BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Tindakan
Defenisi tindakan adalah mekanisme dari suatu pengamatan yang muncul dari persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan.
Tindakan mempunyai beberapa tingkatan yaitu : a.
Persepsi perception yaitu mengenal dan memilih berbagai objek yang akan dilakukan.
b. Respon terpimpin yaitu melakukan segala sesuatu sesuai dengan urutan yang benar.
c. Mekanisme yaitu melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis
d. Adaptasi yaitu suatu praktek atau tindakan yang yang sudah berkembang dan
dilakukan dengan baik Notoatmodjo Soekidjo 2007.
B. Bidan
Defenisi Bidan adalah seorang wanita yang telah menyelesaikan pendidikan bidan dan sudah mempunyai izasah, dan telah mendapat pengakuan dari negara dan diberi
lisensi oleh pemerintah untuk mengaplikasikan ilmunya dengan buka praktek Suryani Soepardan, 2008.
C. Pencegahan Infeksi
Defenisi pencegahan infeksi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menurunkan resiko terjangkitnya atau terinfeksi mikroorganisme yang menimbulkan penyakit
berbahaya, yang hingga kini belum ditemukan cara penyembuhannya. misalnya penyakit Hepatitis dan HIV AIDS, JNPK-KR 2004.
Universitas Sumatera Utara
1. Tujuan Pelaksanaan Tindakan Infeksi
a. Untuk meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme.
b. Untuk menurunkan resiko penularan penyakit yang mematikan, seperti Hepatitis
dan c.
HIV AIDS Pencegahan infeksi merupakan hal yang esensial dalam memberikan asuhan lengkap
yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan. Saat memberikan asuhan dasar selama kunjungan antenatal,
proses pertolongan persalinan dan nifas. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, serta penolong persalinan
atau tenaga kesehatan. Juga upaya-upaya menurunkan resiko terjangkit atau terinfeksi mikroorganisme yang menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya Saifuddin, 2004.
2. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Infeksi
a. Setiap orang, baik ibu, bayi baru lahir, dan penolong persalinan harus dianggap dapat
menularkan penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat asimptomatik atau tanpa gejala.
b. Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi.
c. Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda-benda lain yang akan dan telah
bersentuhan dengan kulit tak utuh seperti selaput mukosa atau darah, harus dianggap terkontaminasi sehingga setelah selesai digunakan harus dilakukan proses
pencegahan infeksi secara benar. d.
Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah diproses dengan benar, harus dianggap telah terkontaminasi.
e. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tetapi dapat dikurangi hingga
Universitas Sumatera Utara
sekecil mungkin kejadiannya dengan melaksanakan prosedur tindakan pencegahan infeksi yang benar dan konsisten Taylor Wendy 2005.
D. Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Infeksi
Ada berbagai tindakan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah mikroorganisme berpindah dari satu individu ke individu yang lain yang
dapat menyebarkan infeksi, yaitu pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi dengan cara melakukan tindakan-tindakan esensial sebagai berikut :
A. Cuci tangan
B. Memakai sarung tangan
C. Pengelolaan cairan antiseptik
D. Pemprosesan alat bekas pakai
E. Mengelola sampah medik
A. Cuci Tangan
Cuci tangan adalah prosedur yang paling penting dari pencegahan timbulnya infeksi yang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir.
Prosedur cuci tangan : 1.
Melepaskan perhiasan di tangan dan pergelangan. 2.
Membasahi tangan dengan air bersih dan air mengalir. 3.
Menggosok dengan kuat kedua tangan dengan menggunakan sabun biasa atau yang mengandung anti mikroba selama 15 sampai 30 detik dan telah di pastikan
sudah menggosok sela-sela jari. Tangan yang terlihat kotor harus dicuci lebih lama.
4. Membilas tangan dengan air bersih dan mengalir.
Universitas Sumatera Utara
5. Membiarkan tangan kering dengan diangin-anginkan atau dikeringkan dengan
kertas tisu yang bersih dan kering atau handuk pribadi yang bersih dan kering. 6.
Bila menggunakan sabun padat misalnya sabun batangan, gunakan dalam potongan-potongan kecil dan tempatkan sabun dalam wadah yang berlubang-
lubang untuk mencegah air menggenangi sabun tersebut. 7.
Jangan mencuci tangan dengan mencelupkannya ke dalam wadah berisi air meskipun air tersebut sudah ditambah larutan antiseptik, karena Mikroorganisme
dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam larutan tersebut. 8.
Bila tidak tersedia air mengalir : a.
Menggunakan ember tertutup dengan kran yang bisa ditutup pada saat mencuci tangan dan dibuka kembali jika ingin membilas.
b. Menggunakan botol yang sudah diberi lubang agar air bisa mengalir.
c. Minta orang lain menyiramkan air ke tangan.
d. Menggunakan pencuci tangan yang mengandung anti mikroba berbahan dasar alkohol atau campuran bahan alkohol 60-90 kira-kira 100 mL dengan 2 mL
gliserin. Kemudian menggosok kedua tangan hingga kering cara ini diulangi sampai tiga kali.
9. Mengeringkan tangan dengan handuk bersih dan kering. Jangan menggunakan
handuk yang juga digunakan orang lain. Handuk basah atau lembab adalah tempat yang baik untuk mikroorganisme berkembang biak.
10. Bila tidak ada saluran air untuk membuang air yang sudah digunakan, kumpulkan air di baskom dan buang ke saluran limbah atau jamban di kamar
mandi Depkes RI, 2004.
Universitas Sumatera Utara
B. Pemakaian Sarung Tangan