Pekerja Perempuan di PT. Agincourt Resources Martabe, Batangtoru (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pekerja Perempuan di PT. Agincourt Resources Martabe, Kecamatan Batangtoru)

(1)

Pekerja Perempuan di PT. Agincourt Resources Martabe, Batangtoru (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pekerja Perempuan di PT. Agincourt

Resources Martabe, Kecamatan Batangtoru) SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mendapatkan Gelar Sarjana Sosial Dalam Bidang Antropologi

Oleh:

Nelpi Gusliana Nasution 090905019

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Nelpi GuslianaNasution

Nim : 090905019

Departemen : Antropologi Sosial

Judul :Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pekerja Perempuan di PT Agincourt Resources Martabe, Kecamatan Batang Toru

Pembimbing Skripsi, Ketua Departemen,

Dra. Tjut Syahriani,Msoc.Sc

NIP. 19580108 198603 2 003 NIP.19621220198903 1 005 Dr. Fikarwin Zuska

Dekan,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

NIP. 19680525 199203 1 00 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan oleh : Nama : Nelpi Gusliana Nasution NIM : 090905019

Departemen : Antropologi Sosial

Judul : Studi Etnografi Mengenai Strategi Pekerja Perempuan di PT Agincourt Resources Martabe, Kecamatan Batang Toru

Pada ujian komprehensif yang dilaksanakan :

Hari :

Tanggal : Pukul :

Tim Penguji

1. Ketua Penguji Dra. Sabariah Bangun,Msoc.Sc ( ) NIP .

2. Anggota I Dr. Aida Fitria, S.Sos. M. Si ( ) NIP.

3. Anggota II Dra. Tjut Syahriani,Msoc.Sc ( ) NIP. 19580108 1986032 003


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, Maret 2014


(5)

ABSTRAK

Nelpi Gusliana Nasution, 2014. Judul Skripsi: Strategi Adaptasi Pekerja Perempuan di PT Agincourt Resources Martabe, Kecamatan BatangToru. Skripsi terdiri dari 5 bab, 104 halaman dan 16 gambar.

Tulisan ini mengkaji mengenai strategi adaptasi pekerja perempuan di perusahaan pertambangan di Indonesia. Khususnya pekerja perempuan yang bekerja di perusahaan tambang di Indonesia yaitu PT Agincourt Resources Martabe. Pada sekarang ini PT Agincourt Resources Martabe telah membuka lapangan pekerjaan kepada perempuan.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Batang Toru, Desa Aek Pining yang berada di Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Batang Toru merupakan satu-satunya daerah di Tapanuli Selatan yang berdiri perusahaan tambang yaitu PT Agincourt Resources Martabe, perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan emas.

Metode penulisan bersifat kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Penulisan dilakukan secara holistik, berdasarkan Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah melalui wawancara dan observasi kepada pekerja perempuan terkait masalah penelitian.

Permasalahan yang dibahas adalah apa yang menjadi alasan perempuan memilih bekerja di PT Agincourt Resources Martabe, kendala apa saja yang mereka hadapi selama bekerja dan bagaimana strategi adaptasi mereka dalam bekerja di PT Agincourt Resources Martabe. Hasilnya dari penelitian di lapangan menunjukkan bahwa alasan perempuan bekerja di PT Agincourt Resources Martabe umumnya adalah karena faktor ekonomi, kendala yang mereka hadapi biasanya hanyalah gangguan dari pekerja laki-laki yang terkadang mengganggu mereka serta ucapan mereka membuat sakit hati bahkan terkesan melecehkan pekerja perempuan.

Kesimpulannya adalah strategi adaptasi yang dilakukan oleh pekerja perempuan tidak lain untuk tetap mempertahankan pekerjaan mereka. Berdasarkan pengalaman di lapangan, pekerja perempuan lebih memilih diam dan berusaha tidak terpancing akan kata-kata atau pun gangguan dari pekerja laki-laki, karena bisa saja itu adalah sebuah strategi laki-laki untuk membuat perempuan tidak nyaman berada di PT Agincourt Resources Martabe dan memilih keluar.


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur saya sampaikan kepada Allah SWT, karena atas izin dan kasih sayangnya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul Studi Mengenai Strategi Pekerja Perempuan di PT Agincourt Resources Martabe, Kecamatan Batang Toru. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai Sarjana S1 Antropologi Sosial di Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga saya yang senantiasa mengasihi, mendidik, dan memotivasi saya. Terutama kepada ke dua orang tua saya, Chairul Amri Nasution dan Elminawati Siregar. Abang Saya Edi Saputra Nasution dan Rahmad Fauzi Nasution serta adik saya Rahmad Martua Nasution dan Sakinah Sairo Riski Nasution (Sakina Tun), tidak lupa kepada keponakan saya Annisa Juliana Nasution (Lia Kong).

Saya juga menyampaikan rasa terima kasih dengan tulus dan sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Tjut Syahriani,Msoc.Sc, selaku dosen pembimbing skripsi saya yang telah banyak memberikan ilmu, waktu, dan perhatian serta bimbingannya kepada saya mulai dari awal penyusunan proposal sampai akhir penyelesaian skripsi ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si. Kepada Ketua Departemen Antropologi yang dengan


(7)

bijaksana memberikan arahan bagi saya, Bapak Dr. Fikarwin Zuska dan Bapak Agustrisno, MSP selaku Sekretaris Departemen Antropologi yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama perkuliahan.

Saya juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Tjut Syahriani sebagai dosen penguji saya yang banyak memberikan masukan kepada saya. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada Dosen Penasehat Akademik saya Bapak Drs. Ermansyah M.Hum, yang selalu memberikan saran serta motivasi selama masa perkuliahan saya. Terima kasih kepada seluruh staf pengajar Departemen Antropologi FISIP USU yang telah memberikan begitu banyak ilmu, wawasan serta pengetahuan baru bagi saya selama masa perkuliahan. Demikian juga kepada staf administrasi Departemen Antropologi Kak Nurhayati baik hati.

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sulaiman Siregar selaku pembimbing saya selama melakukan penelitian di PT Agincourt Resources Martabe.Terima kasih yang sebesar-besarnya juga saya ucapkan kepada seluruh pekerja perempuan dan pekerja laki-laki yang ada di PT Agincourt Resources Martabe serta tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada satpam PT Agincourt Resources Martabe mereka adalah informan sekaligus keluarga baru bagi saya karena keramahan dan kebaikan mereka dalam membantu penyelesaian skripsi saya.

Pada kesempatan ini, saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa/i Antropologi FISIP USU angkatan 2009 atas pengalaman-pengalaman tak terlupakan selama masa perkuliahan, terutama kepada Elisa Novarita Kahar yang marganya tergantung situasi dan kondisi, Razakiko Harkani lubis yang selama 3 tahun


(8)

menyimpan cintanya, Rona Maria Girsang (Romot) yang menjadi teman senasib dan sepenanggunggan selama bimbingan, Imah yang selalu menjadi tempat pelarian kalau saya sedang suntuk (terimakasih atas rock on the worldnya), Teti Yunita Gultom (Temot), Sentani, Yayuk Yusdiawati popoknya Semangat, Anggun Nova Sastika, Yustina Pane, Ayu Nurul Husnaini, Rahmah Ariasti, dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Terima kasih kepada sahabat saya dari SMA sampai sekarang Kiki Mariani Nasution dan pasangannya Bang Rahmat Siregar yang selalau memberi semangat dan mendengarkan keluh kesah saya sebagai anak kos. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya tuliskan satu per satu, yang telah membantu saya dalam pembelajaran selama studi hingga penyelesaian skripsi, saya ucapkan terima kasih. Kiranya Allah SWT membalas seluruh kebaikan yang telah saya terima selama ini.

Saya yakin bahwa masih banyak hal-hal yang kurang dalam penulisan skripsi ini. Kiranya saya berharap akan adanya saran, masukan, kritik bagi skripsi ini, sehingga tercapainya suatu tulisan yang baik dan berguna bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Medan, Maret 2014

Penulis


(9)

Riwayat Hidup

Nelpi Gusliana Nasution, lahir pada tanggal 10 Agustus 1991 di Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara. Anak ketiga dari 5 (Lima) bersaudara dari pasangan Chairul Amri Nasution dan Elminawati Siregar.

Menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 21 pada tahun 2003, Sekolah Menengah Tingkat Pertama di SLTPN 2 Kota Padangsidimpuan, pada tahun 2006 dan melanjutkan Sekolah Menengah Tingkat Atas di SMKN 1 Kota Padangsidimpuan tahun 2009. Kemudian pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Departemen Antropologi Sosial. Berbagai kegiatan yang dilakukan selama masa studi, antara lain : Mengikuti Pelatihan “Training of Facilitator” angkatan I oleh Departemen Antropologi Sosial USU pada tahun 2012, Mengikuti Organisasi Pencak Silat Merpati Putih POLMED tahun 2011


(10)

KATA PENGANTAR

Judul skripsi ini adalah Strategi Adaptasi Pekerja Perempuan di PT Agincourt Resources Martabe, Kecamatan Batang Toru. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan stud di Departemen Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumater Utara.

Skripsi ini berisi kajian yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara dan observasi dengan pekerja yang bekerja di PT Agincourt Resources Martabe. Skripsi ini membahas tentang strategi adaptasi yang dilakukan oleh pekerja perempuan dalam mempertahankan pekerjaan mereka di PT Agincourt Resources Martabe.

Pada tulisan ini, peneliti menjelaskan hasil penelitian berdasarkan wawnacara dan informasi yang didapatkan dari pekerja PT Agincourt Resources Martabe. Strategi ini dilakukan oleh pekerja perempuan adalah untuk mempertahankan pekerjaan mereka. Dalam mempertahankan pekerjaan mereka, pekerja perempuan mendapatkan beberapa kendala. Kendala yang mereka hadapi pada umumnya adalah gangguan-gangguan dari pekerja laki-laki berupa godaan dan ucapan kata-kata kotor kepada mereka yang terkesan melecehkan. Strategi yang mereka pilih adalah dengan bersifat diam dan mencoba tetap fokus pada pekerjaan.

Saya yakin adanya kekurangan dari skripsi saya ini, sehingga saya akan dengan senang hati menerima saran, masukan dan kritikan agar terciptanya suatu skripsi yang


(11)

baik dan berguna bagi masayarakat. Demikian pengantar dari saya, semoga skripsi ini bermanfaat dan memberikan kontribusi demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, Maret 2014

Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman persetujuan ... i

Halaman pengesahan ... ii

Pernyataan originalitas ... iii

Abstrak ... iv

Ucapan terimakasih ... v

Riwayat hidup ... ix

Kata pengantar ... x

Daftar isi ... xii

Daftar gambar ... xiiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian……….. 1

1.2 Tinjauan Pustaka……… 6

1.3 Perumusan Masalah……… 11

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian……….., 12

1.5 Lokasi Penelitian………... 12

1.6 Metode Penelitian……… 13

1.6.1 Tipe Penelitian……… 13

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data………. 14

1.6.3 Pengalaman diLapangan……… 19

BAB II PT AGINCOURT RESOURCES MARTABE DI KECAMATAN BATANG TORU 2.1. Gambaran Umum Kecamatan Batang Toru ... 26

2.2. Keadaan Alam ... 27

2.3. Sumber Daya Alam ... 28

2.3.1. Sejarah Berdirinya PT AR Martabe ... 28

2.3.2. Lapangan Kerja di PT AR martabe ... 35

2.3.3 Sarana Transportasi ... 47

2.3.4. Sarana Ibadah ... 48

2.4. Kependudukan ... 49

2.5. Sarana Pendidikan ... 50

2.6. Sarana Kesehatan ... 51

2.7. Sarana Transportasi ... 51


(13)

