1. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Sosial

Pekerjaan responden juga lumayan beragam. Responden yang bekerja sebagai petani sebanyak 8 orang 32 , PNSGuruPensiunan sebanyak 2 orang 8 , karyawan atau pegawai swasta sebanyak 4 orang 16 , pedagangwirawasta sebanyak 8 orang 32 , serta pekerjaan di luar itu sebanyak 3 orang 12 4. 4. 1. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Sosial Perusahaan pertambangan emas PT Agincourt Resources memiliki tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility CSR dalam bidang sosial yang mencakup berbagai kegiatan, misalnya dalam bidang keagamaan, olahraga, kesehatan, pendidikan dan pelatihan, dan komunikasi. Bidang kesehatan misalnya mencakup kegiatan seperti Program Pemberian Makanan Tambahan PMT melalui Posyandu, pelatihan bidan dan kader Posyandu, kompetisi Posyandu dan kader terbaik, bayi dan balita sehat, penanggulangan anak gizi buruk, sosialisasi pencegahan penyakit menular. Dalam bidang agama ada pemberian bantuan untuk kegiatan-kegiatan keagamaan. Sedangkan dalam bidang pendidikan dan pelatihan dilakukan pelatihan pengelasan, komputer dasar, mekanik dan elektrik, program magang bagi siswa dan mahsiswa, Taman Bacaan Anak TBA dan mobil perpustakaan. Di bidang komunikasi, perusahaan juga terus melakukan kegiata-kegiatan sosialisasi dan pengadaan media-media untuk menunjang komunikasi, misalnya Buletin Tona Nadenggan, Radio Swara Batangtoru RSBT, sosialisasi dan kunjungan lapangan Site Visit. Universitas Sumatera Utara Hanya saja, peran CSR di bidang sosial yang sudah dan sedang berlangsung seperti itu mendapat tanggapan yang beragam dari masyarakat. Analisis Data Kuantitatif Tabel-tabel berikut ini akan menggambarkan bagaimana tanggapan masyarakat yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini dalam melihat dan menilai CSR perusahaan di bidang sosial. Tabel 14 Pengetahuan Tentang Program-program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau CSR Dalam Bidang Sosial No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Mengetahui 15 60 2 Ragu-ragu 8 32 3 Tidak mengetahui 2 8 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari 25 responden, sebagian besar sebenarnya sudah tahu tentang program- program tanggung jawab sosial perusahaan CSR yang dilakukan perusahaan di bidang sosial. Sebanyak 15 responden 60 mengaku mengetahui program bidang sosial tersebut, kemudian 8 responden 32 masih ragu-ragu, dan hanya 2 responden 8 yang menjawab tidak mengetahui. Mereka yang menjawab sudah tahu, rata-rata mengatakan program dalam bidang sosial itu tercakup dalam bidang kegiatan keagamaan, olahraga, kesehatan, sosialisasi, dan pendidikan lewat taman bacaan. Universitas Sumatera Utara Tabel 15 Bantuan dalam Kegiatan atau Sarana Bidang Keagamaan No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Mendapat bantuan 15 60 2 Ragu-ragu 6 24 3 Tidak dapat bantuan 4 16 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Sebanyak 15 responden atau 60 menyatakan bahwa masyarakat mendapat bantuan dari perusahaan dalam hal kegiatan keagamaan atau bantuan sarana bidang keagamaan. Kemudian 6 responden 24 menyatakan ragu-ragu, dan 4 responden 16 menjawab tidak dapat. Tabel 16 Bantuan dalam Kegiatan atau Sarana Bidang Kesehatan No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Mendapat bantuan 15 60 2 Ragu-ragu 7 28 3 Tidak dapat bantuan 3 12 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dalam bidang kesehatan, mayoritas responden juga yakni 15 orang 60 menyatakan masyarakat mendapat bantuan dari perusahaan dalam hal kegiatan kesehatan dan bantuan sarana bidang kesehatan. Kemudian 7 responden 28 menyatakan ragu-ragu dan 3 responden 12 menjawab masyarakat tidak dapat bantuan. Tabel 17 Bantuan dalam Kegiatan atau Sarana Bidang Olahraga No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Mendapat bantuan 6 24 2 Ragu-ragu 5 20 3 Tidak dapat bantuan 14 56 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara Dalam bidang olahraga justru terjadi sebaliknya. Mayoritas responden yakni 14 orang 56 menyatakan masyarakat tidak mendapat bantuan dari perusahaan dalam hal kegiatan olahraga dan bantuan sarana bidang olahraga. Kemudian 7 responden 28 menyatakan ragu-ragu dan 3 responden 12 menjawab masyarakat tidak dapat bantuan. Ini sebenarnya dengan sesuai dengan aktivitas masyarakat Batangtoru yang tidak begitu tinggi dalam hal kegiatan olahraga. Responden yang menjawab mendapat bantuan mengaku perusahaan pernah memberi bantuan dalam hal kegiatan olahraga menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI. Tabel 18 Bantuan-bantuan yang Diberikan Sudah Memadai atau Tidak No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Sudah memadai 2 8 2 Ragu-ragu 7 28 3 Tidak memadai 16 64 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Meski masyarakat mendapat bantuan dalam beberapa kegiatan yang termasuk dalam bidang sosial, tapi mayoritas responden yakni sebanyak 16 orang 64 menyatakan bantuan-batuan yang diberikan itu tidak memadai. Hanya 2 responden atau 8 yang menyatakan sudah memadai dan 7 responden 28 menjawab masih ragu-ragu. Ini menunjukkan bahwa masyarakat masih menginginkan bantuan yang lebih banyak dan lebih beragam dari pihak perusahaan dalam bentuk CSR-nya sehingga bisa meningkatkan atau membangun kehidupan masyarakat yang lebih bagus. Universitas Sumatera Utara Tabel 19 Bantuan-bantuan yang Diberikan Bermanfaat atau Tidak No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Bermanfaat 10 40 2 Ragu-ragu 13 52 3 Tidak bermanfaat 2 8 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Karena bantuan yang diberikan dinilai sebagian besar responden tidak memadai, maka sebanyak 13 responden atau 52 menyatakan masih ragu-ragu apakah bantuan itu bermanfaat atau tidak. Tapi jumlah yang lumayan besar juga yakni 10 responden atau 40 menyatakan bantuan itu bermanfaat dan hanya 2 responden 8 yang menjawab tidak bermanfaat. Tabel 20 Program CSR dalam Upaya Membangun HubunganKomunikasi Antarmasyarakat atau Masyarakat dengan Perusahaan No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Ada 14 56 2 Ragu-ragu 8 32 3 Tidak ada 3 12 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dalam bidang kegiatan membangun hubungan atau komunikasi, mayoritas responden 56 menyatakan perusahaan mempunyai program CSR dalam upaya membangun hubungankomunikasi antarmasyarakat atau masyarakat dengan perusahaan. Sedangkan 8 responden 32 menyatakan ragu-ragu dan 3 responden menjawab tidak ada program. Responden yang menjawab perusahaan memiliki program membangun komunikasi mengatakan bahwa perusahaan sering melakukan sosialisasi baik lewat majalah, brosur, tatap muka, maupun memfasilitasi keinginan masyarakat atau kelompok lainnya untuk kunjungan ke perusahaan. Universitas Sumatera Utara Tabel 21 Bantuan Bisa Menciptakan atau Meningkatkan Kehidupan Sosial dan Keimanan Masyarakat yang Lebih Baik No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Bisa 7 28 2 Ragu-ragu 14 56 3 Tidak bisa 4 16 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Meski ada bantuan, ternyata sebagian besar responden atau 14 orang 56 menyatakan masih ragu-ragu kalau bantuan bisa menciptakan atau meningkatkan kehidupan sosial yang lebih baik. Hanya 7 responden 28 yang menyatakan bisa dan 4 responden 16 menyatakan tidak bisa. Tabel 22 Program dan Bantuan Bisa Membuat Kondisi Kesehatan dan Pendidikan Masyarakat Lebih Baik No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Bisa 3 12 2 Ragu-ragu 16 64 3 Tidak bisa 6 24 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Begitu juga dengan kondisi kesehatan dan pendidikan, sebagian besar responden atau 16 orang 64 menyatakan ragu-ragu kalau program dan bantuan tersebut membuat kondisi kesehatan dan pendidikan masyarakat yang lebih baik. Hanya 3 responden 12 yang menyatakan bisa membuat kesehatan dan pendidikan lebih baik dan 6 responden 24 menyatakan tidak bisa. Tabel 23 Program dan Bantuan Berjalan dengan Baik dan Sesuai Harapan No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Baik dan sesuai harapan 4 16 2 Ragu-ragu 16 64 3 Tidak sesuai harapan 5 20 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara Sebagian besar responden atau 16 orang 64 menyatakan masih ragu-ragu kalau program CSR bidang sosial dan bantuan yang diberikan berjalan dengan baik dan sesuai harapan. Hanya 4 responden 16 yang menyatakan sudah baik dan sesuai harapan, sedangkan 5 responden lainnya 20 menyatakan tidak sesuai harapan. Tabel 24 Masih Ada atau Tidak Kegiatan atau Bidang Sosial Lainnya yangHarus Mendapat Bantuan dari Program CSR No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Masih Ada 19 76 2 Ragu-ragu 6 24 3 Tidak ada - - Sumber: Hasil Penelitian 2010 Meski beberapa kegiatan mendapat bantuan, tapi sebagian besar responden yakni sebanyak 19 orang 76 menyatakan masih ada lagi kegiatan atau bidang sosial lainnya yang harus mendapat bantuan dari program CSR. Kemudian 6 responden 24 menyatakan ragu-ragu dan tidak satu responden pun yang menjawab tidak ada. Responden yang menjawab masih ada mengatakan beberapa contoh kegiatan lainnya yang harus mendapat bantuan adalah kegiatan pemudapemudi, kegiatan perwiridan, pendidikan dari tingkat TK sampai perguruan tinggi, dan kegiatan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di Batangtoru. Bahkan, sebagian besar dari mereka mengatakan bantuan yang diberikan harus memadai dan tidak hanya insindentil kalau ada kegiatan atau acara saja. Universitas Sumatera Utara Dari jawaban-jawaban responden di atas, terlihat bahwa peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang pemberdayaan masyarakat sudah diketahui masyarakat, tapi sebagian besar masyarakat masih ragu-ragu kalau peran tersebut bisa menciptakan kehidupan sosial, keagamaan, kesehatan dan pendidikan masyarakat lebih baik dari sebelumnya. Analisis Data Kualitatif Penelitian ini juga mengambil narasumber sebagai informan sebanyak 10 orang yang terdiri dari 2 orang dari pihak perusahaan, yakni Suria Atdmaja Community Relations PTAR dan Stevi Thomas Staf CD PTAR, 2 orang kepala desa, yakni kepala desa Perkebunan Batangtoru Nurasyiah S.Ag dan kepala desa Aek Pining A. Nasution, 3 orang tokoh masyarakat, yakni Efendi Harahap, Joddar Pulungan, Barnes Harahap, dan 3 orang kepala rumah tangga yakni M Rangkuti, Maratakun Ritonga, Suherno. Informasi yang mereka berikan selanjutnya dianalisis secara kualitatif, seperti berikut ini. Peran tanggung jawab sosial perusahaan PTAR dalam upaya pemberdayaan masyarakat Batangtoru di bidang sosial memang sudah berjalan. Masyarakat juga umumnya sudah tahu tentang tanggung jawab sosial perusahaan tersebut, misalnya dalam hal bantuan kegiatan dan sarana di bidang keagamaan, olahraga, kesehatan, pendidikan, dan sosialisasikomunikasi. Dari hasil pengamatan di lapangan, peran tanggung jawab sosial tersebut salah satunya diwujudkan dengan mendirikan Taman Bacaan Anak TBA di Desa Napa. Universitas Sumatera Utara TBA ini letaknya yang cukup strategis dengan beberapa sekolah, akses pencapaiannya juga relatif mudah. TBA ini mengambil tempat di teras rumah Ibu Nidawati Pulungan, TBA yang diberi nama TBA Mawar Kampung Napa resmi dibuka 6 Februari 2009. Menurut Stevi dari staf CD PTAR, acara peresmiannya dihadiri oleh perwakilan dari Kantor Camat Batangtoru, Kepala Desa Napa, anggota BPD Napa, Hatobangon dan Manajemen PTAR yang diwakili oleh Ted Fowles dan Suria Atmadja. Dengan penuh semangat, sekitar 80 orang anak juga menghadiri pembukaan TBA