Latar Belakang P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang

Keberadaan generasi muda sebagai salah satu komponen masyarakat, bangsa dan negara sangat disadari betapa penting dan strategisnya dalam pembangunan dan kelangsungan hidup masyarakat, bangsa dan negara. Sebagaimana kita memahami dalam Garis-garis Besar Haluan Negara GBHN bahwa pada hakekatnya pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia bersama seluruh komponen masyarakat dan bangsa ini adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Dalam konteks ini maka sangat jelas peran dan kedudukan dari pada Pemerintah dan masyarakat. Dimana manusia sebagai obyek dan sekaligus sebagai subyek dalam pembangunan itu sendiri. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dapat dipahami sebagaimana pembangunan yang didalamnya terdapat keseimbangan antara pembangunan yang bersifat lahiriah mental spiritual dengan pembangunan yang bersifat jasmaniah. Pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya dikandung maksud tanpa terkecuali seluruh komponen masyarakat Indonesia dimana saja mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk memperoleh akses dari pada hasil-hasil pembangunan serta terlibat dan dilibatkan dalam pembangunan, termasuk didalamnya adalah generasi muda. Keberadaan generasi muda yang merupakan calon generasi penerus pembangunan dan pewaris cita-cita bangsa adalah perlu untuk dibimbing, dibina 1 dan diarahkan agar apa yang menjadi harapan dan cita-cita masyarakat, bangsa dan Negara dapat diwujudkan. Menyadari bahwa keberadaan generasi muda Indonesia dalam konteks pembangunan nasional sebagai subyek dan sekaligus sebagai obyek pembangunan, maka demikian pula keberadaan generasi muda Kristen, khususnya generasi muda di lingkungan Gereja Masehi Injili di Minahasa GMIM sebagai bagian dari masyarakat yang ada di Sulawesi Utara. Pembinaan generasi muda termasuk didalamnya generasi muda Kristen dilakukan untuk menjaga kesinambungan eksistensi bangsa, sebab bila tidak dilaksanakan pembinaan kemungkinan akan lahirlah generasi muda yang tidak dapat menjawab tantangan lingkungan, antara lain generasi muda yang santai Dengan pembinaan menunjukkan pada kegiatan untuk mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada. Sementara dalam upaya pengembangan menunjukkan pada kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang baru, dimana selama kegiatan berlangsung penilaian serta penyempurnaan. Dalam upaya pembinaan dan pengembangan generasi muda perlu diciptakan suatu iklim yang sehat sehingga memungkinkan generasi muda berkembang secara wajar dan bertanggungjawab. Sehingga upaya pembinaan dan pengembangan generasi muda perlu untuk melibatkan mereka dalam setiap proses kegiatan pembangunan nasional serta kehidupan berbangsa dan bernegara. Generasi muda harus dipersiapkan sejak dini, agar pada saatnya sudah siap untuk memikul beban tanggungjawab untuk mengelola kelangsungan Negara dan bangsa dengan baik. Setidaknya persiapan ini ditujukan agar kualitas generasi muda jangan lebih rendah dari kualitas generasi tua baik secara fisik maupun secara ideologis. Oleh karena itu program pembinaan generasi muda sangat diperlukan 2 guna mempersiapkan dan membekali generasi muda Generasi Muda Kristen agar dapat menjawab tantangan dan persoalan, khususnya untuk menjawab tantangan kehidupan iman orang percaya, persekutuan dengan Tuhan, Pelayan Firman dan Penatalayanan dalam peribadatan. Sehingga akan terwujud suatu keadaan dimana generasi muda Kristen yang siap dan berkualitas untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya, baik dalam masa studinya, di lingkungan kerja, maupun dalam keluarganya, masyarakat dan lingkungan pergaulannnya. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit pula generasi muda yang terpengaruh dan terlibat dalam berbagai permasalahan sosial maupun hukum, seperti; pergaulan bebas, permasalahan narkoba, perkelaian, perjudian, perampokkan, pemerkosaan, pembunuhan, pelanggaran lalu-lintas dalam berkendaraan bermotor, dan sebagainya. Sebagaimana data kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kota Bitung sepanjang tahun 2007 adalah 1.103 kejadian dan pada tahun 2008 Nopember adalah 308 kejadian, dengan melibatkan rata-rata generasi muda. Sementara kecelakaan lalu-lintas yang meninggal dari 38 orang dari generasi muda sendiri adalah 28 orang 73,68 . Dari data diperoleh juga bahwa yang meninggal dunia dari generasi muda adalah dalam mengendarai kendaraan roda dua sepeda motor tidak menggunakan helm standar Polres Bitung, 2008. Mencermati akan keberadaan generasi muda disatu sisi sebagai calon pemimpin di masa depan yang dengan sendirinya menuntut adanya kepedulian dari semua pihak dalam program pembinaan generasi muda, dan keberadaan generasi muda yang terlibat dalam berbagai permasalahan sosial dan hukum yang ada di satu sisi, maka mau tidak mau kita dituntut untuk turut serta dalam melakukan kegiatan- kegiatan yang bersifat positif bagi generasi muda. Salah satu yang perlu 3 mendapatkan dukungan adalah program pembinaan generasi muda yang dilakukan oleh para Pelayan Khusus GMIM yang ada di Kota Bitung. Dimana dalam kapasitas ini penulis sendiri terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam program pembinaan generasi muda, khususnya di lingkungan GMIM. Dimana penulis selama 2 periode masa pelayanan dari tahun 1999 – 2004 dan tahun 2004 hingga sekarang ini 2009 sebagai Penatua Remaja yang ada di Jemaat GMIM “ Baithel” Manembo-Nembo, Wilayah Bitung 7 Kota Bitung. Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berhubungan dengan hal tersebut. Oleh karena masalah yang berkaitan dengan peran Pelayan Khusus GMIM dalam Pembinaan Generasi Muda di Kota Bitung, masih kurang atau bahkan belum ada yang melakukan penelitian. Disamping itu lingkup tugas pelayanan dimana penulis sebagai salah satu pengurus dan pelayan kusus yang ada di jemaat GMIM di Kota Bitung serta berdomisili di daerah tersebut. Selain itu dengan pengalaman penulis dalam menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan generasi muda. Sehingga judul penelitian yang akan dilaksanakan adalah : “Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Membina Generasi Muda di Kota Bitung”.

B. Perumusan Masalah