BAB III ALASAN-ALASAN PEREMPUAN BEKERJA DI PT AGINCOURT RESOURCES MARTABE

3.1. Ibu Rahma (Karena Tuntutan Ekonomi Keluarga) ... 54

3.2. Kak Kiki (Awalnya Melakukan Praktek Kerja Lapangan) ... 3.3. Kak Ririn (Keinginan Sendiri Untuk Bekerja) ... 59

BAB IV KENDALA DAN STRATEGI PEKERJA PEREMPUAN DI PT AGINCOURT RESOURCES MARTABE 4.1. Kendala yang di hadapi pekerja perempuan ... 60

4.2. Strategi Pekerja Perempuan di PT AR.Martabe ... 65

4.2.1. Datang Tepat Waktu ... 65

4.2.2. Tidak Menambah Libur ... 69

4.2.3. Menjalin Hubungan Yang Baik Dengan Sesama Pekerja Dan Pimpinan ... 69

4.2.3.1.Hubungan Antar Pekerja Laki-Laki Dengan Pekerja Perempuan ... 72

4.2.3.2. Hubungan Pekerja Perempuan Dengan Pekerja Perempuan ... 75

4.2.3.3. Hubungan Pekerja Laki-Laki Dengan Pekerja Laki-Laki... 76

4.2.4. Taat Pada Aturan Yang Berlaku di PT AR.Martabe ... 77

4.2.5. Tidak Mencemarkan Nama Baik PT AR.Martabe ... 78

4.2.6. Tetap Fokus Pada Pekerjaan ... 79

4.2.7. Tidak Terpengaruh Atas Isu Mengenai Pekerja Perempuan di PT AR.Martabe ... 80

4.3. Bidang-Bidang Pekerjaan Yang Dikerjakan Oleh Perempuan di PT AR.Martabe ... 83

4.3.1. Bidang Administrasi ... 83

4.3.2. Pembawa Truk Cat ADT ... 86

4.3.3. Pencatat Trip Langsir Truk ... 92

4.3.4. Tukang Masak ... 93

4.3.5. Satpam ... 96

BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 98

5.2. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102 Lampiran


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 11 :Dua Truk yang sedang beroperasi, satu diantaranya

sedang membawa material……… 89 Gambar 12 : Dua buah Truk CAT……….. 90 Gambar 13 : Truk Cat ADT dan pekerja perempuan yang membawa

Truk Cat ADT……… 91 Gambar 14 : Pekerja perempuan yang bekerja sebagai pencatat trip

langsir Truk……… 92

Gambar 15 : Pekerja perempuan yang sedang berada didalam dapur

PT Agincourt Resources Martabe……… 93 Gambar 16 : beberapa satpam PT Agincourt Resources Martabe

diantaranya perempuan……….. 96 Gambar 1 : Seorang koordinator sedang melakukan arahan dan

rapat sederhana sebelum membawa alat

berat.….……… 34

Gambar 2 : Seorang pekerja perempuan PT Agincourt Resources Martabe sedang menimbang seorang bayi di posyandu...

37

Gambar 3 : Taman bacaan yang dibangun oleh PT Agincourt

Resources Martabe.……….. 38

Gambar 4 : perempuan yang sedang dilatih untuk membawa Truk

Cat ADT. ……… 46

Gambar 5 : Dua pekerja yang sedang berfoto dengan salah satu alat

transportasi yang ada di PT Agincourt Resources Martabe 48 Gambar 6 : Pekerja laki-laki dan pekerja perempuan di dapur PT

Agincourt Resources Martabe……… 74 Gambar 7 : . Pekerja perempuan yang sedang bertugas melayani

masyarakat. ……… 76

Gambar 8 : Pekerja perempuan di bidang administrasi... 85 Gambar 9 : Gambar diatas merupakan gedung Administrasi PT

Agincourt Resources Martabe... 86 Gambar 10 : Pekerja perempuan dan laki-laki yang sedang berada


(15)

LAMPIRAN Foto

Interview Guide Daftar Informan


(16)

ABSTRAK

Nelpi Gusliana Nasution, 2014. Judul Skripsi: Strategi Adaptasi Pekerja Perempuan di PT Agincourt Resources Martabe, Kecamatan BatangToru. Skripsi terdiri dari 5 bab, 104 halaman dan 16 gambar.

Tulisan ini mengkaji mengenai strategi adaptasi pekerja perempuan di perusahaan pertambangan di Indonesia. Khususnya pekerja perempuan yang bekerja di perusahaan tambang di Indonesia yaitu PT Agincourt Resources Martabe. Pada sekarang ini PT Agincourt Resources Martabe telah membuka lapangan pekerjaan kepada perempuan.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Batang Toru, Desa Aek Pining yang berada di Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Batang Toru merupakan satu-satunya daerah di Tapanuli Selatan yang berdiri perusahaan tambang yaitu PT Agincourt Resources Martabe, perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan emas.

Metode penulisan bersifat kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Penulisan dilakukan secara holistik, berdasarkan Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah melalui wawancara dan observasi kepada pekerja perempuan terkait masalah penelitian.

Permasalahan yang dibahas adalah apa yang menjadi alasan perempuan memilih bekerja di PT Agincourt Resources Martabe, kendala apa saja yang mereka hadapi selama bekerja dan bagaimana strategi adaptasi mereka dalam bekerja di PT Agincourt Resources Martabe. Hasilnya dari penelitian di lapangan menunjukkan bahwa alasan perempuan bekerja di PT Agincourt Resources Martabe umumnya adalah karena faktor ekonomi, kendala yang mereka hadapi biasanya hanyalah gangguan dari pekerja laki-laki yang terkadang mengganggu mereka serta ucapan mereka membuat sakit hati bahkan terkesan melecehkan pekerja perempuan.

Kesimpulannya adalah strategi adaptasi yang dilakukan oleh pekerja perempuan tidak lain untuk tetap mempertahankan pekerjaan mereka. Berdasarkan pengalaman di lapangan, pekerja perempuan lebih memilih diam dan berusaha tidak terpancing akan kata-kata atau pun gangguan dari pekerja laki-laki, karena bisa saja itu adalah sebuah strategi laki-laki untuk membuat perempuan tidak nyaman berada di PT Agincourt Resources Martabe dan memilih keluar.


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Penelitian ini akan membahas mengenai pekerja perempuan di PT Agincourt Resources Martabe1 di Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan2, Sumatera Utara. Fokus penelitian yang dilakukan adalah menyangkut strategi adaptasi yang mereka lakukan dalam menghadapi lingkungan perusahaan yang pekerjanya dominan laki-laki. Bekerja di dunia pertambangan bukan lagi hanya domainnya kaum pria. Setidaknya, hal itu bisa terlihat di Proyek Martabe di Batangtoru. Truk Cat ADT 740 enam roda dengan kemampuan beban tetapan 43,5Ton itu dioperasikan oleh seorang perempuan. PT Agincourt Resources Martabe sepertinya menaruh perhatian khusus bagi pekerja perempuan. Menurut Communication Manager PT Agincourt Resources Martabe, kaum perempuan yang bekerja diproyek Martabe sudah belasan persen dari total keseluruhan pekerja. Kedepannya, setelah memasuki tahap produksi, pekerja perempuan akan mendapat kuota 30%. Bidang yang digeluti hampir di semua proyek tambang, termasuk bidang yang selama ini lazim ditangani kaum Adam. Alasan mereka memilih perempuan adalah karena wanita lebih telaten3

1

Data Online: PT Agincourt Resources Martabe merupakan Kontrak Karya generasi keenam (“KK”) dari G-Resources Group Limited perusahaan yang bergerak dibidang tambang emas.

.

2

2013, pukul 22.40)

3

Data Online 16:08 wib)


(18)

PT Agincourt Resources Martabe pernah menjadi sasaran amukan warga Batang Toru yang menyebabkan PT Agincourt Resources Martabe berhenti berproduksi dan menutup perusahaannya untuk sementara waktu. Kejadian ini berawal dari aksi penolakan masyarakat atas dibuangnya limbah sisa hasil produksi dari PT Agincourt Resources Martabe ke sungai Batang Toru. Masyarakat menolak pembuangan limbah ke sungai Batang Toru karena takut sungai Batang Toru akan tercemar dan tidak bisa dipergunakan lagi.

Dibalik kasus konflik tersebut, PT Agincourt Resources Martabe telah memberikan peluang kerja yang dominan pada masyarakat Batang Toru. Dari keseluruhan pekerjanya, 70% diantaranya berasal dari masyarakat Batang Toru4

Pekerjaan yang digeluti perempuan di PT Agincourt Resources Martabe meliputi, supir Truk Cat ADT, Satpam, Bagian Hubungan Masyarakat, Pencatat trip lansir ADT, Bagian Administrasi, Cleaning Service dan Tukang Masak. Beberapa pekerjaan tersebut umumnya dikerjakan oleh laki-laki. Dunia kerja yang berbeda dengan pekerjaan

. Selain itu PT Agincourt Resources Martabe juga memberikan peluang kerja yang besar kepada perempuan. Meskipun banyak laki-laki yang bekerja di PT Agincourt Resources Martabe namun tidak menyurutkan minat bagi perempuan untuk bekerja dan mempertahankan pekerjaannya. Oleh karena itu pekerja perempuan disana harus mampu beradaptasi dengan lingkungan perusahaan yang dominan laki-laki sehingga mereka tetap dapat bertahan.

4

Data Online:http:file:///D:/Tambang Emas Batang Toru 70 Persen Pekerja Putra Daerah ~ BATANG TORU.htm


(19)

perempuan umumnya membuat perempuan harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja. Tidak menutup kemungkinan ada permasalahan yang timbul antara pekerja perempuan dan pekerja laki-laki, karena beberapa pekerjaan perempuan juga dikerjakan oleh laki-laki. Oleh karena itu pekerjaan tersebut sama-sama dikerjakan oleh perempuan dan laki-laki. Maka pada saat seperti ini lah perempuan dituntut harus mempunyai kemampuan yang sama dengan laki-laki agar pekerja perempuan tidak dipandang sebelah mata dan bisa mempertahankan pekerjaannya.

Perempuan yang bekerja di PT Agincourt Resources Martabe pertama kali diperkerjakan pada tahun 2010. Ada beberapa pekerjaan yang selama ini lazim dikerjakan laki-laki namun di PT Agincourt Resources Martabe dikerjakan oleh perempuan. Lingkungan kerja pun akan terasa berbeda karena dominan didalamnya laki-laki, namun selama ini belum ada terjadi pertengkaran atau pun konflik antara pekerja perempuan dan laki-laki. Namun terkadang terjadi suatu godaan atau pun semacam kata-kata gombalan kepada pekerja perempuan, tetapi mereka menanggapinya itu hanya lah sebuah gurauan saja.

Hubungan diantara pekerja laki-laki dengan pekerja perempuan sekilas memang terlihat baik-baik saja. Dilain kesempatan mereka juga saling tolong menolong dan saling mengingatkan. Seperti ketika akan makan siang mereka saling mengingatkan untuk makan siang dan tolong menolong untuk menggantikan pekerja lain jika ada suatu hal yang mendadak. Mereka juga sering bergurau dan saling bertukar pikiran ketika sedang makan siang sambil makan bersama.


(20)

Memutuskan untuk bekerja dalam sebuah perusahaan tambang emas yang pekerjanya dominan laki-laki sangat banyak resikonya. Seperti yang dikatakan oleh Kak Ririn (25 Tahun), beliau mengatakan bahwa keputusannya untuk bekerja di PT Agincourt Resources Martabe adalah keinginan dirinya untuk menjadi salah satu pekertja disebuah perusahaan besar di Tapanuli Selatan. Bukan hanya itu, Kak Desi (28 tahun) pun berharap dengan bekerja di PT Agincourt Resources Martabe untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi dari pekerjaan sebelumnya.

Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat dituntut mampu bertahan untuk menghadapi persaingan yang keras demi mendapatkan pekerjaan dan memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material, baik kebutuhan penting maupun tidak penting sesuai dengan kemampuan mereka. Kebutuhan pokok merupakan kebutuhan yang sangat penting, guna kelangsungan hidup manusia, baik yang terdiri dari kebutuhan atau konsumsi individu (makan, perumahan, pakaian), maupun keperluan pelayanan sosial tertentu (air minum, transportasi, kesehatan serta pendidikan). Adanya seperangkat kebutuhan yang harus di penuhi oleh manusia demi kelangsungan hidupnya mendorong untuk bekerja sebagai upaya pemenuhan kebutuhan hidup, Mulyanto 1982:20 dalam Saida Lenti Sibarani 2010.

