Komunikasi Terapeutik 1. Definisi Komunikasi Terapeutik

b. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan, mengkaji masalah dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh bidan 4. Teknik Komunikasi Terapeutik Dalam menanggapi pesan yang disampaikan klien, perawat menggunakan teknik komunikasi terapeutik. Teknik komunikasi terapeutik terbagi atas : a. Listening Mendengarkan Menerima informasi secara aktif dan memperhatikan respon klien.cara jadi pendengar yang efektif terbagi atas : 1 Fokus pada pemahan apa yang dikatakan seseorang 2 Pelihara kontak mata 3 Melihat sekitar, sering berubah posisi menunjukkan tidak mendengarkan 4 Posisi pada level yang sama 5 Duduk bila mungkin sikap kalem saat klien berfikir untuk menjawab, jangan bicara sebelum orang lain bicara 6 Respon baik Verbal dan nonverbal. b. Broad Opening Pertanyaan terbuka Yaitu suatu teknik untuk membuka pembicaraan c. Restating Mengulang Mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien d. Clarification klarifikasi Perawat berusaha menjelaskan kembali kata ide yang tidak jelas dikatakan klien. e. Thema Identification Identifikasi Tema Pokok yang mendasari persoalanmasalah yang sering muncul f. Slinece Diam Memberi kesempatan berfikir dan memotifasi klien untuk berbicara. g. Refleksion refleksi Mengembalikan pertanyaan, ide, perasaan dan isinya agar pasien menyadari dan dapat mengambil keputusan h. Focusing memfokuskan Membantu klien berbicara sesuai topik yang dipilih. i. Membagi persepsi Menanyakan kepada klien untuk menguji pengertian perawat tentang yang ia fikir dan rasakan. j. Informing Memberi informasi yang fakta untuk pendidikan kesehatan. k. Sugesting saran Memberikan alternatif ide untuk pemecahan masalah. l. Humor Meningkatkan kesadaran, dan menyegarkan suasana. m. Menyatakan hasil observasi Perawat menguraikan kesan nonverbal kepada klien. n. Meringkas Membantu mengingat topik yang telah dibahas sebelum meneruskan. o. Memberi penghargaan memberi pujian kepada klien p. Menganjurkan meneruskan pembicaraan Memberi kesempatan klien untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan Wahyu, 2010. 5. Fase-fase langkah komunikasi terapeutik bidan ke klien a. Perkenalan Fase ini dimulai pada saat pertemuan dengan klien. Hal utama yang perlu dikaji adalah alasan klien meminta pertolongan yang akan mempengaruhi terbinanya hubungan perawat dengan klien. hal-hal yang perlu dilakukan pada fase perkenalan : 1 Memberi salam 2 Memperkenalkan diri 3 Menanyakan nama klien 4 Menyepakati pertemuan Kesepakatan tentang pertemuan terkait dengan kesediaan klien untuk bercakap-cakap 5 Menghadapi kontrak memperkenal diri kepada klien 6 Memulai percakapan awal Menanyakan keluhan utama atau alasan datang 7 Menyepakati masalah klien Setelah pengkajian, jika mungkin pada akhir wawancara sepakati masalah atau kebutuhan klien. 8 Mengakhiri perkenalan b. Orientasi Fase orientasi ini dilaksanakan pada awal setiap pertemuan kedua dan seterusnya. Tujuan fase orientasi adalah memvalidasi keakuratan data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan klien saat ini, dan mengevaluasi hasil tindakan yang lalu. Umumnya dikaitkan dengan hal yang telah dilakukan bersama klien. c. Fase kerja Pada fase kerja, bidan dan klien mendorong perkembangan kesadaran diri dengan menghubungkan persepsi, pikiran, perasaan dan perbuatan klien. Perawat membantu klien mengatasi kecemasan, meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab diri sendiri. Fase kerja terdiri atas : 1. Mendengarkan dengan penuh perhatian Dalam hal ini, bidan berusaha mengerti klien dengan cara mendengarkan masalah yang disampaikan klien 2. Menunjukkan penerimaan Menerima adalah mendukung informasi dengan tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan 3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan Tujuan bidan bertanya untuk mendapatkan informasi.pertanyaan sebaiknya berkaitan dengan topik yang dibicarakan. 4. Mengulang ucapan klien dengan kata-kata sendiri Melalui pengulangan kembali kata-kata klien 5. Mengklarifikasi Berusaha menjelaskan dalam kata-kata mengenai ide atau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien. 6. Memfokuskan Metode ini bertujuan untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti. Hal yang perlu diperhatikan usahan untuk tidak memutuskan pembicaraan ketika klien menyampaikan masalah yang penting 7. Menyatakan hasil observasi Bidan harus memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya. 8. Menawarkan informasi Memberi tambahan informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk klien. 9. Diam Diam akan memberi kesempatan kepada bidan dan klien untuk mengorganisasikan pikirannya. 10. Meringkas Pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat 11. Memberikan penghargaan Penghargaan jangan sampai menjadi beban untuk klien, dalam arti jangan sampai klien berusaha keras dan melakukan segalanya untuk mendapatkan pujian 12. Menawarkan diri Menyediakan diri anda tanpa respon bersyarat atau respon yang diharapkan 13. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan Memberi kesempatan kepada klien untuk berinisiatif dalam menentukan topik pembicaraan 14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan 15. Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsi 16. Perenungan Memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan ide dan perasaannya 17. Berhadapan 18. Mempertahankan kontak mata 19. Sentuhan d. Fase terminasi Terminasi adalah fase yang sulit dan penting dari hubungan terapeutik. Rasa percaya dan hubungan akrab sudah terbina dan berada tingkat optimal. Apapun alasan terminasi, tugas perawat pada fase ini adalah menghadapi realitas perpisahan yang dapat diingkari. Klien dan perawat bersama-sama meninjau kembali proses keperawatan uang telah dilalui. Fase terminasi terbagi atas 2 yaitu : 1 Terminasi sementara Terminasi sementara adalah setiap akhir dari pertemuan perawat dengan klien. Sehingga perawat masih akan bertemu lagi dengan klien Isi percakapan : a Evaluasi “coba ibu sebutkan hal-hal yang sudah kita bicarakan” b Tindak lanjut “ Bagaiman kalau ibu lakukan diruangan ?” c Kontrak yang akan datang “ kapan kita bertemu lagi ? “ 2 Terminasi akhir Evaluasi akhir jika pasien akan pulang. Isi percakapan Wahyu,2010: a Evaluasi “Coba ibu sebutkan kemampuan yang sudah didapat selama dirawat disini ?” b Tindak lanjut “Apa rencana yang akan ibu lakukan dirumah ?” c Kontrak yang akan datang “Bagaimana perasaan ibu berpisah dengan saya meninggalkan tempat ini?” 6. Dimensi tindakan dalam komunikasi terapeutik Dimensi tindakan tidak dapat dipisahkan dengan dimensi respon. Dimensi repon terdiri atas : a. Konfrontasi Merupakan ekspresi perasaan perawat tentang prilaku klien yang tidak sesuai. b. Kesegaran Berfokus pada saat ini, sensitiv terhadap perasaan klien dan keinginan membantu segera. c. Keterbukaan Pengalamn diri untuk tukar pengalaman ini diharapkan kerjasama. d. Emotional Catharsis Meminta klien untuk bicara tentang hal yang mengganggu dirinya. e. Bermain Peran Kemampuan melihat situasi dari pengalaman orang lain Wahyu, 2010. 22

