Latar Belakang Masalah Drs. Irfan, M.Si 4. Prof. Subhilhar, MA, Ph.D

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring meningkatnya kesadaran dan munculnya berbagai tuntutan terhadap perusahaan yang mengelola sumber daya alam dan lingkungan, maka konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility CSR menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Belakangan CSR pun menjadi kewajiban perusahaan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga lingkungan sosial dan lingkungan alam. Secara sederhana, Jhonatan Sofian menyebutkan CSR sebagai suatu konsep yang mewajibkan perusahaan untuk memenuhi dan memperhatikan kepentingan para stakeholder dalam kegiatan operasinya mencari keuntungan. Stakeholder yang dimaksud di antaranya adalah para karyawan buruh, kostumer, masyarakat, komunitas lokal, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat LSM http:jsofian.wordpress.com. Pemerintah Republik Indonesia juga sudah mewajibkan setiap perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam dan lingkungan untuk melaksanakan CSR. Hal ini jelas diatur dalam UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 ayat 1 menyebutkan: “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.” Pasal 2 mempertegas bahwa: “Tanggung jawab sosial Universitas Sumatera Utara dan lingkungan merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.” Tanggung jawab perusahaan memberikan konsep yang berbeda dimana perusahaan tersebut secara sukarela menyumbangkan sesuatu demi masyarakat yang lebih baik dan lingkungan hidup yang lebih bersih. Tanggung jawab sosial dari perusahaan didasarkan pada semua hubungan, tidak hanya dengan masyarakat tetapi juga dengan pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor. Menurut Bank Dunia, tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari beberapa komponen utama: perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak azasi manusia, interaksi dan keteribatan perusahaan dengan masyarakat, standar usaha, pasar, pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan, bantuan bencana kemanusiaan Harry Wahyudhy Utama, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Investasi bukan Biaya, http:klikharry.wordpress.com Meski CSR sudah jadi tuntutan masyarakat dan belakangan diatur dalam peraturan perundang-undangan, namun amat disesalkan dari hasil survey yang dilakukan oleh Suprapto dan Siti Adi Prongadi Adiwoso 2006 pada tahun 2005 terhadap 375 perusahaan di Jakarta menunjukkan bahwa 166 atau 44,27 perusahaan menyatakan tidak melakukan kegiatan CSR dan 209 atau 55,75 perusahaan melakukan kegiatan CSR. Sedangkan bentuk CSR yang dijalankan meliputi; kegiatan kekeluargaan 116 perusahaan, sumbangan pada lembaga agama 50 perusahaan, sumbangan pada yayasan sosial 39 perusahaan, pengembangan komunitas 4 Universitas Sumatera Utara perusahaan. Survei ini juga mengemukakan bahwa CSR yang dilakukan oleh perusahaan amat tergantung pada keinginan dari pihak manajemen perusahaan sendiri. Hasil Program Penilaian Peringkat Perusahaan PROPER 2004-2005 Kementerian Negara Lingkungan Hidup menunjukkan bahwa dari 466 perusahaan dipantau ada 72 perusahaan mendapat rapor hitam, 150 merah, 221 biru, 23 hijau, dan tidak ada yang berperingkat emas. Dengan begitu banyaknya perusahaan yang mendapat rapor hitam dan merah, menunjukkan bahwa mereka tidak menerapkan tanggung jawab lingkungan. Di samping itu dalam prakteknya tidak semua perusahaan menerapkan CSR. Bagi kebanyakan perusahaan, CSR dianggap sebagai parasit yang dapat membebani biaya atau “capital maintenance”. Kalaupun ada yang melakukan CSR, itu pun dilakukan untuk adu gengsi. Jarang ada CSR yang memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat Dr Sukarmi MH, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Corporate Social Responsibility dan Iklim Penanaman Modal di Indonesia, www.legalitas.org. Namun demikian, tidak dapat pula dipungkiri bahwa perkembangan pelaksanaan CSR akhir-akhir ini juga mengalami kecenderungan positif, khususnya dalam upaya pemberdayaan masyarakat atau community development CD. Telah terjadi pergeseran dalam pendekatan korporasi dalam melaksanakan CSR. Semula CSR dilaksanakan dalam kerangka pendekatan tradisional, di mana implementasi CSR dianggap sebagai beban belaka, kini telah timbul kesadaran pelaksanaan CSR merupakan bagian yang menyatu dalam strategi bisnis suatu korporasi, di mana implementasi CSR justru mendukung tujuan-tujuan