Uraian diatas menjelaskan bahwa dengan semakin berkembangnya zaman, masyarakat harus mampu bersaing dan bertahan demi memenuhi kebutuhannya. Penulisan mengenai strategi adaptasi pernah dilakukan oleh Sahala (2011) pada


(21)

penulisannya mengenai strategi adaptasi ekonomi karyawan perkebunan yang dirumahkan di perkebunan teh PTPN IV Bah-butong di Desa Bah-butong II Kec. Sidamanik Kab. Simalungun). Dalam penulisan tersebut, menjelaskan bagaimana strategi adaptasi ekonomi karyawan perkebunan teh yang dirumahkan. Dengan pemberhentian hubungan kerja (PHK) tersebut para karyawan melakukan strategi adaptasi untuk tetap dapat bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan ekonomi. Karyawan PTPN IV harus mampu beradaptasi dengan kehidupan mereka setelah di PHK dan dengan kondisi ekonomi yang berbeda. Strategi adaptasi yang dilakukan mereka adalah dengan cara bertani, berladang dan berkebun.

Tidak hanya Sahala yang mengkaji tentang adaptasi, Etta (2013) melakukan penulisan di Desa Namo Sialang Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat. Penulisan ini mengungkapkan adaptasi petani kelapa sawit dalam menghadapi fluktuasi harga kelapa sawit. Harga kelapa sawit yang tidak menentu, membuat petani harus melakukan adaptasi agar dapat bertahan hidup serta dapat memenuhi kebutuhan keluarga. harga kelapa sawit yang tidak stabil mengharuskan petani memaksimalkan segala pengetahuan mereka dalam hal perawatan perkebunannya. Ketika harga pupuk melonjak tinggi maka petani harus dapat bertahan dengan kondisi tersebut. Salah satu cara yang dilakukan petani adalah mengganti pupuk dengan garam dapur sebagai perawatan perkebunannya.

Penelitian ini penting dan menarik untuk dilakukan karena mengingat strategi adaptasi yang dilakukan setiap orang berbeda-beda. Perusahaan tambang emas yang


(22)

didalamnya dominan pekerja laki-laki membuat pekerja perempuan harus mampu bertahan dan berdaptasi dengan pekerja laki-laki dan lingkungan perusahaan. Dengan begitu, pekerja perempuan dapat mempertahankan eksistensi mereka di PT Agincourt Resources Martabe dan beradaptasi dengan yang lainnya.

1.2Tinjauan Pustaka

Menurut Irawan (1981:5) perusahaan adalah organisasi atau lembaga yang mengubah keahlian dan material (sumber ekonomi) menjadi barang atau jasa untuk memuaskan kebutuhan para pembeli, serta diharapkan akan memperoleh laba bagi para pemilik. PT Agincourt Resources Martabe menghasilkan emas sebanyak 250.000 troy ounce emas dan 2 sampai 2,5 juta troy ounce perak per tahun. Potensi produksi ini digaungkan PT Agincourt Resources Martabe selaku perusahaan penambang emas di Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan (Tapsel). Dengan mengubah keahlian dan material menjadi barang yaitu emas dan perak membuat PT Agincourt Resources Martabe harus memiliki Sumber Daya Manusia yang dapat menunjang keberhasilan perusahaan tersebut. Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam organisasi perusahaan merupakan kunci keberhasilan perusahaan, karena pada dasarnya SDM yang merancang, memasang, mengoperasikan dan memelihara sistem integral tersebut, baik itu input (material, informasi), process (mesin, peralatan, software) maupun output (produk, fisik, jasa) Naution,Harmein (2005:1)

Kemampuan dalam melakukan identifikasi sumber daya yang tersedia adalah salah satu bentuk strategi untuk dapat bertahan dari goncangan ekonomi yang terjadi.


(23)

Tindakan semacam ini merupakan suatu proses untuk bertahan hidup. Strategi bertahan hidup adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan. Maka cara-cara pemenuhan kebutuhan tersebut akan diatur oleh sistem sosial budaya yang ada dan sekaligus sebagai proses strategi adaptasi. Proses adaptasi sebagai aspek sosial budaya sistem ekonomi dan teknologi juga merupakan aspek yang penting dalam usaha mempertahankan hidup. Pengetahuan, aturan-aturan, rencana, cara-cara memperoleh sumber daya manusia, sarana serta membuat dan menggunakan peralatan dalam usaha mengolah sumber tersebut akan menentukan sikap bertahan hidup manusia (Marzali, 2003).

J.Hans Daeng (2000), berbicara tentang adaptasi adalah berbicara tentang hubungan penyesuaian antara organisme dengan lingkungan sebagai keseluruhan yang di dalamnya organisme itu menjadi bagiannya. Alam dunia secara keseluruhan merupakan suatu ekosistem yang di dalamnya bagian-bagian atau unsur-unsur pembentuknya saling berkaitan dan saling tergantung serta ada hubungan timbal balik antara bagian dan keseluruhan. Alam dunia merupakan suatu yang bersifat dinamis, suatu proses yang terus terjadi. Alam dunia dan segala isinya merupakan suatu rangkaian peristiwa dengan puncak-puncak atau gumpalan pengalaman.adaptasi juga diartikan sebagai upaya untuk bersatu dengan lingkungannya.

Selanjutnya Altman (dalam Ahimsa, 2003) mengatakan bahwa adaptasi diartikan sebagai kapasitas individu untuk mengatasi lingkungan yang merupakan proses tingkah laku umum yang didasarkan atas faktor-faktor psikologi untuk melakukan antisipasi kemampuan melihat tuntutan dimasa yang akan datang.


(24)

Untuk bisa bertahan terhadap situasi kerja yang pekerjanya dominan laki-laki, diperlukan penyesuaian diri dari pekerja perempuan terhadap industri perusahaan ini yang dinamakan dengan proses adaptasi. Adaptasi adalah penyesuaian diri individu terhadap lingkungan. Secara umum menurut Moran (1982:06), strategi adaptasi (adaptif strategy) dapat diartikan sebagai rencana tindakan yang dilakukan manusia baik secara sadar maupun tidak sadar, secara eksplisit maupun implisit dalam merespon berbagai kondisi internal atau eksternal.

Amri Marzali (2003:26) mengatakan bahwa strategi adaptasi adalah merupakan perilaku manusia dalam mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki dalam menghadapi masalah-masalah sebagai pilihan-pilihan tindakan yang tepat guna sesuai dengan lingkungan sosial, kultural, ekonomi, dan ekologis di tempat dimana mereka hidup. Dengan cara beradaptasi dan berstrategi dalam berperilaku, anggota-anggota kultur membentuk dan menciptakan kultur baru secara kontiniu. Sementara itu Soerjono Soekanto, memberikan beberapa batasan pengertian dari strategi adaptasi sosial, yakni:

1.Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.

2.Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan ketegangan. 3.Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah 4.Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan

5.Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem 6.Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.


(25)

Dari batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa adaptasi merupakan proses penyesuaian. Penyesuaian diri individu, kelompok, ataupun unit sosial terhadap norma-norma, proses perubahan, ataupun suatu kondisi yang diciptakan. Lebih lanjut tentang proses penyesuaian tersebut, Aminuddin (2000) menyebutkan bahwa penyesuaian dilakukan dengan tujuan-tujuan tertentu diantaranya:

1. mengatasi halang-halangan dari lingkungan 2. menyalurkan ketegangan sosial

3. mempertahankan kelanggengan kelompok atau unit sosial 4. Bertahan hidup

Bennet mengemukakan (dalam Junjung Sahala, 2011) membedakan antara perilaku adaptasi dengan strategi adatpasi. Perilaku adaptasi yang biasanya kita sebut adapasi adalah perilaku yang ditujukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi atau untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan dan ini berbeda dengan strategi adaptasi. Strategi adaptasi didefinisikannya sebagai pola-pola berbagai usaha yang direncanakan oleh manusia untuk dapat memenuhi syarat minimal yang dibutuhkannya dan untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi disitu. Pola-pola disini adalah pola-pola perilaku atau tindakan, dari pola-pola-pola-pola tindakan inilah kemudian muncul beberapa tindakan yang dalam defenisi Bennet disebutkan sebagai strategi adaptasi. Selanjutnya Bennet mengatakan bahwa pola-pola adaptasi tersebut dapat dilakukan manusia melalui berbagai macam upaya atau strategi yang dapat mengatasi masalah yang dialaminya. Pada setiap permasalahan baik individu maupun kelompok akan memiliki strategi yang satu sama lain saling berbeda dan pilihan strategi tersebut didasarkan kepada


(26)

permasalahan yang dihadapi dan kemampuan manusia tersebut untuk melakukan strategi adaptasi yang akan ia lakukan.

Suparlan (1984:2) membagi kebutuhan manusia menjadi tiga bagian yaitu:

1. Kebutuhan dasar alamiah biologis (manusia harus makan dan minum untuk menjaga kestabilan temperatur tubuhnya agar tetap dapat berfungsi dalam hubungan harmonis secara menyeluruh dengan organ-organ tubuh lainnya.

2. Kebutuhan dasar kejiwaan (manusia membutuhkan perasaan tenang yang jauh dari perasaan takut, gelisah dan lain-lain

3. Kebutuhan dasar sosial (manusia membutuhkan hubungan untuk dapat melangsungkan keturunan untuk tidak merasakan dikucilkan, dapat belajar mengenai kebudayaannya, untuk dapat mempertahankan diri dari serangan musuh dan lain-lain).

Spradley (1997:10-11), mengungkapkan kebudayaan merupakan sistem pengetahuan yang diperoleh manusia melalui proses belajar yang kemudian digunakan untuk menginterpretasikan dunia sekeliling mereka, sekaligus untuk menyusun strategi perilaku dalam menghadapi dunia sekeliling mereka. Hal ini menjelaskan bahwa manusia memanfaatkan pengetahuan yang mereka peroleh dari proses belajar untuk menyusun strategi dalam menghadapi dunia sekeliling mereka. Para pekerja perempuan di PT AR Martabe mempergunakan pengetahuan yang mereka peroleh dari lingkungan perusahaan untuk menyusun strategi dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan situasi lingkungan kerja. Dalam penyesuaian tersebut manusia akan melakukan berbagai cara


(27)

agar tetap dapat bertahan pada kondisi tersebut. Edi Suharno (dalam Siregar, 2004) menjelaskan beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh manusia, yaitu:

1. Strategi aktif, strategi yang dilakukan dengan cara mengoptimalkan segala potensi keluarga dalam melakukan aktifitas sendiri seperti memperpanjang jam kerja serta memanfaatkan segala sumber daya yang terdapat disekitar lingkungan.

2. Strategi pasif, mengurangi pengeluaran keluarga seperti sandang, pangan dan sebagainya

3. Strategi jaringan, seperti menjalin hubungan kerja baik secara formal maupun secara informal

1.3Rumusan Masalah

Penelitian ini mendiskripsikan bagaimana strategi adaptasi para pekerja perempuan PT Agincourt Resources Martabe dalam menghadapi situasi kerja yang dominan laki-laki. Proses adaptasi pekerja perempuan terhadap situasi kerja yang dominan laki-laki diperlukan agar mereka dapat mempertahankan eksistensi mereka dalam bekerja, dengan demikian kebutuhan ekonomi pun akan terpenuhi. Sehubungan dengan hal itu, maka dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Mengapa para perempuan memilih bekerja di PT Agincourt Resources Martabe 2. Apa kendala-kendala yang dihadapi pekerja perempuan di PT Agincourt

Resources Martabe

3. Bagaimana strategi adaptasi perempuan dalam mempertahankan eksistensi mereka sebagai pekerja di PT Agincourt Resources Martabe


(28)

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi adaptasi yang dilakukan oleh pekerja perempuan dalam menghadapi situasi kerja di PT Agincourt Resources Martabe yang dominannya laki-laki. Penelitian ini menitik beratkan perhatian pada perempuan dikalangan perusahaan tambang emas khususnya di Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan, secara etnografis dan dilakukan pada bulan Agustus hingga September 2013.

