Asuhan Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Nutrisi

13 lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan over weight dan obesitas. Indeks Masa Tubuh ═ �� �� ��� 2 Tabel : batas ambang indeks masa tubuh IMT di Indonesia Kategori IMT Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat 17 Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 - 18,5 Normal 18,5 - 25,0 Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,0 – 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat 27,0 sumber: Depkes, 2002 dalam Asmadi, 2008 b. Ideal Body Weight IBW Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10 dari jumlah itu Asmadi, 2008. Berat badan ideal kg = [Tinggi badan cm – 100] – [10 Tinggi badan – 100]

7. Asuhan Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Nutrisi

a Pengkajian Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi pasien yang beresiko masalah nutrisi berhubungan dengan stres, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup, dan faktor-faktor lain. Menurut Asmadi 2008 pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi. 14 1 Aspek biologis, meliputi : a Umur. Pengkajian ini terkait dengan tumbuh kembang klien. Tingkat kebutuhan nutrisi salah satunya dipengaruhi oleh factor usia. Pada masa pertumbuhan kebutuhan nutrisi sangat besar dibandingkan dengan masa lansia. b Jenis kelamin. Hal yang perlu dikaji antara lain ; tingkat BMR antara laki-laki dan wanita berbeda. c Tinggi badan dan berat badan. Pengkajian ini dilakukan salah satunya adalah untuk mengetahui perbandingan antara tinggi dan berat badan, apakah ideal atau tidak. d Pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri ini berguna untuk mengidentifikasi masalah nutrisi klien. e Riwayat kesehatan dan diet. Riwayat kesehatan, misalnya adakah alergi terhadap jenis makanan tertentu? Gangguan pencernaan yang sering dialami? Dan lain-lain. Riwayat diet terkait dengan kebiasaan asupan makanan dan cairan klien, jenis makanan yang dikonsumsi, nafsu makan, dan lain-lain. f Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum : kelemahan, tingkat kesadaran, tanda vital dan lain-lain. 2. Keadaan kulit : kasar, kering, bersisik, kehilangan lemak pada subkutan dan lain-lain. 3. Keadaan kepala dan mata : rambut kering, mudah dicabut, sklera kuning, konjungtiva pucat, dan lain-lain. 4. Keadaan mulut : mukosa bibir kering, gigi dan lidah kotor. 5. Keadaan perut : permukaan perut adanya garis vena, peristaltik usus, pembesaran hati atau limfe, dan lain-lain 6. Keadaan ekstremitas : edema, pergerakan lemah, penurunan lingkar lengan, dan masa otot menurun. 15 2 Aspek psikologis Perlu dikaji mengenai persepsi klien tentang diet, postur tubuhnya, konsep diri yang terkait dengan bentuk tubuh, respons terhadap stres, apakah banyak makan atau malas makan? dan lain-lain. 3 Aspek sosiokultural Adakah kultur? Nilai-nilai yang dianut terhadap makanan? Praktik budaya yang terkait dengan makanan? dan lain-lain. 4 Aspek spiritual Hal yang perlu dikaji misalnya apakah keyakinan yang dianut klien terhadap makanan? serta bagaimana keyakinan tersebut mempengaruhi kebutuhan nutrisinya? dan lain-lain. b Diagnosa keperawatan Pengkajian keperawatan akan menentukan apakah terdapat masalah nutrisi yang aktual atau potensial. Pernyataan diagnosa keperawatan berdasarkan pada karakterisitik diagnosa yang mendukung ada pada pengkajian data. Pengkajian data dasar itu akan dikelompokkan dan kemudian akan dilakukan analisa data, analisa data mencakup mengenali pola atau kecenderungan, membandingkan pola ini dengan pola kesehatan normal dan menarik konklusi tentang respon klien, dan hingga akhirnya sebuah rumusan masalah akan ditemukan. Potter Perry, 2006. Analisa data Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data Fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien Potter Perry, 2005. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan 16 keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit initial assessment, selama pasien dirawat secara terus-menerus ongoing assessment,serta pengkajian ulang untuk menambah melengkapi data re-assessment Potter Perry, 2005. Tujuan Pengumpulan Data : 1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien. 2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien. 3. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien. 4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah berikutnya. Tipe Data : 1. Data Subjektif Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu Potter Perry, 2005. 