bisnis inti. Universitas Sumatera Utara Pola community development CD merupakan bentuk CSR yang saat ini banyak dipraktikkan oleh perusahaan korporasi besar baca; buku Jackie Ambadar 2008, CSR dalam Praktik di Indonesia dan lihat Tabel 1. Masalahnya, menurut Badaruddin 2008 apakah makna yang terkandung dalam CD sudah diimplementasikan secara baik dan benar. Dalam implemenetasi CD inilah potensi modal sosial social capital dapat dimanfaatkan dan didayagunakan agar makna yang terkandung dalam CD benar-benar dapat terlaksana. Badaruddin 2008 melanjutkan pendekatan CSR hendaknya dilakukan secara holistic, artinya, pendekatan yang dilakukan oleh perusahaan tidak dalam kegiatan bisnis semata, melainkan juga bergerak dari yang sifatnya derma charity menuju ke arah CSR yang lebih menekankan pada keberlanjutan pengembangan masyarakat community development. Intinya, bagaimana dengan CSR tersebut masyarakat menjadi berdaya baik secara ekonomi, sosial, dan budaya secara berkelanjutan sustainability sehingga perusahaan juga dapat terus berkembang secara berkelanjutan. Dalam konteks ini, CSR lebih dimaknai sebagai investasi jangka panjang bagi perusahaan yang melakukannya. Perusahaan yang mengedepankan konsep community development lebih menekankan pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat sehingga akan menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal sosial perusahaan untuk maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluang-peluang sosial-ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi yang diinginkan, cara ini juga dapat membangun citra sebagai perusahaan yang ramah dan peduli lingkungan. Selain itu, akan tumbuh trust rasa percaya dari Universitas Sumatera Utara masyarakat. Sense of belonging rasa memiliki perlahan-lahan muncul dari masyarakat sehingga masyarakat merasakan bahwa kehadiran perusahaan di daerah mereka akan berguna dan bermanfaat. PT. Newmont sebagai contohnya, terus berupaya untuk mengembalikan citra positif mereka akibat dugaan pencemaran di Teluk Buyat. Perusahaan milik asing yang bergerak di sektor pertambangan emas di Minahasa itu berkomitmen melanjutkan kegiatan reklamasi, pemantauan dan pengelolaan lingkungan terutama pengujian toksisitas terhadap larutan talling agar tidak melewati ambang batas dan tidak mencemari biota laut. Harry Wahyudhy Utama, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Investasi bukan Biaya, http:klikharry.wordpress.com. Dalam konteks Sumatera Utara, terdapat cukup banyak perusahaan besar negara seperti PTPN yang bergerak di sektor perkebunan, dan perusahaan swasta nasional dan asing yang juga bergerak di sektor perkebunan serta perusahaan- perusahaan lainnya di berbagai sektor pertambangan, industri, jasa, dan lain sebagainya. Seandainya perusahaan-perusahaan tersebut mau melaksanakan CSR dengan pendekatan yang holistic, niscaya akan berkontribusi signifikan bagi reduksi kemiskinan di Sumatera Utara. Perusahaan pertambangan emas yang beroperasi di Batangtoru, Tapanuli Selatan, misalnya, sudah lama menerapkan CSR-nya. Pertambangan emas tersebut memiliki sejarah dimana awalnya kepemilikannya dipegang oleh PT Danau Toba Mining dengan Perjanjian Kontrak Karya Generasi VI pada tanggal 28 April 1997 berdasarkan Surat Persetujuan Presiden RI No. B-143Prs31997 tanggal 17 Maret 1997. Universitas Sumatera Utara Kemudian PT Newmont Horas Nauli PT NHN menggantikan PT Danau Toba Mining berdasarkan SK Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia No. C-1699 HT.01.04-TH.002, 7 Maret 2001. Selanjutnya PT Agincourt Resources PT AR menggantikan PT NHN berdasarkan SK Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia No. W 7-01496 HT.2006 tanggal 10 Oktober 2006 Semasa dikelola PT Newmont Horas Nauli atau sejak tahun 2003, perusahaan itu sudah melakukan kegiatan CSR. Menurut Suria Atmadja, selaku Community Relations Manager PT AR, keberadaan perusahaan mereka harus bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya, terlepas apakah perusahaan masih melakukan ekplorasi yang belum tentu berhasil mendapat cadangan emas. Tahun 2003, dana untuk kegiatan CSR yang dianggarkan sebesar 30.000 US dollar. Tahun 2004-2005 sebesar 153.000 US dollar, tahun 2006 sebesar 70.000 US dollar, tahun 2007 sebesar 152.000 U dollar, dan tahun 2008 sebesar 200.000 US dollar. Dana tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan seperti sosialisasi kegiatan explorasi pertambangan, memberikan bantuan kepada