Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

(1)

Kurang dari Kebutuhan Tubuh

di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II

Kecamatan Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Irmana Evi Purba

122500139

Program Studi D

III Keperawatan

Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

2015


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul

“Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Ketidakseimbangan

Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh” di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II

Kecamatan Medan Amplas”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat

bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar diploma di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan kemampuan serta pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran dari semua pihak yang bersifat membangun guna dijadikan pedoman bagi penulis dikemudian hari.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Fatwa Imelda, S.Kp, M.Biomed selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah menyediakan waktu serta dengan penuh keikhasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan di Fakultas Keperawatan dan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.


(5)

4. Bapak Ismayadi, S.Kep, Ns, CWCCA, M.kes selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat lebih baik lagi serta ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan di Fakultas Keperawatan.

5. Seluruh Dosen Fakultas Keperawatan khususnya jurusan D – III Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Masyarakat Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas yang memberi izin dan bimbingan serta kerjasama dalam mengambil kasus. 7. Keluarga Tn. Rusli Nasution karena telah bersedia menjadi keluarga binaan saya

selama pengambilan kasus untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Terimakasih karena telah mempercayai saya dalam melakukan tindakan keperawatan. Semoga Tn. Rusli Nasution cepat sembuh dan dapat melakukan aktivitasnya seperti semula.

8. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta Bapak T. Purba dan Ibu N. Togatorop yang telah memberikan kasih sayang, doa, dorongan, bimbingan, menghibur, memotivasi, dan memberikan dana bagi penulis. Buat kakak, abang dan adik saya tercinta: kak Esi, bang Efdiadi, Ricson dan adik saya Aifo serta buat keluarga besar yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terimakasih buat doa dan dukungannya selama ini.

9. Teman – teman mahasiswa D – III Keperawatan Keperawatan Universitas Sumatera Utara khususnya stambuk 2012 yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini terkhusus kepada sahabat saya Melita, Pelita, Satrina, Sovia, Irene, Lela, Inry, Loly, Ridwan, Angina, Johariscan, Sari, Yudi, Riko, Bulan dan sahabat – sahabat SMA saya (Henny, Anny, Kristina, Hendra dan PROXACT 2) yang kusayangi, dan kucintai yang senantiasa menemani, memberikan semangat, motivasi, dukungan dan penghiburan bagi penulis.

10.Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah banyak membantu peneliti dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini di Fakultas Keperawatan USU.


(6)

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan penuh kasih melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan, terkhusus ilmu keperawatan.

Medan, Juni 2015


(7)

DAFTAR ISI

Lembar Sampul Lembar Pengesahan

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi... iv

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Manfaat ... 4

Bab II Tinjauan Pustaka A. Konsep Dasar Nutrisi 1. Definisi ... 5

2. Fungsi Nutrisi ... 5

3. Sistem Tubuh yang Berperan ... 5

4. Elemen Nutrisi ... 6

5. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi ... 11

6. Karakterisitik Status Nutrisi ... 12

7. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ... 13

a. Pengkajian ... 13

b. Diagnosa Keperawatan... 15

c. Rumusan Masalah ... 20

d. Perencanaan... 21

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1) Pengkajian ... 23


(8)

3) Rumusan masalah... 36 4) Perencanaan... 37 5) Implementasi ... 42 Bab III Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan ... 46 B. Saran ... 47 Daftar Pustaka ... 49 Lampiran


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Benigna prostatic hyperplasia (BPH) merupakan pembesaran non kanker (noncancerous) dari kelenjar prostat (prostate gland) yang dapat membatasi urin (kencing) dari kandung kemih (bladder). Prostat hyperplasia merupakan pembesaran glandula dan aringan seluler kelenjar prostat yang berhubungan dengan perubahan endokrin berkenaan dengan proses penuaan. Kelenjar prostat mengitari leher kandung kemih dan uretra, sehingga hipertropi prostat sering menghalangi pengosongan kandung kemih (Doenges, 2002).

Kejadian BPH pada pria usia 55 tahun angka kejadiannya sekitar 50%, pada usia 80 tahun angka kejadiannya 60%. Tidak lancarnya dalam pengeluaran urin, kencing terasa panas, kencing menetes dan lama – lama bisa menyebabkan tidak bisa kencing (anuria). Hal ini dipengaruhi karena kebiasaan para pria mengangkat beban berat dalam rentang waktu lama, faktor penuaan dan faktor hormonal. Dalam menangani Benigna Prostat Hyperplasia adalah melakukan insisi (operasi) BPH. Untuk menjaga dan mempertahankan kondisi pasien post operasi BPH agar dalam keadaan baik dan stabil adalah dengan memenuhi kebutuhan nutrisi terhadap tubuh. Benigna Prostat hyperplasia biasanya di derita oleh Pria dengan usia lanjut 55 tahun ke atas (Harnawatiaj.wordpress.com/2008/02/07askep-hipertrofi-prostat).

Proses seseorang dari usia dewasa menjadi usia tua merupakan suatu proses yang harus dijalani dan disyukuri. Proses ini biasanya menimbulkan suatu beban karena menurunnya fungsi organ tubuh orang tersebut sehingga menurunkan kualitas hidup seseorang, akan tetapi banyak juga seseorang yang menginjak usia senja juga mengalami kebahagiaan (Fitrah & wahyunita, 2010).

Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk


(10)

segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari

– hari dimakan oleh manusia (Hidayat, 2006).

Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi yang diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengan karakteristiknya, seperti jenis kelamin, usia, aktivitas dan lain-lain (Asmadi, 2008).

Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi umum dari nutrisi di antaranya adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh, mengganti sel tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya (Asmadi, 2008).

Nutrisi merupakan zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2010).

Nutrien merupakan zat kimia organik maupun anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya. Nutrien tersebut diabsorbsi di saluran pencernaan kemudian didistribusikan ke sel-sel tubuh, nutrien digunakan untuk proses fungsional sel tersebut, sumber energi, dan sintesis protein. Untuk itu, intake nutrisi kedalam tubuh harus adekuat, artinya nutrisi yang kita makan harus mengandung nutrien esensial tertentu yang seimbang. Nutrien esensial tersebut meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Makanan yang masuk ke dalam tubuh sampai di keluarkan dalam tubuh dalam bentuk sampah metabolisme terjadi melalui proses pencernaan. Gangguan pada proses pencernaan dapat menyebabkan individu mengalami gangguan nutrisi (Asmadi, 2008).


(11)

Kebutuhan energi pada lansia mengalami penurunan kebutuhan kalori pada saat tingkat metabolis menurun dengan bertambahnya umur. Kebutuhan rata-rata yang diperbolehkan untuk laki-laki adalah 2300 kkal/hari dan untuk wanita 1900 kkal/hari. Pada umumnya, ketika kebutuhan energi dipenuhi lengkap oleh asupan kalori pada makanan, maka berat badan tidak berubah, Jika pemasukan kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat seseorang akan menambah, ketika pemasukan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan energi, maka seseorang akan kehilangan berat badan (Potter & Perry, 2006).

Hasil penelitian status gizi lansia post operasi Benigna Prostat Hyperplasia berisiko untuk masalah nutrisi yang berhubungan dengan proses penyakitnya dan penggunaan medikasi obat-obatan dapat mempengaruhi absorpsi dan metabolisme yang menyebabkan menurunkan nafsu makan. Untuk itu kebutuhan dasar nutrisi harus diperhatikan. Melihat permasalahan diatas, penulis tertarik untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif kepada pasien post operasi Benigna prostat hyperplasia dengan gangguan kebutuhan dasar nutrisi di Kelurahan Harjosari II Kec. Medan Amplas.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien post operasi Benigna Prostat Hiperplasia dengan gangguan ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh.

2. Tujuan Khusus

1) Melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar nutrisi.

2) Penulis mampu merumuskan diagnosa kepearawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar nutrisi.

3) Penulis mampu melakukan penyusunan rencana asuhan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar nutrisi.


(12)

4) Melakukan implementasi pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar nutrisi.

5) Mengidentifikasi evaluasi pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar nutrisi.

C. Manfaat Penulisan

1. Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif sebagai pengembangan ilmu pengetahuan bagi pembaca dalam pengembangan teori kebutuhan dasar nutrisi.

2. Bagi Praktik Keperawatan

Berguna bagi pelayanan keperawatan khususnya dalam memberikan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan dasar nutrisi, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan secara holistik dan diharapkan dapat diaplikasikan ditatanan kesehatan. 3. Bagi Penulis

Penulisan karya tulis ilmiah ini bermanfaat menambah ilmu. Penulis melakukan pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi yang benar dan dapat menyelesaikan setiap permasalahan keperawatan dan menegakkan diagnosa keperawatan sesuai dengan NANDA dan mengaplikasikannya. Dan dengan penulisan karya tulis ini Penulis dapat lebih mengetahui bagaimana memberikan intervensi dan melakukan implementasi keperawatan yang benar sesuai dengan NIC dan NOC.


(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi

1. Defenisi

Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termaksud keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau baha-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto dan Wartonah, 2006).

2. Fungsi Nutrisi

Fungsi umum dari nutrisi diantaranya adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh, mengganti sel tubuh yang rusak, mempertahakan vitalitas tubuh. Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya (Asmadi, 2008).

3. Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Menurut Hidayat (2006) sistem tubuh yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan yang dimulai dari mulut sampai usus halus.

a. Mulut

Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut.

b. Faring dan esophagus

Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak dibelakang hidung, mulut, dan laring. Faring langsung berhubungan dengan esofagus.


(14)

Esofagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju lambung.

c. Lambung

Lambung berhubungan langsung dengan esofagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik.

d. Usus Halus

Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 meter dalam keadaan hidup. Kemudian akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6 meter pada orang yang telah meninggal, akibat adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus halus berfungsi mencerna dan mengabsorpsi chime dari lambung. Zat-zat makanan yang telah halus akan diabsorpsi didalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan disini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin D, vitamin A, D, E dan K dengan bantuan empedu dan asam folat.

e. Usus Besar

Usus besar atau disebut juga sebagai kolon merupakan sambungan dari usus halus yang memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi atas asenden, transversum, desenden, sigmoid, dan berakhir di rektum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal.

4. Elemen Nutrisi

Tubuh membutuhkan nutrisi untuk kelangsungan fungsi-fungsi tubuh. Zat gizi berfungsi sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, untuk pergerakan, serta kerja fisik. Sebagaian zat gizi berperan dalam pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh serta berperan sebagai perlindungan dan pengatur. Menurut Tarwoto & Wartonah (2010) elemen nutrisi terdiri atas:


(15)

a. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Karbohidrat akan terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan tubuh dan kelebihan glukosa akan disimpan di hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen. Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida. Fungsi karbohidrat terdiri dari:

1. Sumber energy yang murah

2. Sumber energy utama bagi otak dan saraf 3. Cadangan untuk tenaga tubuh

4. Pengaturan metabolisme lemak 5. Efisiensi penggunaan protein 6. Memberikan rasa kenyang b. Protein

Protein merupakan unsure zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa penting seperti enzim, hormon, dan antibody. Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu protein sederhana, protein bersenyawa dan turunan atau derivat dari pro termasuk dalam turunan pro gelatin. Fungsi protein antara lain adalah:

1. Dalam bentuk albumin berperan dalam keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotik koloid serta keseimbangan asam basa.

2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh.

3. Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon 4. Sumber energi dismping karbohidrat dan lemak

5. Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan.


(16)

c. Lemak

Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang menghasilkan jumlah kalori lebih besar daripada karbohidrat dan protein. Berdasarkan ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi lemak murni, lemak yang berkaitan dengan unsure lain seperti fosfolipid dan lemak yang terdiri dari lemak nabati. Fungsi lemak antara lain adalah:

1. Cadangan energi atau tenaga

2. Bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal dan bola mata 3. Mempertahankan panas tubuh karena lemak sebagai

penghambat panas ( konduktor yang buruk)

4. Perlindungan tubuh terhadap trauma dan zat kimia yang berbahaya

5. Pembentuk postur tubuh seperti orang terlihat gemuk atau kurus karena adanya lemak

d. Vitamin

Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan tubuh dalm jumlah kecil dan tidak dapat di produksi dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator.

a) Vitamin dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1. Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B kompleks, B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B5 (asam pantotenat), B6 ( piridoksin), B12 (kobalamin), asam folat, dan vitamin C. Jenis vitamin ini dapat larut dalam air sehinnga kelebihannya akan dibuang melalui urin.

2. Vitamin yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K.


(17)

b) Sumber dan fungsi vitamin

1. Vitamin B1, banyak terdapat paa biji-bijian tumbuhan seperti padi, kacang tanah, kacang hijau, gandum, roti, sereal, jaringan tubuh hewan, ginjal, hati, dan ikan. Fungsinya adalah mencegah terjadinya penyakit beri-beri, neuropati prifer, gangguan konduksi sistem saraf, dan ensepalopati Wernicke.

2. Vitamin B2, banyak terdapat pada ragi, hati, ginjal, susu, keju, kacang almon, yoghurt. Fungsinya adalah memperbaiki kulit, mata, serta mecegah terjadinya hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir yang mendapatkan fototherapi.

3. Vitamin B3, banyak terdapaat pada berbagai jenis makanan dari hewani dan nabati seperti sereal, beras, dan kacang-kacangan. Fungsi vitamin ini adalah menetrallisasi zat racun, berperan dalam sintesis lemak, memperbaiki kulit dan saraf, serta sebagai koenzim pada banyak enzim dehidrogenase yang terdapat dalam sitosol dan mitokondria.

4. Vitamin B5, sumber vitamin ini melimpah berbagai jenis makanan, baik di tumbuhuan dan hewani, sehingga jarang terjadi kekurangan vitamin B5. Fungsinya sebagai katalisator reaksi kimia dalam pembentukan koenzim A yang berperan dalam pembentukan energi (ATP).

5. Vitamin B6, vitamin ini banyak terdapat pada hati, ikan, daging, telur, pisang, sayuran, fungsinya berperan dalam proses metabolisme asam amino, proses glikogenolisis, pembentukan antibodi, serta regenerasi sel darah merah. Kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan dermatitis, bibir pecah-pecah, sariawan, anemia, dan kejang.

6. Vitamin B12, vitamin ini banyak terdapat pada daging, ikan, kepiting, telur, susu, dan tempe. Fungsinya membantu


(18)

pembentukan sel darah merah, mencegah kerusakan sel saraf, dan membantu metabolisme protein.

7. Vitamin C, sumbernya banyak pada sayuran dan buah seperti jeruk, mangga, tomat, stroberi, asparagus, kol, susu, mentega, ikan, dan hati. Fungsinya membantu pembentukan tulang, otot, dan kulit, membantu penyembuhan luka, meningkatkan daya tahan tubuh, membantu penyerapan zat besi, serta melindungi tubuh dari radikal bebas.

8. Asam folat, sumbernya terdapat pada hati, daging, sayuran hijau, kacang-kacangan, fungsinya dalam membantu metabolisme, khususnya asam amino, pematangan sel darah merah, serta mencegah terjadinya penyakit jantung bawaan. Kekurangan dapat mengakibatkan anemia megaloblastik

9. Vitamin D, sumber vitamin ini adalah ikan, telur, daging, susu, keju, tahu, tempe. Fungsinya adalah meningkatkan penyerapan kalsium, fosfor untuk kekuatan tulang dan gigi, pengaturan produksi hormon, serta pengaturan kadar kalsium darah.

10.Vitamin A, banyak terdapat pada ikan, telur, daging, hati, susu, wortel, labu, dan bayam. Fungsinya membangun sel-sel kulit, melindungi sel-sel retina dari kerusakan. Kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan gangguan penglihatan pada senja hari (rabun senja).

11.Vitamin E, sumbernya banyak terdapat pada minyak sayur, alpukat, kacang-kacangan, sayuran, daging, telur, susu, ikan. Manfaat vitamin ini adalah sebagai antioksidan dengan cara memutuskan berbagai reaksi rantai radikal bebas.

Vitamin K, vitamin ini banyak terdapat pada jaringan tanaman, sayuran, dan hewan sebagai bahan makanan, produksi oleh bakteri usus. Fungsinya adalah membantu dalam proses pembekuan darah


(19)

dan jika terjadi kekurangan dapat mengakibatkan penyakit perdarahan.

e. Mineral

Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dan vitamin tidak menghasilkan energi, tetapi merupakan elemen kimia yang berperan dalam mempertahankan tubuh. Secara umum fungsi dari mineral adalah:

1. Membangun jaringan tulang

2. Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh

3. Memberikan elektrolit untuk keperluan otot – otot dan saraf 4. Membuat berbagai enzim

f. Air

Merupakan media transpor nutrisi dan sangat penting dalam kehidupan sel-sel tubuh. Setiap hari, sekitar 2 liter air masuk ke tubuh kita melalui minum, sedangkan cairan digestif yang diproduksi oleh berbagai organ saluran pencernaan sekitar 8-9 liter, sehingga sekitar 10-11 liter cairan beredar dalam tubuh. Namun demikian, dari 10-11 liter cairan yang masuk, hanya 50-200 ml yang dikeluarkan melalui feses, selebihnya direabsorpsi. Absorpsi air terjadi pada usus halus dan usus besar (kolon) dan terjadi melalui proses difusi.

a. Jejunum: 5-6 liter/hari b. Ileum : 2 liter/hari c. Kolon : 1,5 liter/hari

5. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan nutrisi.


(20)

b. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, dibeberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.

c. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga mempengaruhi status nutrisi. Misalnya, dibeberapa daerah terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut sumber vitamin yang sangat baik.

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebih terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Misalnya mengkonsumsi makanan cepat saji (junkfood), bakso, dan lain-lain. Makanan-makanan ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu sering dan berlebihan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.

e. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status nutrisi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah (Hidayat, 2006).

6. Karakteristik Status Nutrisi

Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index

(BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW).

a. Body Mass Index (BMI)

Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total


(21)

lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.

Indeks Masa Tubuh ═ �������2

Tabel : batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17

Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 - 18,5

Normal 18,5 - 25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0 (sumber: Depkes, 2002 dalam Asmadi, 2008)

b. Ideal Body Weight (IBW)

Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu (Asmadi, 2008).

Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] – [10% (Tinggi badan – 100)]

7. Asuhan Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Nutrisi a) Pengkajian

Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi pasien yang beresiko masalah nutrisi berhubungan dengan stres, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup, dan faktor-faktor lain.

Menurut Asmadi (2008) pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.