Manfaat penelitian secara akademis adalah untuk menambah dan memperkaya litaratur mengenai strategi perempuandalam mempertahankan pekerjaannya di sebuah perusahaan tambang emas. Sedangkan manfaat secara praktis yaitu agar berguna bagi masyarakat secara umum dan akademisi secara khusus. Sebagai salah satu sumber informasi strategi pekerja perempuan dalam mempertahankan pekerjaannya. Strategi pekerja perempuan ini juga diharapkan dapat memberikan suatu manfaat yang besar bagi para perempuan, khususnya dalam menghadapi era globalisasi saat ini serta dengan adanya pemahaman mengenai strategi pekerja perempuan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pekerja perempuan yang bekerja di perusahaan atau pun di instansi lainnya.

1.5Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan. Alasan pemilihan lokasi penulisan dikarenakan penulis berasal dari daerah yang tidak jauh dari Kecamatan Batang Toru yaitu Kota Padangsidimpuan. Penulis ingin mencoba


(29)

mencari tahu sejauh mana pekerja perempuan di PT Agincourt Resources Martabe dalam mempertahankan pekerjaan mereka, strategi apa saja yang mereka lakukan. PT Agincourt Resources Martabe termasuk perusahaan besar yang ada di Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan. Sehingga memudahkan bagi para pembaca yang ingin datang ke PT Agincourt Resources Martabe.

1.6Metode Penelitian

1.6.1. Tipe Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode yang bermaksud untuk memahami tentang apa yang terjadi dan dialami oleh subyek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode kualitatif yaitu berupa pengamatan, wawancara, dan studi kepustakaan. Penelitian ini menggunakan native’s points of view5

Dengan tahapan pra-lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data dan diakhiri dengan tahapan penulisan laporan penelitian. Metode ini digunakan mampu menghasilkan data-data deskriptif mengenai strategi pekerja perempuan di PT Agincourt Resources Martabe . dengan demikian eksplorasi data secara mendalam tentang strategi mengenai strategi pekerja perempuan di PT AR Martabe. Penelitian akan dilakukan di Desa Aek Pining Kecamatan Batang Toru.

5

Native’s point of view adalah menjelaskan suatu fenomena dalam masyarakat dengan sudut pandang masyarakat itu sendiri


(30)

pekerja perempuan terjaring dengan baik. Prosedur penelitian kualitatif lebih bersifat sirkuler, yang artinya dalam hal-hal tertentu, langkah atau tahapan penelitian dapat diulang satu atau beberapa kali sampai diperoleh data yang lengkap untuk membangun teori dasar. Dalam konteks ini, penulis dimungkinkan untuk beberapa kali turun ke lapangan. (Berutu, dkk. 2001)

1.6.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan data-data dilapangan adalah:

1. Teknik Observasi

Pertama sekali ketika berada dilapangan, yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah melakukan observasi (pengamatan) kepada pekerja perempuan di PT Agincourt Resources Martabe. Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan oleh penulis adalah observasi dan observasi partisipasi. Penulis mengawali terlebih dahulu dengan observasi6

6

Observasi adalah suatu tindakan untuk meneliti suatu gejala (tingkah laku, peristiwa, artefak) dengan cara mengamati.

. Dalam hal ini, penulis mengamati saja, yakni dengan mengamati dari jauh pekerjaan yang dikerjakan oleh perempuan. Hal ini disebabkan karena ada beberapa pekerjaan yang diteliti yang tidak dapat diperoleh dengan keterlibatan langsung, seperti pekerjaan perempuan sebagai pembawa Truk Cat ADT. Penulis ikut masuk ke dalam Truk Cat ADT yang dioperasikan oleh perempuan. Namun penulis hanya bisa duduk dan


(31)

memperhatikan tangan pekerja perempuan tersebut yang sedang sibuk mengotak atik tombol dan peralatan yang ada didalam Truk itu.

Selanjutnya, penulis melakukan observasi partisipasi (Participant Observation) yakni, terlibat langsung ke dalam beberapa pekerjaan lainnya seperti memasak di dapur umum dengan para pekerja PT Agincourt Resources Martabe, ikut bekerja di ruang Administrasi yakni membuat surat, memasukkan data dari hasil pekerjaan yang diterima dari tiap-tiap departemen, ikut bergabung dengan beberapa pekerja yang sedang meneliti kadar emas di beberapa sungai di Batang Toru.

Penulis juga mengamati bagaimana hubungan antar pekerja baik itu antara perempuan dan laki-laki atau pun atasan dengan bawahan. Tidak hanya itu penulis pun mengamati apa yang menjadi kendala-kendala pekerja perempuan dalam bekerja di PT Agincourt Resources Martabe. Sehingga dengan begitu, penulis mampu menyimpulkan bagaimana sebenarnya strategi pekerja perempuan di PT Agincourt Resources Martabe. Observasi ini berguna untuk mendapatkan data yang benar tanpa adanya rekayasa. Hasil observasi ini kemudian dituangkan dalam bentuk catatan lapangan. Observasi partisipasi juga dilakukan oleh penulis, penulis ikut masuk kedalam Truk Cat ADT yang dioperasikan oleh pekerja perempuan. Namun penulis hanya bisa duduk dan memperhatikan tangan pekerja perempuan tersebut yang sedang sibuk mengotak atik tombol dan peralatan yang ada didalam Truk itu.

Penulis juga menggunakan data kepustakaan guna melengkapi informasi yang berkaitan dengan masalah penulisan. Data kepustakaan diperoleh dari yang berkaitan dengan objek penulisan, baik berupa buku, majalah dan surat kabar maupun dari sumber


(32)

elektronik seperti televisi, radio dan internet. Untuk mempermudah dalam menyimpan data di lapangan, penulis menggunakan beberapa alat visual untuk mendukung hasil observasi seperti Handphone, Kamera Digital yang berguna untuk mendapatkan data yang lebih lengkap serta adanya bukti dari lapangan.

2. Teknik Wawancara

Selain melakukan observasi (pengamatan), penulis juga akan melakukan wawancara mendalam mengenai masalah yang sedang diteliti oleh penulis. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Bungin: 2007). Wawancara ini digunakan untuk mengungkapkan masalah yang sedang diteliti. Wawancara ini dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan penelitian yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan masalah yang dijelajahi.

Wawancara mendalam menggali informasi secara mendalam, terbuka, tegas, dan bebas tetapi dengan tetap memperhatikan fokus dalam penelitian. Untuk menjaga agar Dalam wawancara ini digunakan metode wawancara mendalam yang dilakukan secara akrab dan penuh kekeluargaan. Sesuai dengan pendapat (Spradley, 1997) yang mengatakan bahwa, metode wawancara mendalam (in–depth interview) jenis ini tentunya berpijak pada prinsip bahwa penulis melakukan learning from people (belajar pada masyarakat), dan bukannya study of people (mengkaji masyarakat).


(33)

wawancara berjalan sesuai dengan strukturnya maka penulis akan menggunakan pedoman wawancara yaitu berupa daftar pertanyaan yang disusun penulis sebelum melakukan wawancara dilapangan atau disebut interview guide.

Interview guide ini bersifat terbuka. Maksudnya adalah bila selama wawancara penulis menemukan jawaban-jawaban yang tidak dimengerti atau merupakan srbuah hal yang baru, maka penulis dapat mengubah dan mengembangkan pertanyaan di dalam interview guide guna mempertajam data yang akan dicari. Wawancara dilakukan pada pekerja perempuan dan pihak PT Agincourt Resources Martabe. Wawancara dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah.

Pada awalnya penulis mendatangi rumah Bapak Sulaiman yang berada di Jalan Sisingamangaraja, beliau lah yang menjadi informan pertama dalam penulisan ini. Bapak Sulaiman bekerja di PT Agincourt Resources Martabe dan salah satu orang yang mengetahui sejarah berdirinya PT Agincourt Resources Martabe. Penulis melakukan wawancara seputar pekerja perempuan di PT Agincourt Resources Martabe. Beliau memulai pembicaraan dengan mengatakan bahwa pekerja perempuan di tambang emas tersebut hebat-hebat, karena sebagian mereka mampu membawa Truk Cat yang membawa material berupa tanah dan batu. Pak Sulaiman menceritakan beberapa pekerjaan yang dikerjakan oleh perempuan dan menceritakan berbagai persoalan yang terjadi di PT Agincourt Resources Martabe, seperti konflik yang terjadi antara masyarakat Batang Toru dengan PT Agincourt Resources Martabe.

Selanjutnya, Pak Sulaiman membawa penulis ke rumah salah satu pekerja perempuan pembawa alat berat Truk Cat yaitu Kak Basariah. Kak Basariah menceritakan


(34)

awal mula bekerja di PT Agincourt Resources Martabe kemudian dilanjutkan dengan beberapa pekerja perempuan lainnya. Wawancara dilakukan di lokasi tambnag emas Martabe dan di rumah informan. Penulis juga mencoba untuk mewawancarai pekerja laki-laki yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan mereka terhadap pekerja perempuan di PT Agincourt Resources Martabe. Pada penulisan ini, penulis tidak akan membeda-bedakan mana yang termasuk ke dalam informan kunci dan mana yang termasuk ke dalam informan pangkal maupun informan biasa. Hal ini dikarenakan semua informasi yang penulis dapat selama wawancara adalah penting.

Wawancara sambil lalu juga penulis lakukan dalam pengumpulan data. Wawancara sambil lalu dilakukan dalam percakapan-percakapan biasa dan sederhana. Tetapi dalam percakapan yang terjadi penulis tetap fokus terhadap pertanyaan-pertanyaan penulisan yang sudah disusun sebelumnya. Hal ini dilakukan agar percakapan yang terjadi antara penulis dengan subjek penelitian tidak terlalu kaku. Penulis akan menggunakan cara pandang emic view7

Selain itu penulis tidak akan membatasi informan yang akan diwawancarai selama informan tersebut memberikan data-data yang dibutuhkan. Penulis juga mewawancarai pekerja laki-laki untuk mengetahui pandangan mereka mengenai pekerja perempuan di PT Agincourt Resources Martabe. Penulis berusaha sedekat mungkin membangun rapport

.

8

7

Emic View merupakan cara pandang yang digunakan berdasarkan cara pandang masyarakat yang diteliti

8

Rapprrt adalah proses menjalin hubungan yang baik antara si peeliti dengan masyarakat yang akan diteliti sehingga tidak ada lagi dinding pemisah diantara keduanya.

dengan para pekerja perempuan dan juga dengan pihak PT Agincourt Resources Martabe. Pengembangan rapport dilakukan dengan cara beradaptasi


(35)

dan mengikuti keseharian para pekerja sehingga terjalin sebuah hubungan yang mendekatkan penulis dengan para informan.

Analisis Data

Analisis data merupakan proses menganalisa data-data yang sudah diperoleh di lapangan dengan cara observasi dan wawancara. Seluruh data tersebut akan diklasifikasikan (Folk Taxonomi), hal ini dimaksudkan agar penulis lebih mudah dalam menganalisa data-data. Kemudian data yang sudah diklasifikasikan tersebut akan dirangkum dan hasil rangkuman tersebut akan dianalisa menggunakan referensi atau teori yang digunakan. Hingga hasil akhirnya akan menjadi laporan akhir penelitian.

1.6.3. Pengalaman di Lapangan

Setelah mengambil surat untuk melakukan penelitian ke lapangan, langkah selanjutnya adalah mengantar surat penelitian ke PT Agincourt Resources Martabe. Tanggal 15 Agustus 2013 tepatnya pada jam 06.00 Wib saya bersama ayah berangkat dari Padangsidimpuan menuju Batang toru dengan mengendarai sepeda motor. Setelah selama dua jam diperjalanan kami akhirnya sampai ditujuan. Kami mengantar surat penulisan ke pos satpam yang berada digerbang PT Agincourt Resources Martabe. Kemudian saya memberikan surat penelitian ke satpam dan satpam tersebut adalah seorang perempuan. Surat penelitian tersebut diberikan melalui satpam, kemudian satpam yang mengantarnya ke kantor PT Agincourt Resources Martabe.


