Pengelolaan Cairan Antiseptik HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Pengelolaan Cairan Antiseptik

Cairan antiseptik digunakan untuk menghilangkan mikroorganisme tanpa menyebabkan rusaknya kulit serta selaput lendir. Cairan antiseptik yang digunakan dalam memberikan pertolongan persalinan telah memenuhi syarat sebagai cairan antiseptik yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan seperti savlon dan cairan dettol yang kemudian diencerkan sebagai larutan konsentrat. Cara penggunaan cairan antiseptik ini harus benar-benar efektif sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian cairan antiseptik adalah mengenai waktu pengisian ulang, cara penyimpanan, wadah atau tempat untuk menyediakan larutan antiseptik. Penggunaan cairan antiseptik yang efektif akan menghambat dan membunuh masuknya mikroorganisme kedalam tubuh dan juga mencegah kontaminasi pada alat instrumen. Dengan demikian maka kejadian infeksi dapat dicegah dan diminimalkan kejadiannya. Berdasarkan hasil penelitian untuk mengetahui bagaimana responden melakukan tindakan dalam hal pengelolaan cairan antiseptik, dapat diketahui dari item observasi yang dijadikan sebagai standar operasional prosedur dalam tabel 5.6 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6. Distribusi Item Observasi Tindakan Responden untuk Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan dalam Hal Pengelolaan Cairan Antiseptik di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2010 N o Item observasi tindakan Dlakukan Tidak Dilakukan Jumlah f f f 1. Air yang digunakan untuk mengencerkan cairan antiseptik selalu menggunakan air yang sudah di masak 23 67,6 11 32,6 34 100 2. Untuk pemakaian cairan antiseptik sehari-hari, menggunakan wadah yang kecil. 27 79,4 7 20,6 34 100 3. Selalu menyiapkan larutan dan membersihkan wadah larutan yang digunakan sehari-hari secara rutin setiap minggu. 30 88,2 4 11,8 34 100 4. Tidak mengkontaminasi pinggiran wadah pada saat menuangkan larutan antiseptik. 18 52,9 16 47,1 34 100 5. Setiap mau menggunakan cairan antiseptik terlebih dahulu menyiapkan larutan dan membersihkan wadah larutan secara rutin. 31 91,1 3 8,9 34 100 6. Wadah tempat larutan cairan antiseptik dicuci dan dikosongkan setiap minggu 21 61,7 13 38,8 34 100 7. Saat pengisian ulang larutan antiseptik, ditempelkan lebel berisi tanggal dan waktu pembuatan pada wadah. 11 32,3 23 67,7 34 100 8. Kapas gulung yang digunakan, selalu diberikan larutan antiseptik 34 100 34 100 9. Larutan antiseptik disimpan di tempat yang bebas dari paparan matahari. 34 100 34 100 10. Wadah tempat larutan antiseptik setelah dicuci selalu diangin-anginkan supaya cepat kering 19 55,8 15 44,1 34 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tindakan pencegahan infeksi dalam melakukan pengelolaan cairan antiseptik, dapat diketahui melalui item observasi sebagai tolak ukur penilaian. Pelakasanaan tindakan pada item observasi nomor 8, dan nomor 9, yaitu menggunakan kapas gulung yang sudah diberi larutan antiseptik serta penyimpanan larutan antiseptik, kedua item ini merupakan Universitas Sumatera Utara bagian penting dalam pengelolaan cairan antiseptik, dalam hal ini semua responden sebanyak 34 orang 100 melakukan tindakan tersebut, item nomor 5 dilakukan oleh 31 orang 91,1 yang tidak melakukan 3 orang 8,9, item nomor 3 dilakukan oleh 30 orang responden 88,2, yang tidak melakukan 4 orang responden 11,8, item no 2 dilakukan oleh 27 orang responden 79,4, yang tidak melakukan 7 orang 20,6, item nomor 1 dilakukan oleh 23 orang responden 67,6, dan yang tidak melakukan 11 orang 32,6 item nomor 6 dilakukan oleh 21 orang responden 61,7, yang tidak melakukan 13 orang 38,3, item nomor 10 dilakukan oleh 19 orang responden 55,8, yang tidak melakukan 15 orang 44,1, item nomor 4 dilakukan oleh 18 orang responden 52,9, yang tidak melakukan 16 orang 47,1, dan item nomor 7 dilakukan oleh 11 orang responden 32,3, yang tidak melakukan 23 orang responden 67,7. Sehingga berdasarkan item tersebut dapat dikategorikan tindakan responden dalam melakukan tindakan pengelolaan cairan antiseptik dapat dilihat dalam tabel 5.7. Tabel 5.7. Distribusi Kategori Tindakan Responden dalam Hal Pengelolaan Cairan Antiseptik di Wilayah kerja puskesmas Medan Tuntungan tahun 2010 Kategori Pengelolaan cairan antiseptik Frekuensi Persentase Kompeten Tidak Kompeten 2 32 5,9 94,1 Jumlah 34 100,0 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui distribusi kategori tindakan dalam melakukan tindakan pengelolaan cairan antiseptik oleh responden menunjukkan Universitas Sumatera Utara bahwa sebagian besar dengan kategori tindakan tidak kompeten yaitu 32 orang 94,1. D. Pemrosesan alat bekas pakai Pemrosesan alat bekas pakai merupakan tindakan dekontaminasi alat-alat instrumen yang sudah terkontaminasi baik darah ataupun cairan tubuh ketika melakukan