(22)

1) Aspek biologis, meliputi :

a) Umur. Pengkajian ini terkait dengan tumbuh kembang klien. Tingkat kebutuhan nutrisi salah satunya dipengaruhi oleh factor usia. Pada masa pertumbuhan kebutuhan nutrisi sangat besar dibandingkan dengan masa lansia.

b) Jenis kelamin. Hal yang perlu dikaji antara lain ; tingkat BMR antara laki-laki dan wanita berbeda.

c) Tinggi badan dan berat badan. Pengkajian ini dilakukan salah satunya adalah untuk mengetahui perbandingan antara tinggi dan berat badan, apakah ideal atau tidak.

d) Pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri ini berguna untuk mengidentifikasi masalah nutrisi klien.

e) Riwayat kesehatan dan diet. Riwayat kesehatan, misalnya adakah alergi terhadap jenis makanan tertentu? Gangguan pencernaan yang sering dialami? Dan lain-lain. Riwayat diet terkait dengan kebiasaan asupan makanan dan cairan klien, jenis makanan yang dikonsumsi, nafsu makan, dan lain-lain.

f) Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : kelemahan, tingkat kesadaran, tanda vital dan lain-lain.

2. Keadaan kulit : kasar, kering, bersisik, kehilangan lemak pada subkutan dan lain-lain.

3. Keadaan kepala dan mata : rambut kering, mudah dicabut, sklera kuning, konjungtiva pucat, dan lain-lain.

4. Keadaan mulut : mukosa bibir kering, gigi dan lidah kotor. 5. Keadaan perut : permukaan perut adanya garis vena, peristaltik

usus, pembesaran hati atau limfe, dan lain-lain

6. Keadaan ekstremitas : edema, pergerakan lemah, penurunan lingkar lengan, dan masa otot menurun.


(23)

2) Aspek psikologis

Perlu dikaji mengenai persepsi klien tentang diet, postur tubuhnya, konsep diri yang terkait dengan bentuk tubuh, respons terhadap stres, apakah banyak makan atau malas makan? dan lain-lain.

3) Aspek sosiokultural

Adakah kultur? Nilai-nilai yang dianut terhadap makanan? Praktik budaya yang terkait dengan makanan? dan lain-lain.

4) Aspek spiritual

Hal yang perlu dikaji misalnya apakah keyakinan yang dianut klien terhadap makanan? serta bagaimana keyakinan tersebut mempengaruhi kebutuhan nutrisinya? dan lain-lain.

b) Diagnosa keperawatan

Pengkajian keperawatan akan menentukan apakah terdapat masalah nutrisi yang aktual atau potensial. Pernyataan diagnosa keperawatan berdasarkan pada karakterisitik diagnosa yang mendukung ada pada pengkajian data. Pengkajian data dasar itu akan dikelompokkan dan kemudian akan dilakukan analisa data, analisa data mencakup mengenali pola atau kecenderungan, membandingkan pola ini dengan pola kesehatan normal dan menarik konklusi tentang respon klien, dan hingga akhirnya sebuah rumusan masalah akan ditemukan. (Potter & Perry, 2006).

Analisa data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data Fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien (Potter & Perry, 2005).

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan


(24)

keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit (initial assessment),

selama pasien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment),serta pengkajian ulang untuk menambah / melengkapi data (re-assessment) (Potter & Perry, 2005). Tujuan Pengumpulan Data :

1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien. 2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien. 3. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien.

4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah berikutnya.

Tipe Data :

1. Data Subjektif

Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu (Potter & Perry, 2005).

2. Data Objektif

Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran (Potter & Perry, 2005). Dan terdiri dari tiga karakteristik data sebagai berikut:

a) Lengkap

Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat. Misalnya klien tidak mau makan selama 3 hari. Perawat harus


(25)

mengkaji lebih dalam mengenai masalah klien tersebut dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut: Apakah tidak mau makan karena tidak ada nafsu makan atau disengaja? Apakah karena adanya perubahan pola makan atau hal-hal yang patologis? Bagaimana respon pasien mengapa tidak mau makan (Potter & Perry, 2005).

b) Akurat dan Nyata

Perawat harus berpikir secara akurat dan nyata untuk membuktikan benar tidaknya apa yang didengar, dilihat, diamati dan diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang mungkin meragukan. Apabila perawat merasa kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data yang telah dikumpulkan, maka perawat harus berkonsultasi dengan perawat yang lebih

mengerti. Misalnya, pada observasi : “pasien selalu diam dan sering menutup

mukanya dengan kedua tangannya. Perawat berusaha mengajak pasien berkomunikasi, tetapi pasien selalu diam dan tidak menjawab pertanyaan perawat. Jika keadaan pasien tersebut ditulis oleh perawat bahwa pasien depresi berat, maka hal itu merupakan perkiraan dari perilaku pasien dan bukan data yang aktual. Diperlukan penyelidikan lebih lanjut untuk menetapkan kondisi pasien. Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian (Potter & Perry, 2005).

c) Relevan

Pencatatan data yang komprehensif biasanya menyebabkan banyak sekali data yang harus dikumpulkan. Kondisi seperti ini bisa diantisipasi dengan membuat data komprehensif tetapi singkat dan jelas (Potter & Perry, 2005). Dengan mencatat data yang relevan sesuai dengan masalah pasien merupakan data fokus terhadap masalah pasien dan sesuai dengan situasi khusus berdasar sumber data terdiri dari:

i. Sumber data primer

Pasien adalah sumber utama data (primer) dan perawat dapat menggali informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan pasien (Potter & Perry, 2005).


(26)

ii. Sumber data sekunder

Informasi dapat diperoleh melalui orang terdekat pada pasien seperti, orang tua, suami atau istri, anak, dan teman pasie. Jika pasien mengalami gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau kesadaran yang menurun, misalnya pasien dalam kondisi tidak sadar (Potter & Perry, 2005).

iii. Sumber data lainnya

a. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya.

Catatan kesehatan terdahulu dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dapat mendukung rencana tindakan perawatan (Potter & Perry, 2005). b. Riwayat penyakit

c. Pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat penyakit yang diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh adalah hal-hal yang difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk menentukan rencana tindakan keperawatan (Potter & Perry, 2005).

d. Konsultasi

Terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan spesialis, khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau dalam merencanakan dan melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat diambil guna membantu menegakkan diagnosa (Potter & Perry, 2005).

e. Hasil pemeriksaan diagnostik

Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik, dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan pasien. Hasil pemeriksaan diagnostik dapat digunakan membantu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan (Potter & Perry, 2005).

f. Perawat lain

Jika pasien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat pasien sebelumnya (Potter & Perry, 2005).


(27)

g. Kepustakaan

Data dasar pasien yang komprehensif, perawat dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah pasien (Potter & Perry, 2005).

Dalam Buku Saku NANDA, NIC dan NOC (2013), analisa data dibagi menjadi data subjektif dan objektif.

1. Nutrisi, ketidakseimbangan: Kurang dari kebutuhan tubuh

Batasan karakteristik

a. Berat badan kurang dari 20% atau lebih dari ideal terhadap tinggi badan dan kerangka.

b. Asupan makanan kurang dari kebutuhan metabolik, baik kalori total atau nutrisi spesifik.

c. Kehilangan berat badan dengan asupan makanan adekuat.

d. Melaporkan asupan makanan tidak adekuat kurang dari anjuran kecukupan gizi harian.

Subjektif

a. Kram abdomen

b. Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit

c. Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan d. Melaporkan perubahan sensasi rasa

e. Merasa kenyang segera setelah mengingesti makanan

Objektif

a. Tidak tertarik untuk makan b. Kerapuhan kapiler

c. Diare

d. Adanya bukti kekurangan makanan e. Kehilangan rambut yang berlebihan f. Bising usus hiperaktif

g. Kurang informasi h. Miskonsepsi


(28)

i. Konjungtiva dan membrane mukosa pucat j. Tonus otot buruk

k. Menolak untuk makan

l. Luka, rongga mulut inflamasi

m. Kelemahan otot yang dibutuhkan untuk menelan dan mengunyah (Wilkinson &Ahren, 2007).

c) Rumusan masalah

Menurut Wilkinson dan Ahren (2013), terdapat tiga diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan perubahan nutrisi. Adapun diagnosa tersebut adalah sebagai berikut:

1) Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, perubahan. 2) Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, perubahan. 3) Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, risiko perubahan. 4) Nutrisi, ketidakseimbangan: kurang dari kebutuhan tubuh. Faktor yang berhubungan:

a) Ketergantungan kimiawi b) Penyakit kronis

c) Kesulitan mengunyah atau menelan d) Faktor ekonomi

e) Intoleransi makanan

f) Kebutuhan metabolik tinggi

g) Refleks mengisap pada bayi tidak adekuat h) Kurangnya pengetahuan dasar nutrisi i) Akses pada makanan terbatas

j) Hilangnya nafsu makan k) Mual/muntah

l) Pengabaian orang tua m) Gangguan psikologis


(29)

d) Perencanaan

Perencanaan ini untuk memelihara status nutrisi yang tepat menyediakan perawatan kualitas lebih tinggi dari pada perbaikan defisit yang telah terjadi. Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah nutrisi bisa merujuk pada intervensi yang diterapkan secara umum pada klien dengan gangguan pemenuhan nutrisi. Akan tetapi, pada kasus-kasus tertentu penerapan diagnosis diatas tersebut tentulah harus sesuai dengan kasus yang dihadapi (Potter & Perry, 2006).