2. Data Objektif Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera lihat, dengar, cium, raba selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran Potter Perry, 2005. Dan terdiri dari tiga karakteristik data sebagai berikut: a Lengkap Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat. Misalnya klien tidak mau makan selama 3 hari. Perawat harus 17 mengkaji lebih dalam mengenai masalah klien tersebut dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut: Apakah tidak mau makan karena tidak ada nafsu makan atau disengaja? Apakah karena adanya perubahan pola makan atau hal- hal yang patologis? Bagaimana respon pasien mengapa tidak mau makan Potter Perry, 2005. b Akurat dan Nyata Perawat harus berpikir secara akurat dan nyata untuk membuktikan benar tidaknya apa yang didengar, dilihat, diamati dan diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang mungkin meragukan. Apabila perawat merasa kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data yang telah dikumpulkan, maka perawat harus berkonsultasi dengan perawat yang lebih mengerti. Misalnya, pada observasi : “pasien selalu diam dan sering menutup mukanya dengan kedua tangannya. Perawat berusaha mengajak pasien berkomunikasi, tetapi pasien selalu diam dan tidak menjawab pertanyaan perawat. Jika keadaan pasien tersebut ditulis oleh perawat bahwa pasien depresi berat, maka hal itu merupakan perkiraan dari perilaku pasien dan bukan data yang aktual. Diperlukan penyelidikan lebih lanjut untuk menetapkan kondisi pasien. Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian Potter Perry, 2005. c Relevan Pencatatan data yang komprehensif biasanya menyebabkan banyak sekali data yang harus dikumpulkan. Kondisi seperti ini bisa diantisipasi dengan membuat data komprehensif tetapi singkat dan jelas Potter Perry, 2005. Dengan mencatat data yang relevan sesuai dengan masalah pasien merupakan data fokus terhadap masalah pasien dan sesuai dengan situasi khusus berdasar sumber data terdiri dari: i. Sumber data primer Pasien adalah sumber utama data primer dan perawat dapat menggali informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan pasien Potter Perry, 2005. 18 ii. Sumber data sekunder Informasi dapat diperoleh melalui orang terdekat pada pasien seperti, orang tua, suami atau istri, anak, dan teman pasie. Jika pasien mengalami gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau kesadaran yang menurun, misalnya pasien dalam kondisi tidak sadar Potter Perry, 2005. iii. Sumber data lainnya a. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya. Catatan kesehatan terdahulu dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dapat mendukung rencana tindakan perawatan Potter Perry, 2005. b. Riwayat penyakit c. Pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat penyakit yang diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh adalah hal-hal yang difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk menentukan rencana tindakan keperawatan Potter Perry, 2005. d. Konsultasi Terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan spesialis, khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau dalam merencanakan dan melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat diambil guna membantu menegakkan diagnosa Potter Perry, 2005. e. Hasil pemeriksaan diagnostik Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik, dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan pasien. Hasil pemeriksaan diagnostik dapat digunakan membantu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan Potter Perry, 2005. f. Perawat lain Jika pasien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat pasien sebelumnya Potter Perry, 2005. 19 g. Kepustakaan Data dasar pasien yang komprehensif, perawat dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah pasien Potter Perry, 2005. Dalam Buku Saku NANDA, NIC dan NOC 2013, analisa data dibagi menjadi data subjektif dan objektif. 1. Nutrisi, ketidakseimbangan: Kurang dari kebutuhan tubuh Batasan karakteristik a. Berat badan kurang dari 20 atau lebih dari ideal terhadap tinggi badan dan kerangka. b. Asupan makanan kurang dari kebutuhan metabolik, baik kalori total atau nutrisi spesifik. c. Kehilangan berat badan dengan asupan makanan adekuat. d. Melaporkan asupan makanan tidak adekuat kurang dari anjuran kecukupan gizi harian. Subjektif a. Kram abdomen b. Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit c. Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan d. Melaporkan perubahan sensasi rasa e. Merasa kenyang segera setelah mengingesti makanan Objektif a. Tidak tertarik untuk makan b. Kerapuhan kapiler c. Diare d. Adanya bukti kekurangan makanan e. Kehilangan rambut yang berlebihan f. Bising usus hiperaktif g. Kurang informasi h. Miskonsepsi 20 i. Konjungtiva dan membrane mukosa pucat j. Tonus otot buruk k. Menolak untuk makan l. Luka, rongga mulut inflamasi m. Kelemahan otot yang dibutuhkan untuk menelan dan mengunyah Wilkinson Ahren, 2007. c Rumusan masalah Menurut Wilkinson dan Ahren 2013, terdapat tiga diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan perubahan nutrisi. Adapun diagnosa tersebut adalah sebagai berikut: 1 Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, perubahan. 2 Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, perubahan. 3 Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, risiko perubahan. 4 Nutrisi, ketidakseimbangan: kurang dari kebutuhan tubuh. Faktor yang berhubungan: a Ketergantungan kimiawi b Penyakit kronis c Kesulitan mengunyah atau menelan d Faktor ekonomi e Intoleransi makanan f Kebutuhan metabolik tinggi g Refleks mengisap pada bayi tidak adekuat h Kurangnya pengetahuan dasar nutrisi i Akses pada makanan terbatas j Hilangnya nafsu makan k Mualmuntah l Pengabaian orang tua m Gangguan psikologis 21 d Perencanaan Perencanaan ini untuk memelihara status nutrisi yang tepat menyediakan perawatan kualitas lebih tinggi dari pada perbaikan defisit yang telah terjadi. Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah nutrisi bisa merujuk pada intervensi yang diterapkan secara umum pada klien dengan gangguan pemenuhan nutrisi. Akan tetapi, pada kasus- kasus tertentu penerapan diagnosis diatas tersebut tentulah harus sesuai dengan kasus yang dihadapi Potter Perry, 2006. Intervensi NIC: 1. Manajemen nutrisi: membantu atau menyediakan asupan makanan dan cairan diet seimbang. 2. Terapi nutrisi: pemberian makanan dan cairan untuk mendukung proses metabolik pasien yang malnutrisi atau berisiko tinggi terhadap malnutrisi. 3. Pemantauan nutrisi: mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah dan meminimalkan kurang gizi. 4. Bantuan menarikkan berat badan: menfasilitasi pencapaian kenaikan berat badan. Mandiri a Tentukan motivasi klien untuk mengubah kebiasaan makan. b Pantau nilai labolatorium c Timbang pasien pada interval yang tepat. d Ketahui makanan kesukaan klien. e Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan.tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. f Ajarkan metode untuk perencanaan makanan. g Ajarkan pasienkeluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal. h Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya. 22 Kolaborasi a Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein untuk pasien dengan ketidakadekuatan protein atau kehilangan protein. b Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan pelengkap, pemberian makanan enter atau parenteral total agar asupan kalori adekuat. c Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab perubahan nutrisi. d Rujuk ke program gizi komunitas yang tepat, jika pasien tidak dapat membeli atau menyiapkan makanan yang adekuat. Hasil yang Disarankan NOC a Status gizi: tingkat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan metabolik. b Status gizi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang dikonsumsi tubuh selama waktu 24 jam. c Status gizi: nilai gizi: keadekuatan zat gizi yang dikonsumsi tubuh. TujuanKriteria Evaluasi Contoh Penggunaan Bahasa NOC Menunjukkan status gizi : asupan makanan, cairan dan zat gizi, ditandai dengan indikator berikut sebutkan nilai 1-5: tidak adekuat, ringan, sedang, kuat, atau adekuat total. Contoh Lain Pasien akan: a Mempertahankan atau menunjukkan pertambahan berat badan b Menjelaskan komponen keadekuatan diet bergizi. c Nilai labolatorium normal. d Melaporkan keadekuatan tingkat energi. e Mempertahankan massa dan berat badan dalam batas normal. 23

B. Asuhan Keperawatan Kasus

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 27 56

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 20 44

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 4 56

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 8

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 4

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 3

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 1

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 8

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 7

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 5