(36)

Kami pun bergegas pulang, sebelum pulang saya sempat melihat-lihat dan memperhatikan sekeliling tambang ini. Betapa luasnya memang perusahann tambang emas ini. Perlahan kami berjalan ke parkiran dan kembali menempuh perjalanan ke Padangsidimpuan. Lega rasanya setelah mengantar surat penelitian itu ke PT Agincourt Resources Martabe. Dua minggu sudah saya menanti kabar dari PT Agincourt Resources Martabe, pada tanggal 20 Agustus 2013 saya menerima telepon dari pihak PT Agincourt Resources Martabe yaitu Kak Rini. Kak Rini meminta agar proposal penelitian saya dikirim ke emailnya, karena yang saya antar hanyalah surat penelitian saja, dengan segera saya langsung mengirim proposal penelitian itu ke emailnya.

Setelah satu minggu tidak ada kabar lagi dari Kak Rini, kini saya yang menelpon kepada beliau untuk menanyakan apakah sudah ada persetujuan dari pihak perusahaan, ternyata jawaban dari beliau adalah belum ada persetujuan. Pada awal bulan September saya kembali menelpon beliau dan dengan jawaban yang sama belum adanya persetujuan. Saya tidak terus-terusan menunggu, saya pun mendatangi teman ayah yang memang bekerja di PT Agincourt Resources Martabe. Dengan bantuan teman ayah tersebut saya pun bisa masuk ke PT Agincourt Resources Martabe.

Pada tanggal 18 September saya berangkat ke Batangtoru. Kali ini saya pergi sendiri dengan naik angkot, cukup dengan sekali naik angkot saya sudah bisa sampai tepat di depan PT Agincourt Resources Martabe. Dengan langkah yang pasti saya berjalan ke pos satpam dan mengatakan bahwa saya ingin bertemu dengan Pak Sulaiman Siregar. Kemudian satpam tersebut menelpon Pak Sulaiman yang tidak lain adalah teman


(37)

ayah saya. Tetapi dikarenakan saya datang jam 12.00 wib para karyawan dan pekerja sedang makan siang. Saya pun menunggu di pos satpam dengan ditemani satpam yang ramah. Mereka senang bergurau, melakukan dan menceritakan lelucon-lelucon, mereka pun tidak segan mengajak saya agar bergabung dalam gurauan mereka.

Menunggu biasanya adalah pekerjaan yang sangat membosankan namun jika menunggu di pos satpam PT Agincourt Resources Martabe saya jamin tidak akan membuat bosan, karena satpamnya sangat menghibur dan ramah. Tepat jam 13.00 wib saya menelpon Pak Sulaiman untuk mengabari kalau saya sudah berada di pos satpam. Tidak lama kemudian pak Sulaiman datang menjemput dengan mengendarai mobil, karena jarak yang cukup jauh antara pos satpam dengan lokasi tambang. Mobil tersebut memang disediakan oleh pihak tambang bagi karyawan.

Sesampainya dilokasi pertambangan, saya dan Pak Sulaiman berhenti di depan Sopo Nauli. Sopo Nauli adalah tempat perkantoran Adminstrasi. Kami bergabung dengan beberapa karyawan disitu, beberapa dar mereka menanyai keberadaan saya di tambang. Mereka mulai bertanya nama, alamat, kuliah dimana dan jurusan apa. Ketika saya mengatakan jurusan saya adalah Antropologi mereka menerka-nerka apa itu Antropologi. Ada yang mengatakan Antropologi itu ilmu kehewanan dan ada juga yang mengatakan ilmu tulang belulang. Sambil tersenyum saya mengatakan bahwa saya mendapatkan defenisi Antropologi yang baru di tambang ini.

Dihari pertama saya kesana, saya belum langsung bisa turun ke lapangan dan mewawancarai informan. Saya menemui Kak Rini di ruangannya hendak bertanya


(38)

apakah sudah ada persetujuan dari surat penulisan saya. Kemudian beliau memberikan saran agar saya datang sebagai visitor bukan sebagai mahasiswa yang akan melakukan penelitian. Saya menyetujuinya, setelah kira-kira 30 menit berbincang dengannya saya keluar dari ruangan dan menemui Pak Sulaiman.

Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 wib saya memutuskan untuk pulang, kemudian saya diantar Pak Sulaiman ke pos satpam. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih dan menyalam beliau. Saya pun melangkah keluar dari PT Agincouurt Resources Martabe sambil memberikan senyuman kepada satpam yang telah menghibur saya tadi siang ketika menunggu Pak Sulaiman. Saya menunggu angkot di depan PT Agincourt Resources Martabe, tidak lama angkot pun datang dan membawa saya sampai ke Padangsidimpuan.

Pada tanggal 20 September 2013 saya datang lagi ke PT Agincourt Resources Martabe, setelah sampai di pos satpam saya langsung dijemput oleh Pak Sulaiman. Sebelum ke lokasi pertambangan, terlebih dahulu saya memasangkan tanda pengenal sebagai visitor. Saya pun dibawa ke lokasi pertambangan, lokasi yang saya idam-idamkan sejak dua bulan terakhir ini. Pak Sulaiman menanyakan mengenai persiapan saya selama dilapangan nanti seperti alat tulis, kamera dll, dengan semangat saya menjawab sudah siap pak. Sesampainya di lapangan , betapa takjubnya saya melihat pekerja perempuan yang sedang bekerja membawa truk Cat ADT. Betapa hebatnya mereka mampu mengoperasikan truk sebesar itu yang rodanya saja hampir sebesar tubuh saya.


(39)

Wawancara dengan mereka terpaksa ditunda karena belum waktunya jam istirahat. Para pekerja yang mengoperasikan truk Cat ADT tidak boleh diganggu selama jam kerja. Mereka harus berkonsentrasi penuh, karena akan beresiko fatal terhadap keselamatan diri mereka. Dari kejauhan saya terus memperhatikan cara kerja mereka. Para perempuan-perempuan tersebut sangat pandai dan lihai dalam mengoperasikan truk itu. Jam makan siang tiba, dengan cepat Pak Sulaiman memperkenalkan saya kepada para pembawa truk perempuan itu. Dengan sigap saya menyambung perkataan Pak Sulaiman, dengan menceritakan tujuan saya mewawancarai mereka. Mereka menerima saya dengan baik dan wawancara pun dimulai. Sambil makan siang saya mewawancarai mereka , hari ini saya mewawancarai 4 pekerja perempuan karena waktu makan siang hanya satu jam saja. Tidak lupa menanyakan mengenai strategi mereka agar tetap bertahan di tambang. Selama wawancara mereka menjawab dengan malu-malu namun tepat.

Sambil bercanda gurau mereka menjawab semua pertanyaan saya, mumgkin karena mereka pertama kali diwawancarai. Tepat jam 13.00 wib mereka kembali bekerja, saya menyempatkan diri untuk memotret truk ADT yang mereka operasikan. Kata terakhir saya ucapkan terimakasih atas waktu yang mereka berikan dan membuat janji kepada para pekerja perempuan pembawa truk ADT untuk diwawancarai besok.

Keesokan harinya saya datang ketambang, seperti biasa saya dijemput ke pos satpam. Namun kali ini saya dijemput oleh bawahan Pak Sulaiman yaitu Bang Ridwan. Di dalam mobil saya sempat bertanya kepadanya mengenai tanggapannya tentang perempuan sebagai pembawa atau operator Truk Cat ADT. Bang Ridwan pun ternyata


(40)

menyimpan kekaguman kepada para perempuan operator Truk Cat ADT, ditambahkan olehnya bahwa mereka memang dilatih selama berbulan-bulan oleh para ahlinya sampai benar-benar bisa dilepaskan ke lapangan. Bang Ridwan juga mengatakan kalau perempuan operator Truk Cat ADT mempunyai kekhususan tersendiri, mereka harus mempunyai tingggi sekitar 160 cm.

Saya juga merasa kalau operator Truk Cat ADT memang bertubuh ideal, tinggi badan yang pas dan berat badan yang tidak terlalu gemuk. Saya diantar Bang Ridwan ke lokasi para operator truk bekerja. Karena waktu makan siang belum saatnya, saya menunggu dan memperhatikan mereka yang sedang bekerja. Mereka mengoperasikan Truk Cat ADT, sementara saya terus memperhatikan cara kerja mereka ada yang mengambil material, mengisi material ke truk yang lainnya dan membawa material tersebut ke ruang produksi. Material yang dimaksud adalah berupa tanah hasil galian dan hasil bor.

Mereka datang menghampiri saya ketika jam makan siang tiba dengan wajah yang terlihat sangat lelah, namun mereka tidak menolak untuk saya wawancarai. Saya bertanya seputar pekerjaan, gaji dan kehidupan perempuan di PT Agincourt Resources Martabe. Kali ini mereka lebih terbuka ketika saya bertanya mengenai kenakalan pekerja laki-laki terhadap perempuan di tambang. Mereka menceritakan memang ada sebagian laki-laki yang menggoda mereka sementara laki-laki tersebut sudah berkeluarga.

Mereka banyak menceritakan mengenai kisah mereka selama bekerja di PT Agincourt Resources Martabe dan tidak keberatan jika saya merekam cerita mereka.


(41)

Wawancara di hari ke dua sudah selesai dan di hari ke tiga sampai dua minggu kedepan nya saya tetap datang sebagai visitor dan mewawancarai para pekerja tambang. Selain operator Truk Cat ADT saya juga mewawancarai perempuan yang bekerja di bidang Administrasi, Produksi, Satpam, Lingkungan, pencatat trip Truk Cat ADT dan Waiters.

Sudah lebih dua minggu saya melakukan penelitian di PT Agincourt Resources Martabe, tidak terasa penelitian ini harus diakhiri karena saya sudah mendapatkan data yang saya butuhkan. Selama dua minggu disana saya merasa sudah merasa dekat dengan para pekerja tambang khususnya para operator Truk Cat ADT. Dihari terakhir disana, saya datang menemui para informan saya dan mengucapkan terimakasih kepada mereka. Mereka sempat bergurau dengan saya setelah wisuda nanti agar melamar kerja di PT Agincourt Resources Martabe.

Suasana tambang emas yang bersih selalu membuat saya ingin lagi datang ketempat itu. Selain suasana yang bersih para pekerjanya pun selalu patuh pada aturan yang berlaku di PT Agincourt Resources Martabe. Kemudian setiap pagi dan sore akan ada sebuah truk yang akan menyiram seluruh jalan yang ada di dalam tambang agar tidak berdebu. Tidak lupa saya ke ruangan Kak Rini yang sudah mempermudah langkah saya untuk masuk ke PT Agincourt Resources Martabe. Saya disambut hangat oleh beliau dan mengatakan agar data yang saya dapat dilapangan ditulis dengan baik dan berguna bagi masyarakat.


(42)

BAB II

PT Agincourt Resources Martabe di Kecamatan Batang Toru

Sebelum menjelaskan sejarah berdirinya PT Agincourt Resources Martabe, terlebih dahulu penulis menjelaskan tentang gambaran umum Kecamatan Batang Toru.

2.1 Gambaran Umum Kecamatan Batang Toru

Secara geografis Kecamatan Batang Toru luas wilayahnya ± 281,77Km2

Batas batas wilayah kecamatan batang toru:

. Kecamatan Batang Toru terdiri dari 19 desa dan 4 kelurahan, 45 dusun dan 8 lingkungan. Keadaan bentang alam Batang Toru tediri dari beberapa perkampungan, lahan pertanian, perikanan, perladangan, hutan dan sungai. Kecamatan Batang Toru secara umunya dikelilingi hutan dan pegunungan. Tetapi sekarang beberapa hutan yang berada di Batang Toru dipergunakan oleh PT Agincourt Resources Martabe untuk lahan pertambangan. Dari kejauhan terlihat beberapa bangunan dan alat-alat penunjang pertambangan di hutan Batan Toru. Permasalahan penggundulan hutan yang dilakukan oleh PT Agincourt Resources Martabe kerap kali menjadi bahan masyarakat untuk melakukan aksi demo, namun pihak PT Agincourt Resources Martabe tidak menyerah begitu saja karena mereka juga mempunyai surat izin yang sah dari pemerintah.