Intervensi NIC:

1. Manajemen nutrisi: membantu atau menyediakan asupan makanan dan cairan diet seimbang.

2. Terapi nutrisi: pemberian makanan dan cairan untuk mendukung proses metabolik pasien yang malnutrisi atau berisiko tinggi terhadap malnutrisi.

3. Pemantauan nutrisi: mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah dan meminimalkan kurang gizi.

4. Bantuan menarikkan berat badan: menfasilitasi pencapaian kenaikan berat badan.

Mandiri

a) Tentukan motivasi klien untuk mengubah kebiasaan makan. b) Pantau nilai labolatorium

c) Timbang pasien pada interval yang tepat. d) Ketahui makanan kesukaan klien.

e) Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan.tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

f) Ajarkan metode untuk perencanaan makanan.

g) Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal. h) Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan


(30)

Kolaborasi

a) Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein untuk pasien dengan ketidakadekuatan protein atau kehilangan protein. b) Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan pelengkap, pemberian makanan enter atau parenteral total agar asupan kalori adekuat.

c) Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab perubahan nutrisi.

d) Rujuk ke program gizi komunitas yang tepat, jika pasien tidak dapat membeli atau menyiapkan makanan yang adekuat.

Hasil yang Disarankan NOC

a) Status gizi: tingkat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan metabolik.

b) Status gizi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang dikonsumsi tubuh selama waktu 24 jam.

c) Status gizi: nilai gizi: keadekuatan zat gizi yang dikonsumsi tubuh.

Tujuan/Kriteria Evaluasi

Contoh Penggunaan Bahasa NOC

Menunjukkan status gizi : asupan makanan, cairan dan zat gizi, ditandai dengan indikator berikut (sebutkan nilai 1-5: tidak adekuat, ringan, sedang, kuat, atau adekuat total).

Contoh Lain

Pasien akan:

a) Mempertahankan atau menunjukkan pertambahan berat badan b) Menjelaskan komponen keadekuatan diet bergizi.

c) Nilai labolatorium normal.

d) Melaporkan keadekuatan tingkat energi.


(31)

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1) Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN KLIEN I. Biodata

a. Nama : Tn. R Nasution b. Jenis kelamin : Laki - laki c. Status perkawinan : Menikah d. Agama : Islam

e. Suku : Batak Mandailing f. Pendidikan terakhir : SMP

g. Pekerjaan : Wiraswasta h. Usia : 71 Tahun

i. Alamat : Jl. Bajak II Lingkungan V

II. Riwayat kesehatan keluarga / genogram

Keterangan : : Laki - laki : Perempuan : Meninggal : Klien


(32)

III. Keluhan utama

Tn. R mengatakan lemah, kurang nafsu makan, pola makannya tidak teratur setiap harinya dan porsi makanan tidak habis, kurang lebih ¼ porsi. Tn. R juga mengatakan merasa sedikit nyeri saat BAK dengan skala nyeri 3. Tn. R mengatakan bahwa dia khawatir akan penyakitnya saat ini, Tn. R baru melakukan operasi Benigna Prostat Hyperplasia di bagian supra pubis 3 minggu yang lalu.

IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

a. Penyakit yang pernah dialami:

Tn. R mengatakan bahwa sebelumnya ia pernah mengalami Benigna Prostat Hyperplasia.

b. Pengobatan / tindakan yang dilakukan: Tn. R pergi berobat RSU. Pirngadi Medan c. Pernah dirawat / dioperasi:

Tn. R mengatakan pernah dioperasi di RSU. Pirngadi Medan di bagian

supra pubis operasi BPH dan dirawat di rumah sakit.

d. Lama dirawat:

2 minggu lamanya Tn. R dirawat. e. Alergi:

Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan.

V. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Orang tua: Tn. R mengatakan bahwa almarhum orang tua Tn. R tidak mempunyai penyakit seperti yang Tn. R alami yaitu BPH.

b. Saudara kandung: Saudara Tn. R tidak mempunyai riwayat penyakit kronis seperti Tn. R (BPH).

c. Penyakit keturunan yang ada: Tn. R mengatakan bahwa keluarganya tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti contoh Diabetes Mellitus, atau hipertensi.


(33)

d. Anggota keluarga yang meninggal: Tn. R mempunyai 7 orang anak, 3 anak laki – laki dan 4 orang anak perempuan dan 2 orang anaknya sudah meninggal.

e. Penyebab meninggal: Tn. R mengatakan anak pertamanya meninggal karena penyakit jantung dan sudah komplikasi hal ini terjadi akibat obesitas yang dialami anak pertama Tn. R. Anak ke lima meninggal karena mengalami hypertensi saat persalinan.

VI. Riwayat Keadaan Psikososial

a. Persepsi pasien tentang penyakitnya: Tn. R mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakit yang dideritanya.

b. Konsep diri:

- Gambaran diri: Klien menyukai seluruh anggota tubuhnya. - Ideal diri: Klien ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan

melakukan aktivitas seperti yang biasa ia lakukan.

- Harga diri: Tn. R mengatakan bahwa ia mendapatkan dukungan dari Istri, anak – anak dan cucu – cucunya.

- Peran diri: Tn. R berperan sebagai Ayah dan Kepala keluarga. - Identitas: Ayah / Kepala keluarga.

c. Keadaan emosi: Keadaan emosi pasien tidak stabil (klien telihat khawatir dan gugup).

d. Hubungan sosial:

- Orang yang berarti: Istri, anak – anak, dan cucu – cucunya. - Hubungan dengan keluarga: Tn. R mengatakan hubungannya

dengan keluarga baik – baik saja.

- Hubungan dengan orang lain: Hubungan Tn. R dengan orang lain baik – baik saja di lingkungannya.

e. Hambatan dengan orang lain: Tn. R mengatakan tidak ada hambatan selama berbincang – bincang dengan orang lain.


(34)

f. Spiritual:

- Nilai dan keyakinan: Muslim

- Kegiatan Ibadah: semenjak sakit Tn. R sudah tidak sholat lagi karena kondisinya saat ini.

VII. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum: Kurus, lemah, gelisah, klien tampak menghela napas. b. Tanda – tanda vital:

- Suhu tubuh: 37ºc.

- Tekanan darah: 100 / 70 mmhg. - Nadi: 95 kali / menit.

- Pernapasan: 28 kali / menit. - Skala nyeri: 3.

- Tinggi badan: 160 cm. - Berat badan: 43 kg. c. Pemeriksaan head to toe:

1. Kepala dan rambut:

- Bentuk: Simetris tidak ada benjolan

- Ubun – ubun: Sudah membentuk tengkorak kepala - Kulit kepala: Kulit kepala tampak bersih

- Penyebaran dan keadaan rambut: Rambut sudah banyak uban - Bau: Rambut seperti bau keringat

- Warna kulit: Kuning langsat 2. Mata:

- Bentuk : Simetris terhadap wajah - Ketajaman: Tidak baik

- Konjunctiva: Anemia (pucat)

- Sclera: Tidak icterus, kekuningan karena faktor usia - Pupil: Isokor (kanan dan kiri)

3. Hidung:


(35)

- Fungsi penciuman: Baik, dapat membedakan bau - Pendarahan: Tidak mengalami pendarahan 4. Telinga:

- Bentuk telinga: simetris kanan dan kiri

- Lubang telinga: Terdapat serum dalam batas normal - Ketajaman pendengaran: Dapat mendengar dengan baik 5. Mulut dan faring:

- Keadaan bibir: Bibir kering

- Keadaan gusi dan gigi: Tidak ada pendarahan gusi dan gigi terlihat bersih dan tidak lengkap lagi

- Keadaan lidah: lidah bersih dan terlihat pucat - Membrane mukosa: Kering dan pucat

6. Leher:

- Tyroid: Tidak terdapat pembesaran KGB - Suara: mengeluarkan dengan kata – kata - Denyut nadi karotis: Teraba

- Vena jugularis: Teraba d. Pemeriksaan integument:

- Kebersihan: Tampak bersih - Warna kulit: Kuning langsat

- Kelembapan: Kulit tampak kering, keriput e. System pernapasan:

- Frekuensi pernapasan: 28 x/menit - Iraman napas: Tidak teratur

- Palpasi getaran suara: Getaran suara merata kiri dan kanan - Perkusi: Terdapat suara resonan

- Auskultasi: Suara napas vesikuler f. System kardiovaskuler:

- Tekanan darah: 100/70 mmhg - Inspeksi: warna kulit tampak pucat


(36)

- Perkusi: Terdengar suara dullness pada jantung - Auskultasi: Irama teratur

g. System gastrointestinal:

- Tn. R tidak mampu menghabiskan 1 porsi makanan yang diberikan oleh anaknya atau Istrinya karena Tn. R tidak nafsu makan, lemas, dan kadang mual.

