a. Stadium 2A Kanker meluas sampai ke atas vagina, tapi belum menyebar kejaringan yang
lebih dalam dari vagina. Kanker tidak melibatkan jaringan penyambung parametrium sekitar rahim, namun melibatkan 23 bagian atas vagina.
b. Stadium 2B Kanker telah menyebar ke jaringan sekitar vagina dan serviks, namun belum
sampai ke dinding panggul. Kanker melibatkan parametrium namun tidak melibatkan dinding samping panggul.
4. Stadium 3 Kanker meluas ke bagian bawah vagina. Kanker juga telah menyebar ke dinding
pelvis dan simpul-simpul getah bening yang berdekatan. Angka harapan hidup penderita kanker stadium ini dalam lima tahun adalah 30. Tahap perkembangan kanker stadium ini
dibagi dalam dua tingkatan, yakni : a. Stadium 3A
Kanker meluas sampai ke dinding samping panggul dan melibatkan sepertiga vagina bagian bawah.
b. Stadium 3B Kanker meluas sampai dinding samping vagina yang menghambat proses berkemih,
sehingga menyebabkan timbunan air seni di ginjal dan berakibat gangguan ginjal 5. Stadium 4
Kanker serviks telah menyebar ke kandung kemih, rektum, atau bagian-bagian lain tubuh. Angka harapan hidup penderita kanker stadium ini dalam lima tahun adalah 5.
Perkembangan kanker stadium ini terbagi dalam dua tahapan, yakni : a. Stadium 4A
Kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih dan rektum. b. Stadium 4B
Kanker telah menyebar ke organ yang lebih jauh, seperti paru-paru,hati, dan tulang.
G. Pengobatan Kanker Serviks
Tidak semua kanker yang telah dideteksi atau ditemukan dapat disembuhkan. Namun, semakin dini kanker ditemukan dan diobati, semakin besar kemungkinan untuk
sembuh Mangan, 2009. Jika kanker dapat dideteksi pada tahap prakanker awal, sel kanker dapat diatasi dengan mudah , yaitu dengan cara membekukan atau memananaskan sel kanker
hingga hancur Ghofar,2009. Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung pada lokasi dan ukuran
tumor, stadium penyakit, usia, kondisi umum penderita : 1. Pembedahan
Operasi sederhana dilakukan pada tingkat stadium awal prakanker dari nol hingga 1A. Operasi tersebut disebut konisasi pemotongan rahim seperti kerucut.
Karena berada dalam stadium awal, kanker masih berada di sel-sel selaput lendir. Operasi juga dapat dilakukan bila pasien masih ingin hamil. Bila pasien sudah tidak
ingin hamil lagi, maka histerektomi simple pengangkatan rahim secara keseluruhan akan dilakukan. Tujuannya adalah agar kanker tidak tumbuh lagi. Setiati,2009
2. Terapi penyinaran Terapi penyinaran radioterapi dianggap efektif untuk mengobati kanker invasif
yang masih terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi guna merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya.
Radioterapi dibedakan menjadi dua macam. Pertama, radiasi eksternal penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit. Penyinaran dilakukan 5 hariminggu selama 5-6
minggu. Kedua, radiasi internal zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul yang dimasukkan langsung kedalam serviks. Kapsul tersebut dibiarkan selama 1-3 hari.