tersebut. Berdirinya TBA Mawar tentunya tidak terlepas dari dukungan penuh dan partisipasi aktif dari aparat desa dan masyarakat Kampung Napa. Kontribusi yang diberikan melalui pengadaan tempat, pembuatan rak-rak buku dan pengelolaan TBA secara sukarela menjadi nilai penting terhadap pendirian dan kelangsungan TBA ini ke depannya. Hingga saat ini beberapa naposobulung muda mudi yang turut berpartisipasi menjadi pengelola TBA secara sukarela yaitu Rosdiana, Zulfitra, Muhammad Isaac, Eric, Nur, Siska dan Syamsiah. TBA Mawar di awal pendiriannya telah memiliki sekitar 140 judul koleksi dengan total jumlah 274 buku. Terdiri dari buku-buku pengetahuan umum, fiksi, budaya, bahasa dan sebagainya, yang disediakan khususnya bagi anak-anak usia Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Namun tidak tertutup kemungkinan bagi setiap orang untuk datang dan membaca di tempat, bahkan untuk masyarakat yang tidak menetap di Kampung Napa. Universitas Sumatera Utara Pada bulan Oktober 2009, PTAR kembali menambah koleksi baru TBA Mawar. Belum termasuk koleksi-koleksi buku dan majalah yang disumbangkan secara pribadi oleh beberapa karyawan PTAR. Tentunya dibutuhkan lebih banyak bantuan dan sumbangan dari berbagai pihak untuk menambah dan melengkapi koleksi-koleksi yang lebih beragam. Gambar 4.1. Taman Bacaan Anak Mawar yang didirikan PTAR sebagai salah satu wujud dari peran tanggung jawab sosial perusahaan s umber: Dokumentasi PTAR Masih berkaitan dengan fasilitas membaca, PTAR juga menyumbangkan satu unit mobil perpustakaan keliling yang sudah dilengkapi dengan koleksi buku, monitor dan laptop. Serah terima dilakukan 5 Maret 2009, kepada Bupati Tapanuli Selatan, Ongku P. Hasibuan. Hal ini sejalan dengan program pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan minat baca dan kualitas pendidikan. Mobil perpustakaan keliling tersebut seperti terlihat gambar berikut ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 4. 2. Mobil Perpustakaan Keliling bantuan PTAR Sumber: koleksi Arifin Saleh Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa PTAR menerapkan program pengadaan sumber air bersih serta perbaikan fasilitas umum. Program yang peruntukkan utamanya ditujukan kepada 6 desa yang terkena dampak langsung kegiatan konstruksi PTAR yakni Wek 1, Wek 2, Wek 3, Wek 4, Napa dan Telo. Program ini telah dilaksanakan PTAR dalam beberapa periode secara bertahap hingga saat ini. Dalam proses pelaksanaan program di lapangan, acuan dasar yang digunakan PTAR adalah aspirasi kebutuhan riil masyarakat yang didapat melalui proses musyawarah dengan perwakilan desa terlebih dahulu. Salah satu aspirasi yang Universitas Sumatera Utara diperhatikan PTAR adalah masukan dari para kaum ibu yang lebih dominan menggunakan fasilitas umum yang ada. Menurut Stevi, pada saat program ini pertama kali diperkenalkan terdapat beberapa kendala nonteknis yang muncul, salah satunya adalah resistensi akibat kurang tersedianya informasi yang tepat di tengah masyarakat tentang tujuan dasar pelaksanaan. Dengan langkah pendekatan sosial, komunikasi intensif, keterbukaan dan realisasi fungsi yang secara langsung bisa dinilai hasilnya oleh masyarakat, sedikit demi sedikit resistensi tersebut mulai berkurang dan berubah menjadi partisipasi aktif masyarakat dalam memberi berbagai kritik dan saran yang membangun PTAR. Alhasil terdapat proses perbaikan di beberapa desa yang pelaksanaannya tidak sebatas penyediaan sumber air bersih dan fasilitas umum saja, tapi juga ke arah perbaikan sarana ibadah, serta kelengkapan instalasi listrik pada fasilitas umum yang memang belum memiliki sarana penerangan. Dalam hal ini, program yang ada tidak hanya menawarkan berbagai keuntungan fungsional sebatas tersedianya sarana alternatif sumber air bersih ketika masa kekeringan melanda, perbaikan mutu kesehatan masyarakat terhadap kondisi fasilitas umum yang lebih memadai, serta solusi perolehan air bersih ketika kekeruhan sungai Aek Pahu meningkat sementara dalam batas toleransi akibat aktivitas PTAR. Akan tetapi terdapat pula keuntungan nonfungsional yang bisa dirasakan, yakni adanya penambahan daya listrik pada beberapa fasilitas umum yang dirasa membutuhkan, pemberian subsidi dana biaya pemakaian listrik, serta bantuan Universitas Sumatera Utara perawatan pompa air, dimana kesemuanya dilakukan hingga akhir Desember 2010 pada setiap fasilitas yang telah dibangun danatau diperbaiki. Gambar 4.3. Sarana Air Bersih yang dibangun PTAR Sumber: Koleksi Arifin Saleh Tidak lupa konsep pemberdayaan masyarakat lokal juga menjadi manfaat utama dari pelaksanaan program ini. Pelibatan kontraktor lokal sebagai pihak ketiga yang ditunjuk untuk melakukan pekerjaan lapangan menjadi parameter pemberdayaan yang dimaksud. Terbukanya kesempatan penyerapan tenaga kerja setempat dari pelibatan kontraktor lokal menjadi nilai tambah tersendiri bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. Universitas Sumatera Utara Secara garis besar, program ini pada dasarnya menawarkan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat Batangtoru melalui fasilitas kesehatan yang lebih baik dan pemberdayaan masyarakat yang lebih maksimal. Oleh karena itu, keberhasilan program ini hanya bisa dicapai bila berbagai fasilitas yang akan danatau telah dibangun dapat direspon positif oleh masyarakat dengan berpartisipasi aktif menggunakan secara maksimal serta memelihara secara mandiri. Hanya saja bantuan itu dinilai belum memadai sehingga masyarakat juga masih ragu-ragu apakah bantuan tersebut bermanfaat kepada pemberdayaan mereka. M Rangkuty, seorang responden yang juga kepala rumah tangga mengatakan: “Masyarakat memang mendapat bantuan di beberapa kegiatan. Tapi kalau kami pikir-pikir bantuan tersebut sama sekali belum memadai. Soal manfaatnya memang ada, tapi kami tetap tidak yakin apakah bantuan itu membuat kondisi sosial, agama, pendidikan, dan kesehatan di daerah kami ini semakin baik.” Informan yang dijadikan dalam penelitian ini juga memberi penilaian yang sama. Rata-rata informan mengatakan bahwa peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam hal bidang sosial masih sebatas pemberian bantuan saja, belum menyentuh perbaikan atau peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan. Di sisi lain, meski sudah memberi bantuan, tapi bantuan itu dinilai belum memadai sehingga terkesan kurang bermanfaat. Efendi Harahap, seorang informan tokoh masyarakat mengatakan: ”Yang ada hanya sebatas pemberian bantuan, misalnya bantuan berbuka puasa bagi masyarakat yang kurang mampu, belajar bersama bagi anak- anak SD dilengkapi perpustakaan yang ala kadarnya. Memang ada juga taman bacaan, tapi bukunya masih kurang lengkap. Akan lebih baik lagi, kalau perpustakaan sekolah juga dilengkapi dan difasilitasi. Di bidang kesehatan melaksanakan pemberantasan nyamuk termasuk penyakit Universitas Sumatera Utara cikungunya. Di bidang olahraga setiap 17 Agustus memberi bantuan berupa uang atau peralatan olahraga.” Soal manfaat peran tanggung sosial perusahaan itu juga dinilai masih kurang dan kalau peran tersebut hanya seperti itu saja masyarakat tidak yakin bisa meningkatkan kehidupan sosial kemasyarakatan yang lebih baik. Informan lainnya seorang kepala rumah tangga Suherno mengatakan: ”Peran tanggung jawab sosial seperti itu kurang bermanfaat. Peran seperti itu juga tidak akan bisa menciptakan kehidupan sosial, agama, dan kondisi kesehatan masyarakat yang lebih baik.” Karena itu peran tanggung jawab sosial perusahaan di bidang sosial dinilai masih kurang banyak. Sebab, masih ada bidang lainnya yang belum tersentuh program CSR tersebut, misalnya bantuan terhadap masyarakat miskin, pembukaan lapangan kerja baru bagi masyarakat sehingga pengangguran bisa dikurangi, pemberian pupuk dan alat-alat pertanian, bantuan terhadap korban bencana alam, bantuan biaya sekolah bagi siswa kurang mampu dan siswa berprestasi. Dalam hal ini, Nurasyiah, informan seorang kepala desa mengatakan: ”Kalau program itu saja yang dilaksanakan tidak akan banyak manfaatnya. Program juga seharusnya bisa berupa pembukaan lapangan kerja baru, bantuan terhadap keluarga miskin, lebih-lebih mereka yang tidak mendapat ganti rugi tanah yang dipakai pihak perusahaan. Khusus lapangan pekerjaan, selain bekerja di perusahaan, program CSR-nya juga harus bisa menciptakan pekerjaan di berbagai bidang.” Kalau pun memang program yang sudah ada tetap akan dilaksanakan, beberapa informan berharap adanya perubahan dalam peningkatan bantuan dan kualitas program. Sebab, program yang berlangsung saat ini terkesan hanya ala kadarnya saja dan sebagai upaya agar masyarakat tidak ribut atau tidak melakukan Universitas Sumatera Utara perlawanan terhadap perusahaan. Joddar Pulungan, seorang informan tokoh masyarakat mengatakan: ”Masyarakat sudah pintar. Sebagian besar masyarakat sudah tahu berapa keuntungan pihak perusahaan dalam menambang emas itu. Jadi, kami harap bantuan yang diberikan juga bisa lebih banyak dan lebih beragam.” Begitu juga dengan sosialisasi atau komunikasi yang dibangun pihak perusahaan lewat program CSR masih belum maksimal. Masyarakat menilai komunikasi yang dibangun masih terkesan pilih-pilih. Brosur atau majalah seperti yang dikatakan tidak semua didapatkan masyarakat. Kalau pun ada media radio, tapi itu juga sepertinya sudah tidak beroperasi. Dalam hal ini seorang informan Nuarasyiah, kepala desa Perkebunan Batangtoru mengatakan: ”Hubungan masyarakat dengan pihak perusahaan memang bagus, tapi soal informasi pertambangan sebagian masyarakat belum tahu persis. Mereka hanya tahu ada pertambangan, tapi soal yang lainnya masyarakat belum tahu secara lengkap.” Di lain sisi, pihak perusahaan memang mengakui keterbatasan mereka soal pelaksanaan program-program tanggung jawan sosial perusahaan di bidang sosial itu. Hanya saja mereka mengaku tetap komit dan konsisten melaksanakan programnya dan sekaligus terus berupaya meningkatkan kuantitas dan kualitasnya. Peberdayaan masyarakat bagi pihak perusahaan juga merupakan salah satu tugas yang harus dilaksanakan dengan sama-sama bersinergi dengan elemen masyarakat lainnya dan pemerintah setempat. Suria Atdmaja, selaku community relations PTAR mengatakan: Universitas Sumatera Utara ”Sudah banyak yang kita lakukan, meski begitu kita akan terus meningkatkannya. Meski perusahaan kita belum melakukan eksploitasi, tapi kita sudah melakukan program pemberdayaan melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Kita akan tetap komitmen dan konsisten melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat itu.” Peran tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan PTAR juga melibatkan berbagai elemen masyarakat dan pemerintah setempat. Sampai hari ini, menurut pihak perusahaan kendala dalam pelaksanaan program-program itu belum ada. Kalau soal bantuan memang besarannya berbeda sesuai tahapan proses pertambangan. Stevi Thomas, dari pihak CD PTAR mengatakan: ”Kendala belum kita temukan. Perusahaan akan terus komit melakukan permberdayaan. Semua elemen kita libatkan, termasuk pemerintah setempat, seperti Dinas Kesehatan Tapsel yang kita libatkan dalam program-program kesehatan.” Bahkan, mereka mengklaim bahwa program kesehatan yang dilaksanakan bersama Dinas Kesehatan Tapsel berhasil dalam hal peningkatakan kualitas kesehatan masyarakat Batangtoru. Stevi menambahkan: ”Bantuan kesehatan sudah banyak kita lakukan bahkan bayi kurang gizi juga ada yang kita bantu. Semua program kesehatan itu memang sangat dibutuhkan masyarakat.” Universitas Sumatera Utara