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini berdasarkan atas hubungan antara komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care yaitu sebagai berikut : Variabel Independen Variabel Dependen Skema 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif yaitu Ada hubungan yang kuat antara komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care. Komunikasi Terapeutik Bidan Kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care

C. Definisi Operasional

No Variabel Penelitian Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1 Komunikasi Terapeutik Bidan Proses penyampaian pesan kepada klien untuk mendukung upaya penyembuhan Lembar Pengamatan Observasi 1. Baik : 12-15 2. Cukup : 9-11 3. Kurang : ≤ 8 Rasio 2 Kepuasan ibu hamil mendapatka n pelayanan antenatal care Perasaan yang dirasakan oleh klien terhadap kinerja suatu produk sesuai dengan yang diharapkan Kuisioner Cheklist 1.Sangat Puas : 64-75 2. Puas : 52-63 3. Netral : 40-51 4.Tidak Puas : 28-39 5. Sangat Tidak Puas : 15-27 Rasio 24

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analisis korelasi. Analisis korelasi adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui derajatkeeratan hubungan. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional. Notoadmodjo, 2010.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Populasi adalah keseluruhan karakteristik sifat yang dimiliki objek subjek itu sendiri. Populasi dalam penelitian ini adalah 40 orang ibu yang memeriksakan kehamilannya. 2. Sampel Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah total populasi, cara pengambilan sampel ini adalah mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 orang yang diambil dari seluruh jumlah populasi Sugiyono, 2013

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan dikarenakan sampel memenuhi kriteria yang ada.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian November 2014 – Juli 2015

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL DENGAN TERAPEUTIK BIDAN PADA PELAYANAN KOMUNIKASI ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN ANTENATAL CARE BIDAN DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS SANGKRAH TAHUN 2013.

0 0 14

Hubungan Tingkat Kepuasan Ibu Hamil Dengan Komunikasi Terapeutik Bidan Pada Pelayanan Antenatal Care Di Puskesmas bab 1

0 0 4

Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan

0 0 13

Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan

0 0 2

Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan

0 0 5

Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan

0 0 16

Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan

0 0 2

Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan

0 0 9

SIKAP DAN KOMUNIKASI BIDAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL PADA PELAKSANAAN ANTENATAL CARE

0 1 6