Selama itu penderita mesti dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini dapat diulang beberapa kali selama 1-2 minggu. Efek samping radioterapi yakni iritasi rektum dan
vagina, kerusakan kandung kemih dan rektum, serta ovarium berhenti
berfungsi.Manan, 2009
3. Kemoterapi Kemoterapi adalah suatu cara pengobatan kanker yang menggunakan obat-
obatan untuk menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker, baik dengan membunuh sel kanker maupun menghentikan sel kanker dari pembelahan. Kemoterapi dilakukan
melalui mulut atau diinjeksikan ke dalam pembuluh darah atau otot, obat-obatan akan memasuki aliran darah dan dapat mencapai sel kanker di seluruh tubuh. Kemoterapi
jenis ini dinamakan kemoterapi sistemik. Dan, ketika kemoterapi ditempatkan secara langsung ke dalam tulang belakang, suatu organ tertentu, atau rongga tubuh seperti
perut, obat-obatan akan sangat mempengaruhi sel kanker di area-area tersebut kemoterapi regional. Metode kemoterapi yang diberikan kepada pasien di dasarkan
pada jenis dan stadium kanker yang sedang di obati. Wijaya,2010 4. Terapi Biologis
Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar
ke bagian tubuh lainnya. Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang bisa dikombinasikan dengan kemoterapi Manan, 2011
H. Pencegahan terhadap kanker serviks
1. Imunisasi HPV Telah ditemukan imunisasi untuk mencegah terjadinya kanker serviks. Gardasil
adalah satu-satunya vaksin yang dapat mencegah 4 tipe HPV 6,11,16,18. Vaksin ini diperuntukkan bagi wanita muda yang berusia 9-26 tahun. Saat mereka para wanita muda
secara teori belum terpapar dengan virus tersebut. Imunisasi HPV akan diberikan melalui suntikan sebanyak tiga kali berturut-turut tiap dua bulan sekali dan dilakukan pengulangan
satu kali lagi pada sepuluh tahun kemudian. Kemudahan dalam hal pemberian vaksin dan tingginya angka keberhasilan menjadi keunggulan pencegahan metode ini. Ghofar,2009 ;
Setiati,2009
2. Pap Smear Cara untuk mencegah kanker serviks, yakni mencegah terjadinya infeksi HPV dapat
melakukan pemeriksaan pap smear secara teratur. Pap smear adalah suatu pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel yang diperoleh dari apusan serviks. Pada pemeriksaan pap
smear, contoh sel serviks diperoleh dengan bantuan sebuah spatula yang terbuat dari kayu atau plastik yang dimasukkan ke dalam saluran servikal . Dan sebuah sikat kecil yang
dimasukkan ke dalam saluran servikal. Sel-sel serviks lalu dioleskan pada kaca obyek lalu diberi pengawet dan dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa. Pap smear sangat efektif
dalam mendeteksi perubahan prakanker pada serviks. Jika hasil pap smear menunjukkan displasia atau serviks tampak abnormal, biasanya dilakukan kolposkopi dan biopsi Rahayu,
2009
Anjuran untuk melakukan pap smear secara teratur : Manan, 2011
1. Setiap tahun untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun. 2. Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual ataupun pernah
menderita infeksi HPV dan kutil kelamin. 3. Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB
4. Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun jika 3 kali pap smear secara berturut-turut menunjukkan hasil negatif. Atau , bagi wanita yang telah
menjalani histerektomi bukan karena kanker. 5. Sesering mungkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal
6. Sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker serviks.
3. Inspeksi Visual Asam Asetat IVA Menurut Rasjidi 2009 Cara pencegahan kanker serviks dapat dengan inspeksi Visual
Asam Asetat IVA. Tes visual menggunakan larutan asam cuka asam asetat 3-5 dan larutan iosium lugol pada serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi setelah
dilakukan olesan. Tujuannya untuk melihat adanya sel yang mengalami displasia sebagai salah satu metode skrining kanker mulut rahim. Apabila dikatakan IVA positif bila
ditemukan adanya area berwarna putih dan permukaannya meninggi dengan batas yang jelas di sekitar zona transformasi.
Memperhatikan permasalahan dalam penanggulangan kanker srviks di Indonesia, Inspeksi Visual Asam Asetat IVA dapat menjadi metode alternatif untuk skrining.
Pertimbangan ini berdasarkan bahwa : 1. Mudah dan praktis
2. Dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan nondokter ginekologi, bahkan oleh bidan praktik swasta maupun ditempat-tempat terpencil.
3. Alat-alat yang dibutuhkan sangat sederhana hanya untuk pemeriksaan ginekologi dasar
4. Biaya murah, sesuai untuk pusat pelayanan sederhana 5. Hasil langsung diketahui
6. Dapat segera diterapi