4.4.2. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Upaya Pemberdayaan

Masyarakat di Bidang Ekonomi Perusahaan pertambangan emas PT Agincourt Resources memiliki tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility CSR dalam bidang ekonomi mencakup berbagai kegiatan, misalnya mengutamakan calon tenaga kerja dalam sistem perekrutan baik untuk memenuhi kebutuhan karyawan PTAR maupun kontraktornya. Hal ini dilakukan melalui sistem database calon tenaga kerja yang mekanisme pengumpulan datanya melalui anggota Komite Perwakilan Masyarakat Desa KPMDMC3 di 11 desa terdekat dengan wilayah tambang. Kemudian penelitian dan pengembangan usaha yang potensial, konsultasi dan advokasi usaha, pelatihan usaha dan pemantauan usaha, pengembangan ekonomi lokal dan bisnis lokal. Tujuan program ini untuk menciptakan pengusaha mandiri yang nantinya memiliki daya saing. Analisis Data Kuantitatif Berikut ini adalah tabel-tabel yang menggambarkan peran tanggung jawab sosial PTAR di bidang ekonomi di mata masyarakat Batangtoru secara kuantitatif. Tabel 25 Pengetahuan Tentang Program-program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau CSR Dalam Bidang Ekonomi No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Mengetahui 12 48 2 Ragu-ragu 11 44 3 Tidak mengetahui 2 8 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari 25 responden, perbandingan yang sudah mengetahui tentang program- program tanggung jawab sosial perusahaan CSR yang dilakukan perusahaan di Universitas Sumatera Utara bidang ekonomi cukup berimbang dengan yang ragu-ragu. Sebanyak 12 responden 48 mengaku mengetahui program bidang ekonomi tersebut, kemudian 11 responden 44 masih ragu-ragu, dan hanya 2 responden 8 yang menjawab tidak mengetahui. Responden yang menjawab mengetahui mengatakan bahwa program-program bidang ekonomi itu antara lain pembukaan lapangan kerja baru, pelatihan-pelatihan di berbagai bidang usaha. Tabel 26 Program Berupa Penciptaan Lapangan Kerja Baru Bagi Masyarakat No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Ada 10 40 2 Ragu-ragu 15 60 3 Tidak ada - - Sumber: Hasil Penelitian 2010 Mayoritas responden atau 15 orang 60 menyatakan masih ragu-ragu apakah program tanggung jawab sosial perusahaan di bidang ekonomi itu berupa penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat. Sementara itu ada 10 responden 40 menyatakan memang ada penciptaan lapangan kerja baru, dan tidak satu pun responden yang menjawab tidak ada. Responden yang menjawab ada mengatakan munculnya perusahaan pertambangan memberi lapangan pekerjaan baru bagi mereka. Sedangkan yang ragu- ragu mengatakan program tanggung jawab sosial perusahaan itu tidak termasuk dalam hal pekerjaan baru di pertambangan. Hasil pengamatan peneliti, beberapa pekerjaan baru memang muncul di Batangtoru setelah kehadiran pertambangan, misalnya usaha perbengkelan, warung Universitas Sumatera Utara nasi, dan jahit menjahit pakaian. Salah satu usaha perbengkelan las yang ada di Desa Aek Pining memang lumayan hidup. Menurut mekanik bengkel, besi-besi yang kerjakan umumnya adalah pesanan pihak PTAR atau perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan pertambangan tersebut. Tabel 27 Program Ekonomi dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Ada 5 20 2 Ragu-ragu 8 32 3 Tidak ada 12 48 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Meski tanggung jawab sosial perusahaan mencakup bidang ekonomi, tapi sebagian besar responden yakni sebanyak 12 orang 48 menyatakan tidak ada program bidang ekonomi dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat. Kalaupun program ekonomi ada, tapi menurut responden itu hanya sebatas program dan belum bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Selain itu ada 8 responden 32 yang menjawab ragu-ragu dan hanya 5 responden 20 yang menjawab memang ada program ekonomi peningkatan ekonomi masyarakat, misalnya pelatihan-pelatihan. Tabel 28 Pelatihan-pelatihan untuk Menambah Keterampilan Masyarakat No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Ada 16 64 2 Ragu-ragu 5 20 3 Tidak ada 4 16 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara Sebanyak 16 responden atau 64 menyatakan ada pelatihan-pelatihan untuk menambah keterampilan masyarakat. Menurut responden pelatihan-pelatihan itu berupa pelatihan mekanik, listrik, pengelolaan keuangan keluarga, dan pelatihan kewirausahaan. Sementara itu 5 responden 20 menyatakan ragus-ragu dan 4 responden 16 menyatakan tidak ada pelatihan untuk menambah keterampilan masyarakat. Tabel 29 Pelatihan-pelatihan Bisa Menciptakan Lapangan Kerja yang Baru No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Bisa 6 24 2 Ragu-ragu 12 48 3 Tidak bisa 7 28 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Meski masyarakat mendapat pelatihan-pelatihan sebagai wujud dari tanggung jawab sosial perusahaan, tapi sebagian besar responden atau 12 orang 48 menyatakan masih ragu-ragu apakah pelatihan itu bisa menciptakan lapangan kerja baru. Hanya 6 responden 24 yang menjawab bisa menciptakan lapangan kerja dan 7 respoden lainnya 28 menyatakan tidak bisa. Tabel 30 Bantuan Permodalan untuk Usaha-usaha Ekonomi yang Dilakukan Masyarakat No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Dapat bantuan 1 4 2 Ragu-ragu 4 16 3 Tidak dapat bantuan 20 80 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Salah satu bantuan yang diharapkan masyarakat, yakni berupa bantuan permodalan untuk usaha ternyata tidak diperoleh dari program ekonomi yang Universitas Sumatera Utara merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan. Ini terbukti dari sebagian besar responden yakni sebanyak 20 orang 80 menyatakan tidak ada mendapat bantuan. Padahal menurut responden, masyarakat sangat membutuhkan bantuan modal usaha tersebut. Hanya 1 responden 4 yang menyatakan mendapat bantuan dan 4 responden lainnya manjawab ragu-ragu. Tabel 31 Program, Pelatihan, dan Bantuan Bermanfaat bagi Masyarakat No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Bermanfaat 7 28 2 Ragu-ragu 12 48 3 Tidak bermanfaat 6 24 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Sebagian besar responden yakni sebanyak 12 orang 48 menyatakan masih ragu-ragu apakah program, pelatihan, dan bantuan tersebut memberi manfaat bagi masyarakat. Ada 7 responden 28 yang menyatakan bermanfaat, dan 6 responden lainnya 24 menyatakan tidak bermanfaat. Mereka yang menjawab bermanfaat mengaku sebagian masyarakat sudah ada yang mendapatkan pekerjaan setelah mendapat pelatihan. Tabel 32 Program, Pelatihan, dan Bantuan Bisa Meningkatkan Kehidupan di Bidang Ekonomi yang Lebih Baik No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Bisa 5 20 2 Ragu-ragu 16 64 3 Tidak bisa 4 16 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara Meski masyarakat mendapat pelatihan, bantuan dan ada penciptaan lapangan kerja baru, tapi sebagian besar responden atau 16 64 menyatakan masih ragu- ragu kalau semua program bidang ekonomi itu bisa meningkatkan kehidupan ekonomi yang lebih baik. Responden beralasan belum yakin dengan kelanjutan program-program tersebut. Ada kekuatiran jika perusahaan sudah hengkang, maka program tersebut dengan sendirinya akan hilang. Sementara itu, 5 responden 20 menyatakan bisa dan 4 responden lainnya 16 tidak bisa. Tabel 33 Pendapatan Masyarakat Meningkat No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Meningkat 5 20 2 Ragu-ragu 8 32 3 Tidak meningkat 12 48 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Sejalan dengan keragu-raguan masyarakat apakah program bidang ekonomi itu bisa menciptakan kehidupan yang lebih baik, ternyata sebagian besar responden atau 12 orang 48 juga menyatakan bahwa pendapatan masyarakat tidak meningkat meski sudah ada program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi. Hanya 5 responden 20 yang menjawab bahwa pendapatan meningkat dan 8 responden 32 menjawab ragu-ragu. Tabel 34 Masyarakat Memiliki Tabungan Baik di Bank maupun di Rumah Setelah Ada Program Bidang Ekonomi No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Memiliki Tabungan 4 16 2 Ragu-ragu - - 3 Tidak memiliki tabungan 21 84 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara Meski perusahaan memiliki program bidang ekonomi sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dan juga sudah ada penciptaan lapangan kerja baru, tapi sebagian besar responden atau 21 orang 84 mengaku tidak memiliki tabungan, sebagai salah satu bukti bahwa ekonomi masyarakat mengalami perbaikan. Selebihnya, 4 responden 16 menyatakan memiliki tabungan, tapi itu pun di simpan dalam bentuk celengan di rumah. Tabel 35 Masyarakat Memiliki Tambahan AsetKekayaan Berupa BarangBenda Setelah ada Program Bidang Ekonomi No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Kekayaan bertambah 3 12 2 Ragu-ragu - - 3 Kekayaan tidak bertambah 22 88 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Program bidang ekonomi dari tanggung jawab sosial perusahaan juga tidak membuat kekayaan masyarakat bertambah banyak, misalnya berupa asset bergerak dan tidak