 1 Pc : 4 Psr. 14.5 Plesteran diaduk 1 Pc : 2 Psr dilaksanakan untuk semua pasangan bata dengan spesi 1 Pc : 2 Psr Trasraam. 14.6 Untuk afwerking beton dipakai spesi adukan 1 Pc : 1,5 Psr. 14.7 Pekerjaan plesteran harus rata, rapi dan tidak ada retak-retak, dan seluruh pekerjaan plesteran harus diaci dengan pasta semen dan dengan permukaan dihaluskan. Syarat-Syarat Teknis 18 14.8 Untuk mendapatkan permukaan plesteran rata dan rapi, pada jarak tertentu sesuai pengarahan DireksiPengawas dibuat rolkepala plesteran. PASAL 15 PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN ATAP

15.1 Kuda-Kuda