pelayanan kesehatan atau memberikan pertolongan persalinan. Pemrosesan alat bekas pakai diawali dengan tindakan pencucian, dan pembilasan alat-alat instrumen. Tindakan ini merupakan salah satu prinsip yang tidak bisa diabaikan, karena dari beberapa penelitian membuktikan bahwa dengan pemrosesan alat bekas pakai yang efektif yaitu melalui proses pencucian dan pembilasan alat- alat bekas pakai kejadian infeksi dapat dicegah kejadiannya hampir 70. Pemrosesan alat bekas pakai merupakan sebuah proses pencegahan infeksi yang dianjurkan untuk menurunkan penularan penyakit dari instrumen yang terkontaminasi dengan cara melakukan proses dekontaminasi. Proses dekontaminasi dilakukan dengan tahapan bagaimana instrumen yang kotor kembali diproses dengan larutan klorin, serta waktu kapan proses dekontaminasi dilakukan dan juga bagaimana proses penyikatan dan pembilasan alat-alat bakas pakai. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tentang tindakan responden dalam melakukan tindakan pemrosesan alat bekas pakai dapat diketahui melalui item observasi sebagai daftar tilik yang telah ditentukan sebagai tolak ukur untuk menilai tindakan yang dilakukan responden sudah sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan atau tidak, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.8 Distribusi Item Observasi Tindakan Responden untuk Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan dalam Hal Pemrosesan Alat Bekas Pakai di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan tahun 2010 N o Item observasi tindakan Dilakukn Tidak Dilakukan Jumlah f f f 1. Dalam pemrosesan alat bekas pakai, petugas menggunakan sarung tangan 32 94,1 2 5,9 34 100 2. Benda-benda yang terkontaminasi segera dimasukkan ke dalam larutan klorin. 30 88,2 4 11,8 34 100 3. Alat-alat instrumen bekas pakai direndam di larutan klorin selama 10 menit 27 79,4 7 20,6 34 100 4. Larutan klorin di ganti jika larutan telah berubah warna atau keruh. 31 91,1 3 8,8 34 100 5. Melakukan pencucian alat bekas pakai, selalu memakai sarung tangan 32 94,1 2 5,9 34 100 6. Alat-alat yang yang akan dicuci, sudah didekontaminasi terlebih dahulu 32 94,1 2 5,9 34 100 7. Alat instrumen bekas pakai disikat dengan air sabun untuk menghilangkan sisa darah dari instrumen. 34 100 34 100 8. Setiap benda sedikitnya disikat 3 X dengan air sabun. 18 52,9 16 7,1 34 100 9. Alat instrumen disterilkan dengan cara merebus hingga mendidih. 34 100 34 100 10. Alat instrumen disimpan dalam wadah tertutup rapat. 34 100 34 100 Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa tindakan pencegahan infeksi dalam hal pemrosesan alat bekas pakai, untuk pelakasanaan tindakan pada item observasi nomor 7,9 dan nomor 10, ketiga item tersebut merupakan pokok penting untuk pencegahan infeksi dalam pemrosesan alat bekas pakai, pada tabel diatas dpat dilihat bahwa semua responden sebanyak 34 orang 100 melakukan, item nomor 1,nomor 5, dan 6, dilakukan oleh 32 orang 94,1 yang tidak melakukan 2 orang 5,9, item nomor 4 dilakukan oleh 31 orang responden 91,1, yang tidak melakukan 3 orang responden 8,8, item no 2 dilakukan Universitas Sumatera Utara oleh 30 orang responden 88,2, yang tidak melakukan 4 orang 11,8, item nomor 3 dilakukan oleh 27 orang responden 79,4, dan yang tidak melakukan 7 orang 20,6 dan item nomor 8 dilakukan oleh 18 orang responden 52,9, yang tidak melakukan 16 orang 47,1. Sehingga berdasarkan item tersebut dapat dikategorikan tindakan responden dalam melakukan tindakan pemrosesan alat bekas pakai dapat dilihat pada tabel 5.9 di bawah ini. Tabel 5.9. Distribusi Kategori Tindakan Responden dalam Hal Pemrosesan Alat Bekas Pakai di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2010 Kategori Pemrosesan alat bekas pakai Frekuensi Persentase Kompeten Tidak Kompeten 13 21 38,2 61,8 Jumlah 34 100,0 Berdasarkan tabel diatas distribusi kategori tindakan dalam melakukan tindakan pemrosesan alat bekas pakai oleh responden menunjukkan bahwa sebagian besar dengan kategori tindakan tidak kompeten yaitu 21 orang 61,8.

E. Pengelolaan sampah medik

Dokumen yang terkait

perilaku bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

0 41 81

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktik Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2014

4 65 89

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 31 64

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 1

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 9

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 12

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 2

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 5

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 15

PELAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA SAAT PERTOLONGAN PERSALINAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA WILAYAH KOTA BANDA ACEH

0 1 10