1. Utara : Kabupaten Tapanuli Utara


(43)

3. Bara t : Kecamatan Muara Batang Toru dan Kecamatan Angkola Sangkunur

4. Timur : Kecamatan Marancar dan Kecamatan Angkola Timur.

2.2 Kedaan Alam

Keadaan alam Kecamatan Batang Toru secara umumnya dikelilingi beberapa pegunungan dan hutan. Sumber daya alam yang sangat berharga bagi masyarakat Batang Toru adalah sektor pertanian. Mata pencaharian masyarakat Batang Toru yang paling banyak ditemui adalah bertani. Sektor pertanian yang terdiri dari tanama padi, berdasarkan data dari Kantor Canat Batang Toru tanaman padi dan palawija di Kecamatan Batang Toru tahun 2011, tanaman padi memiliki luas panen 2.905 Ha dengan produksi sebesar 14.276 Ton, tanaman kacang kedelai dengan luas panen 100 Ha dengan produksi 130 Ton, tanaman jagung memiliki luas panen 20 Ha dengan produksi sebesar 823 Ton, kemudian tanaman ubi kayu memiliki luas panen 60 Ha dengan produksi sebesar 1.065 Ton.

Jika dilihat dari sektor perikanan di Kecamatan Batang Toru masyarakat mendapatkannya dari sungai Batang Toru. Dengan mermiliki sumber daya alam seperti sungai masyarakat Batang Toru sangat beruntung dan memanfaatkannya seperti menjala dan memancing ikan, hasil tangkapan biasanya dibawa pulang untuk dimasak dirumah. Namun jika hasil tangkapan ikan banyak masyarakat biasanya menjual hasil tangkapannya ke pasar Batang Toru. Dengan kehadiran sungai Batang Toru secara tidak langsung dapat menambah pendapatan masyarakat Batang Toru


(44)

Jenis ikan yang ada di Batang Toru bermacam-macam diantaranya adalah ikan merah, ikan baung, ikan lelan dan banyak lagi. Ikan yang beragam jenis ini membuat masyarakat menjadi giat mencarinya dan tidak bosan. Selain sektor perikanan ada juga sektor perkebunan. Di sektor perkebunan terdiri dari kebun kelapa sawit, karet dan salak. Kecamatan Batang Toru mempunyai satu perusahaan besar yaitu perusahaan PTPN III yang berada di Desa Aek Pining, perusahaan ini bergerak dalam bidang kebun karet.

2.3. Sumber Daya Alam

Dari keadaan alam Kecamatan Batang Toru yang dikelilingi pegunungan membuat Kecamatan Batang Toru menjadi tempat yang strategis untuk membuka lahan usaha. Sumber daya alam lainnya adalah terdapatnya sungai-sungai yang mengandung kadar emas. Sumber daya alam yang terapat di Kecamatan Batang Toru dimanfaatkan oleg PT Agincourt Resources Martabe untuk membuka lahan tambang emas serta membuka lapangan pekerjaan kepada masyarakat khususnya masyarakat Kecamatan Batang Toru.

2.3.1. Sejarah Berdirinya PT Agincourt Resources Martabe

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Bahrum 45 Tahun, mengatakan bahwa sebelum melakukan jual beli lahan, pihak tambang telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan membicarakan tentang akan dibukanya tambang emas di lahan mereka. Setelah beberapa kali bertemu dan akhirnya masyarakat menyetujui lahannya dibeli oleh pihak tambang. Masyarakat meminta agar nantinya masyarakat Kecamatan Batang Toru bisa bekerja di tambang emas. Terbukti bahwa karyawan tambang emas 70% berasal dari


(45)

Kecamatan Batang Toru. Pada awal pembukaan lahan tidak ada terjadi konflik apa pun sehingga perubahan lahan menjadi tambang emas terjadi dengan situasi yang aman.

Penulis juga melakukan wawancara dengan salah satu pekerja tambang emas Martabe yaitu Bapak Sulaiman Siregar9

Pembukaan lahan tambang emas ini diawali pada tahun 1997. Pada awalnya lahan tersebut adalah lahan milik masyarakat Desa Aek Pining, Batang Toru. Terjadi negoisasi antara pihak PT dengan masyarakat, pada tahun 1997 masyarakat menjual lahan mereka seharga Rp 60.000.000 per Hektar. Setelah terjadi kesepakatan maka dibukalah tambang emas ini dengan nama PT Normandy. PT Normandy merupakan cabang dari tambang

, beliau menceritakan awal berdririnya PT Agincourt Resources Martabe. PT Agincourt Resources Martabe berdiri pada tahun 1997. PT Agincourt Resources Martabe sudah beberapa kali mengalami pergantian nama. Pada tahun 1997 bernama PT Normandy. Kemudian mengalami pergantian nama pada tahun 2002 yaitu PT Newmont. PT Newmont hanya bertahan selama 3 tahun saja, pada tahun 2005-2006 PT Newmont menjual tambang emas ini ke Agincourt Resources(terdaftar di bursa saham Australia). Pada tahun 2006 terjadi studi kelayakan terhadap PT Agincourt. Tahun 2007 PT Agincourt dijual lagi ke PT Oxiana. Tahun 2007 PT Oxiana menerima studi kelayakan dan persetujuan Direksi untuk proses selanjutnya. Pada tahun 2008 PT Oxiana di merger oleh OZL. Tahun 2009 G-Resources membeli tambang ini dari OZL. Pada tahun 2012 penuangan emas pertama oleh G-Resources dan terdaftar di bursa saham Hong Kong.

9

Bapak Sulaiman Siregar adalah salah satu pekerja di PT Agincourt Resources Martabe yang bekerja dari awal berdirinya PT Agincourt Resources Martabe hingga sekarang, Pak Sulaiman bekerja dibidang


(46)

emas yang berada di Australia. Pada saat itu yang menguasai tambang emas tersebut adalah Negara Australia. Diawal berdirinya, jumlah karyawan hanya lah sekitar 40 orang. Pekerjaan yang pertama kali dikerjakan oleh karyawan adalah mencari sungai-sungai yang berada di kawasan Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah dan Tapanuli Utara. Kemudian mengambil pasir dari tiap sungai selanjutnya untuk di saring agar memperoleh pasir yang halus. Pasir yang disaring diambil sekitar 8 Kg, batu 3 Kg dan pasir halus 3 Gram.

Masih dari keterangan Bapak Sulaiman, tindakan selanjutnya adalah pasir dan batu tersebut di kirim ke Laboratorium Jakarta dan Laboratorium Australia. Setelah mendapat hasil dari Laboratorium tersebut maka lokasi yang mengandung emas akan di bor pada kedalaman 2 meter dan diambil tanahnya kemudian tanah tersebut diperiksa lagi ke Laboratorium. Maka dari hasil Laboratorium, kawasan Batang Toru adalah kawasan yang paling banyak mengandung emas. Selain mencari kawasan-kawasan yang mengandung emas, pekerjaan para karyawan lainnya adalah memasak, mengurus administrasi, cleaning service. Pada tahun 1997 tambang emas belum bisa ditempati karna masih dalam tahap pembangunan. Tahun 1997 para karyawan ditempatkan di hotel yang di sewa oleh pihak tambang yang berada di Sibolga. Tahun 2000 pihak tambang menyewa sebuah rumah di jalan Brigjen Katamso, Padangsidimpuan. Tahun 2002 pindah ke jalan Arif Rahman ( Kampung Marancar) Padangsidimpuan. Pada tahun 2002 hingga sekarang PT Agincourt Resources Martabe telah membangun sebuah Mess sehingga karyawan sudah bisa tinggal di dalamnya.


(47)

Ditambahkan oleh Bapak Sulaiman, Selain mencari kawasan-kawasan yang mengandung emas, pekerjaan para karyawan lainnya adalah memasak, mengurus administrasi, cleaning service. Pada tahun 1997 tambang emas belum bisa ditempati karna masih dalam tahap pembangunan. Tahun 1997 para karyawan ditempatkan di hotel yang di sewa oleh pihak tambang yang berada di Sibolga. Tahun 2000 pihak tambang menyewa sebuah rumah di jalan Brigjen Katamso, Padangsidimpuan. Tahun 2002 pindah ke Jalan Arif Rahman ( Kampung Marancar) Padangsidimpuan. Pada tahun 2002 hingga sekarang PT Agincourt Resources Martabe telah membangun sebuah Mess sehingga karyawan sudah bisa tinggal di dalamnya.

Pada tahun 2012 adalah penuangan emas pertama kali yang dilakukan oleh PT Agincourt Resources Martabe. Pada tahun sebelumnya tambang emas ini belum melakukan sampai ke tahap produksi. Pada saat sekarang ini kapasitas pabrik 4.500.000 Ton per tahun, Imbal hasil Emas 78%; Perak 55-65% Produksi 250.000 ounce emas; 2.500.000 hingga 3.000.000 ounce perak per tahun. Namun emas yang diproduksi belum emas murni, emas tersebut kemudian dibatangkan dan di kirim ke PT Imeka Tambang di Jakarta. Di Jakarta dilakukan pemurnian emas dan selanjutnya emas siap untuk dipasarkan ke pasar dunia.

Jika kita pergi ke lokasi tambang emas PT AR Martabe, kita akan melihat tulisan G-Resources Martabe. Setelah saya melakukan wawancara ternyata huruf G tersebut diambil dari bahasa inggris yaitu Great. Great mempunyai arti ditiap hurufnya yaitu :


(48)

R for Respect for our people, our communities and for all stakeholders

E for Excellence in everything we do

A for Action to be ahead of the competition

T for Transparency, openness, honesty and good governance

Tambang Emas Batang Toru adalah proyek tambang emas dan perak kelas dunia yang berlokasi di kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Propinsi Sumatera Utara. Telah mendapat ijin penuh dibawah kontrak karya (KK) generasi ke enam PT. Agincourt Resources tanggal 28 April 1997. Luas KK 1,639 Km2 (163,927 Ha). Wilayah KK: Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Mandailing Natal dan Kota Padangsidimpuan. Pada tahun 1997 luas tambang emas adalah 6,590.6 Km2, tahun 1998 mengalami perluasan seluas 3,977.4 Km2,, pada tahun 2001 mengalami perluasan seluas 2,563 Km2, kemudian pada tahun 2008 terjadi perluasan lagi seluas 1,639 Km2

Memiliki sumber daya setara emas sebesar 9 juta ounce . Terdapat 7 wilayah kandungan emas di area seluas 30 km

( Sumber: PT Agincourt Resources Martabe).

2

, Desa Purnama sebagai titik dengan kandungan terbesar sejauh ini. Sementara 6 wilayah lainnya adalah Desa Ramba Joring, Desa Tor Uluala, Desa Uluala Hulu, Desa Purnama Hulu, Desa Barani, Desa Horas. Perizinan lengkap di bawah Kontrak Karya generasi keenam. Kepemilikan 95% oleh G-Resources dan 5% oleh Pemerintah Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan.


(49)

Produksi: 250.000 ounce emas per tahun, 2.500.000-3.000.000 ounce perak per tahun Cadangan: 45.5Mt @ 2.1g/t Au, 23g/t (3.034Moz Au, 33.630Moz Ag), Sumber daya: 143.52Mt @ 1.5g/t Au, 14.8g/t Ag, (6.73Moz Au, 68.31Moz Ag) (Sumber: PT Agincourt Resources Martabe).

Jenis Tambangnya adalah pit terbuka10

1. Helm, helm digunakan untuk melindungi kepala. Helm harus digunakan sebelum masuk ke area tambang dan harus digunakan selama berada di tambang.