bergerak. Sebanyak 22 responden 88 menyatakan kekayaannya tidak bertambah dan hanya 3 orang 12 yang menjawab kekayaannya bertambah. Itu pun berupa sepeda motor karena diperlukan untuk menunjang aktivitas. Dari hasil di atas terlihat jelas bahwa sebagian besar responden menyatakan peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang pemberdayaan ekonomi belum bisa menciptakan kehidupan ekonomi yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara Analisis Data Kualitatif Peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam upaya pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi terlihat belum maksimal dan belum memadai. Perusahaan memang sudah melakukan beberapa program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi, tapi manfaat dari peran itu masih belum dirasakan masyarakat. Memperhatikan tabel-tabel di atas, jelas terlihat kalau peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam upaya pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi belum memadai. Beberapa program yang termasuk dalam bagian itu dinilai belum bermanfaat dan diyakini belum bisa menciptakan kondisi kehidupan ekonomi yang lebih baik. Mayoritas informan juga mengatakan bahwa program tanggung jawab sosial perusahaan dalam upaya pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi masih sebatas pelatihan-pelatihan dan belum menyentuh kebutuhan langsung dari masyarakat. Seorang informan yang merupakan tokoh masyarakat Barnes Harahap mengatakan: ”Kehadiran perusahaan pertambangan emas memang menjadikan kesempatan untuk berusaha atau mendapatkan pekerjaan bagi masyarakat sedikit terbuka, tapi lapangan pekerjaan itu terfokus di perusahaan. Sementara usaha lainnya yang diharapkan bisa tumbuh belum terlihat. Kalau memang akan terus melakukan pelatihan-pelatihan, sebaiknya perusahaan juga mengikutinya dengan membuka lapangan kerja baru dan pemberian bantuan modal untuk berusaha. Kalau tidak, masyarakat akan tetap berharap bekerja di perusahaan.” Informan juga masih menunjukkan keragu-raguannya ketika ditanya tentang efektivitas dan keberhasilan program dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat. Ada juga di antara informan yang mengatakan bahwa pelatihan-pelatihan yang diberikan belum menyentuh dan sifatnya masih sekadar untuk mencari muka atau mencari simpati masyarakat bahwa perusahaan memang peduli kepada mereka. Universitas Sumatera Utara Seharusnya, kalau memang berniat memberdayakan masyarakat secara ekonomi, semua elemen masyarakat harus dilibatkan, kemudian program yang dipilih juga harus sesuai kebutuhan masyarakat, misalnya dalam upaya pengembangan di sektor pertanian. Sebab, sebagian besar masyarakat hidup dari sektor pertanian. Seorang informan yang juga seorang kepala desa yang termasuk bagian 11 desa lingkar pertambangan menunjukkan kerisauannya dengan program-program tanggung jawab sosial perusahaan di bidang ekonomi. Bahkan ketika wawancara, si informan ini menunjukkan apatisme terhadap keberhasil program dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Menurutnya lagi harus ada program yang memang benar- benar dibutuhkan masyarakat, khususnya pemuda-pemudi dan tenaga kerja yang berusia produktif. Sehingga program yang ada tidak terkesan untuk mencari simpati saja. Pelatihan-pelatihan keterampilan yang dilakukan pihak perusahaan sebagai program tanggung jawab sosial perusahaannya memang disambut positif masyarakat. Seperti gambar di bawah ini, salah satu kegiatan pembukaan pelatihan bagia kaum ibu. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Pembukaan Pelatihan Pengelolaan Keuangan Sumber: Dokumentasi PTAR Hanya saja menurut beberapa informasi, pelatihan itu harus terus berkelanjutan dan ketika sudah bisa dilepas, masyarakat yang sudah dilatih harus diberikan modal untuk membuka usaha. Seorang informan yang juga kepala rumah tangga Maratakun Ritonga mengatakan: ”Kalau hanya pelatihan-pelatihan saja untuk apa itu. Sebab, setelah dilatih ke mana mereka akan menyalurkan keterampilannya itu. Tidak banyak tempat di Batangtoru ini yang bisa menyerap keterampilan mereka. Makanya sebaiknya ada juga modal usaha dari pihak perusahaan dan juga bimbingan lanjut agar mereka yang dilatih bisa buka usaha dan produktif di bidang kerjanya.” Soal peluang bekerja di perusahaan pertambangan, beberapa informan menilai kesempatan itu sangat terbatas bagi masyarakat setempat. Kalau pun ada hanya segelitir orang yang bisa bekerja di perusahaan. Memang, kemampuan atau pendidikan yang dimiliki masyarakat adalah salah satu kendala. Makanya, seharusnya perusahaan bisa membuka lapangan kerja baru yang cocok dengan sumber daya dan pendidikan masyarakat setempat. Universitas Sumatera Utara Dengan cara seperti itulah, diyakini pendapatan masyarakat akan terus meningkat dan perbaikan kehidupan ekonominya akan tercapai. Dengan demikian, masyarakat juga pelan-pelan akan bisa menambah asset atau kekayaannya. Seorang informan yang juga tokoh masyarakat Joddar Pulungan mengatakan: ”Kalau ada pelatihan keterampilan, ada kesempatan bekerja dan membuka usaha baru maka masyarakat akan bisa produktif dan tentu pendapatannya akan meningkat sehingga ia bisa menambah barang- barang harta benda kepunyaannya dan tentu kehidupan ekonominya akan semakin baik. Hal-hal seperti inilah seharusnya yang menjadi perhatian perusahaan dalam melaksanakan program tanggung jawab sosialnya sebagai upaya memderdayakan masyarakat di bidang ekonomi.” Peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam upaya pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi juga masih dianggap belum maksimal. Bahkan belum terasa dalam upaya peningkatan kehidupan masyarakat Batangtoru. Beberapa informan justru mengajukan usul yang cukup menarik dalam hal pelaksanaan program-program tanggung jawab sosial perusahaan tersebut. Menurut mereka, pihak perusahaan seharusnya memberi kewenangan penuh kepada sebuah lembaga atau kelompok masyarakat untuk melaksanakan berbagai kegiatan tersebut, termasuk pendanaannya. Pihak perusahaan cukup hanya memantau dan meminta pertanggungjawaban dari kegiatan-kegiatan yang sudah diserahkan kepada lembaga atau kelompok masyarakat tersebut. A. Nasution, seorang informan yang juga kepala desa Aek Pining mengatakan: ”Dana yang sudah dikeluarkan perusahaan dalam kegiatan ini pasti tidak sedikit. Kalau boleh memberi usul, seharusnya dana-dana program itu diberikan pengelolaannya kepada kelompok masyarakat, lembaga atau sejenisnya sehingga pemanfaatannya bisa lebih efektif dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Kalau pihak perusahaan yang melaksanakan, Universitas Sumatera Utara mereka mungkin menghadapi keterbatasan baik berupa tenaga kerja, kemampuan mendekati masyarakat, dan ketidaktahuan akan kebutuhan- kebutuhan masyarakat. Lembaga atau kelompok masyarakat yang akan mengelola kegiatan dan dana yang diberikan bisa beranggotakan perwakilan masyarakat dan juga utusan pemerintah. Cara ini juga tentu membuat masyarakat lebih berdaya daripada hanya ditangani perusahaan yang kesannya akan membuat masyarakat mengalami ketergantungan.” Pihak perusahaan memang tidak membantah kalau program-program yang dilaksanakan belum sesuai harapan masyarakat. Hanya saja, komitmen mereka untuk terus memberdayakan masyarakat secara ekonomi tidak berubah dan akan terus dilakukan. Gambar 4.5. Penandatanganan Kerjasama PTAR dengan Pemkab Tapsel sebagai wujud komitmen untuk membantu masyarakat sekitar Sumber: Dokumentasi PTAR Stevi Thomas, bagian CD PTAR memaparkan pihak perusahaan akan terus melakukan pengembangan usaha kecil dan menengah, penelitian dan pengembangan usaha yang potensial, konsultasi dan advokasi usaha, pelatihan usaha dan pemantauan Universitas Sumatera Utara usaha. Tujuan program ini untuk menciptakan pengusaha mandiri yang memiliki daya saing. Stevi juga mengatakan: ”Program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi ke depan akan diarahkan ke pembinaan bisnis yang berkelanjutan, pengelolaan keuangan lembaga atau rumah tangga, melibatkan partisipasi perusahaan lokal dalam setiap proyek yang ada di perusahaan pertambangan. Contoh konkritnya, misalnya mendidik pendere getah agar lebih bagus dalam bekerja dan mengelola keuangan. Kemudian menggali dan menggalakkan potensi desa berbasis desa baik dalam bidang pertanian, perkebunan, perikanan, dan inti plasma. Tujuannya ketika tambang sudah tutup mereka semua menjadi pengusaha yang mandiri.” Kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga-lembaga pemerintah dalam upaya pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi juga terus dilakukan pihak perusahaan. Suria Atmadja, selaku community relations PTAR mengatakan: ”Program pemberdayaan ekonomi masyarakat juga melibatkan kerja sama dengan BLK Tapsel dalam hal memberi pelatihan dalam bidang pengelasan, listrik, elektronik. Kegiatan itu akan terus dilakukan sebagai bentuk bentuk komitmen perusahaan dalam memberi kontribusi untuk pemberdayaan masyarakat Batangtoru khususnya masyarakat di 11 desa lingkar tambang.”