- Inspeksi: Bentuk abdomen normal simetris

- Palpasi: Ada nyeri tekan pada daerah supra pubis, tidak ada tanda – tanda ascites

h. System genitourinary: Tn. R mengatakan biasa buang air kecil di kamar mandi jika dibantu oleh anak atau istrinya dan biasa juga dipasangkan pampers. Saat ini BAK lancar setelah dilakukan operasi BPH namun masih terasa nyeri saat berkemih. Frekuensi berkemih 4 – 6 x/hari, warna urin jernih kekuningan.

i. System musculoskletal/ekstremitas:

- Kesimetrisan otot: Simetris kanan dan kiri - Pemeriksaan edema: Tidak ada edema

- Kekuatan otot: Kekuatan otot pada eksremitas bawah karena faktor usia. Klien saat ini lebih banyak duduk dan berbaring di tempat tidur.

j. System neurology:

1. Tingkat kesadaran: Compos mentis 2. Status mental:

a. Kondisi emosi / perasaan: Kondisi emosi klien tidak stabil (klien terlihat khwatir dan gugup).

b. Orientasi: Klien masih dapat berorientasi dengan baik, klien juga mampu mengingat waktu,tempat dan orang. c. Proses berpikir: Ingatan klien masih kuat, klien masih ingat

masa lalunya, perhitungan pun masih dapat dilakukan dengan cepat.


(37)

d. Motivasi: Klien berkeinginan untuk sembuh.

e. Persepsi: Klien menganggap / kurang yakin penyakitnya dapat sembuh total.

f. Bahasa: Menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Batak Mandailing.

3. Nervus cranialis

a. Nervus olfaktorius / N I:

Dapat membedakan bau – bauan dengan jelas dan baik. b. Nervus optikus / N II:

Lapangan pandang terganggu akibat faktor usia.

c. Nervus okulomotoris / N III, Trochealis / N IV, Abdusen / N VI:

Kontriksi pupil sinilis, tidak terdapat edema pada kelopak mata, kelopak mata tidak jatuh, ukuran mata kanan dan kiri normal, tidak ada tanda perdarahan, gerakan bola mata ke segala arah.

d. Nervus trigeminus / N V

Dapat membuka dan mengatupkan rahang dengan baik, kemampuan mengunyah juga baik, merasakan dengan baik rasa raba di kulit wajah pada bagian maxilla dan mandibulla kiri dan kanan serta bagian frontal, bisa merasakan nyeri, sentuhan dingin dan panas serta getaran yang diberikan di kulit, reflek berkedip dan menutup mata normal, kekuatan otot masester dan temporelis kiri dan kana baik, gerakan mandibulla simetris.

e. Nervus fasialis / N VII

Identifikasi terhadap rasa asam, pahit, manis, dan asin. Kekuatan wajah atas dan bawah baik.

f. Nervus Vestibulocochlearis / N VIII Keseimbangan tidak terganggu.


(38)

g. Nervus Glossopharingeus / N IX, Vagus / N X

Gerakan palatum dan vulva normal, palatum lunak dan sedikit terangkat, letak vulva ditengah, gerakan menelan baik, dan vocal suara jelas.

h. Nervus Assesorius / N XI

Gerakan memutar kepala dan mengangkat bahu baik. Bahu simetris kiri dan kanan.

i. Nervus Hipogosus / N XII

Gerakan lidah klien normal dan baik. Kekuatan otot lidah sangat baik.

4. Fungsi Motorik a. Cara berjalan

Tn. R dapat berjalan namun sulit, terkadang dibantu anak atau istrinya.

b. Romberg test

Tn. R dapat berdiri tegak. c. Test – jari hidung

Mampu menyentuh hidung. d. Pronasi – supinasi test

Baik, mampu membalik – balikkan tangan. 5. Fungsi sensori

a. Identifikasi sentuhan ringan

Klien dapat mengetahui area kulit tubuh yang disentuh oleh perawat.

b. Test tajam tumpul

Klien dapat membedakan benda tajam dan tumpul yang disentuhkan ke kulitnya.

c. Test panas dingin

Klien dapat mengidentifikasi rasa panas dan dingin yang disentuh ke kulitnya.


(39)

d. Test getaran

Klien dapat merasakan getaran dengan baik yang disentuhkan di area wajahnya.

e. Membedakan dau titik

Tn. R mampu membedakan dua titik yang disentuh ke kulitnya.

6. Reflek

a. Reflek bisep

Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. b. Reflek trisep

Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. c. Reflek brachioradialis

Terangsang dengan baik pada motorik atas sebelah kanan dan kiri.

d. Reflek patellar

Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan dan kiri.

e. Reflek tendon achiles

Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan dan kiri.

f. Reflek plantar

Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan dan kiri.

VIII. Pola Kebiasaan Sehari – hari

1. Pola makan

a. Frekuensi makan/hari: Tidak teratur setiap harinya.

b. Nafsu makan/selera makan: Klien tidak nafsu makan, dan hanya habis ¼ piring saja.

c. Nyeri ulu hati: Tidak ada nyeri ulu hati. d. Alergi: Tidak ada riwayat alergi.


(40)

e. Waktu pemberian makan: Tidak teratur.

f. Jumlah dan jenis makanan: Beberapa sendok, bubur. g. Waktu peberian cairan/minum: ± 8 gelas perhari.

h. Masalah makan dan minum: Tidak nafsu makan, klien dibantu makan oleh keluarganya.

2. Personal hygiene

a. Kebersihan tubuh: Keluarga pasien menjaga kebersihan tubuh pasien.

b. Kebersihan gigi dan mulut: Kebersihan gigi dan mulut terjaga. c. Kebersihan kuku kaki dan tangan: Bersih, kuku dipotong oleh

keluarga.

3. Pola kegiatan/aktivitas

a. Uraian aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dibantu oleh keluarga karena klien masih lemas.

b. Uraian aktivitas ibadah selama sakit klien tidak lagi sholat. 4. Pola eliminasi

a. BAB

- Pola BAB: Keluarga mengtakan pasien BAB 1x/hari - Karakter feses: Kuning, tidak keras

- Diare: Tidak ada mengalami diare

- Penggunaan obat laksatif: Tidak menggunakan obat laksatif b. BAK

- Pola BAK: 4 – 6 x/hari

- Karakter urine: Warna urin jernih kekuningan

- Nyeri/rasa terbakar: Terdapat rasa nyeri saat BAK, skala nyeri: 3

- Penggunaan diuretik: Tidak ada - Upaya mengatasi masalah: Tidak ada


(41)

2) Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

Keperawatan 1. DS: Tn. R

mengatakan lemah, kurang nafsu makan dan pola makannya 2 kali sehari. Keluarga mengatakan Tn. R makan sedikit hanya habis ¼ porsi piring saja.

DO:

- Klien terlihat lemah.

- Membran mukosa Tn. R kering & pucat. - Klien terlihat

mual.

- Klien terlihat hanya

menghabiskan ¼ porsi makanan saja yang diberikan. - BB awal: 55

kg.

- BB sekarang:

Usia lanjut

Diet yang tidak baik dan disfungsi pola

makan

Lambung kosong

Iritasi dinding lambung Peradangan lapisan mukosa lambung Asam lambung meningkat Sensasi kenyang Penurunan selera makan

Tn. R mengatakan tidak nafsu makan, dan makan hanya sedikit

habis ¼ porsi piring saja

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.


(42)

43 kg.

- IMT : 16,79. Tn. R tampak lemah, membrane mukosa pucat, BB awal: 55 kg

dan BB sekarang: 43 kg, IMT: 16,79

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh 2. DS: Tn. R mengeluh

sedikit nyeri pada saat kencing. Tn. R 3 minggu lalu baru operasi Benigna Prostat Hyperplasia di bagian supra pubis. DO:

- Perilaku kien terlihat

ekspresif (gelisah). - Klien tampak

menghela napas panjang.

- Berfokus pada diri sendiri dan wajah tampak pucat.

- TD: 100/70

Usia lanjut

Gangguan fisiologis tubuh

Fase awal benigna prostat hyperplasia

Kontraksi muskulus destrussor tidak adekuat

(lemah)

Operasi (insisi bedah) Benigna prostat hyperplasia pada bagian

supra pubis

Tn. R mengatakan nyeri pada saat berkemih.


(43)

mmhg.

RR: 28 x/menit HR: 95 x/menit T: 37ºC

Skala nyeri: 3

Tn. R tampak gelisah dan menghela napas panjang, TD: 100/70 mmhg, HR: 95 x/menit,

RR: 28 x/menit, skala nyeri: 3

Nyeri akut

3. DS: Tn. R mengatakan bahwa dia takut dan khawatir terhadap penyakit yang dideritanya saat ini, Tn. R selalu bertanya soal kondisi penyakitnya.

DO:

- Klien tampak gelisah

- Klien tampak tremor (gugup) dan khawatir.

Usia lanjut

Operasi (insisi bedah) Benigna prostat

hyperplasia

Kurang pengetahuan tentang proses

penyakitnya

Tn. R mengatakan khawatir dan selalu

bertanya soal penyakitnya

Klien tampak gelisah, tremor dan berkeringat

Ansietas


(44)

3) Rumusan Masalah

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia d/d Tn. R hanya menghabiskan makanannya ¼ porsi aja dan pola makan 2 x/hari, BB: 43 kg, TB: 160 cm, dan IMT: 16,79.

2. Gangguan rasa nyaman: nyeri akut b/d agens – agens cedera fisik d/d sakit di daerah supra pubis, klien tampak gelisah dan meringis. T: 37ºC, RR: 28 x/menit, HR: 95 x/menit, skala nyeri: 3

3. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit d/d klien selalu menanyakan tentang penyakitnya, tampak gelisah dan tremor.


(45)

4) Perencanaan

Perencanaan Keperawatan dan Rasional Hari/Tanggal No.