, dan memiliki lokasi dan sarana infrastruktur yang baik. Perkiraan usia tambang cadangan adalah 11 tahun dan dapat dieksplorasi selama puluhan tahun. PT Agincourt Resources Martabe saat ini dipegang oleh Negara Hongkong. Pada awal berdirinya tambang emas ini dipegang oleh negara Australia. Bagi para pekerja PT Agincourt Resources Martabe ketika masuk kedalam tambang diwajibkan dalam keadaan safety. Safety yang dimaksudkan adalah Memastikan bahwa pekerja di lapangan mengenakan pengamanan standard seperti:

2. Kacamata Pelindung, Kacamata pelindung melindungi mata dari cahaya atau sinar yang berlebihan dan menghalau debu. Rangka kacamata pelindung mengikuti bentuk wajah sehinga nyaman dipakai dalam waktu yang lama. 3. Rompi Keselamatan, Rompi Keselamatan berwarna mencolok dan

menggunakan reflector sehingga dapat terlihat dari kejauhan dan menyala jika pemakaiannya berada di tempat gelap atau menggunakannya di malam hari.

10

Pit terbuka adalah suatu sistem penambangan yang diterapkan untuk endapan bijih yang mengandung logam atau emas.


(50)

4. Sepatu Boots, Separu Boots terbuat dari bahan tidak mudah basah jika terkena lumpur atau cairan. Bagian depan terdapat material baja untuk melindungi jari-jari kaki dna kebal tusukan.

Setiap pekerja memang selalu diharuskan ketika masuk dan keluar tambang dalam keadaan safety, karena dipintu gerbang masuk ke tambang selalu ada satpam yang mengawasi para pekerja. Sebelum bekerja mereka selalu melakukan pre-start meeting (rapat sederhana), yang berguna untuk selalu mengingatkan pekerja akan kondisi pekerjaan dan selalu waspada agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Kemudian melakukan koreksi secara berkala terhadap peralatan dan alat berat untuk memastikan bebas dari cacat dan telah mempunyai sertifikat berdasarkan peraturan yang berlaku.

Gambar 1. Seorang koordinator sedang melakukan arahan dan rapat sederhana sebelum membawa alat berat.

Dari pintu gerbang tambang menuju lokasi kerja ditempuh para pekerja dengan menggunakan mobil yang memang sudah disiapkan oleh pihak tambang. Mobil yang bertugas mengangkut para pekerja ini adalah milik kontraktor dari luar yaitu PT


(51)

Leighton. PT Leighton merupakan PT yang bekerja sama dengan PT Agincourt Resources Martabe. PT Leighton dikontrak oleh PT Agincourt Resources Martabe dibidang transportasi. Mobil tersebut mampu menampung para pekerja sebanyak 20 sampai 25 orang, yang membuat mobil ini menarik adalah mobil tersebut dikemudikan oleh perempuan. Jika pada saat makan siang mobil ini juga bertugas untuk membawa para pekerja turun ke bawah, karena lokasi kerja mereka berada di atas atau dulunya adalah gunung Kecamatan Batang Toru.

2.3.2. Lapangan Kerja di PT Agincourt Resources Martabe

 Lapangan Kerja Pada Tahap Konstruksi dan Tahap Operasi

PT Agincourt Resources Martabe memiliki karyawan sebanyak 4800 karyawan pada puncak aktivitas dan sudah termasuk para kontraktor. 70% diantaranya adalah masyarakat setempat yaitu ± 1900 karyawan. Mata pencaharian masyarakat yang dulunya adalah bertani, berkebun telah berubah menjadi karyawan PT Agincourt Resources Martabe. Dari pengahasilan pun sudah terbukti bahwa penghasilan menjadi pekerja di tambang emas lebih banyak dari hasil bertani maupun berkebun. Dengan demikian, hadirnya tambang emas di Kecamatan Batang Toru mampu mendorong perekonomian masyarakat menjadi lebih maju lagi. Pada tahap operasi ini karyawann PT Agincourt Resources Martabe memiliki ± 2000 karyawan & kontraktor. Dari 2000 karyawan tersebut 70% berasal dari masyarakat lokal, 25% dari non lokal (seluruh Indonesia).

Selain dari membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat juga berdampak besar pada perekonomian daerah, karena PT Agincourt Resources Matabe banyak membantu


(52)

pemerintah dalam hal memberikan santunan ataupun pelayanan gratis kepada masyarakat Batang Toru. Seperti pembangunan parit, memberikan bantuan kepada masyarakat ketika terjadi bencana alam, memberikan pelayanan kesehatan secara gratis, contohnya melakukan program operasi katarak secara gratis kepada masyarakat Batang Toru, tidak lupa bagian yang terpenting adalah dibidang pendidikan.

PT Agincourt Resources Martabe banyak membantu masyarakat dalam bidang pendidikan, seperti membagikan buku secara gratis kepada sekolah yang ada di Batang Toru dan memperbaiki sekolah sekolah yang sudah tidak layak pakai lagi. Efek selanjutnya adalah tercipta banyak lapangan kerja dan usaha baru, PT Agincourt Resources Martabe banyak memperkerjakan masyarakat Batang Toru sebagai karyawan di tambang emas ini, baik dari kalangan muda maupun kalangan tua dengan sistem kontrak.

 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) 1. Infrasturktur

PT Agincourt Resources Martabe memberikan infrastruktur seperti air bersih kepada masyarakat. Mengingat minimnya persediaan air bersih yang ada di Kecamatan Batang Toru, pihak PT Agincourt Resources Martabe memberikan bantuan dengan cara mendatangkan mobil tangki pada setiap daerah di Kecamatan Batang Toru dan dibagikan secara gratis kepada seluruh masyarakat Kecamatan Batang Toru. Selain itu pihak PT Agincourt Resources Martabe memberikan bantuan berupa fasilitas umum seperti membangun mushola, membangun parit dll.


(53)

2. Memberikan program kesehatan secara gratis kepada masyarakat Kecamatan Batang Toru

Program kesehatan yang dimaksud adalah pemberian program kesehatan ibu dan anak. Masyarakat Kecamatan Batang Toru dapat memeriksakan kesehatan anak serta ibu tanpa dikenakan biaya, seperti program imunisasi anak. Bantuan lainnya adalah memberikan pelayanan operasi katarak secara gratis kepada masyarakat Kecamatan Batang Toru.

Gambar 2. Seorang pekerja perempuan PT Agincourt Resources Martabe sedang menimbang seorang bayi di posyandu.

Gambar diatas menunjukkan seorang pekerja dari PT Agincourt Resources Martabe sedang menimbang seorang anaj guna untuk mengetahui berat badan dan kondisi kesehatan. Program tersebut merupakan program yang rutin dilakukan oleh pihak


(54)

PT Agincourt Resources Martabe yang bertujuan untuk membuat masyarakat Kecamatan Batang Toru lebih memperhatikan kondisi kesehatan khususnya pada anak balita.

3. Pendidikan

PT Agincourt Resources Martabe tidak melupakan bagian penting yang harus ditingkatkan yakni dibidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu sarana belajar mengajar yang membuat masyarakat menjadi cerdas. Dengan kondisi sekolah yang masih belum memadai di Kecamatan Batang Toru membuat pihak PT Agincourt Resources Martabe tergerak hatinya untuk membantu masyarakat. Bantuan yang diberikan seperti membangun taman bacaan bagi masyarakat, memperbaiki ruangan kelas yang sudah rusak dan tidak layak pakai lagi. Taman bacaan yang dimaksud adalah sebuah ruangan yang didalam terdapat bahan bacaan seperti buku, majalah dll. Ruang baca ini diperuntukkan bagi masyarakat yang duduk dibangku sekolah dasar.


(55)

4. Meningkatnya Pendapatan

Bekerja didunia pertambangan memang sangat menyita waktu, para pekerja bekerja pada dua sip yaitu sip pagi pada jam 06.00 wib- 18.00 wib dan sip malam pada jam 18.00 wib-06.00 wib. Namun dengan jam kerja yang cukup lama, pihak perusahaan membayar gaji yang seimbang dan sesuai. Salah satu informan saya telah bekerja selama 16 tahun di PT Agincourt Resources Martabe, beliau bekerja dibagian Environment (Lingkungan), informa saya bernama Pak Sulaiman. Selama bekerja di PT Agincourt Resources Martabe beliau sudah menyekolahkan 4 anaknya sampai ke jenjang universitas dan telah lulus menjadi sarjana.

Kebanggaan yang sangat luar biasa dirasakan oleh beliau karena telah mampu menyekolahkan anaknya dan melihat anaknya kini memiliki pekerjaan yang sepadan. Keberhasilannya dalam menyekolahkan anaknya tersebut tidak lepas dari peran PT Agincourt Resources Martabe. Pak Sulaiman dulunya bekerja sebagai tukang bersih-bersih disebuah kantor di Padangsidimpuan. Pada saat perusahaan tambang emas akan dibuka dan membeli lahan masyarakat Batang Toru, Pak sulaiman pun ikut menjual lahannya dan menjadi pekerja di PT Agincourt Resources Martabe.

Pak sulaiman adalah seorang pekerja keras yang berjuang demi keempat anaknya. Pada saat wawancara beliau sempat memperlihatkan poto anaknya yang sedang memakai baju toga. Beliau juga mengatakan bahwa tanpa peran PT Agincourt Resources Martabe mungkin rejeki anaknya tidak sebagus ini. Pada awalnya beliau adalah pekerja yang dikontrak selama 2 tahun saja namun karena etos kerja yang dimiliki Pak Sulaiman


(56)

tinggi, beliau pun diangkat menjadi pekerja permanen. Pekerja permanaen maksudnya tidak lagi terikat kontrak dan sudah merupakan pekerja tetap dan mendapatkan asuransi jaminan kesehatan.

Sejauh ini setelah beliau bekerja di PT Agincourt Resources Martabe selain dapat menyekolahkan keempat anaknya beliau juga telah membuka sebuah warung makan didepan rumahnya. Warung tersebut menjadi pendapatan tambahan bagi keluarganya, modal untuk membuka warung makan itu pun diperoleh dari tabungannya yang ia sisihkan setiap bulannya. Warung makan beliau pun tidak lepas juga dari dampak bekerja di PT Agincourt Resources Martabe.

Meningkatnya pendapatan Pak Sulaiman seiring dengan usaha kerja kerasnya sehingga ia bisa menjadi pekerja permanen yang mempunyai gaji sekitar Rp 5.000.000 per bulan. Dampak pendapatan yang signifikan juga dirasakan oleh Kak Basariah, beliau dulu bekerja sebagai penaga took yang hanya bergaji Rp800.000 per bulan. Diawal dirinya bekerja di PT Agincourt Resources Martabe beliau juga dikontrak selama 2 tahun saja, namun seiring dengan berjalannya waktu Kak Basariah pun diangkat menjadi pekerja permanen.

Setelah bekerja di PT Agincourt Resources Martabe beliau sekarang memiliki gaji Rp 2.200.000 per bulan dan lain lagi upah jika lembur. Kak Basariah belum menikah jadi gaji yang dimilikinya selama ini hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dan sesekali membantu kedua orang tuanya. Dengan gaji yang lumayan besar beliau mengaku sudah memiliki tabungan dan beberapa gram emas. Beliau mengatakan tidak


(57)

akan menyiakan-nyiakan pekerjaanya di PT Agincourt Resources Martabe karena peran perusahaan tambang emas ini sangat berharga pada dirinya.

Kenaikan pendapatan juga dirasakan oleh Kak Rida, beliau bekerja dibidang administrasi dan sudah 2 tahun bekerja di PT Agincourt Resources Martabe. Peran perusahaan tambang emas sangat berpengaruh pada kehidupannya sekarang ini. Setelah PT Agincourt Resources Martabe membuka lapangan pekerjaan pada perempuan Kak Rida langsung melamar dan diterima. Beliau juga sudah diangkat menjadi pekerja permanen dan mendapat asuransi jaminan kesehatan dari pihak perusahaan.