4.4.3. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Upaya Pemeliharaan Bidang

Lingkungan PTAR memiliki komitmen dengan standar yang tinggi dalam manajemen pengelolaan lingkungan, dengan terus-menerus memperbaharui dan meningkatkan kinerja lingkungan melalui program-programnya, seperti pengelolaan air baku dan air proses, pengendalian erosi dan sendimentasi, pengendalian emisi gas, konservasi energi, pelestarian keanekaragaman hayati flora dan fauna, perlindungan terhadap ekosistem, komunikasi terbuka kepada pemangku kepentingan. Universitas Sumatera Utara Departemen Lingkungan PTAR adalah departemen yang bertanggung jawab untuk mengendalikan dampak-dampak lingkungan yang terjadi dari setiap kegiatan perusahaan baik dimulai dari kegiatan eksplorasi, konstruksi, kegiatan pertambangan dan penutupan tambang bila saatnya tiba. Departemen ini tidak saja bertanggug jawab untuk mengamalkan komitmen perusahaan di bidang lingkungan, tetapi juga bekerja berdasarkan rambu-rambu yang telah digariskan pemerintah maupun ketentuan- ketentuan yang tertera di dalam Amdal. Pihak perusahaan juga sebisa mungkin terus melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya sama-sama menjaga lingkungan alam. Di sisi lain, perusahaan juga tidak lupa memberi bantuan terhadap masyarakat yang mengalami musibah bencana alam, termasuk bantuan korban tsunami yang terjadi di Nias. Analisis Data Kuantitatif Berikut ini adalah tabel-tabel yang memaparkan tangung jawab sosial perusahaan dalam bidang lingkungan secara kuantitatif. Tabel 36 Pengetahuan Tentang Program-program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau CSR Dalam Bidang Lingkungan No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Mengetahui 8 32 2 Ragu-ragu 12 48 3 Tidak mengetahui 5 20 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Berbeda dengan dua program lainnya bidang sosial dan ekonomi, pengetahuan responden terhadap program-program tanggung jawab sosial Universitas Sumatera Utara perusahaan dalam bidang lingkungan masih belum merata. Buktinya sebagian besar responden atau sebanyak 12 orang 48 menyatakan masih ragu-ragu soal program- program bidang lingkungan itu. Tapi 8 responden 32 mengaku sudah mengetahuinya dan 5 responden lainnya 20 menjawab tidak mengetahui. Mereka yang menjawab sudah mengetahui mengatakan program lingkungan itu bisa dilihat dari penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan perusahaan, pemeliharaan lingkungan sungai berupa pembangunan bronjong, dan menyiapkan pohon-pohon untuk pengihijauan. Tabel 37 Perusahaan Terus Melakukan Upaya Pemeliharaan Lingkungan Alam No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Terus melakukan 6 24 2 Ragu-ragu 14 66 3 Tidak melakukan 5 20 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Sebagian besar responden, yakni sebanyak 14 orang 66 juga menyatakan masih ragu-ragu kalau perusahaan terus melakukan upaya pemeliharaan lingkungan alam. Sebanyak 6 responden 24 menyatakan perusahaan terus melakukan, dan 5 responden lainnya 20 menjawab tidak melakukan. Tabel 38 Masyarakat Dilatih Menjaga Hutan dan Kelestarian Lingkungan Alam No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Dilatih 2 8 2 Ragu-ragu 6 24 3 Tidak dilatih 17 68 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara Kerusakan hutan dan lingkungan tidak bisa diabaikan ketika perusahaan pertambangan emas sudah beroperasi. Tapi, sebagian besar responden atau sebanyak 17 orang 68 menyatakan tidak mendapat pelatihan dalam menjaga hutan dan kelestarian alam dan lingkungan. Hanya 2 responden 8 yang menjawab bahwa masyarakat mendapat pelatihan, dan 6 responden lainnya 24 menjawab ragu- ragu. Tabel 39 Program Lingkungan Lewat CSR Perusahaan Membuat Lingkungan Alam akan Tetap Terpelihara No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Tetap terpelihara 2 8 2 Ragu-ragu 15 60 3 Tidak terpelihara 8 32 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Sebagian besar responden atau 15 orang 60 menyatakan masih ragu-ragu kalau program lingkungan yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan CSR membuat lingkungan alam akan tetap terpelihara. Sementara itu, 8 responden 32 menyatakan lingkungan alam tetap tidak terpelihara, sedangkan yang menjawab tetap terpelihara hanya 2 responden 8 . Tabel 40 Program Lingkungan Sudah Memadai dalam Menjaga Lingkungan Alam No Jawaban Responden Frekuensi Persen 1 Sudah memadai - - 2 Ragu-ragu 16 64 3 Tidak memadai 9 36 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara Tidak ada satu pun responden yang menyatakan kalau program lingkungan dari kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan sudah memadai dalam menjaga lingkungan alam. Keyakinan masyarakat bahwa lingkungan alamnya akan rusak karena beroperasinya perusahaan pertambangan emas cukup besar. Sebagian besar responden yakni 16 orang 64 menjawab masih ragu-ragu kalau programn lingkungan itu sudah memadai dalam menjaga lingkungan alam, dan 9 responden 36 menyatakan sama sekali tidak memadai. Dari hasil di atas, terlihat bahwa sebagian besar masyarakat masih ragu-ragu soal program pemeliharaan lingkungan PTAR sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan. Analisis Data Kualitatif Departemen Lingkungan PTAR adalah departemen yang bertanggung jawab untuk mengendalikan dampak-dampak lingkungan yang terjadi dari setiap kegiatan perusahaan baik dimulai dari kegiatan eksplorasi, konstruksi, kegiatan pertambangan dan penutupan tambang bila saatnya tiba. Departemen ini tidak saja bertanggung jawab untuk mengamalkan komitmen perusahaan di bidang lingkungan, tetapi juga bekerja berdasarkan rambu-rambu yang telah digariskan pemerintah maupun ketentuan-ketentuan yang tertera di dalam Amdal. Universitas Sumatera Utara Kegiatan yang menyangkut aspek lingkungan selalu hadir sejak awal perencanaan konstruksi hingga ke tahap pelaksanaan konstruksi, pembukaan lahan untuk keperluan jalan masuk, gudang bahan peledak atau magazine sementara, area pabrik dan lain sebagainya. Bahkan, sekalipun masa konstruksi yang diawali pada bulan Desember 2008 selama kurang lebih 9 bulan, kegiatan lingkungan tersebut tidak menjadi surut bahkan semakin meningkat. Hal ini terlihat dari jumlah tenaga kerja Departemen Lingkungan yang semula berjumlah 9 orang sebelum masa konstruksi, secara bertahap terdapat peningkatan menjadi 30 pekerja lokal dari Batangtoru. Hasil pengamatan di lapangan, PTAR terus melakukan upaya rehabilitasi lahan-lahan yang sudah dibuka, pembuatan beronjong-beronjong yang dilapisi bahan saringan sebagai penahan lumpur pada parit-parit dan sungai Aek Pahu, termasuk juga pengontrolan rutin kekeruhan airnya di tempat strategis serta upaya mengurangi longsoran dan erosi di jalan yang dibuka akibat curah hujan yang tinggi. Rehabilitasi lahan terus dilakukan meliputi jalan masuk dari kilometer 0 hingga ke kilometer 5, magazine sementara, area pabrik dan daerah penempatan kupasan tanah. Upaya rehabilitasi lahan yang dilakukan adalah dengan cara menanam dengan tanaman penutup kacang-kacangan, penanaman pohon dengan mengutamakan tanaman lokal. Beberapa jenis pohon lokal juga sudah mulai dibesarkan di areal persemaian atau disebut nursery di Departemen Lingkungan seperti Makaranga, Kayu OmbunGamal, Kabut Seribu termasuk kayu Mahoni sejumlah 1300 batang sumbangan dari Camat Batang Toru. Program persemaian ini sedini mungkin telah Universitas Sumatera Utara dipersiapkan untuk pelaksanaan program penanaman kembali atau revegetasi pada lahan yang nantinya menjadi daerah reklamasi dan beberapa jenis pohon dari persemaian tersebut telah ditanam pada daerah permanen yang sudah dibuka. Informasi dari pihak PTAR menyebutkan, di samping upaya rehabilitasi, kegiatan-kegiatan penelitian lingkungan telah juga dilaksanakan, seperti penelitian ekologi yang telah dilaksanakan pada bulan Juli 2008 lalu bekerjasama dengan konsultan independen URS. Penelitian ini bertujuan untuk melihat rona awal keanekaragaman flora dan fauna di daerah operasi Martabe. Dari keanekaragaman flora dan fauna yang didapat menjadi dasar acuan upaya penjagaan dan konservasi lingkungan oleh PTAR. Beberapa jenis flora dan fauna ditemukan pada saat penelitian. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian ekologi yang pada awalnya dilakukan Dames dan Moore pada masa Normandi pada tahun 1998-1999. Penelitian ini berlanjut pada masa PTNHN yang dilakukan oleh konsultan Hatfindo pada musim kering tahun 2003 dan musim hujan tahun 2004 di wilayah Proyek Martabe. Di bidang pemantauan, PTAR juga mengambil prakarsa untuk mengundang instansi terkait yaitu Bapedalda untuk melakukan pemantauan bulanan bersama-sama termasuk memberikan pengarahan-pengarahan teknis sehingga apabila terjadi kendala, akan sedini mungkin melakukan perbaikan. Upaya tersebut sudah mulai menunjukkan hasil antara lain dengan mulainya tumbuhnya tanaman seperti kacang-kacangan dan pepohonan, berkurangnya kekeruhan di Aek Pahu hingga kondisi normal. Dan tentu saja upaya ini akan tetap Universitas Sumatera Utara secara konsisten dilakukan oleh PTAR untuk menunjukkan komitmen di dalam penjagaan lingkungan. Tapi di mata informan, peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang pemeliharaan lingkungan juga dianggap belum maksimal. Padahal, tahapan pertambangan sudah memasuki tahapan konstruksi atau pembangunan sarana fisik perusahaan. Ini artinya, akan ada pembukaan jalan membelah hutan, pembanguan fisik perusahaan di lokasi-lokasi yang selama ini dikenal sebagai hutan. Sebagian besar informan dalam penelitian ini mengatakan bahwa sosialisasi pihak perusahaan dalam hal penanganan lingkungan belum sesuai harapan. Bahkan beberapa informan mengaku peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam hal pemeliharaan lingkungan masih layak dipertanyakan. Sebab, yang dilakukan perusahaan baru sebatas mambangun bronjong di beberapa pinggiran sungai Aek Pahu. Sedangkan pohon-pohon yang sudah ditebangi belum diganti dengan cara penghijauan. Seorang responden yang juga tokoh masyarakat Barnes Harahap mengatakan: “Segala sesuatu yang berhubungan dengan tambang maupun penggalian harus sesuai dengan aturan yang berlaku. Jangan seenaknya menebangi hutan tanpa melakukan penghijauan.” Kesadaran masyarakat akan perlunya pemeliharaan lingkungan juga semakin tinggi. Bahkan mereka juga takut dengan bahaya lingkungan yang akan terjadi dengan munculnya perusahaan pertambangan. Apalagi setelah mereka mendapat informasi bahwa di beberapa lokasi pertambangan emas di Indonesia, lingkungannya Universitas Sumatera Utara pasti mengalami kerusakan. Seorang responden yang juga kepala rumah tangga Suherno mengatakan: “Kami sadar lingkungan di sini akan rusak dengan beroperasinya perusahaan pertambangan emas. Tolong selamatkan kami Pak Sejak datangnya perusahaan sering terjadi longsor dan banjir. Perusahaan harus berhati-hati menggunakan zat berbahaya yang dapat merusak lingkungan.” Memang belum bisa dibuktikan apakah sering terjadinya longsor dan banjir di daerah itu dikarenakan kehadiran perusahaan pertambangan emas, tapi setidaknya kekuatiran seperti itu merupakan wujud kesadaran masyarakat tentang perlunya pemeliharaan lingkungan. Sebagian besar informan juga berharap agar pihak perusahaan melalui program tanggung jawab sosial perusahaannya melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Sebab, kalau peran itu hanya dilakukan pihak perusahaan saja, dikuatirkan pemeliharaan lingkungan tidak akan efektif. Harus ada juga sosialisasi kepada semua lapisan masyarakat bagaimana menjaga lingkungan dan memelihara lingkungan. Seorang informan yang juga tokoh masyarakat Efendi Harahap mengatakan: ”Pihak perusahaan jangan hanya fokus terhadap pembayaran ganti rugi kepada masyarakat yang memiliki tanah atau lahan yang akan dipergunakan perusahaan dalam operasional tambangnya. Tapi, masyarakat yang tidak mendapatkan ganti rugi tapi diyakini akan mendapatkan dampak akibat kehadiran perusahaan juga harus diperhatikan. Setidaknya mereka tidak jadi korban dari dampak lingkungannya.” Begitu juga dengan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan pihak perusahaan lewat program tanggung jawab sosialnya di bidang pemeliharaan lingkungan dimana sebagian besar informan berharap agar program itu lebih Universitas Sumatera Utara mengedepankan penghijauan dan sebisa mungkin meminimalisir penebangan hutan. Sebab, yang peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang pemeliharaan lingkungan ini belum nampak di mata masyarakat dan bisa dirasakan. Kalau pun ada, program itu terlihat hanya di sekitar basecampkantor perusahaan di Desa Aek Pining. Seorang informan tokoh masyarakat A. Nasution mengatakan: ”Masyarakat sudah tahu operasional pertambangan akan diadakan di beberapa kawasan hutan yang ada di Batangtoru. Kami sebenarnya sangat berharap agar penebangan hutan bisa dilakukan sedikit mungkin. Dan kalau penebangan sudah dilakukan segera dilaksanakan penghijauan kembali.” Pihak PTAR memang sadar dengan persoalan lingkungan ini. Karena itu pemeliharaan lingkungan akan terus mereka lakukan. Dari brosur dan majalah Tona Nadenggan yang dikelola PTAR disebutkan bahwa kegiatan yang menyangkut aspek lingkungan selalu hadir sejak awal perencanaan konstruksi hingga ke tahap pelaksanaan konstruksi, pembukaan lahan untuk keperluan jalan masuk, gudang bahan peledak atau magazine sementara, area pabrik dan lain sebagainya. Suria Atmadja, selaku community relations mengatakan: ”Perusahaan kami pasti peduli dengan pemeliharan lingkungan. Komitmen soal lingkungan ini tidak bisa ditawar-tawar. Kami juga tahu dampak lingkungan yang akan terjadi, maka sejak awal kami juga akan mengantisipasi dan akan terus melakukan pemeliharaan yang tentu kami berharap bantuan atau partisipasi dari pihak masyarakat. Program pemeliharaan lingkungan itu akan terus berlangsung meski pun nanti tambang sudah tutup.” Dari pemaparan di atas, dapat terlihat bahwa peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam upaya pemberdayaan masyarakat, baik dalam bidang sosial, bidang ekonomi dan pemeliharaan lingkungan masih sebatas pemberian bantuan- Universitas Sumatera Utara bantuan, baik bantuan dana maupun pembangunan sarana dan prasarana, bantuan berupa pelatihan-pelatihan keterampilan di beberapa bidang. Peran yang seperti itu dinilai belum memberi manfaat yang memadai dalam upaya pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi pertambangan. Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. PT Agincourt Resources PTAR perusahaan pertambangan emas milik G Resources Group Limited yang terdaftar di Hong Kong Stock Exchange dan beroperasi di Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan pada kuartal pertama tahun 2011 akan melakukan kegiatan produksi emas. Perusahaan tersebut sudah dan akan melakukan berbagai program yang terkait dengan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility CSR. 2. Peran tanggung jawab sosial perusahaan PT Agincourt Resources PTAR dalam upaya pemberdayaan masyarakat Batangtoru di bidang sosial memang sudah berjalan. Masyarakat juga umumnya sudah tahu tentang tanggung jawab sosial perusahaan tersebut, misalnya dalam hal bantuan kegiatan dan sarana di bidang keagamaan, olahraga, kesehatan, pendidikan, dan sosialisasikomunikasi. Hanya saja bantuan itu dinilai belum memadai sehingga masyarakat juga masih ragu-ragu apakah bantuan tersebut bermanfaat kepada pemberdayaan mereka. Peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam hal bidang sosial itu juga masih sebatas pemberian bantuan saja, belum menyentuh perbaikan atau peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan. 3. Peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam upaya pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi terlihat belum maksimal dan belum memadai. Universitas Sumatera Utara Perusahaan memang sudah melakukan beberapa program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi, tapi manfaat dari peran itu masih belum dirasakan masyarakat dan belum memadai. Beberapa program yang termasuk dalam bagian itu dinilai belum bermanfaat dan diyakini belum bisa menciptakan kondisi kehidupan ekonomi yang lebih baik, karena program tanggung jawab sosial perusahaan dalam upaya pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi masih sebatas pelatihan-pelatihan dan belum menyentuh kebutuhan langsung dari masyarakat. 4. Peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang pemeliharaan lingkungan juga dianggap belum maksimal. Padahal, tahapan pertambangan sudah memasuki tahapan konstruksi atau pembangunan sarana fisik perusahaan. Ini artinya, akan ada pembukaan jalan membelah hutan, pembanguan fisik perusahaan di lokasi-lokasi yang selama ini dikenal sebagai hutan. Sosialisasi pihak perusahaan dalam hal penanganan lingkungan belum sesuai harapan. Bahkan peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam hal pemeliharaan lingkungan masih layak dipertanyakan, sebab yang dilakukan perusahaan baru sebatas mambangun bronjong di beberapa pinggiran sungai Aek Pahu. 5.2. Saran Dari hasil penelitian dan setelah menarik kesimpulan, maka berikut ini beberapa saran yang perlu untuk dipertimbangkan: 1. Mengingat keberadaan perusahaan pertambangan emas PTAR di Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan akan berproduksi tahun 2011 ini, maka Universitas Sumatera Utara diharapkan pihak perusahaan lebih meningkatkan peran tanggung jawab sosialnya CSR dalam upaya pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi pertambangan di berbagai bidang, khususnya bidang sosial, ekonomi, dan pemeliharaan lingkungan. 2. Mengingat peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam upaya pemberdayaan masyarakat di bidang sosial dinilai masih kurang memadai dan kurang bermanfaat, maka diharapkan pihak perusahaan untuk lebih meningkatkan bantuannya dan memperbanyak programnya, misalnya bantuan terhadap masyarakat miskin, pembukaan lapangan kerja baru bagi masyarakat sehingga pengangguran bisa dikurangi, pemberian pupuk dan alat-alat pertanian, bantuan terhadap korban bencana alam, bantuan biaya sekolah bagi siswa kurang mampu dan siswa berprestasi. Kalau pun program yang sudah ada tetap akan dilaksanakan, diharapkan adanya perubahan dalam peningkatan bantuan dan kualitas program. Sebab, program yang berlangsung saat ini terkesan hanya ala kadarnya saja dan sebagai upaya agar masyarakat tidak ribut atau tidak melakukan perlawanan terhadap perusahaan. 3. Mengingat peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam upaya pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi juga belum memadai, diharapkan, semua elemen masyarakat dilibatkan, kemudian program yang dipilih juga harus sesuai kebutuhan masyarakat, misalnya dalam upaya pengembangan di sektor pertanian. Sebab, sebagian besar masyarakat hidup dari sektor pertanian. Harus ada juga program yang memang benar-benar dibutuhkan masyarakat, khususnya pemuda-pemudi dan tenaga kerja yang Universitas Sumatera Utara berusia produktif. Sehingga program yang ada tidak terkesan untuk mencari simpati saja. Pelatihan-pelatihan keterampilan yang dilakukan pihak perusahaan harus terus berkelanjutan dan ketika sudah bisa dilepas, masyarakat yang sudah dilatih harus diberikan modal untuk membuka usaha. 4. Dalam bidang pemeliharaan lingkungan, pihak perusahaan melalui program tanggung jawab sosial perusahaannya diharapkan melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Sebab, kalau peran itu hanya dilakukan pihak perusahaan saja, dikuatirkan pemeliharaan lingkungan tidak akan efektif. Harus ada juga sosialisasi kepada semua lapisan masyarakat bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan. 5. Pengelolaan dana dan kegiatan dalam melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaannya seharusnya diberikan kepada kelompok masyarakat, lembaga atau sejenisnya sehingga pemanfaatannya bisa lebih efektif dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Kalau pihak perusahaan yang melaksanakan, mereka mungkin menghadapi keterbatasan baik berupa tenaga kerja, kemampuan mendekati masyarakat, dan ketidaktahuan akan kebutuhan- kebutuhan masyarakat. Lembaga atau kelompok masyarakat yang akan mengelola kegiatan dan dana yang diberikan bisa beranggotakan perwakilan masyarakat dan juga utusan pemerintah. Cara ini juga tentu membuat masyarakat lebih berdaya daripada hanya ditangani perusahaan yang kesannya akan membuat masyarakat mengalami ketergantungan. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Buku: Adi, Isbandi Rukminto, 2008, Intervensi Komunitas; Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, Rajawali Press, Jakarta. Ambadar, Jackie, 2008, CSR Dalam praktek di Indonesia, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Badaruddin, 2008, Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Masyarakat Melalui Pemanfaatan Potensi Modal Sosial: Alternatif Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Indonesia, USU, Medan. Boediono, 2009, Ekonomi Indonesia Mau Kemana, Kepustakaan Populer Gramedia dan Freedom Institute, Jakarta. Chotib, 2008, Model Pemberdayaan Lokal yang Berkelanjutan Melalui Program CSR, Warta Demografi FE UI, Jakarta. Daniri, Mas Achmad, 2009, Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan, Jakarta. Hikmat, Harry, 2001, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Humaniora Utama Press, Bandung. Ife, Jim Tegoriero, Frank, 2008, Community Development; Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. J Lofland Lofland, 1971, Analizing Social Settings; A Guide to Qualitatif Observation and Analysis, Belmont, CA, Wodswath. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, 2002, Balai Pustaka, Jakarta. Korten, David C, 1990, Pembangunan yang Memihak Rakyat, Kupasan tentang Teori dan Metode Pembangunan, LSP, Jakarta. Koordinator Statistik Kecamatan Batangtoru, 2008, Kecamatan Batangtoru Dalam Angka 2008, Koordinator Statistik Tapsel. Mahardika, Timur, 2001, Strategi Tiga Kaki, Dari Pintu Otonomi Daerah Mencapai Keadilan Sosial, Lapera Pustaka Utama, Yogyakarta. Universitas Sumatera Utara Seda, Fransisca SSE, 2004, Keadilan Sosial, Upaya mencari Makna Kesejahteraan Bersama di Indonesia, Penerbit Buku Kompas, Jakarta. Singarimbun, Masri, 2002, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta. Siregar, Arif, 2009, CSR Industri Pertambangan: Tantangan dan Manfaat Kertas Kerja Kuliah Umum di Fisip USU, Medan. Soetomo, 2006, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Subejo dan Supriyanto, 2004, Metodologi Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat, Dewan Mahasiswa Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta. Suharto, Edi, 2004, Pendekatan Pekerjaan Sosial Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin: Konsep, Indikator dan Strategi, Malang. Suprapto, Siti Adi Prongadi Adiwoso, 2006, Pola Tanggung Jawab Perusahaan Lokal di Jakarta, Galang, Volume 1 No 2 Januari 2006. Widjaya, Gunawan Pratama, Yeremia Ardi, 2008, Resiko Hukum Bisnis Perusahaan Tanpa CSR, PT Percetakan Penebar Swadaya, Jakarta. Yakovleva, Natalia, 2005, CSR dalam Industri Tambang: Berkaca dari Pengalaman Belahan Dunia Lain, Ashgate Publishing Limited. Zamroni, 2001, Pendidikan untuk Demokrasi Tantangan Menuju Civil Society, BIGRAF Publishing, Yogyakarta. Artikel Koran dan Majalah : Agus Suman, 12 April 2010, Paradigma CSR, Harian Republika, Halaman 4. Harian Koran Tempo, 15 Januari 2009, Kesalahpahaman tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Harian Seputar Indonesia, 7 Desember 2008, Kapitalisme Kreatif Lewat CSR, Halaman 5. Harian Seputar Indonesia, 13 Maret 2009, PTPN 3 Salurkan CSR Rp 700 juta, Halaman 12. Harian Waspada, 12 Maret 2009, Toba Pulp Alokasikan Dana CD Rp 2,35 M, Halaman 23. Universitas Sumatera Utara Majalah Toba Pulp Digest, Edisi 13 Mei-Juni 2009, CSR Awards untuk Toba Pulp. Tona Nadenggan, Edisi 9 tahun 2010, Buletin Informasi Proyek Martabe, Halaman 6- 9. Internet : Asropi, Penelitian Gabungan, http:asropi.wordpress.comprofile , 19 Mei 2010. Asongu, J.J. http:www.mallenbaker.netcsrCSRfilesdefinition.html http:www6.miami.eduethicspdf_filescsr_guide.pdf, diakses 22 Jun. 2009. http:id.wikipedia.orgwikiTanggung_jawab_sosial_perusahaan, 25 Juni 2009. http:www.pemberdayaan.compembangunanpemberdayaan-masyarakat-dan- pembangunan-berkelanjutan.html, diakses 24 Juni 2009 Kalangit, Holy K. M., Konsep Corporate Social Responsibility, Pengaturan dan Pelaksanaannya di Indonesia, 2 Februari 2009. www.csrindonesia.com. Pelaksanaan CSRdiIndonesia,http:www.madani-ri.com20080211standarisasi- tanggung-jawab-sosial-perusahaan-bag-iii-finish25 Juni 2009. Sampurna, Muhammad Endro, Lingkar Studi CSR, www.csrindonesia.com. Sofian, Jhonatan, Mencari Bentuk Ideal Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, http:jsofian.wordpress.com. Suharto, Edi, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Harian Pikiran Rakyat, 22 April 2008, http:www.tekmira.esdm.go.idcurrentissues , diakses 25 Juli 2009. Sukarmi MH, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Corporate Social Responsibility dan Iklim Penanaman Modal di Indonesia, www.legalitas.org. Taufik Rahman dan Jalal, CSR di Tahun 2008: Tak Ada Kecenderungan Menyurut, Lingkar Studi CSR. www.csrindonesia.com. Utama, Harry Wahyudhy, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Investasi bukan Biaya, http:klikharry.wordpress.com. Universitas Sumatera Utara PEDOMAN WAWANCARA Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pertambangan Emas Agincourt Resources dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Batangtoru Tapanuli Selatan

