Pengecoran Beton Transportasi Beton

Syarat-Syarat Teknis 12 10.14 Seluruh perancah dan acuan harus diperiksa kembali pada saat pengecoran beton akan dimulai. Apabila ternyata acuan tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum pengecoran dilaksanakan. 10.15 Acuan dapat dilepaskan dari beton apabila pembongkarannya dapat dipastikan tidak mengakibatkan kerusakan beton, dan acuan tersebut sudah mudah dilepaskan dari beton. 10.16 Waktu untuk pelepasan acuan dan perancah tergantung dari cuaca, metoda pemeliharaan beton, kekuatan beton tipe dari struktur dan beban rencana. Dalam segala hal, waktu untuk melepas acuan dan perancah tidak kurang dari: Komponen Struktur Waktu Samping balok, dinding, kolom yang tidak dibebani 24 jam Pelat acuannya saja 3 hari Balok acuan saja 7 hari Perancah pelat diantara balok 7 hari Perancah balok dan plat slb 14 hari Perancah kantilever 28 hari Pekerjaan pembongkaran acuan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh DireksiPengawas. Pasal 11 PENGECORAN

11.1 Pengecoran Beton

11.1.1 Pengecoran beton tidak dibenarkan dimulai sebelum pemasangan baja tulangan selesai diperiksa dan mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas. 11.1.2 Sebelum pengecoran dimulai, seluruh pekerjaan acuan bekisting, baja tulangan, tarikan pipa-pipa instalasi air dan listrik serta angkur-angkur yang harus ditanam dalam beton, harus sudah selesai terpasang dan mendapat persetujuan dari Direksi pengawas. Tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran potongan kayu, batu, tanah, dan lain-lain dan dibasahi dengan air semen. 11.1.3 Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan agregat. 11.1.4 Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan tidak diperkenankan untuk dipakai lagi. Syarat-Syarat Teknis 13 11.1.5 Pada pengecoranbaru sambungan antar beton lama dan beton baru, maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan menyikat sampai agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan air semen. Lokasi dari Constructrion joint ini harus disetujui oleh Direksi pengawas. 11.1.6 beton tidak diperkenankan dicor dalam keadaan hujan. Jika hal ini harus dilakukan, Pemborong harus menyediakan pelindung terhadap beton, atau pemborong mengajukan metoda lain untuk melindungi beton dari korosi akibat hujan.

11.2 Transportasi Beton

11.2.1 Pengangkutan beton harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tidak mempengaruhi kekuatan serta sifat-sifat fisik dari beton tersebut, serta misalnya pemisahan beton, kekentalan beton dan lain sebagainya. 11.2.2 Pengangkutan beton harus kontiniu, direncanakan juga tempat pengecoran yang akan memungkinkan dan metoda pengangkutan beton dilapangan terutama untuk pengecoran yang dilakkan di ketinggian. 11.2.3 Ketinggian jatuh dari adukan beton perlu diperhatikan, tempat jatuhan beton tersebut harus bersih dari segala macam kotoran. 11.2.4 Apabila pemisahan adukan beton terjadi, beton harus diaduk kembali remixed sebelum dilakukan pengecoran. Beton yang sudah tercemar bahan-bahan lain tidak diperkenankan untuk dipakai. 11.2.5 Apabila Pemborong bermaksud menggunakan pompa beton Concrete pump atau alat-alat lain, Pemborong harus mengajukan data-data sebagai berikut untuk disetujui Direksi pengawas. ¾ Type peralatan. ¾ Susunan serta support dari pipa pompa. ¾ Produser pengisian dan pengosongan kembali pipa. ¾ Produser pengoperasian pompa. ¾ Peoduser apabila ada penundaan pengadaan adukan beton. 11.2.6 Diameter dalam dari pipa tidak boleh lebih kecil dari 3 x diameter agregat maksimum yang digunakan. Pipa alumunium tidak diperkenankan untuk digunakan.

11.3 Pemadatan Beton