Dampak yang sangat ia rasakan adalah ketika dirinya sempat menganggur setelah lulus SMA dan sempat juga melamar pekerjaan diberbagai kantor di Kecamatan Batang Toru dan Kota Padangsidimpuan. Namun nasib baik belum berpihak kepadanya dan setelah mengajukan surat lamaran ke PT Agincourt Resources Martabe nasib baik itu akhirnya menghampiri dirinya dan bahkan secara perlahan-lahan sudah dapat mensejah terakan dirinya dan keluarganya. Peningkatan pendapatan juga dirasakan oleh masyarakat Batang Toru seperti masyarakat yang bekerja sebagai petani atau pun berkebun. Biasanya pihak PT Agincourt Resources Martabe langsung membeli hasil pertanian dan hasil perkebunan mereka, bahkan diantara beberapa masyarakat Batang Toru sudah ada yang menjadi langganan PT Agincourt Resources Martabe. Selain dari hasil pertanian dan perkebunan, pihak perusahaan juga banyak membantu pendapatan masyarakat seperti memperkerjakan 70% masyarakat Batang Toru di PT Agincourt Resources Martabe.


(58)

 Sumber Daya Manusia

1. Pengembangan masyarakat setempat, pendidikan dan pelatihan untuk keterampilan jangka panjang

Berdasarkan artikel yang dikeluarkan oleh pihak PT Agincourt Resources Martabe yang berjudul Bermitra Membangun Ketahanan Ekonomi Untuk Masayarakat Batang Toru Mandiri pada tahun 2013, PT Agincourt Resources Martabe merincikan beberapa manfaat yang sangat berdampak kepada masyarakat Batang Toru. Untuk mewujudkan pertumbuhan masyarakat yang berkelanjutan, G-Resources Martabe memperkarsai kemitraan antara berbagai pemangku kepentingan lokal mulai dari pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Perusahaan berupaya mengoptimalkan potensi sumber daya lokal guna memberdayakan peluang dan merangsang pertumbuhan ekonomi yang bermuara pada penciptaan aktivitas usaha mandiri dan berkelanjutan, peningkatan kapasitas wira usaha serta penciptaan lapangan pekerjaan yang layak. G-Resources Martabe yakin, dalam kemitraan strategis dengan para pemangku kepentingan, Tambang Emas Martabe akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan kesejahteraan ekonomi dan sosial kemasyarakatan. Kerjasama intensif dan dukungan dari pemerintah pusat, propinsi hingga kabupaten bersama masyarakat Batang Toru akan semakin memantapkan langkah Tambang Emas Martabe sebagai tambang emas pertama yang sukses berproduksi dan berkontribusi di Sumatera Utara.

Beberapa upaya yang dilakukan pihak PT Agincourt Resources Martabe dalam meningkatkan keterampilan masyarakat Kecamatan Batang Toru adalah:


(59)

Untuk meningkatkan kemampuan petani dalam mengelola, melestarikan dan mengembangkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan berkelanjutan, perusahaan bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Selatan dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Batang Toru menyelenggarakan berbagai pelatihan. Pelatihan diarahkan untuk mengintensifkan pendapatan melalui mata pencaharian utama sebagaian besar masyarakat Kecamatan Batang Toru sebagai petani karet, kakao, sawit dan padi maupun melalui pemberdayaan alternatif usaha budidaya perikanan air tawar.

2. Pelatihan intensifikasi budidaya kakao

Areal perkebunan kakao seluas 442Ha di wilayah Batang Toru dimiliki oleh sekitar 763 petani. Sementara tingkat produksi yang dicapai baru sekitar 40% dari standar produksi yang seharusnya. Dalam upaya mengoptimalkan potensi kakao, perusahaan memfasilitasi 16 orang petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Batang Toru untuk mengikuti pelatihan intensifikasi budidaya kakao. Empat orang ahli budidaya kakao dari kantor Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara dan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Tapanuli Selatan hadir untuk memberikan pelatihan (Desember 2011).

3. Pelatihan produksi kompos

Bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Selatan, perusahaan memfasilitasi pelatihan pembuatan kompos bagi gabungan kelompok tani Ojolali Desa Aek Pining Kecamatan Batang Toru (Maret 2012). Praktisi kompos dari kelompok tani Kecamatan Marancar yang telah secara rutin menjual kompos di wilayah Kabupaten


(60)

Tapanuli Selatan khusus hadir untuk memberikan pemahaman dan keterampilan bagi 22 orang peserta yang terdiri anggota kelompok tani, petugas PPL, dan siswa SMK Pertanian.

4. Usaha meningkatkan produksi tani warga

Terdapat sekitar 700Ha areal pohon karet di Kecamatan Batang Toru, namun tingkat produksi karet baru mencapai 70% dari yang diharapkan. Untuk meningkatkan produktivitas karet, perusahaan memfasilitasi pelaksanaan pelatihan bagi 16 orang anggota kelompok tani Satahi di Desa Hapesong Baru Kecamatan Batang Toru yang bertempat di Balai Peneltian Karet Sei Putih Kecamatan Galang-Deli Serdang, Sumatera Utara. Mereka dibekali keterampilan seputar teknik pembibitan, pemeliharaan, pemanenan, dan penanganan pasca panen produk karet (11-15 April 2012).

Tambang Emas Martabe juga mendukung penyediaan 50 gabion dan 5 buah pipa dalam usaha memperlancar pasokan air di areal persawahan Sipattang Desa Hapesong Baru yang terletak di tepian Sungai Batang Toru. Dukungan ini berhasil menopang keberlangsungan pengairan dan menyelamatkan panen padi pada areal sawah seluas 15Ha.

5. Pengembangan perikanan air tawar

Perusahaan memberikan dukungan pengembangan program perikanan, khususnya ikan air tawar. Beberapa kegiatan yang dilakukan perusahaan, antarta lain:

1. Mendukung pembesaran 600 ekor bibit ikan nila dan peralatannya bagi kelompok Pemuda di Desa Wek IV, Kecamatan Batang Toru (April 2011).


(1)

Location : North Sumatra

First Production: Q1 2012

Mine : Open Pit

Production : 250 KOzpa Au 2.5 – 3 Mozpa Ag

Reserves : 35.0Mt @ 2.2g/t Au, 28.8g/t Ag (2.494Moz Au, 32.408Moz Ag)

Resources: 136.8Mt @ 1.5g/t Au, 15g/t Ag (6.45Moz Au, 66.36Moz Ag)


(2)

Interview Guide:

1 Data Daftar Pertanyaan Informan

Alasan Perempuan Memilih Bekerja di PT AR.Martabe

1. Apa pekerjaan sebelum bekerja di PT AR.Martabe

2. Sejak kapan bekerja di PT AR.Martabe

3. Dari mana anda

mengetahui kalau PT AR.Martabe membuka lapangan pekerjaan pada perempuan

4. Hal-hal apa saja yang mendorong anda bekerja di PT AR.Martabe

5. Bagaimana tanggapan keluarga anda ketika anda memilih bekerja di PT AR.Martabe

PekerjaPerempuan PT.AR Martabe

2 Kendala-kendala apa saja yang dihadapi pekerja perempuan di PT.AR Martabe

1. Bagaimana hubungan pekerja perempuan dengan pekerja laki-laki 2. Bagaimana menurut

anda sikap atau perilaku pekerja laki-laki

terhadap pekerja perempuan

3. Apakah anda merasa

Pekerja perempuan dan pekerja laki-laki PT AR. Martabe


(3)

nyaman bekerja di PT AR Martabe

4. Apakah kendala yang anda hadapi membuat anda ingin keluar dari PT AR Martabe

5. Apakah pernah terjadi konflik antara pekerja perempuan dengan pekerja laki-laki

6. Bagaimana anda

menyikapi isu mengenai perempuan yang bekerja di PT AR Martabe

7. Apakah anda pernah merasakan kalau PT AR Martabe membeda-bedakan antara pekerja perempuan dengan pekerja laki-laki

3 Bagaimana strategi adaptasi pekerja perempuan di PT AR Martabe

1.Bagaimana strategi anda agar tidak digeser oleh pekerja laki-laki

2. Bagaimana anda

menjaga eksistensi anda di PT AR Martabe

3. Jika terjadi suatu permasalahan yang terjadi

PekerjaPerempuan PT AR. Martabe


(4)

antara pekerja perempuan dengan pekerja laki-laki, tindakan seperti apa yang anda pilih

Daftar Nama Informan: 1. Nama : Ririn

Umur : 25 Tahun

Pekerjaan : Bagian Administrasi 2. Nama : Desi

Umur :28 Tahun

Pekerjaan : Bagian Administrasi 3. Nama : Sulaiman Siregar

Umur :48 Tahun

Pekerjaan : Bagian Lingkungan( environment) 4. Nama : Basariah

Umur : 24 Tahun Pekerjaan :Pembawat Truk 5. Nama : Rini

Umur :25 Tahun

Pekerjaan : Bagian Hubungan Masyarakat (HUMAS) 6. Nama : Ridwan

Umur :25 Tahun

Pekerjaan : Bagian Lingkungan (Environment) 7. Nama : Rahma

Umur :35 Tahun Pekerjaan :Pembawa Truk 8. Nama :Kiki

Umur : 24 Tahun Pekerjaan : Pembawa Truk 9. Nama : Duma

Umur : 25 Tahun Pekerjaan :Satpam 10.Nama : Ziah


(5)

Pekerjaan :Bagian Produksi 11.Nama : Sari

Umur : 23 Tahun

Pekerjaan :Cleaning Service 12.Nama :Eva

Umur :26 Tahun Pekerjaan : Pembawa Truk 13.Nama : Rudi

Umur : 40 Tahun

Pekerjaan : Koordinator Pembawa Truk 14.Nama : Siti

Umur : 27 Tahun

Pekerjaan : Bagian Administrasi 15.Nama : Dani

Umur : 26 Tahun Pekerjaan : Satpam 16.Nama : Tuti

Umur : 25 Tahun Pekerjaan : Pembawa Truk 17.Nama : Roy

Umur : 27 Tahun

Pekerjaan : Bagian Lingkungan (Environment) 18.Nama : Yanti

Umur : 28 Tahun

Pekerjaan ; Bagian Administrasi 19.Nama : Hendri

Umur : 27 Tahun Pekerjaan : Pembawa Truk 20.Nama : Asep

Umur : 24 Tahun Pekerjaan : Satpam 21.Nama : Irfa

Umur : 24 Tahun Pekerjaan : Pembawa Truk 22.Nama : Susi

Umur : 27 Tahun

Pekerjaan : Pencatat Trip Langsir Truk 23.Nama : Ida


(6)

Umur : 23 Tahun Pekerjaan : Tukang Masak.


Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Keberadaan PT. Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan

3 67 85

Studi Mengenai Konflik Antara Masyarakat Kecamatan Batang Toru dan Kecamatan Muara Batang Toru Dengan PT Agincourt Resources Martabe di Kecamatan Batang Toru

1 80 144

Peran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pertambangan Emas Agincourt Resources Dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Batangtoru Tapanuli Selatan

10 110 149

Dampak Kehadiran PT Agincourt Resources Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumuran Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 2

Dampak Kehadiran PT Agincourt Resources Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumuran Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 26

Dampak Kehadiran PT Agincourt Resources Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumuran Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 8

Dampak Kehadiran PT Agincourt Resources Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumuran Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 2

Dampak Kehadiran PT Agincourt Resources Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumuran Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 15

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN BATANG TORU DAN KECAMATAN MUARA BATANG TORU 2.1.Gambaran Umum Kecamatan Batang Toru - Studi Mengenai Konflik Antara Masyarakat Kecamatan Batang Toru dan Kecamatan Muara Batang Toru Dengan PT Agincourt Resources Martabe di Ke

0 0 18

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - Studi Mengenai Konflik Antara Masyarakat Kecamatan Batang Toru dan Kecamatan Muara Batang Toru Dengan PT Agincourt Resources Martabe di Kecamatan Batang Toru

0 0 27