A. Identitas Informan

1. Nama : 2. Jenis Kelamin : 3. TempatTanggal Lahir : 4. Agama : 5. Suku : 6. Pendidikan Terakhir : B. Daftar Pertanyaan Untuk informan dari pihak perusahaan: 1. Bagaimana penerapan peran tanggung jawab sosial perusahaan di bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam upaya pemberdayaan masyarakat? 2. Program-program apa saja yang dilakukan sebagai wujud dari peran tanggung jawab sosial perusahaan itu? 3. Apakah ada kendala-kendala dalam melaksanakan peran tanggung jawab sosial tersebut? 4. Bagaimana komitemen perusahaan dalam upaya pemberdayaan masyarakat? 5. Bagaimana peran tanggung jawab sosial perusahaan yang akan diambil ke depan dalam upaya pemberdayaan masyarakat di bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan? Untuk informan dari pihak masyarakat: 1. Apakah Saudara mengetahui Perusahaan Pertambangan Emas PT Agincourt yang beroperasi di Batangtoru ini memiliki program tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR dalam bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan? Universitas Sumatera Utara 2. Apakah masyarakat mendapat bantuan dalam bidang sosial, keagamaan, olah raga, pendidikan, kesehatan, penguatan ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan? 3. Apakah perusahaan juga melakukan upaya pemeliharaan lingkungan? 4. Bagaimana pendapat saudara tentang bantuan-bantuan yang diberikan tersebut? 5. Menurut Saudara apakah bantuan-bantuan tersebut benar-benar bermanfaat bagi masyarakat? 6. Menurut saudara apakah bantuan-bantuan itu bisa menciptakan atau meningkatkan kehidupan di bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan yang lebih baik? 7. Menurut saudara apa lagi seharusnya yang dilakukan program tanggung jawab sosial perusahaan tersebut dalam upaya memberdayakan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan? TERIMA KASIH Universitas Sumatera Utara KUESIONER Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pertambangan Emas Agincourt Resources dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Batangtoru Tapanuli Selatan