masyarakat dalam berbagai aspek misalnya bantuan kesehatan, peralatan kedokteran untuk Puskesmas Batangtoru, bantuan pendidikan, bantuan infrastruktur, donasi bagi korban tsunami di Nias dan daerah lainnya Hanya saja, CSR yang dilakukan selama ini kesannya masih bersifat corporate giving atau bermotif amal atau charity dan corporate philanthropy yang bermotif kemanusiaan. Padahal menurut Edi Suharto 2008, CSR itu juga harus memenuhi sifat corporate community relations atau membangun hubungan Universitas Sumatera Utara masyarakat dengan perusahaan dan community development yang lebih bernuansa pemberdayaan masyarakat. Selain pemberian bantuan, PT AR juga melakukan upaya-upaya pengembangan ekonomi lokal bagi masyarakat sekitar. Tahun 2004-2005, perusahaan itu melakukan pengembangan bisnis lokal dengan langkah pembelanjaan lokal sebesar Rp.675.000.000, dengan perincian di Batangtoru Rp.437.000.000, Padangsidimpuan Rp.212.000.000, dan Sibolga Rp.26.000.000. Tahun 2006-2007, pembelanjaan lokal juga dilakukan sebesar Rp.4.754.500.000, dengan perincian di Batangtoru Rp.3.400.000.000, Padangsidimpuan Rp.870.000.000, Siais Rp.405.000.000, dan Sibolga Rp.79.500.000. Tahun 2008, dilanjutkan dengan pembelanjaan sebesar Rp.5.263.500.000 dengan perincian di Batangtoru Rp.3.700.000.000, Padangsidimpuan Rp.1.005.000.000, Siais Rp.526.000.000, dan Sibolga Rp.32.500.000. Hanya saja, pembelanjaan lokal yang dilakukan perusahaan itu terkesan belum sesuai dengan konsep CSR sebagai upaya pengembangan ekonomi lokal. Sebab, kalau pembelanjaan lokal, masyarakat sekitar belum tentu berdaya. Hal ini juga sejalan dengan apa yang dikatakan Mas Achmad Daniri yang menyebutkan, salah satu bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan adalah menciptakan peluang-peluang sosial-ekonomi masyarakat dan menyerap tenaga kerja. Menurut Jackie Ambadar 2008 CSR juga harus bisa mendekatkan masyarakat untuk memperoleh akses informasi, akses pengetahuan dan keterampilan, Universitas Sumatera Utara akses untuk berpartisipasi dalam organisasi sosial, dan akses ke sumber-sumber keuangan untuk pengembangan kegiatan sosial ekonominya. Melihat pentingnya peran CSR itu dalam upaya pemberdayaan masyarakat, maka menarik untuk meneliti bagaimana sebenarnya peran CSR dalam upaya pemberdayaan masyarakat di sekitar perusahaan pertambangan emas. Ini juga sekaligus untuk menjajaki program CSR apa sebenarnya yang cocok dalam pemberdayaan masyarakat di sekitar perusahaan pertambangan emas Batangtoru. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengisi keterbatasan literatur dan karya ilmiah tentang perlunya peran CSR dalam upaya pemberdayaan masyarakat, mengingat di Sumatera Utara ini terdapat beberapa perusahaan pertambangan yang dalam waktu dekat akan beroperasi. Penelitian ini diberi judul: “Peran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pertambangan Emas Agincourt Resources dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Batangtoru.”

1.2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Keberadaan PT.Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan

2 36 107

Pekerja Perempuan di PT. Agincourt Resources Martabe, Batangtoru (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pekerja Perempuan di PT. Agincourt Resources Martabe, Kecamatan Batangtoru)

4 96 128

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Studi Di PT. Tambang...

0 27 5

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

0 37 2

Dampak Kehadiran PT Agincourt Resources Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumuran Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 2

Dampak Kehadiran PT Agincourt Resources Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumuran Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 26

Dampak Kehadiran PT Agincourt Resources Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumuran Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 8

Dampak Kehadiran PT Agincourt Resources Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumuran Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 2

Dampak Kehadiran PT Agincourt Resources Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumuran Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 15

2.2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 2.2.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Optimalisasi Peran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Di Kabupaten Toba Samosir

1 0 53