Pemrosesan Alat Bekas Pakai

2. Jika tersedia kemasan antiseptik besar, untuk pemakaian sehari-hari tuangkan ke dalam wadah lebih kecil untuk mencegah penguapan dan kontaminasi. Buat jadwal rutin yang tetap, misalnya tiap minggu untuk menyiapkan larutan dan membersihkan wadah pemakaian sehari-hari. Berhati-hati untuk tidak mengkontaminasi pinggiran wadah pada saat menuangkan larutan ke wadah yang lebih kecil karena pinggiran wadah larutan utama tidak boleh bersentuhan dengan wadah yang lebih kecil. 3. Mengosongkan dan mencuci wadah dengan sabun dan air serta membiarkannya kering dengan cara diangin-anginkan setidaknya sekali seminggu dan tempelkan label bertuliskan tanggal pengisian ulang. 4. Menuangkan larutan antiseptik kegulungan kapas atau kasa dan jangan merendam gulungan kapas atau kasa di dalam wadah ataupun mencelupkannya ke dalam larutan antiseptik. 5. Menyimpan larutan di tempat yang dingin dan gelap Jhonson, et all, 2005

D. Pemrosesan Alat Bekas Pakai

Pemrosesan peralatan yang telah bekas pakai, baik terbuat dari logam, maupun plastik, ataupun benda-benda lainnya, dalam upaya pencegahan infeksi. Pemrosesan alat bekas pakai diproses melalui tiga langkah pokok yaitu : 1. Dekontaminasi Dekontaminasi adalah langkah pertama yang penting dalam menangani peralatan atau perlengkapan seperti sarung tangan, dan benda-benda lainnya yang terkontaminasi. Untuk perlindungan lebih jauh, pakai sarung tangan karet yang tebal dan sarung tangan rumah tangga dari lateks, jika menangani peralatan yang sudah digunakan atau kotor. Setelah digunakan, segera masukkan benda-benda yang Universitas Sumatera Utara terkontaminasi ke dalam larutan klorin 0,5 selama 10 menit. Daya kerja larutan klorin akan cepat mengalami penurunan sehingga harus diganti paling sedikit satu kali 24 jam, atau lebih cepat jika terlihat telah kotor atau keruh Syafuddin, 2004. Jumlah Bagian Air = Diinginkan Yang Larutan Konsentrat Larutan - 1 Contoh : Untuk membuat larutan klorin 0,5 dari larutan klorin 5,25 Jumlah Bagian Air = 5 , 2 , 5 - 1 = 10,5 – 1 = 9,5 1. Tambahkan 9 bagian air ke dalam 1 bagian larutan klorin . Catatan : Air tidak perlu dimasak Sumber : Syafuddin 2004. Gambar 1 : Rumus Untuk Membuat Larutan Klorin 0,5 . 2. Pencucian dan Pembilasan Pencucian adalah langkah pertama paling efektif untuk membunuh mikroorganisme pada peralatan dan perlengkapan yang kotor yang sudah digunakan. Baik sterilisasi maupun disinfeksi tingkat tinggi kurang efektif tanpa proses pencucian sebelumnya, jika benda-benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuci segera setelah dikontaminasi. Bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan bahan-bahan organik, lalu cuci tangan dengan seksama secepat mungkin. Universitas Sumatera Utara Perlengkapan atau bahan-bahan yang digunakan untuk mencuci peralatan : a. Sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga yang terbuat dari bahan lateks. b. Sikat halus, berupa sikat gigi c. Tabung suntik, minimal ukuran 10 ml, untuk membilas bagian dalam kateter, termasuk kateter penghisap lendir. d. Wadah plastik atau baja antikarat, seperti stainless steel. e. Air bersih f. Sabun atau deterjen Tahap-tahap pencucian dan pembilasan : a Pakai sarung tangan karet yang tebal pada kedua tangan. b Ambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi. c Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastik atau karet, jangan dicuci segera bersamaan dengan peralatan yang terbuat dari logam. d Cuci setiap benda tajam secara terpisah dengan tahapan sebagai berikut: 1. Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah dan kotoran. 2. Buka engsel gunting dan klem. 3. Sikat dengan seksama terutama di bagian sambungan dan pojok peralatan. 4. Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada peralatan. 5. Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali atau lebih jika perlu dengan air dan sabun atau deterjen. 6. Bilas benda-benda tersebut dengan air bersih. Universitas Sumatera Utara e Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda lain. Jika peralatan akan didesinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum memulai proses DTT. Peralatan yang akan didesinfeksi tingkat tinggi secara dengan cara dikukus atau direbus, atau disterilisasi di dalam otoklaf atau oven panas kering, tidak usah dikeringkan sebelum proses DTT atau sterilisasi dimulai. Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air dan sabun dan kemudian bilas secara seksama dengan menggunakan air bersih. i Gantungkan sarung tangan dan biarkan kering dengan cara diangin-anginkan. Untuk mencuci kateter termasuk kateter penghisap lendir, lakukan tahap-tahap berikut ini : a Pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks pada kedua tangan. b Lepaskan penutup wadah penampung lendir untuk kateter penghisap lendir. c Gunakan tabung suntik untuk mencuci tangan bagian dalam kateter sedikitnya tiga kali atau lebih jika perlu dengan air dan sabun atau deterjen. d Bilas kateter menggunakan tabung suntik dan air bersih. e Letakkan kateter dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum dilakukan proses DTT. 3. Desinfeksi Tingkat Tinggi dan Sterilisasi Desinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua mikroorganisme penyebab penyakit pada benda-benda mati atau instrumen. Desinfeksi tingkat tinggi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri dengan cara merebus atau secara kimiawi. Universitas Sumatera Utara Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme yaitu bakteri, jamur, parasit dan virus, termasuk endospora bakteri pada benda-benda mati atau instrumen. DTT dapat dilakukan dengan cara merebus, mengukus atau secara kimiawi. DTT dengan cara merebus : a Gunakan panci dengan penutup yang rapat. b Gunakan setiap kali mendesinfeksi peralatan. c Rendam peralatan sehingga semuanya terendam di dalam air. d Mulai panaskan air. e Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih. f Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah penghitungan waktu dimulai. 1 Rebus selama 20 menit 2 Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku khusus. 3 Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan atau disimpan, jika peralatan dalam keadaan lembab maka tingkat pencapaian desinfeksi tingkat tinggi tidak terjaga. 4 Setelah peralatan kering, gunakan segera atau simpan dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi secara tertutup. Peralatan bisa disimpan sampai satu minggu asalkan penutupnya tidak dibuka . DTT dengan uap panas : a Setelah sarung tangan didekontaminasi dan dicuci, maka sarung tangan ini siap DTT dengan uap tanpa diberi talck. b Gunakan panci perebus yang memiliki tiga susun nampan pengukus. Universitas Sumatera Utara c Gunakan bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT selesai, sarung tangan dapat dipakai tanpa membuat kontaminasi baru. d Letakkan sarung tangan pada baki atau nampan pengukus yang berlubang di bawahnya. Agar mudah dikeluarkan dari bagian atas panci pengukus, letakkan sarung tangan dengan bagian jarinya ke arah tengah panci. Jangan menumpuk sarung tangan lima sampai sepuluh pasang sarung tangan bisa diletakkan di panci pengukus tergantung dari diameter panci. e Ulangi proses tersebut hingga semua nampan pengukus terisi sarung tangan. Susun tiga nampan pengukus di atas panci perebus yang berisi air. Letakkan sebuah panci perebus kosong di sebelah kompor. f Letakkan penutup di atas panci pengukus paling atas dan panaskan air hingga mendidih. Jika air mendidih perlahan, hanya sedikit uap air yang dihasilkan dan suhunya mungkin tidak cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme. g Jika air mendidih terlalu cepat, air akan menguap dengan capat dan bahan bakar akan terbuang. h Jika uap mulai keluar dari celah-celah di antara panci pengukus, mulailah penghitungan waktu. Catat lamanya pengukusan sarung tangan dalam buku khusus. i Kukus sarung tangan selama 20 menit. j Angkat nampan pengukus paling atas yang berisi sarung tangan dan goyangkan perlahan-lahan agar air yang tersisa pada sarung tangan dapat menetes keluar. k Letakkan nampan pengukus di atas panci perebus yang kosong di sebelah kompor. l Ulangi langkah tersebut hingga semua nampan pengukus yang berisi sarung tangan tersusun di atas panci perebus yang kosong. Letakkan penutup di atasnya hingga sarung tangan menjadi dingin dan kering tanpa terkontaminasi. Universitas Sumatera Utara m Biarkan sarung tangan kering dengan diangin-anginkan sampai kering di dalam panci selama 4-6 jam. Jika diperlukan segera biarkan sarung tangan menjadi dingin selama 5-10 menit dan kemudian gunakan dalam waktu 30 menit pada saat masih basah atau lembab setelah 30 menit bagian jari sarung tangan akan menjadi lengket dan membuat sarung tangan sulit dipakai atau digunakan. n Jika sarung tangan tidak akan dipakai segera, setelah kering, gunakan cunam penjepit atau pinset desinfeksi tingkat tinggi untuk memindahkan