Konsep pelayanan Antenatal Care 1. Definisi Pelayanan Antenatal Care

3 Standar 5 : Palpasi Abdominal Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. 4 Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada kehamilan Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5 Sandar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada kehamilan Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. 6 Standar 8 : Persiapan Persalinan Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih, dan aman serta suasana yang menyenangkan, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk , bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. 4. Pelayanan Antenatal Care Dengan Standar 7 T 1 Ukur Tinggi badanberat badan Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan massa tubuh BMI : Body Massa Indeks dimana metode ini untuk menentukan pertambahan berat badan yang optimal selama kehamilan, karena merupakan hal yang penting mengetahui BMI wanita hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu. ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain yaitu 145 cm, tinggi badan diperiksa sekali pada saat ibu hamil datang pertama kali kunjungan, dilakukan untuk mendeteksi adaya resiko apabila tinggi badan 145 cm 2 Ukur tekanan darah Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat mengindikasi potensi hipertensi 3 Pengukuran tinggi fundus uteri Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai pengukuran mc donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya. 4 Pemberian imunisasi TT Tetanus Toksoid lengkap Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian. Akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil. 5 Pemberian tablet FE minimal 90 tablet selama kehamilan Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil Fe adalah mencegah defesiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikkan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 60 mghari, kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester II karena absorbsi usus yang tinggi. Fe yang diberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet semasa kehamilan. Tablet zat besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu penyerapan. Jika ditemukan diduga anemia berikan 2- 3 tablet zat besi hari. Selain itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin untuk mengetahui kadar Hb yang dilakukan 2 kali selama masa kehamilan yaitu pada saat kunjungan awal dan pada saat usia kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada tanda- tanda anemia. 6 Tes terhadap penyakit menular seksual PMS Menganjurkan untuk pemeriksaan Infeksi Menular Seksual IMS lain pada kecurigaan adanya resiko IMS. 7 Temu wicarakonseling Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat persalinan dan nifas, biopsikososial dan pengetahuan klien Ai, dkk, 2009.

C. Komunikasi Terapeutik 1. Definisi Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik berarti suatu proses penyampaian pesan kepada klien untuk mendukung upaya penyembuhan. Seorang bidan bila merawat kliennya terlebih dahulu menyampaikan ide dan pikirannya, sehingga orang yang dirawatnya itu memahami apa yang dilakukan olehnya. Dengan demikian diharapkan klien tersebut, sesuai dengan kemampuannya mendukung tindakan yang dilakukan oleh bidan tersebut terhadapnya Tyastuti, 2010. Tingkat pengetahuan klien dapat dilihat dari responden yang diberikannya terhadap pesan-pesan yang diberikan bidan kepadanya. Semua interaksi yang dilakukan ditujukan dalam upaya penyembuhan penyakit yang diderita oleh klien Terapeutik. Komunikasi terapeutik biasanya dilakukan dengan lisan dialog antara bidan dan klien atau dengan gerak gerak tangan, ekspresi wajah, dan sebagainya. Melalui komunikasi ini, bidan dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada klien, dan kemudian ia dapat mengetahui pikiran dan perasaan klien terhadap penyakit yang diderita dan juga sikap perilaku klien terhadap dirinya sendiri. Dengan demikian segala tindakan bidan disepakati oleh klien, dan klien itu sendiri akan membantu segala upaya penyembuhan yang dilakukan terhadapnya. Bila dilakukan tindakan terhadap klien tanpa diberi penjelasan terlebih dahulu, atau pendapat klien tidak diminta atau sebaliknya klien menyembunyikan perasaannya, maka upaya penyembuhan akan kurang berhasil Dalami, 2009. 2. Tujuan Komunikasi Terapeutik Tujuan komunikasi terapeutik akan tercapai bila bidan memiliki karakterisik sebagai berikut Rita, 2009 : a. Kesadaran diri terhadap nilai yang dianutnya Bidan harus mampu menjelaskan tentang dirinya sendiri, keyakinanya, dan apa yang menurutnya penting dalam kehidupannya, setelah itu barulah ia akan mampu menolong orang lain dan menjawab pertanyaan tentang hal- hal tersebut. b. Ekspolarasi perasaan Bidan perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, serta mengontrolnya agar ia dapat menggunakan dirinya secara terapeutik c. Kemampuan untuk menganalisis perasaanya sendiri Bidan secara bertahap belajar mengenali dan mengatasi berbagai perasaan yang dialaminya, seperti rasa malu, marah, kecewa, dan putus asa. d. Kemampuan menjadi model peran Bidan mampu mempunyai pola dan gaya hidup sehat, termasuk kemampuannya dalam menjaga kesehatan agar dapat menjadi contoh bagi orang lain terutama kliennya. e. Altruistik Bidan merasakan kepuasan karena mampu menolong orang lain dengan cara manusiawi. f. Rasa tanggung jawab etik dan moral Tiap keputusan yang dibuat selalu memperhatikan prinsip-prinsip yang menjunjung tinggi kesehatan dan kesejahteraan manusia. 3. Manfaat Komunikasi Terapeutik Manfaat komunikasi terapeutik adalah Uripni, 2003 : a. Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara perawat dengan pasien melalui hubungan bidan dan pasien b. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan, mengkaji masalah dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh bidan 4. Teknik Komunikasi Terapeutik Dalam menanggapi pesan yang disampaikan klien, perawat menggunakan teknik komunikasi terapeutik. Teknik komunikasi terapeutik terbagi atas : a. Listening Mendengarkan Menerima informasi secara aktif dan memperhatikan respon klien.cara jadi pendengar yang efektif terbagi atas : 1 Fokus pada pemahan apa yang dikatakan seseorang 2 Pelihara kontak mata 3 Melihat sekitar, sering berubah posisi menunjukkan tidak mendengarkan 4 Posisi pada level yang sama 5 Duduk bila mungkin sikap kalem saat klien berfikir untuk menjawab, jangan bicara sebelum orang lain bicara 6 Respon baik Verbal dan nonverbal. b. Broad Opening Pertanyaan terbuka Yaitu suatu teknik untuk membuka pembicaraan c. Restating Mengulang Mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien d. Clarification klarifikasi Perawat berusaha menjelaskan kembali kata ide yang tidak jelas dikatakan klien. e. Thema Identification Identifikasi Tema Pokok yang mendasari persoalanmasalah yang sering muncul

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL DENGAN TERAPEUTIK BIDAN PADA PELAYANAN KOMUNIKASI ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN ANTENATAL CARE BIDAN DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS SANGKRAH TAHUN 2013.

0 0 14

Hubungan Tingkat Kepuasan Ibu Hamil Dengan Komunikasi Terapeutik Bidan Pada Pelayanan Antenatal Care Di Puskesmas bab 1

0 0 4

Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan

0 0 13

Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan

0 0 2

Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan

0 0 5

Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan

0 0 16

Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan

0 0 2

Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan

0 0 9

SIKAP DAN KOMUNIKASI BIDAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL PADA PELAKSANAAN ANTENATAL CARE

0 1 6