DX

Perencanaan Keperawatan

Selasa, 19 Mei 2015

1. Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan:

- Pemenuhan kebutuhan Nutrisi - Peningkatan berat badan Kriteria hasil:

- Menunjukkan kemajuan mencapai berat badan

- Pernyataan motivasi kuat memenuhi kebutuhan nutrisi Rencana tindakan Rasional

a. Identifikasi faktor pencetus kurang nafsu makan.

b. Ketahui makanan kesukaan pasien.

c. Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

d. Anjurkan klien untuk makan makanan yang hangat – hangat.

e. Berikan PENKES/ ajarkan pasien/keluarga

a. Untuk mengetahui intervensi apa selanjutnya yang akan dilakukan. b. Meningkatkan selera makan sehingga

meningkatkan intake bagi tubuh. c. Memudahkan dalam memenuhi

kebutuhan dan membantu dalam melakukan intervensi selanjutnya. d. Untuk menambah selera makan


(46)

tentang makanan yang bergizi (mengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan lemak) dan tidak mahal.

f. Ajarkan keluarga klien untuk menawarkan kudapan (minuman dan buah – buahan) kepada klien.

g. Atur posisi semi fowler saat memberikan makanan.

h. Anjurkan keluarga pasien untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan.

i. Kaji tanda vital, sensori, bising usus.

pasien.

e. Untuk memudahkan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.

f. Untuk menambah nafsu makan klien dan memudahkan dalam memenuhi kebutuhan gizi klien.

g. Untuk mengurangi regurtasi.

h. Agar nafsu makan Tn. R bertambah. i. Membantu mengkaji keadaan pasien.

Hari/Tanggal No. DX

Perencanaan Keperawatan

Selasa, 19 Mei 2015

2. Tujuan dan Kriteria Hasil

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang. Kriteria hasil:

- Rasa nyaman terpenuhi - Nyeri berkurang


(47)

- Mampu beraktivitas, tidur dan istirahat

Rencana Tindakan Rasional a. Mengobservasi, catat lokasi, lamanya

intensitas nyeri (skala 0 – 10) dan penyebarannya. Memperhatikan tanda non – verbal, contohnya memperhatikan tanda – tanda vital, gelisah.

b. Kaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan tingkat keparahan.

c. Dorong klien menyatakan perasaan tentang nyeri.

d. Perhatikan keluhan peningkatan nyeri dan anjurkan pasien untuk istirahat serta batasi aktivitas klien.

e. Kolaborasikan dengan individu untuk menjelaskan metode – metode apa saja yang dapat digunakan untuk menurunkan rasa nyerinya.

f. Ajarkan menggunakan teknik relaksasi

a. Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh klien. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.

b. Membantu mengatasi nyeri ketika muncul berdasarkan karakteristik, lokasi, durasi dan tingkat keparahannya.

c. Takut/masalah dapat meningkatkan tegangan otot dan menurunkan ambang persepsi nyeri.

d. Membantu menstimulus rasa sakit dan relaksasi.

e. Agar pasien dapat mengetahui dan memilih metode – metode apa saja yang dapat digunakan.


(48)

dengan: meningkatkan istirahat, latihan napas dalam

g. Ajarkan klien melakukan distraksi: pengalihan pada hal – hal lain seperti membayangkan hal – hal lain seperti membayangkan hal yang indah, membaca buku, dan mendengarkan musik.

h. Ajarkan pada keluarga tentang tindakan untuk mengurangi rasa nyeri non – invasif (relaksasi, distraksi, masase).

f. Meningkatkan istirahat memusatkan kembali perhatian dapat meningkatkan koping.

g. Tindakan ini dapat mengurangi/mengalihkan perasaan nyeri yang akan muncul.

h. Agar keluarga dapat melakukan tindakan ini kepada keluarga yang mengalami nyeri jika perawat tidak lagi bersama klien.

Hari/Tanggal No. DX

Perencanaan Keperawatan

Selasa, 19 Mei 2015

3. Tujuan dan Kriteria Hasil

Tujuan: Kecemasan yang dirasakan pasien dapat teratasi Kriteria hasil:

- Pasien menunjukkan rileks dan melaporkan penurunan ansietas sampai tingkat dapat ditangani.


(49)

Rencana Tindakan Rasional a. Beri dorongan kepada pasien untuk

mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan ansietas.

b. Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang penyakit yang saat ini diderita oleh klien.

c. Sediakan pengalihan melalui televise, radio, permainan, dan musik.

d. Berikan lingkungan tenang dan istirahat. e. Dorong pasien/orang terdekat untuk

menyatakan perhatian, perilaku perhatian. f. Bantu pasien untuk mengidentifikasikan

perilaku koping yang digunakan pada masa lalu.

a. Membuat hubungan teraupetik. Membantu pasien/orang terdekat dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stress.

b. Untuk meminimalkan ansietas yang dirasakan pasien.

c. Untuk menurunkan ansietas dan memperluas kefokusan terhadap pasien.

d. Memindahkan pasien dari faktor stress luar, meningkatkan relaksasi dan distraksi.

e. Pasien merasa stress berkurang, memungkinkan energy untuk

ditujukan pada

penyembuhan/perbaikan.

f. Perilaku yang berhasil dapat dikuatkan pada penerimaan masalah/stress saat ini, meningkatkan rasa control diri pada pasien.


(50)

5) Implementasi

Hari/Tanggal No. DX

Implementasi Keperawatan Evaluasi

Rabu, 20 Mei 2015

1. a. Mengidentifikasi faktor pencetus kurang nafsu makan.

b. Mengetahui makanan kesukaan pasien.

c. Menentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. d. Menganjurkan klien untuk makan

makanan yang hangat – hangat. e. Memberikan PENKES kepada

keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal (Nutrisi pada Lansia).

f. Mengajarkan keluarga klien untuk menawarkan kudapan (minuman dan buah – buahan) kepada klien.

S: Klien Mengatakan tidak selera makan. O:

- Makan tidak habis - TD: 100/70 mmhg - HR: 95x/menit - RR: 28 x/menit - T:37ºC

- BB: 43 kg

A: Masalah belum teratasi. P: Intervensi dilanjutkan.

- Pantau Berat badan klien

- Ingatkan Klien makan makanan yang bergizi dan yang hangat. - Kaji TTV klien.


(51)

g. mengatur posisi semi fowler saat memberikan makanan.

h. Menganjurkan keluarga pasien untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan.

i. mengkaji tanda vital, sensori, bising usus.

pada Lansia kepada klien dan keluarga.

Hari/tanggal No. DX

Implementasi keperawatan Evaluasi

Rabu, 20 Mei 2015

2. a. Melakukan observasi, mencatat lokasi, lamanya intensitasnya nyeri (skala 0 – 10) dan penyebaran. Memperhatikan tanda non – verbal, contohnya memperhatikan tanda – tanda vital, gelisah.

b. Mengkaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan tingkat keparahan. c. Mendorong klien menyatakan

perasaan tentang nyeri.

S:Klien mengatakan nyeri masih terasa dan mengganggu aktivitasnya.

O:Klien tampak gelisah. TD:100/70 mmhg RR:28x/menit HR: 95 x/menit T:37ºC

Skala nyeri: 3

A:Masalah belum teratasi. P:Intervensi dilanjutkan.


(52)

d. Memperhatikan keluhan peningkatan nyeri dan menganjurkan pasien untuk istirahat serta batasi aktivitas klien. e. Mengajarkan teknik relaksasi dengan:

meningkatkan istirahat, latihan napas dalam.

f. Mengajarkan pada keluarga tentang tindakan untuk mengurangi rasa nyeri non – invasif (relaksasi, distraksi).

- Pantau TTV - Kaji skala nyeri

- Ajarkan individu untuk melakukan tindakan mengurangi nyeri secara non – invasive (relaksasi & distraksi).

Hari/Tanggal No. DX

Implementasi keperawatan Evaluasi

Rabu, 20 Mei 2015

3. a. Memberikan dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan ansietas.

b. Memberikan informasi yang akurat dan nyata tentang penyakit yang saat ini diderita oleh klien.

c. Menyediakan pengalihan melalui televise, radio, permainan, dan musik. d. Menanyakan acara televise, radio,

S:

- Klien mengatakan dia khawatir.

- Klien mengatakan bahwa ia merasa takut dengan penyakit yang dialaminya saat ini. O:

- Klien tampak gelisah, tremor (gugup). - TD:100/70 mmhg

- RR:28 x/menit - HR:95 x/menit - T:37ºC


(53)

musik dan permainan apa yang disukai oleh klien.

e. Memberikan lingkungan tenang dan istirahat.

f. Memberikan motivasi kepada klien agar lebih semangat.

A:Masalah belum teratasi P:Intervensi dilanjutkan

- Berikan PENKES kepada klien dan keluarga tentang Benigna Prostat Hiperplasia yang dialami oleh Tn. R.

- Biarkan klien menonton/mendengarkan musik yang disukainya untuk mengalihkan kekhwatirannya.

- Anjurkan klien untuk istirahat yang cukup dengan lingkungan yang tenang.