sarung tangan. Letakkan sarung tangan tersebut dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi lalu tutup rapat sarung tangan bisa disimpan di dalam panci pengkus yang berpenutup rapat. Sarung tangan tersebut bisa disimpan sampai satu minggu. DTT Kimiawi : a Letakkan peralatan yang kering, sudah didekontaminasi dan dicuci ke dalam wadah. Kemudian isi wadah tersebut dengan larutan kimia. Perlu diingat jika peralatan masih dalam kondisi basah sebelum direndam dalam larutan kimia maka dapat terjadi pengenceran tambahan terhadap larutan tersebut dan membuatnya menjadi kurang efektif. b Pastikan bahwa peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia. c Rendam peralatan selama 20 menit. d Catat lama waktu peralatan direndam dalam larutan kimia di buku khusus e Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan sampai kering di wadah desinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup rapat. f Setelah kering peralatan dapat digunakan dengan segera atau disimpan dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup rapat. DTT Kateter secara kimiawi : Universitas Sumatera Utara a Siapkan larutan klorin 0,5. Pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks pada kedua tangan. b Letakkan kateter yang sudah dicuci dan kering di dalam larutan klorin. Gunakan tabung suntik steril atau desinfeksi tingkat tinggi yang besar untuk membilas bagian dalam kateter dengan larutan klorin. Ulangi pembilasan tiga kali. Pastikan kateter terendam dalam larutan. c Biarkan kateter terendam selama 20 menit. d Gunakan tabung suntik desinfeksi tingkat tinggi atau steril yang besar dan air yang direbus sedikitnya 20 menit untuk membilas kateter. e Biarkan kateter kering dengan cara diangin-anginkan dan kemudian segera digunakan atau disimpan dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi yang bersih. Selain DTT, petugas dapat menggunakan metode sterilisasi pada instrumen logam dan sarung tangan, yaitu : a Sterilisasi dengan otoklaf 106 pada temperatur 121 C selama 30 menit jika instrumen terbungkus dan 20 menit jika tidak terbungkus. b Panas kering pada temperatur 170 C selama 60 menit. c Instrumen disimpan dalam wadah steril yang berpenutup rapat Syafuddin,2004 Universitas Sumatera Utara Langkah-langkah pemrosesan alat bekas pakai tersebut dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut : Rendam dalam larutan klorin 0,5 DEKONTAMINASI Selama 10 menit Gunakan deterjen dan sikat CUC DAN BILAS Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda-benda tajam Metode yang dipilih Metode alternatif STERILISASI Otoklaf Panas Kering Rebus Kukus Kimiawi DESINFEKSI TINGKAT TINGGI Peralatan yang sudah diproses biasa disimpan dalam wadah tertutup yang DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN didesinfeksi tingkat tinggi sampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka Sumber : Depkes RI, 2004 Gambar 2. Pemrosesan Peralatan Bekas Pakai. 106 kPa 121 C 30 menit jika terbungkus 20 menit jika tidak terbungkus 170 C 60 menit Panci tertutup 20 menit Rendam 20 menit Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Proses Dekontaminasi Dekontaminasi Pencucian hanya air Pencucuian deterjen dan pembilasan DTT Sterilisasi Efektivitas menghilangka n atau menon- aktifkan mikro organisme Membunuh virus AIDS dan Hepatitis Hingga 50 Hingga 80 95 100 Waktu kerja yang diperlukan agar proses berjalan aktif Rendam selama 10 menit Cuci hingga bersih Cuci hingga terlihat bersih Rebus kukus atau secara kimia wi 20 menit Kukus : 20-30 menit 106 kPa, 121 C Panas kering : 60 menit pada suhu 170 C Sumber : Depkes RI, 2004 Universitas Sumatera Utara

E. Pengelolaan Sampah Medik

Dokumen yang terkait

perilaku bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

0 41 81

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktik Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2014

4 65 89

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 31 64

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 1

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 9

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 12

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 2

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 5

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 15

PELAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA SAAT PERTOLONGAN PERSALINAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA WILAYAH KOTA BANDA ACEH

0 1 10