A. Identitas Responden

1. Nama : 2. Jenis Kelamin : Laki-lakiPerempuan 3. TempatTanggal Lahir : 4. Agama : 1. Islam 2. Kristen 3. Hindu 4. Budha 5. Suku : 1. Batak Angkola 2. Batak Mandailing 3. Batak Toba 4. Jawa 5. Melayu 6. dll sebutkan................ 6. Pendidikan Terakhir : 1. SD 2. SMP dan sederajat 3. SLTA dan sederrajat 4. S-1 5. S-2 7. Pekerjaan : 1. Petani 2. PNSGuruPensiunan PNS 3. KaryawanPegawai Swasta 4. Pedagangwiraswasta 5. Sopir 6. Dll sebutkan.......... Daftar Pertanyaan: B. Tangung Jawab Sosial Perusahaan Bidang Sosial 1. Apakah saudara mengetahui tentang program-program tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR Pertambangan Emas PT Agincourt Resources dalam bidang sosial? a. Mengetahui b. Ragu-ragu c. Tidak mengetahui Universitas Sumatera Utara 2. Apakah masyarakat mendapat bantuan dalam kegiatan atau sarana di bidang keagamaan? a. Mendapat bantuan b. Ragu-ragu c. Tidak dapat bantuan 3. Apakah masyarakat mendapat bantuan dalam kegiatan atau sarana di bidang kesehatan? a. Mendapat bantuan b. Ragu-ragu c. Tidak dapat bantuan 4. Apakah masyarakat mendapat bantuan dalam kegiatan atau sarana olah raga? a. Mendapat bantuan b. Ragu-ragu c. Tidak dapat bantuan 5. Apakah bantuan-bantuan itu sudah memadai atau tidak? a. Sudah memadai b. Ragu-ragu c. Tidak memadai 6. Apakah bantuan-bantuan itu benar-benar bermanfaat bagi masyarakat? a. Bermanfaat b. Ragu-ragu c. Tidak bermanfaat 7. Apakah ada juga program tangggung jawab sosial perusahan dalam upaya membangun hubungankomunikasi antarmasyarakat atau masyarakat dengan perusahaan? a. Ada b. Ragu-ragu c. Tidak ada 8. Apakah bantuan itu juga bisa menciptakan atau meningkatkan kehidupan di bidang sosial dan keimanan yang lebih baik? a. Bisa b. Ragu-ragu c. Tidak bisa 9. Apakah bantuan itu juga bisa menciptakan atau meningkatkan kehidupan di kesehatan dan pendidikan masyarakat yang lebih baik? a. Bisa b. Ragu-ragu c. Tidak bisa 10. Apakah program dan bantuan tersebut berjalan dengan baik dan sesuai harapan? a. Baik dan sesuai harapan b. Ragu-ragu c. Tidak sesuai harapan Universitas Sumatera Utara 11. Menurut Saudara apakah masih ada bidang-bidang sosial lainnya yang harus mendapat bantuan dari program tanggung jawab sosial perusahaan tersebut? a. Masih ada b. Ragu-ragu c. Tidak ada

C. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Bidang Ekonomi

1. Apakah saudara mengetahui tentang program-program tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR Pertambangan Emas PT Agincourt Resources dalam bidang ekonomi? a. Mengetahui b. Ragu-ragu c. Tidak mengetahui. 2. Apakah ada program berupa penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat? a. Ada b. Ragu-ragu c. Tidak ada 3. Apakah ada program dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat? a. Ada b. Ragu-ragu c. Tidak ada 4. Apakah ada pelatihan-pelatihan untuk menambah keterampilan masyarakat? a. Ada b. Ragu-ragu c. Tidak ada 5. Apakah dengan pelatihan-pelatihan itu, masyarakat bisa mendapatkan atau menciptakan lapangan kerja yang baru? a. Bisa b. Ragu-ragu c. Tidak bisa 7. Apakah masyarakat mendapat bantuan permodalan untuk usaha-usaha ekonomi yang dilakukan masyarakat? a. Mendapat bantuan b. Ragu-ragu c. Tidak dapat bantuan 8. Apakah program, pelatihan, dan bantuan-bantuan tersebut benar-benar bermanfaat bagi masyarakat? a. Bermanfaat b. Ragu-ragu c. Tidak bermanfaat 9. Apakah program, pelatihan, dan bantuan itu menciptakan kehidupan di bidang ekonomi yang lebih baik? a. Bisa Universitas Sumatera Utara b. Ragu-ragu c. Tidak bisa 10. Apakah dengan adanya program tanggung jawab sosial perusahaan membuat pendapatan masyarakat meningkat? a. Meningkat b. Ragu-ragu c. Tidak meningkat 11. Apakah setelah adanya program tanggung jawab sosial perusahaan di bidang ekonomi membuat masyarakat memiliki tabungan? a. Memiliki tabungan b. Ragu-ragu c. Tidak memiliki tabungan 12. Apakah masyarakat memiliki tambahan asetkekayaan setelah ada program bidang ekonomi itu? a. Kekayaan bertambah b. Ragu-ragu c. Kekayaan tidak bertambah

D. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Bidang Lingkungan

1. Apakah saudara mengetahui tentang program-program tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR Pertambangan Emas PT Agincourt Resources dalam bidang pemeliharaan lingkungan? a. Mengetahui b. Ragu-ragu c. Tidak mengetahui. 2. Apakah perusahaan terus melakukan upaya pemeliharaan lingkungan alam di Batangtoru? a. Terus melakukan b. Ragu-ragu c. Tidak melakukan 3. Apakah masyarakat dilatih dalam menjaga hutan dan kelestarian alam? a. Dilatih b. Ragu-ragu c. Tidak dilatih 4. Apakah program lingkungan lewat CSR perusahaan membuat lingkungan alam di Batangtoru akan tetap terpelihara? a. Tetap terpelihara b. Ragu-ragu c. Tidak terpelihara Universitas Sumatera Utara 5. Apakah yang dilakukan program CSR bidang lingkungan itu sudah memadai dalam menjaga lingkungan alam? a. Sudah memadai b. Ragu-ragu c. Tidak memadai TERIMA KASIH Universitas Sumatera Utara Lampiran 3 RINGKASAN HASIL WAWANCARA No Informan Hasil Wawancara 1. Suria Atmadja, Community Relation PTAR, 24 Maret 2010 ”Sudah banyak yang kita lakukan, meski begitu kita akan terus meningkatkannya. Meski perusahaan kita belum melakukan eksploitasi, tapi kita sudah melakukan program pemberdayaan melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Kita akan tetap komitmen dan konsisten melakukan upaya- upaya pemberdayaan masyarakat itu.” ”Program pemberdayaan ekonomi masyarakat juga melibatkan kerja sama dengan BLK Tapsel dalam hal memberi pelatihan dalam bidang pengelasan, listrik, elektronik. Kegiatan itu akan terus dilakukan sebagai bentuk bentuk komitmen perusahaan dalam memberi kontribusi untuk pemberdayaan masyarakat Batangtoru khususnya masyarakat di 11 desa lingkar tambang.” ”Perusahaan kami pasti peduli dengan pemeliharan lingkungan. Komitmen soal lingkungan ini tidak bisa ditawar-tawar. Kami juga tahu dampak lingkungan yang akan terjadi, maka sejak awal kami juga akan mengantisipasi dan akan terus melakukan pemeliharaan yang tentu kami berharap bantuan atau partisipasi dari pihak masyarakat. Program pemeliharaan lingkungan itu akan terus berlangsung meski pun nanti tambang sudah tutup.” Universitas Sumatera Utara 2. Stevi Thomas, Community Development PTAR, 25 Maret 2010 ”Kendala belum kita temukan. Perusahaan akan terus komit melakukan permberdayaan. Semua elemen kita libatkan, termasuk pemerintah setempat, seperti Dinas Kesehatan Tapsel yang kita libatkan dalam program-program kesehatan.” ”Bantuan kesehatan sudah banyak kita lakukan bahkan bayi kurang gizi juga ada yang kita bantu. Semua program kesehatan itu memang sangat dibutuhkan masyarakat.” ”Program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi ke depan akan diarahkan ke pembinaan bisnis yang berkelanjutan, pengelolaan keuangan lembaga atau rumah tangga, melibatkan partisipasi perusahaan lokal dalam setiap proyek yang ada di perusahaan pertambangan. Contoh konkritnya, misalnya mendidik pendere getah agar lebih bagus dalam bekerja dan mengelola keuangan. Kemudian menggali dan menggalakkan potensi desa berbasis desa baik dalam bidang pertanian, perkebunan, perikanan, dan inti plasma. Tujuannya ketika tambang sudah tutup mereka semua menjadi pengusaha yang mandiri.”

3. Nurasyiah, S.Ag,

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Keberadaan PT.Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan

2 36 107

Pekerja Perempuan di PT. Agincourt Resources Martabe, Batangtoru (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pekerja Perempuan di PT. Agincourt Resources Martabe, Kecamatan Batangtoru)

4 96 128

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Studi Di PT. Tambang...

0 27 5

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

0 37 2

Dampak Kehadiran PT Agincourt Resources Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumuran Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 2

Dampak Kehadiran PT Agincourt Resources Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumuran Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 26

Dampak Kehadiran PT Agincourt Resources Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumuran Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 8

Dampak Kehadiran PT Agincourt Resources Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumuran Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 2

Dampak Kehadiran PT Agincourt Resources Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumuran Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 15

2.2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 2.2.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Optimalisasi Peran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Di Kabupaten Toba Samosir

1 0 53