(54)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Perubahan fisik dan penurunan fungsi organ tubuh akan mempengaruhi konsumsi dan penyerapan zat gizi besi. Defisiensi zat gizi termaksud zat besi pada lansia, mempunyai dampak terhadap penurunan kemampuan fisik dan menurunkan kekebalan tubuh. Faktor – faktor yang menyebabkan kurangnya gizi pada lansia adalah keterbatasan ekonomi keluarga, penyakit-penyakit kronis, pengaruh psikologis, hilangnya gigi, adanya gigi palsu, kesalahan dalam pola makan, kurangnya pengetahuan tentang gizi dan cara pengelolahannya.

Proses pengkajian yang penulis lakukan yaitu melalui wawancara kepada klien dan kelurga klien, juga dengan pemeriksaan fisik langsung kepada klien, sehingga dapat diperoleh data yang sesuai dengan keadaan klien dan dapat mempermudah dalam merencanakan tindakan keperawatan. Dalam melakukan tindakan keperawatan kepada klien, penulis menggunakan komunikasi teraupetik agar tercapai hubungan yang baik terhadap klien.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 18 Mei 2015 di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas, ditemukan seorang lansia bernama Tn. R berumur 71 tahun yang tinggal di Jl. Bajak II Kelurahan Harjosari II Medan Amplas. Tn. R mengatakan bahwa ia kurang nafsu makan dengan pola makan tidak teratur setiap harinya dengan porsi makanan tidak habis, ¼ porsi saja. Dari hasil analisa data

yang didapat, ditemukan prioritas masalah keperawatan yaitu: “Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Tn. R hanya menghabiskan makanannya ¼ porsi aja dan pola makan tidak teratur setiap harinya, BB: 43 kg dan IMT: 16,79. Intervensi yang dapat dilakukan adalah:


(55)

j. Identifikasi faktor pencetus kurang nafsu makan. k. Ketahui makanan kesukaan pasien.

l. Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. m. Anjurkan klien untuk makan makanan yang hangat – hangat.

n. Berikan PENKES/ ajarkan pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi (mengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan lemak) dan tidak mahal.

o. Ajarkan keluarga klien untuk menawarkan kudapan (minuman dan buah – buahan) kepada klien.

p. Atur posisi semi fowler saat memberikan makanan.

q. Anjurkan keluarga pasien untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan.

r. Kaji tanda vital, sensori, bising usus.

Implementasi yang telah dilakukan kepada klien adalah sesuai dengan Intervensi yang telah dibuat salah satu contohnya adalah: memberikan PENKES/ mengajarkan klien/ keluarga tentang makanan yang bergizi. Dari hasil Implementasi yang dilakukan didapat evaluasi bahwa masalah Tn. R belum teratasi.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Agar mampu memahami tentang bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehingga dapat meningkatkan kesehatan pasien yang ada di masyarakat. 2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan perawat lebih optimal dalam memberikan pelayanan terhadap kebutuhan dasar nutrisi sehingga dapat mencegah masalah kebutuhan dasar nutrisi yang lebih buruk. Diperlukan dokumentasi intervensi dan implementasi.


(56)

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan bagi staf pengajar dapat meningkatkan pengayaan, penerapan, dan pengajaran asuhan keperawatan kepada mahasiswa, meningkatkan ilmu pengetahuan dan memberikan keterampilan yang lebih kepada mahasiswa dan menambah referensi tentang pemahaman kebutuhan dasar nutrisi, serta pada mahasiswa dapat memahami kesenjangan antara teori dan aplikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan dasar nutrisi.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Teknik prosedural keperawatan konsep dan aplikasi kebutuhan

dasar klien. Jakarta: Salemba Medika.

Harnawatiaj. (2008, 07 Februari). Askep Hipertrofi Prostat. Diperoleh 19 Mei 2015, dari http:/Harnawatiaj.wordpress.com/Askep-hipertrofi-prostat/

Hidayat, A.A. (2009). Pengantar kebutuhan dasar manusia 2. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak, W.I & Chayatin, N. (2007). Bukuajar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: EGC.

Potter & Perry. (2006). Fundamental keperawatan. Edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC. Potter & Perry. (2005). Fundamental keperawatan. Edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC. Smeltzer dan Bare. (2001). Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 volume 3. Jakarta:

EGC.

Tarwoto dan Wartonah. (2006). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Wilkinson, J.M. (2006). Buku saku diagnosis keperawatan. Edisi 7. Jakarta: EGC. Wahyunita & Fitriah. (2010). Memahami Kebutuhan pada Lansia. Jakarta: Trans Info


(58)

Lampiran Masalah Prioritas

Hari/ Tanggal

No. DX

Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

Rabu, 20 Mei 2015

1. 08.00 08.10 08.20 08.35 09.20 09.35 10.10 10.30

a. Mengidentifikasi faktor pencetus kurang nafsu makan.

b. Mengetahui makanan kesukaan pasien.

c. Menentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. d. Menganjurkan klien untuk makan

makanan yang hangat – hangat. e. Mengajarkan keluarga klien untuk

menawarkan kudapan (minuman dan buah – buahan) kepada klien. f. mengatur posisi semi fowler saat

memberikan makanan.

g. Menganjurkan keluarga pasien untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan.

h. Mengkaji tanda vital, sensori, bising

S: Klien Mengatakan tidak selera makan dan merasakan sedikit nyeri saat berkemih.

O:

- Makan tidak habis - TD: 100/70 mmhg - HR: 95x/menit - RR: 28 x/menit - T:37ºC

- BB: 43 kg

A: Masalah belum teratasi. P: Intervensi dilanjutkan.

- Pantau Berat badan klien. - Ingatkan Klien makan makanan

yang bergizi dan yang hangat. - Berikan PENKES tentang


(59)

usus. klien dan keluarga.

2. 10.45

10.50 11.00

11.10

11.25

11.45

a. Melakukan observasi, mencatat lokasi, lamanya intensitasnya nyeri (skala 0 – 10) dan penyebaran. Memperhatikan tanda non – verbal, contohnya memperhatikan tanda – tanda vital, gelisah.

b. Mengkaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan tingkat keparahan.

c. Mendorong klien menyatakan perasaan tentang nyeri.

d. Memperhatikan keluhan peningkatan nyeri dan menganjurkan pasien untuk istirahat serta batasi aktivitas klien. e. Mengajarkan teknik relaksasi dengan:

meningkatkan istirahat, latihan napas dalam.

f. Mengajarkan pada klien & keluarga tentang tindakan untuk mengurangi rasa nyeri non – invasif (relaksasi, distraksi).

S:Klien mengatakan nyeri masih terasa dan mengganggu aktivitasnya.

O:Klien tampak gelisah. TD:100/70 mmhg RR:28x/menit HR: 95 x/menit T:37ºC

Skala nyeri: 3

A:Masalah belum teratasi. P:Intervensi dilanjutkan.

- Pantau TTV - Kaji skala nyeri

- Ajarkan individu untuk melakukan tindakan mengurangi nyeri secara non – invasive (relaksasi & distraksi).


(60)

3. 12.00

12.15

12.30

12.45 14.30

a. Memberikan dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan ansietas.

b. Menyediakan pengalihan melalui televise, radio, permainan, dan musik. c. Menanyakan acara televise, radio,

musik dan permainan apa yang disukai oleh klien.

d. Memberikan motivasi kepada klien agar lebih semangat.

e. Memberikan lingkungan tenang dan istirahat.

S:

- Klien mengatakan dia khawatir.

- Klien mengatakan bahwa ia merasa takut dengan penyakit yang dialaminya saat ini.

O:

- Klien tampak gelisah, tremor (gugup). - TD:100/70 mmhg

- RR:28 x/menit - HR:98 x/menit - T:37ºC

A:Masalah belum teratasi P:Intervensi dilanjutkan

- Berikan PENKES kepada klien dan keluarga tentang Benigna Prostat Hiperplasia yang dialami oleh Tn. R.

- Biarkan klien menonton/mendengarkan musik yang disukainya untuk mengalihkan kekhwatirannya.


(61)

cukup dengan lingkungan yang tenang. Kamis, 21 Mei

2015

1. 08.00 08.10 08.20

a. Memantau Berat badan klien.

b. Mengingatkan Klien makan makanan yang bergizi dan yang hangat.

c. Memberikan PENKES kepada klien dan keluarga.

S: Klien mengatakan kurang selera makan. O:

- Makan tidak habis, dan tampak lemas. - TD: 110/80 mmhg

- HR: 85x/menit - RR: 24 x/menit - T:37ºC

- BB: 43 kg

A: Masalah belum teratasi. P: Intervensi dilanjutkan

- Ajarkan keluarga klien untuk menawarkan kudapan (minuman dan buah – buahan) kepada klien.

- Atur posisi semi fowler saat memberikan makanan.

- Anjurkan keluarga pasien untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan.


(62)

2. 09.05 09.20 09.30 10.00 10.15 10.30 10.40 10.50

a. Melakukan observasi, mencatat lokasi, lamanya intensitasnya nyeri (skala 0 – 10) dan penyebaran. Memperhatikan tanda non – verbal, contohnya memperhatikan tanda – tanda vital, gelisah.

b. Mengkaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan tingkat keparahan.

c. Mendorong klien menyatakan perasaan tentang nyeri.

d. Memperhatikan keluhan peningkatan nyeri dan menganjurkan pasien untuk istirahat serta batasi aktivitas klien.

e. Mengkolaborasikan dengan individu untuk menjelaskan metode – metode apa saja yang dapat digunakan untuk menurunkan rasa nyerinya.

f. Mengajarkan teknik relaksasi dengan: meningkatkan istirahat, latihan napas dalam.

S:Klien mengatakan nyeri masih terasa dan mengganggu aktifitasnya.

O:Klien tampak gelisah. TD:110/80 mmhg RR:24x/menit HR:85x/menit T:37ºC

Skala nyeri: 3

A:Masalah belum teratasi. P:Intervensi dilanjutkan.

- Pantau TTV - Kaji skala nyeri

- Ajarkan individu untuk melakukan tindakan mengurangi nyeri secara non – invasif.


(63)

g. Mengajarkan klien melakukan distraksi: pengalihan pada hal – hal lain seperti membayangkan hal – hal lain seperti membayangkan hal yang indah, membaca buku, dan mendengarkan musik.

h. Mengajarkan pada keluarga tentang tindakan untuk mengurangi rasa nyeri non – invasif (relaksasi, distraksi, masase).

3. 11.00

11.25

13.30

a. Memberikan PENKES kepada klien dan keluarga tentang Benigna Prostat Hiperplasia yang dialami oleh Tn. R. b. Membiarkan klien

menonton/mendengarkan music yang disukainya untuk mengalihkan kekhwatirannya.

c. Menganjurkan klien untuk istirahat yang cukup dengan lingkungan yang tenang.

S:

- Klien mengatakan dia mengerti dengan informasi yang disampaikan perawat mengenai penyakitnya.

- Klien mengatakan bahwa ia tidak merasa takut lagi dengan penyakit yang dialaminya saat ini.

O:

- Klien tampak tidak gelisah lagi, tidak tampak tremor (gugup).


(64)

- RR:24 x/menit - HR:85 x/menit - T:37ºC

A:Masalah teratasi sebagian. P:Intervensi dilanjutkan

- Anjurkan klien untuk istirahat yang cukup dengan lingkungan yang tenang. Jumat, 22 Mei

2015

1. 08.00

08.30

09.00

a. Mengajarkan keluarga klien untuk menawarkan kudapan (minuman dan buah – buahan) kepada klien.

b. Mengatur posisi semi fowler saat memberikan makanan.

c. Menganjurkan keluarga pasien untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan.

S: Klien mengatakan selera makan meningkat. O:

- Makan habis ½ piring - TD: 110/70 mmhg - HR: 85x/menit - RR: 28 x/menit - T:37ºC

- BB: 43 kg

A: Masalah teratasi sebagian. P: Intervensi dihentikan. 2. 09.15

09.30 10.30

a. Memantau TTV. b. Mangkaji skala nyeri.

c. Mengajarkan individu untuk melakukan tindakan mengurangi nyeri secara non –

S: klien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang. O:

- Skala nyeri: 2 - TD: 110/70 mmhg


(65)

invasif. - HR: 85x/menit - RR: 28x/menit - T: 37ºC

A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dihentikan.

3. 11.00 a. Menganjurkan klien untuk istirahat yang cukup dengan lingkungan yang tenang.

S: Klien mengatakan tidak terlalu khawatir lagi dengan penyakitya.

O:

- TD: 100/70 mmhg - HR: 85x/menit - RR: 28x/menit - T: 37ºC

A: Masalah teratasi sebagian. P: Intervensi dihentikan.


(1)

3. 12.00

12.15

12.30

12.45 14.30

a. Memberikan dorongan kepada pasien

untuk mengungkapkan secara verbal

pikiran dan perasaan untuk

mengeksternalisasikan ansietas.

b. Menyediakan pengalihan melalui

televise, radio, permainan, dan musik.

c. Menanyakan acara televise, radio,

musik dan permainan apa yang disukai oleh klien.

d. Memberikan motivasi kepada klien agar

lebih semangat.

e. Memberikan lingkungan tenang dan

istirahat.

S:

- Klien mengatakan dia khawatir.

- Klien mengatakan bahwa ia merasa takut

dengan penyakit yang dialaminya saat ini.

O:

- Klien tampak gelisah, tremor (gugup).

- TD:100/70 mmhg

- RR:28 x/menit

- HR:98 x/menit

- T:37ºC

A:Masalah belum teratasi P:Intervensi dilanjutkan

- Berikan PENKES kepada klien dan

keluarga tentang Benigna Prostat

Hiperplasia yang dialami oleh Tn. R.

- Biarkan klien menonton/mendengarkan

musik yang disukainya untuk

mengalihkan kekhwatirannya.


(2)

cukup dengan lingkungan yang tenang. Kamis, 21 Mei

2015

1. 08.00

08.10 08.20

a. Memantau Berat badan klien.

b. Mengingatkan Klien makan makanan

yang bergizi dan yang hangat.

c. Memberikan PENKES kepada klien dan

keluarga.

S: Klien mengatakan kurang selera makan. O:

- Makan tidak habis, dan tampak lemas.

- TD: 110/80 mmhg

- HR: 85x/menit

- RR: 24 x/menit

- T:37ºC

- BB: 43 kg

A: Masalah belum teratasi. P: Intervensi dilanjutkan

- Ajarkan keluarga klien untuk

menawarkan kudapan (minuman dan buah – buahan) kepada klien.

- Atur posisi semi fowler saat memberikan

makanan.

- Anjurkan keluarga pasien untuk

menciptakan lingkungan yang


(3)

2. 09.05

09.20 09.30

10.00

10.15

10.30

10.40

10.50

a. Melakukan observasi, mencatat lokasi, lamanya intensitasnya nyeri (skala 0 – 10) dan penyebaran. Memperhatikan

tanda non – verbal, contohnya

memperhatikan tanda – tanda vital, gelisah.

b. Mengkaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan tingkat keparahan.

c. Mendorong klien menyatakan perasaan tentang nyeri.

d. Memperhatikan keluhan peningkatan

nyeri dan menganjurkan pasien untuk istirahat serta batasi aktivitas klien.

e. Mengkolaborasikan dengan individu

untuk menjelaskan metode – metode apa saja yang dapat digunakan untuk menurunkan rasa nyerinya.

f. Mengajarkan teknik relaksasi dengan: meningkatkan istirahat, latihan napas dalam.

S:Klien mengatakan nyeri masih terasa dan mengganggu aktifitasnya.

O:Klien tampak gelisah. TD:110/80 mmhg RR:24x/menit HR:85x/menit T:37ºC

Skala nyeri: 3

A:Masalah belum teratasi. P:Intervensi dilanjutkan.

- Pantau TTV

- Kaji skala nyeri

- Ajarkan individu untuk melakukan

tindakan mengurangi nyeri secara non – invasif.


(4)

g. Mengajarkan klien melakukan distraksi: pengalihan pada hal – hal lain seperti membayangkan hal – hal lain seperti

membayangkan hal yang indah,

membaca buku, dan mendengarkan musik.

h. Mengajarkan pada keluarga tentang

tindakan untuk mengurangi rasa nyeri non – invasif (relaksasi, distraksi, masase).

3. 11.00

11.25

13.30

a. Memberikan PENKES kepada klien dan

keluarga tentang Benigna Prostat

Hiperplasia yang dialami oleh Tn. R.

b. Membiarkan klien

menonton/mendengarkan music yang

disukainya untuk mengalihkan

kekhwatirannya.

c. Menganjurkan klien untuk istirahat

yang cukup dengan lingkungan yang tenang.

S:

- Klien mengatakan dia mengerti dengan informasi yang disampaikan perawat mengenai penyakitnya.

- Klien mengatakan bahwa ia tidak merasa

takut lagi dengan penyakit yang

dialaminya saat ini. O:

- Klien tampak tidak gelisah lagi, tidak tampak tremor (gugup).


(5)

- RR:24 x/menit

- HR:85 x/menit

- T:37ºC

A:Masalah teratasi sebagian. P:Intervensi dilanjutkan

- Anjurkan klien untuk istirahat yang

cukup dengan lingkungan yang tenang. Jumat, 22 Mei

2015

1. 08.00

08.30

09.00

a. Mengajarkan keluarga klien untuk

menawarkan kudapan (minuman dan buah – buahan) kepada klien.

b. Mengatur posisi semi fowler saat

memberikan makanan.

c. Menganjurkan keluarga pasien untuk

menciptakan lingkungan yang

menyenangkan untuk makan.

S: Klien mengatakan selera makan meningkat. O:

- Makan habis ½ piring

- TD: 110/70 mmhg

- HR: 85x/menit

- RR: 28 x/menit

- T:37ºC

- BB: 43 kg

A: Masalah teratasi sebagian. P: Intervensi dihentikan.

2. 09.15

09.30 10.30

a. Memantau TTV.

b. Mangkaji skala nyeri.

c. Mengajarkan individu untuk melakukan

tindakan mengurangi nyeri secara non –

S: klien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang. O:

- Skala nyeri: 2


(6)

invasif. - HR: 85x/menit

- RR: 28x/menit

- T: 37ºC

A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dihentikan.

3. 11.00 a. Menganjurkan klien untuk istirahat

yang cukup dengan lingkungan yang tenang.

S: Klien mengatakan tidak terlalu khawatir lagi dengan penyakitya.

O:

- TD: 100/70 mmhg

- HR: 85x/menit

- RR: 28x/menit

- T: 37ºC

A: Masalah teratasi sebagian. P: Intervensi dihentikan.


Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 27 56

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 20 44

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 4 56

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 8

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 4

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 3

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 1

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 8

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 7

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 5